Diary Pramuka
Diary Pramuka
saya ketahui hanya sebatas seseorang dengan pakaian berwarna coklat, bertopi,
memakai dasi warna bendera Indonesia dan membawa tongkat serta tambang.
Entahlah memang sejak dari dulu saya tidak pernah pernah melirik apa itu pramuka
dan bagaimana pramuka. Sampai memasuki jenjang SMA saya dikenalkan kembali
mengenai pramuka dan kepramukaan karena memang ekstrakulikuler ini diwajibkan
untuk satu semester, ketidak sukaan saya terhadap pramuka semakin bertambah
karena pada saat itu pendidikan mengenai pramuka terkesan monoton, pembina hanya
menjelaskan teori tentang dasar-dasar kepramukan saja.
Dari beberapa pengalaman tersebut saya selalu menghindari dari hal-hal yang
berbau pramuka. Namum mungkin memang sudah takdir, saya terdaftar menjadi salah
satu mahasiswa PGSD dan sebagai calon guru SD yang nantinya akan diamanahi untuk
menjadi pembina pramuka jadi mau tidak mau saya pun harus menjamah pramuka.
Saya tergabung dalam kelompok Pocut Meurah Intan, sebagian dari anggota
ada yang sudah saya kenal dan selebihnya saya tidak tahu siapa mereka. Pada saat
latihan rutin pertama dan kedua dugaan saya memang benar bahwa dalam kegiatan ini
akan sama seperti sebelum-sebelumnya yaitu membosankan. Mungkin karena saya
paling tidak suka duduk manis sambil mendengarkan pemateri menyampaikan
materinya yang bisa berlangsung secara berjam-jam.
Setelah berakhirnya latihan rutin pramuka ini, maka selanjutnya saya harus
mempersiapkan perihal perjusami. Saya rasa nantinya pada saat perjusami akan lebih
seru dari latihan rutin seperti biasanya. Pengalaman ini dapat menjadi suatu
pengalaman yang berkesan untuk diingat nantinya serta ilmu yang telah diperoleh
selama 7 pekan dan perkemahan Jumat, Sabtu, Minggu nantinya dapat diimplikasikan
di masa yang akan datang maupun kehidupan sehari-hari.