PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Muhamad Abdurrohim
NIM.17402153005
(IAIN) TULUNGAGUNG
2019
ANALISIS STRATEGI USAHA MIKRO TELUR ASIN
DI DESA KRANDING KECAMATAN MOJO
KABUPATEN KEDIRI
Oleh :
Muhamad Abdurrohim
NIM.17402153005
(IAIN) TULUNGAGUNG
2019
A. Latar Belakang Masalah
1
Sudrajad, Kiat Mengataskan Pengangguran Dan Kemiskinan Melalui Wirausaha,( jakarta: PT
bumi aksara, 2012),Hlm. 3
2
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013),
Hlm. 13
3
Ibid, Hlm. 14
Dalam meningkatkan perekonomian saat ini, pemerintah pusat maupun
daerah tidak hanya mengandalankan peran perusahaan besar tapi juga dengan
mengajak masyarakat sekitar untuk membuka Usaha Kecil Menegah. Sementara
itu keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia disadari merupakan
salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, sektor
UKM juga berperan penting dalam menyerap tenaga kerja karena sifatnya yang
padat karya. UKM dapat dijadikan alternatif lain bagi masyarakat untuk bekerja
yang lebih baik.
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Sumber: http://disnak.jatimprov.go.id
Keterampilan produksi telur asin bisa dilatihkan karena tidak terlalu sulit
untuk dipelajari dan dilakukan. Peralatan untuk produksi telur asin sangat
sederhana, tidak membutuhkan tempat khusus, serta bahan yang diperlukan
mudah didapat di sekitar. Kegiatan produksi telur asin bisa memanfaatkan waktu
luang, dan dapat dilakukan kapan saja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities) dan ancaman(threats) usaha telur asin di desa kranding
kecamatan mojo kabupaten kediri ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities) dan ancaman(threats) usaha telur asin di desa
kranding kecamatan mojo kabupaten kediri.
D. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari judul yang diangkat oleh peneliti, identifikasi dalam penelitian ini
adalah untuk menghindari pembahasan yang meluas serta
kesalahpahaman, dan juga agar dalam penelitian ini bisa lebih fokus dan
mendalam, maka dalam penelitian ini diberikan batasan-batasan masalah,
diantaranya:
1. Penelitian ini dilakukan pada usaha telur asin di Desa Kranding
Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri
2. Penelitian ini berfokus pada kekuatan (strength), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman(threats) usaha
telur asin di desa kranding kecamatan mojo kabupaten kediri.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan serta referensi bagi peneliti selanjutnya di
bidang ekonomi konvensional maupun Syariah.
b. Untuk menambah daftar kepustakaan bagi perpustakaan IAIN
Tulungagung
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan bahan masukan bagi pemerintah daerah, khususnya
dinas peternakan, dinas UMKM dan lembaga lain yang terkait.
b. Dijadikan bahan masukan untuk pegiat usaha telur asin dalam
menyelesaikan permasalahannya.
F. Penegasan Istilah
1. Secara Konseptual
a. Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan
dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari
kaitannya dan tafsir maknanya.4
b. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa
4
Makinudin, Tri Hadiyanto Sesongko, “Analisis Sosial: Bersaksi dalam Advokasi Irigasi”,
(Bandung: Yayasan AKATIGA, 2006), hal.40
depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa
yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.5
c. Analisis SWOT adalah kekuatan (strength), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman(threats) atau
alat untuk mencocokkan yang dianggap penting yang membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi: SO (kekuatan-
peluang/strength-opportunities), WO (kelemahan-peluang/
weaknesses- opportunities), ST (kekuatan-ancaman/strength-
threats), WT (kelemahan-ancaman/ weaknesses-threats).6
d. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2008.7
e. Telur Asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar
telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam
berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur
yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup
kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Telur asin baik
dikonsumsi dalam waktu satu bulan (30 hari).8
2. Secara Operasional
Dalam prakteknya atau secara operasional, dalam penelitian ini peneliti
ingin menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui bagaimana perkembangan
dan strategi yang cocok dan dapat diterapkan dalam pengembangan usaha telur
asin. Dengan mengaitkan empat faktor utama yaitu kekuatan (strength) yang
dapat digunakan dalam mengatasi kelemahan (weaknesses) dan mengidentifikasi
peluang (opportunities) guna menghadapi ancaman(threats) kedepan.
