Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2012 ISSN : 2302-8254

Uji Stabilitas Kimia Natrium Askorbil Fosfat Dalam Mikroemulsi Dan Analisisnya
Dengan HPLC
1,
Chris Deviarny, 1Henny Lucida, 2Safni

1
Fakultas Farmasi, UniversitasAndalas, Limau Manis, Padang
2Jurusan Kimia, Fakultas MIPA Universitas Andalas, Limau Manis, Padang

ABSTRACT
It has been tested the influence of pH, the influence of microemulsion types and the influence of storage temperature on the
stability of natrii ascorbyl phosphate (which is often known as Sodium Ascorbyl Phosphate/SAP) and analysis using HPLC
method. Kinetics test carried out by dissolving the SAP in a buffer solution with different pH, namely: 4.5: 5.5: 6.5 and 7.5 at
a temperature of 300C and 400C. SAP decomposes according to first-order kinetics (y = -0.0027 x - 3.5224 and r = 0.9546,
price the value of k = 6.2181 x 10-3 per minute) with a slow rate of decomposition at pH 6.5. Furthermore, SAP is
formulated in the preparation of microemulsion type of M/A and A/M with an optimum pH conditions for SAP, then tested
the stability of SAP with SAP store at temperatures 300C and 400C for one week. The remaining levels of SAP were
calculated and analyzed by one-way T-tested method. Showed that the type
of chemical stability of microemulsions affect SAP which is morestable in the microemulsion type of M/A.

Key words : sodium ascorbyl phosphate, stability, microemulsions

Diterima : Maret 2012, disetujui untuk diterbitkan : April 2012


Penulis korespoden :

A. PENDAHULUAN menjadi toksik atau terjadinya perubahan penampilan


sediaan (warna, bau, rasa, konsistensi dan lain-lain)
Stabilitas dalam arti luas dapat didefinisikan yang akibatnya merugikan bagi si pemakai.
sebagai ketahanan suatu produk sesuai dengan Ketidakstabilan suatu sediaan farmasi dapat dideteksi
batas-batas tertentu selama penyimpanan dan melalui perubahan sifat fisika, kimia serta penampilan
penggunaanya atau umur simpan suatu produk dari suatu sediaan farmasi. Besarnya perubahan
dimana produk tersebut masih mempunyai sifat dan kimia sediaan farmasi ditentukan dari laju penguraian
karakteristik yang sama seperti pada waktu obat melalui hubungan antara kadar obat dengan
pembuatan. Banyak faktor yang mempengaruhi waktu, atau berdasarkan derajat degradasi dari suatu
stabilitas dari sediaan farmasi, antara lain stabilitas obat yang jika dipandang dari segi kimia, stabilitas
bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dengan obat dapat diketahui dari ada atau tidaknya
bahan tambahan, proses pembuatan bentuk penurunan kadar selama penyimpanan. Secara
sediaan, kemasan, cara pengemasan dan kondisi fisiologis, larutan obat harus diformulasikan sedekat
lingkungan yang dialami selama pengiriman, mungkin ke pH stabilitas optimumnya karena
penyimpanan, penanganan dan jarak waktu antara besarnya laju reaksi hidrolitik dipengaruhi/dikatalisis
pembuatan dan penggunaan. Faktor lingkungan oleh gugus hidroksi (Ansel, 1989; Lachman et
seperti temperatur, radiasi cahaya dan udara al,1994).
(khususnya oksigen, karbon dioksida dan uap air) Vitamin C (L-asam askorbat ) yang banyak
juga mempengaruhi stabilitas. Demikian pula faktor digunakan dalam produk kosmetika dan dermatologi
formulasi seperti ukuran partikel, pH, sifat dari air dan memiliki stabilitas yang rendah, cenderung untuk
sifat pelarutnya dapat mempengaruhi stabilitas (Osol terurai menjadi asam L-dehidroaskorbat (DHA) lalu
et al, 1980; USP, 1990). berubah menjadi asam L-glukonat dan oksalat yang
Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah tidak aktif. Selanjutnya stabilitas asam askorbat
satu kriteria yang amat penting untuk suatu hasil dalam bentuk larutan dipengaruhi oleh pelarut, pH
produksi yang baik. Ketidakstabilan produk obat dan kadar oksigen, juga dikatalisis oleh ion-ion logam
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan sampai terutama Cu+2, Fe+3, adanya pemanasan serta
dengan hilangnya khasiat obat, obat dapat berubah cahaya. Untuk meningkatkan stabilitas asam
J.Farm. And. Vol 1 (1) April 2012 Chris Deviarny dkk

