➢ Tentang thiyarah atau tathayyur sudah dijelaskan sebelumnya, yakni merasa sial dengan sesuatu,
baik dengan terbangnya burung, dengan nama, dengan lafaz, sosok seseorang, nomor sial atau
lainnya. Tidak boleh kita merasa sial dengan itu semua. Penggunaan kata “tidak ada” lebih kuat
daripada sekedar larangan.
➢ Adapun “Hamah,” ( )هامةmaka maksudnya burung hantu yang dijadikan tanda kesialan atau
kemalangan oleh kaum Jahiliyyah saat mereka melihatnya.
➢ Sedangkan kata “Shafar” ( )صفرmaksudnya sebuah penyakit dalam perut berupa cacing besar
seperti ular yang menimpa hewan ternak dan manusia, dimana orang-orang Jahiliyyah menganggap
bahwa penyakit tersebut dapat menular, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membatalkan
anggapan dan keyakinan ini.
Penjelasan
➢ Ada pula di antara ulama yang menafsirkan, bahwa maksud ‘Shafar’ dalam hadits tersebut
adalah bulan Shafar. kaum Jahiliyyah merasa sial dengan bulan Shafar, di mana mereka
mengatakan, bahwa bulan tersebut adalah bulan sial, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
membatalkan anggapan ini.
➢ Sedangkan maksud “tidak ada nau’” ( )نوءadalah membatalkan anggapan kaum Jahiliyyah
yang menganggap bahwa hujan turun karena bintang ini atau bintang itu, padahal hujan turun
karena ketetapan Allah.
➢ Adapun maksud “Tidak ada Ghul” ( )غولadalah pembatalan terhadap keyakinan kaum
Jahiliyyah adanya jin jenis tertentu (misalnya yang sebagian orang menyebutnya dengan
gendruwo) yang membuat manusia tersesat jalan dan binasa di tengah perjalanan mereka.
Kesimpulan
ح ح
،ت
َ ن
ْ َ
أ َّ
ال ح
إ ه
َ ـ
َٰلح
إ ال
َ ن
ْ َ
أ ده
َُ ش
ْ َ
أ ،كَ د مَْ ك اللَّ ُه َّم َو
ِب َ َُس ْب َحان
ك ح و ـ تَ
َ ْ ُ ْ ُ َ ُ َستَـ ْغ
ي لإ ب أو ،ك رف ح
َ َ ْأ
Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan
bertaubat kepada-Mu. (HR. Tirmidzi 3/153.)