5
Husein Umar, “Strategic Management in Action”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001),
hal.31
6
Fred R. David, “Manajemen Strategis: Konsep”, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hal.284
7
Thamrin Abduh, “Strategis Internasionalisasi UMKM”, (Makasar: CV Sah Media, 2017), hal.21
8
Yanti Aprilda, Sri Ipnuwati, “Sistem Pendukung Keputusan untuk Pemasaran Usaha Mikro Telur
Asin Menggunakan Metode AHP”, (Lampung: STMIK Pringsewu), hal. 616
G. Landasan Teori
1. pengertian kewirausahaan
kewirausahaan berasal dari kata wirausaha yang diberi awalan ke- dan
diberi akhiran -an yang mempunyai sifat membuat kata benda wirausaha menjadi
memiliki pengertian abstrak, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan wirausaha.
Wira mempunyai arti berani dan usaha mempunyai arti sebagai kegiatan bisnis
yang komersial maupun non bisnis dan nonkomersial. Maka secara harfiah,
kewirausahaan dapat dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
kebenaran seseorang untuk menjalankan suatu kegiatan bisnis atau non bisnis
(mandiri).9
9
Siti Nurhasanah, “Semua Orang Bisa Sukses Berwirausaha”, (Surakarta: PT Era Pustaka
Utamma, 2008), hal. 2
10
R. Heru Kristanto HC, “Kewirausahaan Enterpreneurship Pendekatan Manajemn dan Praktik”,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 1
dengan orang lain, memiliki manfaat untuk dirinya dan orang lain, karyanya
dibangun berkelanjutan dan dilembagakan.11
2. Karakteristik Kewirausahaan
11
Ibid. hal. 2
12
Ibid. hal. 7-11
c. Vision
Wirausaha yang berhasil selalu memiliki cita-cita, tujuan yang jelas
kedepan yang harus dicapai secara terukur. Visi merupakan filosofi, cita-
cita dan motivasi mengapa perusahaan hidup, dan wirausaha akan
menerjemahkan ke dalam tujuan, kebijakan, anggaran, dan prosedur kerja
yang jelas. Wirausaha yang tidak jelas visi kedepan ibarat orang yang
berjalan tanpa arah yang jelas, sehingga kecenderungan untuk gagal sangat
tinggi.
d. Tolerance for failure
Usaha yang berhasil membutuhkan kerja keras, pengorbanan baik waktu,
biaya dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa dengan kreativitas dan inovasi
kadangkala atau bahkan sering mengalami ketidakberhasilan. Proses yang
cukup panjang dalam mencapai kesuksesan tersebut akan meningkatkan
kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha.
e. Internal focus of control
Didalam diri manusia ada kemampuan untuk mengendalikan diri yang
dipengaruhi oleh internal diri sendiri. Wirausaha yang unggul adalah yang
memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari dalam dirinya
sendiri.
Kerasnya tekanan hidup, persaingan bisnis, perubahan yang begitu cepat
dalam dunia bisnis akan meningkatkan tekanan kejiwaan baik mental,
maupun moral dalam kehidupan keseharian. Wirausaha yang mampu
mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis
yang semakin komplek.
f. Continuous improvement
Wirausaha yang berhasil selalu bersikap positif, menganggap pengalaman
sebagai sesuatu yang berharga dan melakukan perbaikan terus menerus.
Pengusaha selalu mencari hal-hal baru yang akan memberikan manfaat
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Wirausaha memiliki
tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif yang akan
membawa konsekuensi menguntungkan dimasa depan.
g. Preference for moderate risk
Dalam kehidupan berusaha, wirausaha selalu berhadapan dengan intensitas
risiko. Sifat wirausaha dalam menghadapi risiko dapat digolongkan ke
dalam 3 macam sifat mengambil risiko, yaitu risk seeking (orang yang
suka dengan resiko tinggi), moderat risk (orang yang memiliki sifat suka
mengambil resiko sedang), dan risk averse (orang memiliki sifat suka
menghindari risiko). Pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki
kemampuan untuk memilih resiko yang moderat/sedang, dimana ketika
mengambil keputusan memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini
sejalan dengan risiko wirausaha yang apabila mengalami kegagalan
ditanggung sendiri. Wirausaha akan melihat sebuah bisnis dengan tingkat
pemahaman pribadi yang disesuaikan dengan perubahan lingkungan.
h. Confidence in their ability to success
Wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas
kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi
untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung
untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya
berdasarkan kenyataan. tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan
mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam
melakukan bisnis.
i. Desire for immediate feedback
Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan usaha menurut
wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu
bertahan dan berkembang. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan
untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan.
Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir
cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan
untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas
prestasi secara terus menerus.
j. High energy level
Wirausaha pada umumnya memiliki energi yang cukup tinggi dalam
melakukan kegiatan usaha sejalan dengan risiko yang ia tanggung.
Wirausaha memiliki semangat atau energi yang cukup tinggi dibanding
kebanyakan orang. Risiko yang harus ditanggung sendiri mendorong
wirausaha untuk bekerja keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Bergairah dan mampu menggunakan daya geraknya, ulet, tekun dan tidak
mudah putus asa.
k. Future orientation
Keuntungan usaha yang tidak pasti mendorong wirausaha selalu melihat
peluang, menghargai waktu dan berorientasi kemasa depan. Wirausaha
memiliki kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan sekarang dan
nanti, tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dilakukan kemarin.
Wirausaha yang unggul selalu berusaha memprediksi perubahan dimasa
depan guna meningkatkan kinerja usaha.
l. Skill ata organizing
Mmbangun usaha dari awal memerlukan kemampuan mengorganisasi
sumberdaya yang memiliki berupa sumber-sumber ekonomi berwujud
maupun sumber ekonomi tak berwujud untuk mendapat manfaat
maksimal. Wirausaha memiliki keahlian dalam melakukan organisasi baik
orang maupun barang. Wirausaha yang unggul ketika memiliki
kemampuan portofolio sumberdaya yang cukup tinggi untuk dapat
bertahan dan berkembang.
m. High commitment
Memunculkan usaha baru membutuhkan komitmen penuh yang tinggi agar
berhasil. Disiplin dalam bekerja dan pada umumnya wirausaha
membenamkan diri dalam kegiatan tersebut guna keberhasilan cita-
citanya. Scarborough, mengungkapkan step/langkah terakhir seorang
wirausaha untuk meningkatkan kreativitas pendorong kewirausahaan
adalah “work, work, work,...”
n. Flexibility
Perubahan yang begitu cepat dalam dunia usaha mengharuskan wirausaha
untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan apabila kita ingin
berhasil. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
merupakan modal besar dalam berusaha, bertumbuh dan sukses.
Fleksibilitas berhubungan dengan kolega seperti; kemampuan
menyesuaikan diri dengan perilaku wirausaha lain, kemampuan
berorganisasi dengan kolega mencerminkan kompetensi wirausaha yang
unggul.
3. Manfaat Kewirausahaan
Dengan melihat peranan yang diberikan oleh seorang wirausahawan, kita
dapat mengetahui manfaat yang diberikan kewirausahaan. Berikut ini beberapa
manfaat yang dapat diberikan seorang wirausahawan:13
a. Meningkatkan produktivitas
Produktivitas akan tercipta apabila seorang individu yang biasa-biasa
saja berubah menjadi seorang wirausahawan. Peningkatan
produktivitas dapat terjadi baik berupa barang maupun aktivitas.
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan.
Semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan keuntungan
wirausaha maka pendapatan didalam masyarakat akan naik sehingga
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Selain
itu, dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih menjadi
wirausahawan, maka lapangan pekerjaan pun semakin terbuka. Karena
semua usaha pada dasarnya dapat dijadikan sebagai ladang
berwiraswasta. Dengan terbuka luasnya lapangan pekerjaan maka
pengangguran pun akan semakin berkurang.
c. Menciptakan teknologi dan produk baru
Tidak menutup kemungkinan, dari pengusaha kecil kemudian
berkembang menjadi seorang pengusaha besar. Salah satu sifat yang
13
Siti Nurhasanah, “Semua Orang Bisa Sukses Berwirausaha”, (Surakarta: PT Era Pustaka
Utamma, 2008), hal. 9-10
dimiliki oleh seorang wirausahawan adalah tidak mau diam di satu
posisi, selama masih bisa berproduktif maka seorang wirausahawan
akan terus berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Dengan adanya motivasi tersebut, dapat terciptalah teknologi-
teknologi yang baru yang dapat mendukung aktivitas mereka. Dengan
mengikuti perkembangan zaman yang ada, produk-produk baru juga
bermunculan mengikuti kebutuhan masyarakat.