askorbat, dibentuk derivat dari vitamin C itu sendiri,


seperti diantaranya: natrium askorbil, kalsium Manfaat penelitian
askorbil, askorbil palmitat, tetraheksidesil askorbat, Hasil penelitian ini diharapkan dapat
magnesium askorbil fosfat, glukosida askorbil dan menghasilkan suatu bentuk sediaan kosmetika
natrium askorbil fosfat yang sering dikenal dengan berupa mikroemulsi yang mengandung SAP dengan
sodium ascorbyl phosphate atau SAP (Connors et al, stabilitas yang lebih baik dari vitamin C, sehingga
1979; Klock et al, 2005; Segall and Moyano, 2008; aman digunakan dan dapat menjaga efektifitas dari
Woolery et al, 2010; Joshita et al, 2010). kosmetika tersebut.
Dari hasil penelitian Segall tentang uji
stabilitas vitamin C dan derivatnya, diperoleh bahwa B. TINJAUAN PUSTAKA
magnesium askorbil fosfat dan SAP lebih stabil
dibandingkan dengan vitamin C dan askorbil palmitat. Stabilitas dalam arti luas dapat didefinisikan
SAP (Natrium L-askorbil-2-fosfat atau APS) diserap sebagai ketahanan suatu produk sesuai dengan
dalam kulit dan dimetabolisme secara enzimatik batas-batas tertentu selama penyimpanan dan
menjadi asam askorbat (Segall and Moyano, 2008; penggunaannya atau umur simpan suatu produk
Woolery et al, 2010). dimana produk tersebut masih mempunyai siifat dan
Berdasarkan informasi teknikal dari BASF karakteristik yang sama seperti pada waktu
The Chemical Company (National Industrial pembuatan. Banyak faktor yang mempengaruhi
Chemicals Notification and Assessment Scheme), stabilitas dari sediaan farmasi, antara lain stabilitas
SAP selama proses formulasi dan penyimpanan bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dengan
harus pada kondisi optimumnya agar stabilitas dari bahan tambahan, proses pembuatan bentuk
SAP tetap terjaga. Kondisi optimum tersebut adalah : sediaan, kemasan, cara pengemasan dan kondisi
diformulasi pada suhu maksimal 400C, ditempat yang lingkungan yang dialami selama pengiriman,
terlindung dari cahaya, pH sediaan di atas 6 serta penyimpanan, penanganan dan jarak waktu antara
sediaan harus disimpan pada suhu di bawah 250C. pembuatan dan penggunaan. Faktor lingkungan
Sistem penghantaran obat (drug delivery seperti temperatur, radiasi cahaya dan udara
system) secara mikroemulsi yang mempunyai (khususnya oksigen, karbon dioksida dan uap air)
kelebihan yaitu kestabilan termodinamika yang lebih juga mempengaruhi stabilitas. Demikian pula faktor
lama. Mikroemulsi ada 2 tipe yaitu: tipe air dalam formulasi seperti ukuran partikel, pH, sifat dari air dan
minyak (A/M) dan tipe minyak dalam air (M/A). sifat pelarutnya dapat mempengaruhi stabilitas (Osol
Penelitian sebelumnya telah mencoba memformula et al, 1980; USP, 1990).
SAP dalam sediaan mikroemulsi tipe M/A dengan Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah
menggunakan perbandingan surfaktan : kosurfaktan satu kriteria yang amat penting untuk suatu hasil
2:1 dalam beberapa variasi jumlah. Dari hasil produksi yang baik. Ketidakstabilan produk obat
penelitian tersebut diperoleh SAP dapat diformulasi dapat mengakibatkan terjadinya penurunan sampai
dalam bentuk mikroemulsi dengan jumlah surfaktan & dengan hilangnya khasiat obat, obat dapat berubah
kosurfaktan 55%, pH sediaan berkisar 8 dan menjadi toksis, atau terjadinya perubahan
konsistensinya agak kental (Kori, 2011). Akan tetapi penampilan sediaan (wama, bau, rasa, konsistensi
pada penelitian tersebut belum membahas masalah dan lain-lain) yang akibatnya merugikan bagi si
stabilitas kimia SAP dalam sediaan mikroemulsi pemakai. Ketidakstabilan suatu sediaan farmasi
(Jayakrishnan et al, 1983; Bajpai et al, 2009; dapat dideteksi melalui perubahan sifat fisika, kimia
Pakpayat et al, 2009; Jadhav et al, 2010). serta penampilan dari suatu sediaan farmasi.
Pada penelitian ini dilakukan uji pengaruh Besarnya perubahan kimia sediaan farmasi
pH, pengaruh tipe mikroemulsi dan pengaruh suhu ditentukan dari laju peruraian obat melalui hubungan
penyimpanan terhadap stabilitas SAP serta antara kadar obat dengan waktu, atau berdasarkan
analisisnya menggunakan metode HPLC. derajat degradasi dari suatu obat yang jika dipandang
dari segi kimia, stabilitas obat dapat diketahui dari
Perumusan Masalah ada atau tidaknya penurunan kadar selama
penyimpanan. Secara fisiologis, larutan obat harus
1.Berapakah pH stabilitas optimum dari SAP? diformulasikan sedekat mungkin ke pH stabilitas
2.Formula mikroemulsi yang manakah, yang optimumnya karena besarnya laju reaksi hidrolitik
memberikan stabilitas SAP paling baik? dipengaruhi/dikatalisis oleh gugus hidroksi (Lachman
et al,1986; Ansel, 1989).
Tujuan penelitian Mikroemulsi dapat didefinisikan sebagai
termodinamika stabil, dispersi isotropik dari dua
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cairan yang tidak saling tercampur, terdiri dari
kondisi pH dan tipe mikroemulsi SAP yang stabil. microdomains dimana salah satu atau kedua cairan
J.Farm. And. Vol 1 (1) April 2012 Chris Deviarny dkk

distabilkan oleh selaput molekul surfaktan (Surabhi


et al, 2010). Definisi menurut Samuelson dan
Lindman menjelaskan bahwa mikroemulsi adalah
sebagai solusi cairan optik yang jelas, isotropik dan
termodinamika stabil dari minyak, air dan ampifil.
Mikroemulsi merupakan emulsi transparan yang
mengandung tetesan yang sangat kecil dengan Kinetika Reaksi SAP pa
stabilitas kinetik berumur panjang (Pakpayat et al,
2009).
Ada batasan tertentu yang harus D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dipertimbangkan sebelum penggunaan mikroemulsi
dalam bidang farmasi dan sebagai sistim Dari hasil penelitian diperoleh, pH optimum
penghantaran obat. Komponen mikroemulsi, terutama SAP berada pada pH 6,5 ini dapat dilihat dari laju
surfaktan dan kosurfaktan harus diterima secara penguraian SAP dalam pada pH 6,5 lebih lambat dan
farmasi dan bio-kompatibel. Toksisitas dapat terjadi jika di plot antara log Ct terhadap t akan diperoleh
pada konsentrasi surfaktan yang tinggi dan faktor garis lurus dengan persamaan : y = -0,0027x –
lainnya seperti pemeliharaan stabilitas termodinamika 3,5224 dan harga r = 0,9546. Dari persamaan
dalam kisaran suhu antara 0º dan 40ºC, salinitas, tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi penguraian
tekanan konstan selama penyimpanan, kapasitas SAP mengikuti kinetika reaksi orde 1 dan perhitungan
solibilisasi yang rendah untuk obat dengan berat laju penguraian SAP diperoleh nilai k = 6,2181 x 10-3
molekul tinggi, dll (Surabhi et al, 2010). permenit.
Nilai pH stabilitas optimum SAP diperoleh
C. METODE PENELITIAN pada 6,5; hal ini juga dibuktikan pada stability
indicating assay sebelumnya, bahwa SAP akan
Pada penelitian ini natrium askorbil fosfat terurai pada suasana asam dan sangat mudah terurai
(SAP) ditentukan pH stabilitas optimumnya dalam pada suasana basa. Sehingga pada pH 7,5 laju
berbagai kondisi pH yaitu: pH 4,5; 5,5 (menggunakan penguraian SAP kembali cepat karena pH 7,5 lebih
larutan buffer asetat); 6,5; 7,5 (menggunakan larutan bersifat agak basa.
buffer fosfat) dengan menghitung laju penguraian SAP secara teoritis mempunyai pH stabilitas
SAP pada uji dipercepat menggunakan suhu 300C antara 5-8, dan pada penelitian ini diperoleh bahwa
dan 400C. Kondisi pH yang memberikan laju SAP lebih stabil pada pH 6,5. Hal ini juga masih
penguraian SAP paling lambat adalah pH stabilitas sesuai dengan pH kulit yaitu: 4,5 – 7,5.
optimum SAP dan kondisi pH ini digunakan dalam Berdasarkan hasil penentuan kestabilan
formulasi mikroemulsi SAP tipe M/A dan A/M. SAP dalam sediaan mikroemulsi, kadar SAP yang
Stabilitas SAP dalam mikroemulsi diamati dengan tersisa setelah penyimpanan dalam shaker waterbath
menghitung kadar SAP yang tersisa dalam selama 1 minggu tipe M/A berbeda dengan tipe A/M.
mikroemulsi setelah disimpan selama 1 minggu pada Hal ini didukung oleh analisa data dengan statistika
suhu 300C dan 400C. menggunakan metode uji-T, dimana diperoleh kadar
Uji pH stabilitas optimum dan stabilitas SAP SAP pada tipe M/A sangat berbeda nyata dengan
dalam mikroemulsi pada penelitian ini, analisis SAP kadar SAP pada tipe A/M (P 0,05 dan 0,01).
dilakukan dengan menggunakan metode HPLC tipe Walaupun kadar SAP yang tersisa pada mikroemulsi
fasa berbalik. Kondisi HPLC yang digunakan adalah: tipe A/M lebih kecil dibandingkan tipe M/A, tetapi data
fasa gerak campuran akuabides:metanol 95:5, kolom ini didukung oleh data penetapan kadar SAP dalam
C18, ukuran kolom 250 mm x 4,6 mm, ukuran partikel sediaan mikroemulsi, dimana tipe A/M lebih kecil
4,6 μm, volume injeksi 10 μl, kecepatan alir 1 dibandingkan tipe M/A. Hal ini dikarenakan masih
ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 254 tipe A/M mengandung minyak yang lebih besar
nm. dibandingkan tipe M/A sehingga mempengaruhi
polaritas SAP terhadap fasa gerak dan ada
kemungkinan SAP tertahan pada fasa diam yang
bersifat non polar.
J.Farm. And. Vol 1 (1) April 2012 Chris Deviarny dkk