d. Membantu organisasi bisnis yang besar
Kebanyakan yang terjadi di dalam masyarakat, seorang wirausahawan
berasal dari seorang pengusaha kecil kemudian dengan kerja keras dan
sifat ulet yang dimiliki berkembang menjadi sebuah usaha yang besar.
Untuk memperoleh posisi seperti ini tidaklah mudah, karena seorang
wirausahawan harus berusaha dari nol terlebih dahulu. Dan apabila
sudah mencapai puncak harus dapat mengontrol agar tidak terjadi
penurunan maka kewirausahaan sangat diperlukan dalam hal
pengembangan organisasi bisnis ini.
4. Potensi Kekurangan Wirausaha
14
Ibid. hal. 15-17
b. Risiko kehilangan seluruh investasi
Investasi wirausaha adakalanya tidak dipisahkan dengan harta pribadi
wirausaha. Pada kondisi normal hal tersebut tidak menjadi masalah. Tetapi
pada kondisi sulit dan merugi secara terus menerus dan kemampuan
likuiditas sangat rendah, wirausaha dimungkinkan melakukan likuidasi
yang berakibat akan kehilangan sebagian bahkan seluruh investasi.
c. Kerja lama dan kerja keras
wirausaha dalam melakukan bisnis berhubungan dengan lingkungan intern
dan lingkungan umum yang selalu berubah dengan cepat. Dibutuhkan
kerja keras dan waktu yang cukup lama untuk mampu berkembang dan
unggul. Jika wirausaha sudah benar-benar menjadi bagian dari hidupnya
ada kalanya waktu untuk keluarga menjadi berkurang.
d. Mutu hidup yang rendah sampai bisnis mapan
Pada masa awal orang melakukan bisnis, terkondisikan oleh pengalaman
yang belum cukup, kemampuan mengelola keuangan yang kurang baik
membuat wirausaha harus berhemat, mengencangkan ikat pinggang.
Kebutuhan untuk likuiditas dan investasi pada umumnya tinggi sehingga
pendapatan ditekan untuk kegiatan usaha, sehingga mutu hidup menjadi
rendah. Kehidupan akan menjadi baik ketika terjadi perkembangan usaha
sehingga ada sisa pendapatan untuk menaikkan mutu hidup sampai pada
kehidupan yang mapan.
e. Ketegangan mental yang tinggi
Wirausaha selalu memiliki kecenderungan untuk usahanya tidak berhasil
atau mengalami penurunan. Dengan resiko yang harus ditanggung sendiri
sebagai bagian dari risiko wirausaha, maka akan memiliki kecenderungan
mempengaruhi mental wirausaha. ada kalanya wirausaha memiliki
ketegangan mental yang cukup tinggi jika berhubungan dengan munculnya
resiko rugi maupun laba yang tinggi. Pengharapan untuk mendapatkan
laba yang tinggi dan kemungkinan rugi yang tinggi membuat ketegangan
mental.
f. Tanggung jawab penuh
Pengambilan keputusan dalam melakukan kegiatan usaha, transaksi dan
kegiatan operasional setiap hari menjadi tanggung jawab wirausaha
sendiri. keberhasilan da. kegagalan usaha menjadi tanggung jawab penuh
wirausaha.
5. Fungsi Kewirausahaan
6. Manajemen Strategi
b. Gaya Manajerial
para teoritis dan praktisi yang mendalami teori kepemimpinan dan gaya
manajerial dalam mengelola organisasi yang besar dan kompleks menekankan
beberapa hal. Pertama: kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang
situasional. Memang dikenal berbagai topologi kepemimpinan seperti tipe yang
otokratik, paternalistik, laisez faire, demokratik dan yang kharismatik. Teori
17
Sondag P. Siagian, “Manajemen Stratejik”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 23-26
kepemimpinan menekankan pula bahwa tidak ada satu tipe yang cocok dan dapat
diterapkan secara konsisten pada semua jenis oganisasi dan semua situasi. Berarti
gaya manajemen stratejik memerlukan cara membaca situasi organisasi yang tepat
di kalangan manjemen puncak. Kedua: gaya manajerial yang tepat ditentukan oleh
tingkat kedewasaan atau kematangan para anggota organisasi. Ketiga: peranan apa
yang diharapkan dimainkan oleh para manajer dalam organisasi. Hal tersebut
penting karena dalam perjalanan organisasi akan mengalami berbagai kondisi dan
setiap kondisi menuntut peranan tertentu.