E. KESIMPULAN Review, Journal of Pharmaceutical and


Biomedical Analysis, 28 (2002) 1011-1040
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat BASF, 2005., Sodium Ascorbyl Phosphate,
disimpulkan bahwa : Technical Information, MEMC 050423e-00,
1.Nilai pH stabilitas optimum SAP adalah 6,5 dengan Australia, 1-24
laju penguraian k = 6,2181 x 10 -3 permenit Connor K.A, Amidan, Kennon L, 1979., Chemical
dan kinetika laju reaksi orde satu. Stability of Pharmaceuticals, John Willey
2.Analisa uji-T dari kestabilan SAP dalam mikroemulsi and Sons, New York, 8-17
menunjukan t hitung > t tabel pada level 0,05 dan Departemen Kesehatan, 1995., Farmakope
0,01 artinya: tipe mikroemulsi sangat Indonesia, edisi IV, Direktorat Jenderal
mempengaruhi stabilitas kimia SAP. Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta,
3.SAP lebih stabil dalam sediaan mikroemulsi tipe 1144-1183
M/A. Fitra Deni, Sri Lestari KS, dan Zainal Hakim, 2006.,
Penggunaan Vitamin E dan Vitamin C
DAFTAR PUSTAKA Topikal dalam Bidang Kosmetika, Majalah
Kedokteran Andalas No. 2 Vol. 30 Juli –
Anita van Rensburg, 2004., Formulation and Desember
Evaluation of Sodium Ascorbyl Phoaphate Gunawan Indrayanto, Mochammad Yuwono dan
and Kojic Acid Containing Products, Muhammad Mulja, 1999., HPLC, Unit
Dissertation for The Degree Magister Scientie Layanan Konsultasi, Pengujian dan
in The Department of Pharmaceutics, School Kerjasama Penelitian Fakultas Farmasi,
of Pharmacy, at The North-West University, Universitas Airlangga, Surabaya
Potchefstroom, 51-55 Harmita, 2004., Petunjuk Pelaksanaan Validasi
Anonim, 1999., Colloidals Dynamics Leaders in Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah
Colloid Measurement “The Zeta Potential”, Ilmu Kefarmasian, Vol. I No. 3, ISSN: 1693-
Auatralian Technology Park, Sydney, 9883, 117-135
Auatralia Henny Lucida, Vinny Hosiana dan Vivi Muharmi,
Anonimous, 2001., National Industrial Chemicals 2008a., Pengaruh Virgin Coconut Oil (VCO)
Notification and Assessment Scheme, EX Di Dalam Basis Krim Terhadap Penetrasi
29 (NA/621), Australia Zat Aktif , Jurnal Farmasi Indonesia
Anonim, 2011., Intermolecular Chemistry, Henny Lucida, Salman dan M. Sukma Hervian,
http://.imc.kimia.undip.ac.id/mata- 2008b., Uji Daya Peningkat Penetrasi
kuliah/kimia-dasar-ii/bab-2-reaksi-reduksi- Virgin Coconut Oil (VCO) Dalam Basis
oksidasi/, diakses tanggal 26 Maret 2011 Krim, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi,
Ansel H.C, 1989., Pengantar Bentuk Sediaan Vol. 13, No. 1, ISSN : 1410 – 0177
Farmasi, ed 4, Penerjemah Farida Ibrahim, Jadhav. K. R, S. L. Shetye, and V. J. Kadam, 2010.,
Universitas Indonesia Press, Jakarta, 155- Design and Evaluation of Microemulsion
164 Based Drug Delivery System, International
Journal of Advances in Pharmaceutical
Asada, K, 1992., Ascorbate Peroxidase-Hydrogen
Sciences, 1, 156 – 166
Peroxydescavenging Enzyme in Plants,
Jayakrishnan. A, K. Kalaiarasi, and D. O. Shah,
dalam: Physiologia Plantarum, 85:23241
1983., Microemulsion: Evolving
Bajpai. M, P. K. Sharma and A. Mittal, 2009., A Study
Technology for Cosmetic Applications,
of Oleic Acid Oily Base for The Tropical
Journal of The Society of Cosmetic Chemists,
Delivery of Dexamethasone Microemulsion
34, 335 – 350
Formulations, Asian Journal of
Joshita D, Sutriyo, dan Yang Disa Karina, 2010.,
Pharmaceutics, 208 – 214
Formulasi Lipstik Menggunakan Liposom
Bakshi, Monika dan Saranjit Singh, 2002.,
Magnesium Askorbil Fosfat Yang Dibuat
Development of Validated Stability-
Dengan Metode Reverse Phase
Indicating Assay Methods—Critical
Evaporation, Medicinus Scientific Journal of
Pharmaceutical Development and Medical
J.Farm. And. Vol 1 (1) April 2012 Chris Deviarny dkk

Application, vol 23 No. 2 Edition June – Vitamins A and E, International Journal of


August, ISSN 1979-9X, 39 – 44 Cosmetic Science, 30, 453 – 458
Septianingtyas Lestari dkk, Tegangan Permukaan
Kataren,S, 2008., Pengantar Teknologi Minyak dan Cairan Cara Cincin Du Nuoy,
Lemak Pangan, Penerbit Univesitas http://www.scribd.com/doc/41017982/Laporan
Indonesia, Jakarta. -G-3-Tegangan-Permukaan-Cairan-Cara-
Klock. J, et all, 2005., Sodium Ascorbyl Phosphate Cincin-Du-Nuoy-Versi-Jurnal-Internasional,
Shows In Vitro and In Vivo Efficacy in The diakses tanggal 25 Maret 2011
Prevention and Treatment of Acne Sepyanita Dwiangga, 2010., Validasi Metode
Vulgaris, International Journal of Cosmetic Penetapan Kadar Asam Asetilsalisilat
Science, 27, 171 – 176 dalam Sediaan Obat Memanfaatkan Sinar
Kori Yati, 2011., Formulasi Mikroemulsi Sodium Reflektan Terukur dari Bercak yang
Ascorbyl Phosphate berbasis VCO (Virgin Dihasilkan, Skripsi Fakultas Farmasi,
Coconut Oil), Tesis Fakultas Farmasi Pasca Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 7-10
Sarjana Universitas Andalas Setiaji Bambang dan Prayugo Surip, 2006., Membuat
Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., 1986, VCO Berkualitas Tinggi, Jakarta: Penebar
Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Swadaya
ketiga, diterjemahkan oleh: Suyatmi, S.,
Suhartono E, Fachir H & Setiawan B, 2007.,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 760-
Kapitaselekta Biokimia Stres Oksidatif
779, 1514 – 1587
Dasar dan Penyakit, Universitas Lambung
Lissant, Kenneth. J, 1974., Emulsions and
Mangkurat, Banjarmasin: Pustaka Benua
Emulsion Technology, Part I, Petrolite
Surabhi K, Katare OP, Nasa Atul, and Garg Arun,
Corporation St. Louis, Missouri, Marcel
2010., Microemulsions: Developmental
Dekker Inc, New York, 138-145
aspects, Research Journal of
Mahdi Jufri, Effionora Anwar dan Putri Margaining
Pharmaceutical, Biological and Chemical
Utami, 2006., Uji Stabilitas Sediaan
Sciences 1(4), ISSN: 0975-8585, Oktober –
Mikroemulsi Menggunakan Hidrolisat Pati
Desember, 683 – 706
(DE 35–40) sebagai Stabilizer, Majalah Ilmu
The United States pharmacopoeia, 1990, 22 nd.,
Kefarmasian Departemen Farmasi-FMIPA
United States Pharmacopoeia
Universitas Indonesia, Vol III, No. 1, ISSN:
Convention, Twin Brook Parkway,
1693-9883
Rockville, 1226-1228, 1703