18
Ibid. hal. 30-31
9. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat). Analisis SWOT
merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor kekuatan dan
kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman ligkungan luar strategi yang
menyajikan kombinasi terbaik diantara keempatnya. Perusahaan dapat
menentukan strategi setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk
mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada, sekaligus memperkecil
atau mengatasi kelemahan yang dimilikinya untuk menghindari ancaman yang
ada.19
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisis SWOT
memungkinkan oragnisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi
utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organisasi. Dalam analisis
SWOT, informasi dikumpulkan dan dianalisis.20
Secara umum, tujuan perusahaan melakukan analisis lingkungan adalah
untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan. Lingkungan organisasi
ini adalah faktor-faktor yang berada diluar atau di dalam organisasi yang dapat
memengaruhi kemajuan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkannya. Dengan demikian, manajemen diharapkan dapat memberikan
reaksi yang sesuai dan proporsional untuk mencapai keunggulan bersaing yang
berkesinambungan.21
19
Arif Yusuf Hamali, “Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan”, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2016 ). Hal. 107.
20
Ibid. hal. 108
21
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, “Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya saing
Organisasi”, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008 ). Hal. 32
Berikut adalah gambar diagram analisis SWOT:
Berbagai Peluang
Turn-around agresif
defensif diverisifikasi
Berbagai Ancaman
Kuadran II: perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal meskipun
menghadapi berbagai macam ancaman. Stratgei yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/pasar)
Kuadran III: Perusahaan menghadapi peluang besar yang sangat besar, tapi dilain
pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus
strategi perusahan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebi baik.
Kuadran IV: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu oleh Arnita Dian Nurapriliani dengan judul “Strategi
Membangun Sikap Berwirausaha (Studi pada Home Industry pembuatan Telur
Asin Di Kecamatan Brebes)” dengan tujuan untuk mengetahui proses inovasi,
proses pemicu, dan proses pelaksanaan serta faktor pendukung dan penghambat
pada usaha tersebut. Dalam penelitiannya menggunakan jenis penelitian kualitatif,
sumber data diperoleh dari data primer/skunder dan pengumpulan data melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi. Persamaan dari penelitian ini adalah pada
jenis penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data. Sedangkan perbedaan
dari penelitian ini adalah objek yang diteliti.22
22
Arnita Dian Nurapriliani, “Strategi Membangun Sikap Berwirausaha (Studi pada Home
Industry pembuatan Telur Asin Di Kecamatan Brebes)”, (Semarang: Universitas Negeri
Semarang, 2014 ).
23
Khayu Septiyani, Dyah Mardiningsih, Bambang dan Trisetyo Eddy, “Analisis Pengembangan
Usaha Tingkat Anggota Kelompok Tani Ternak Itik Di Gapoktan Purwadiwangsa Kelurahan
Pesurungan Lor Kecamatan Margadana Kota Tegal”, (Semarang:Universitas Diponegoro, 2012 ).
diperoleh dari data primer/skunder dan pengumpulan data melalui wawancara,
observasi dan studi pustaka. Persamaan dari penelitian ini adalah pada jenis
penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data. Sedangkan perbedaan dari
penelitian ini adalah objek yang diteliti.24
24
S. N. Utami, S. K. Sita, “Peran Komunikasi Penyuluh Lapangan dalam Pembangunan
Agribisnis Ternak Itik di Kabupaten Brebes”, (Brebes: Universitas Muhadi Setiabudi, 2018 ).
25
Musa Hubeis, “Stategi Pengemangan UMKM Pangan Yang berdaya saing Di indonesia”,
(Bandung: Institut Pertanian Bandung, 2015 ).