Martin, A., J. Swarbrick and A. Cammarata, 1993.,
Triastuti Rahayu, 2006., Kualitas VCO Berdasarkan
Farmasi Fisika, Jilid 2, Edisi III, Terjemahan
Kadar Protein, Kadar Air dan Logam Berat
dari Physical Pharmacy “Physical Chemical
(Fe dan Pb) Berbagai Produk VCO (Virgin
Principlesin The Pharmaceutical Sciences”
Coconut Oil), Jurnal Penelitian Sains &
oleh Yoshita, UI-Press, Jakarta
Teknologi, Vol. 7, No. 1, 1-10
Mohammad Abdul Mukid, 2009., Regresi Proses
U S. Pharmacopeia, The Standard of Quality, 2007.,
Gaussian untuk Pemodelan Kalibrasi,
USP Guideline for Submitting Requests for
Tesis Magister Sains pada Program Studi
Revision to USP-NF, V3.1
Statistika, Pascasarjana ITB, Bogor, 4-5
Vicentini, Fabiana T. M. C;Yris M. Fonseca; Dimitrius
Osol A. et al, 1980., Remington's Pharmaceutical
L. Pitol; Mamie M. Iyomasa; M. Vitória L. B.
Sciences, l6th ed, Mack Publishing
Bentley; Maria J.V. Fonseca, 2010.,
Company, Easton-Pensivania, 104-135,
Evaluation of Protective Effect of a
244-262
Water-In-Oil Microemulsion Incorporating
Pakpayat. N, et all, 2009., Formulation of Ascorbic
Quercetin Against UVB-Induced Damage
Acid Microemulsions with Alkyl
in Hairless Mice Skin, J Pharm
Polyglycosides, European Journal of
Pharmaceut Sci, (www.cspsCanada.org)
Pharmaceutics and Biopharmaceutics, 72,
13(2) 274 - 285
444 – 452
Wavega. 2011. Tegangan Permukaan, (Online),
Rao. Y. S, K. Sree Deepthi, and K. P. R. Chowdary,
(http://wavega.wordpress.com/
2009., Microemulsions: A Novel Drug
2011/09/07/tegangan-permukaan/, diakses 7
Carrier System, International Journal of Drug
September 2011)
Delivery Technology, 1(2): 39-41
Winarni, Wisnu Sunarto, Sri Mantini, 2010.,
Segall. A. I and M. A. Moyano, 2008., Stability of
Penetralan dan Adsorbsi Minyak Goreng
Vitamin C Derivatives in Topical
Bekas Menjadi Minyak Goreng Layak
Formulations Containing Lipoic Acid,
J.Farm. And. Vol 1 (1) April 2012 Chris Deviarny dkk

Konsumsi, Jurnal Kimia FMIPA UNNES, Vol.


8 No. 1
Woolery-Lioyd. H, Leslie Baumann and Hiroshi Ikeno,
2010., Sodium L-ascorbyl-2-phosphate 5%
Lotion for The Treatment of Acne Vulgaris
: A Randomized, Double-Blind, Controlled
Trial, Journal of Cosmetic Dermatology, 9,
Wiley Periodicals, Inc, 22 - 27

Anda mungkin juga menyukai