26
Putri Pangestika, Strategi Pengembangan Potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
dengan Dukungan Kucuran Kredit (Studi Kasus: UMKM Kabupaten XYZ)”, (Malang: Universitas
Brawijaya, 2016 ).
I. Kerangka Berfikir
Opportunitiess
Threats
J. Metode Penelitian
1. Pendekatan an Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunaka adalah metode
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti
dengan cara deskripsi dalam entuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.27 Sedangkan jenis penelitian yang diguakan dalam penelitiani ni
adalah jenis survey. Penelitian suvey merupakan penelitia yang dilakukan
pada poplasi besar atau kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari
sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-
kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel.28
2. Lokasi penelitian
27
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
hal. 6
28
Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep dan Penerapan, (Jakarta: Alim’s
Publishing, 2017), hal.11
Lokasi dalam penelitian ini yang dipilih oleh peneliti adalah rumah
pengusaha telur asin di Desa Kranding Kecamatan Mojo Kabupaten
Kediri, dan juga akan dilibatkan pembeli sebagai tambahan objek
penelitian. Lokasi penelitian adalah tempat dimana proses study yang
digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian
berlangsung.29
3. Kehadiran Penelitian
Didalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama atau
peneliti yang memiliki banyak peran dalam pengumpulan data dan
informasi pada awal penelitian sampai akhir penelitian. Kehadiran peneliti
di lapangan merupakan suatu keharusan, karena peneliti bertindak sebagai
instrumen penelitian sekaligus pengumpul data. Sehingga setiap
melakukan suatu penelitian sangat dianjurkan bagi seorang peneliti sendiri
atau bantuan dari orang lain untuk hadir di lapangan untuk melakukan
observasi langsung demi kelancaran penelitian.
4. Data dan Sumber Data
Data dan smber data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif. Dimana data kualiatif merupakan data yang bukan berupa
angka-angka. Data kualitatif merupakan data yang berbentuk informasi
yang merupakan interpretasi dari hasil wawancara baik secara lisan
maupun secara tulisan. Adapun jenis-jenis sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sumber primer adalah sumber data yang diperleh langsung
dilapangan penelitian melalui observasi, wawancara atau
kuesioner. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari
informan. Informan merupakan orang yang berpengaruh dalam
proses perolehan data yang akan dilakukan dalam penelitian.
b. Sumber Sekunder adalah data yan diperoleh dari tangan kedua
berupa artikel ilmiah, arsip, laporan, buku, majalah, catatan pulic
29
Sukardi, “Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya”, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), hlm. 53
atau gambaran-gambaran. Sedangkan daata sekunder dalam
penelitian ini berasal dari catatan laporan, informasi umum
perusahaan yang bisa digunakan sebagai sumber informasi
pendukung.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat diartian sebagai cara atau metode
yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan sebenar-
benarnya yang nantinya akan sangat bergunaterhadap hasil penelitian yang
dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan metode apa yang
akan digunakan untuk mengumpulka sebuah data yang akan dijadikan
objek penelitian untuk memprermudah tahapan penelitan, maka peneliti
menetapkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupaka teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
satu obyek atau subyek kemudian dicatat secara sisematik mengenai
gejala-gejala yang diselidiki.30 Didalam penelitian jenis teknik
observasi ada beberapa cara yang dapat diakukan, yaitu: obserasi
partisispan, observasi sistematikdan obsevasi eksperimental.31 Dalam
penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis teknik obserasi
partisipan, yaitu suatu metode dimana peneliti mengambil bagian
dalam kegiatan sehari-hari seseorang dengan mengadakan interaksi
dari sekelompok orang sebagai salah satu pembelajaran. Disisni
peneliti akan mengutamaan teknik observasi dengan datang langsung
ke rumah objek yang akan diteliti.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakuan dengan
tatap muka secara langsung antara pewawancara dengan narasumber
dimana pewawancara mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus
30
Ibid. hal. 90
31
Ibid. hal. 92-93
dijawab secara lisan oleh narasumber.32 Dalam melakukan penelitian
dengan teknik wanwancara, terdapat 2 jenis wawancara yang dapat
dilakukan, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur. Disini peneliti memilih untuk menggunakan jenis
wawancara terstruktur. Dengan wawancara terstruktur peneliti sudah
mengetahui secara pasti informasi yang akan diperoleh dari hasil
wawancara, artinya peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan-
pertanyaan yang akan digunakan sebagi indikator untuk mendapat
informasi yang dibutuhkan.
3. Dokmentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode dalam penelitian yang
mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, surat
kabar, majalah, prasasti dan masih banyak benda-benda mati yang
dapat dijadikan sumber data.33 Dokumentasi ini digunakan hanya
sebagai pelengkap atas hasil observasi dan wawancara.
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah metode
analisis SWOT. Analisis SWOT adalah mengevaluasi antara faktor
eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan
kelemahan).
Selanjutnya akan dilakukan analisis faktor internal dan eksternal dengan
cara sebagai berikut:
1. Analisis Faktor Internal dan eksternal:
a. Faktor internal dimasukkan ke dalam matriks yang disebut matrik
faktor strategi internal atau juga disebut IFAS dengan melakukan
pemberian skor pada setiap variabel.
b. Faktor eksternal dimasukkan kedalam matriks yang disebut matrik
faktor strategi eksternal atau juga disebut EFAS dengan melakukan
pemberian skor pada setiap variabel.
32
Ibid. hal. 83
33
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: Rineka Cipta
,2010), hal. 274.
Setelah penentuan skor dari setiap vareabel dilakukan, maka akan
diketahui untuk jumlah total skor faktor internal dan skor faktor eksternal.
Dari jumlah total skor tersebut juga akan diketahui apakah keduanya yaitu
faktor internal dan eksternal dapat membuktikan bahwa keduanya
mempunyai nilai yang seimbang atau tidak untuk menyusun strategi
kedepannya. Setelah analisis diatas dilakukan maka langkah selanjutnya
yaitu menentukan strategi SWOT.
1. Faktor Internal
Skor 4 : Apabila keadaan internal perusahaan sangat berpeluang
Skor 0 : Apabila keadaan internal perusahaan sangat netral
Skor -4: Apabila keadaan internal perusahaan sangat lemah
2. Faktor Eksternal
3. Skor 4 : Apabila keadaan internal perusahaan sangat kuat
4. Skor 0 : Apabila keadaan internal perusahaan sangat netral
5. Skor -4: Apabila keadaan internal perusahaan sangat mengancam
Bobot Keterangan
34
Husein Umar, “Strategic Management In Action”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2001), hal. 250.
0,20 Sangat kuat
0,10 Rata-rata
Rating Keterangan
4 Major strength
3 Mninor strength
2 Major weakness
1 Minor weakness
2. Matriks SWOT
Faktor Eksternal
Opprtunities (O) SO WO
Ancaman (T) ST WT
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa ada empat strategi yang bisa
dikembangkan:
a) Strategi SO
Strategi yang memanfaatkan kekuatan agar peluang yang ada bisa
dimanfaatkan.
b) Startegi WO
Strategi yang mencoba meminimalkan kelemahan atau memperbaiki
kelemahan dalam rangka mencoba meraih peluang yang ada.
c) Strategi ST
Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mencoba mengatasi atau
memperkecil ancaman yang dihadapi.
d) Strategi WT
Strategi yang mencoba meminimalkan atau mengurangi kelemahan
dalam rangka mencegah ancaman yang harus dihadapi.
Berbagai Peluang
Putar balik
defensif diversifikasi
Berbagai Ancaman
7. Pengecekan Keabsahan Temuan
Setiap hasil penelitian harus memiliki data yang valid, dimana
kevalidan dalam penelitian dapat dinyatakan keabsahannya melalui
sebuah uji. Untuk mengecek keabsahannya Peneliti juga
menggunakan uji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
perpanjangan pengamatan, trianggulasi, peningkatan ketekunan diskusi
dengan teman- teman yang lain, analisis kasus negatif dan member
chek. Kemudian dapat dilakukan pengauditan dari awal hingga akhir
dengan tujuan agar data yang diperoleh benar-benar data yang real dan
valid. Setiap data yang valid akan menjadikan data reliabel.
8. Tahapan-Tahapan Penelitian
1. Tahap Perencanaan
a. Penentuan Masalah
d. Telaah Kepustakaan
e. Kegunaan Penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
b. Pengelolahan Data
c. Analisis Data
d. Penafsiran Hasil Analisis