Anda di halaman 1dari 13

Disusun oleh:

Al-Ustaz Marwan Hadidi, M.Pd.I


Konsultan Keislaman BP Galaxi Bekasi
Tahun Ajaran 2019 - 2020

UNIT PEMBINAAN AKHLAK PEGAWAI & PELANGGAN PAP2 DIVISI AKADEMIK

Seluruh Kantor Bintang Pelajar Email: konsulislam@bintangpelajar.com


JABODETABEK, BANDUNG, & SEMARANG Telp: 0838 5752 4591 (PLTH MAN PAP2)
INDIKATOR KESUKSESAN PENYAMPAIAN MATERI

Peserta kajian mampu:


1. Memahami Hukum Tathayyur
2. Memahami tentang thiyarah, hamah, nau’, Shafar, dan Ghul.
3. Hafal dalil larangan Thiyarah
4. Memahami pelajaran yang dapat diambil dari pembahasan
tentang thiyarah.
Hakikat Tathayyur
Firman Allah Ta’ala,
َ ‫َّللا َولَ ِك َّن أ َ ْكث َ َر ُه ْم ََل يَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬ َ ‫• أ َ ََل ِإنَّ َما‬
ِ َّ ‫طا ِئ ُر ُه ْم ِع ْن َد‬
“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah,
akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Qs. Al A’raaf: 131)
َ ُ‫طا ِئ ُر ُك ْم َمعَ ُك ْم أ َ ِئن ذُ ِك ْرتُم بَ ْل أَنت ُ ْم قَ ْو ٌم ُّم ْس ِرف‬
‫ون‬ َ ‫• قَالُوا‬
"Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi
peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang
melampui batas.” (Qs. Yaasin: 19)
Penjelasan
➢ Tathayyur (‫ )تطير‬atau Thiyarah (‫ )طيرة‬artinya merasa sial dengan sesuatu.
➢ Oleh karena thiyarah atau tathayyur merupakan salah satu macam syirik yang bertentangan
dengan tauhid atau mengurangi kesempurnaan tauhid, maka penyusun (Syaikh Muhammad At
Tamimi) membuat bab tentangnya agar kita bersikap waspada terhadap perbuatan itu.
➢ Pada ayat pertama, Allah Ta’ala menerangkan tentang sikap Fir’aun dan kaumnya saat ditimpakan
musibah, mereka menyatakan, bahwa musibah itu karena Nabi Musa alaihis salam dan pengikutnya,
maka Allah membantah mereka, bahwa musibah yang menimpa mereka adalah karena takdir-Nya
yang Dia tetapkan untuk mereka disebabkan kekafiran mereka. Selanjutnya Allah menerangkan
keadaan mereka, bahwa kebanyakan mereka tidak mengetahui. Kalau sekiranya mereka mengetahui
dan memahami, tentu mereka tahu bahwa risalah yang dibawa Nabi Musa alaihis salam adalah
kebaikan, keberkahan, dan keberuntungan bagi mereka jika mereka mau beriman dan mengikutinya.
Penjelasan

Pada ayat kedua, Allah Subhanahu wa Ta’ala membantah mereka yang


mendustakan para utusan Allah yang Dia utus ke sebuah kampung, lalu
penduduknya mendapatkan musibah, kemudian mereka menyandarkan musibah
itu kepada para utusan Allah itu, maka Allah menerangkan, bahwa musibah yang
menimpa mereka itu karena mereka sendiri; karena kekafiran mereka, bukan
karena para utusan Allah itu. Padahal yang seharusnya mereka lakukan adalah
menerima nasihat para utusan Allah itu agar mereka selamat dari musibah itu,
akan tetapi mereka tetap terus bergelimang di atas maksiat sehingga mereka
ditimpa kemalangan dan musibah.
Kesimpulan

➢Tathayyur merupakan perbuatan orang-orang kafir.


➢Beriman kepada qada dan qadar Allah.
➢Di antara penyebab musibah adalah kekufuran dan kemaksiatan.
➢Celaan terhadap kebodohan yang menyebabkan seseorang tidak mengenal syirik,
sehingga terjatuh ke dalamnya.
➢Wajibnya menerima nasihat, karena menolak nasihat adalah sifat orang-orang kafir.
➢Apa yang dibawa rasul merupakan kebaikan dan keberkahan bagi mereka yang mau
mengikutinya.
Larangan Tathayyur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi


wa sallam bersabda,
َ َ‫ َوَلَ َها َمةَ َوَل‬،َ ‫ع ْد َوى َوَلَ ِطيَ َرة‬
‫صفَ َر‬ َ َ‫• َل‬
“Tidak ada Adwa, tidak ada Thiyarah, tidak ada Hamah, dan tidak ada
Shafar.” (Hr. Bukhari dan Muslim). Muslim menambahkan,
ُ ‫• َو ََل ن َْو َء َو ََل‬
‫غو َل‬
“Tidak ada nau’ dan tidak ada ghul”.
Penjelasan

Adwa (‫ )عدوى‬maksudnya penyakit menular.


Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu alaihi wa sallam meniadakan
anggapan kaum Jahiliyyah yang beranggapan adanya penyakit yang
menular dengan sendirinya, tanpa takdir dari Allah Azza wa Jalla.
Tanya-Jawab
➢ Jika dikatakan, “Apakah ada pertentangan hadis tersebut dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang berbunyi,
َ َ ‫وم َك َما ت َ ِف ُّر ِم َن األ‬
‫س ِد‬ ِ ُ‫َو ِف َّر ِم َن ال َم ْجذ‬
“Dan larilah kamu dari orang yang terkena penyakit kusta sebagaimana kamu lari dari singa.” (HR. Bukhari)?
➢ Jawab, “Perintah menjauhkan diri dari orang yang terkena penyakit kusta dalam hadits di atas adalah
termasuk ke dalam kaidah Saddudz Dzara’i (pencegahan dari terjatuh ke dalam tindakan yang terlarang),
yakni agar seorang yang mendekati orang yang terkena penyakit kusta tidak beranggapan bahwa penyakit
tersebut bisa menular sendiri, akhirnya ia membenarkan anggapan kaum Jahiliyyah itu dan jatuh ke dalam
dosa, padahal tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya. Oleh karena itu, seseorang diperintahkan
menjauhi orang yang terkena penyakit kusta agar dalam hatinya tidak ada anggapan kaum Jahiliyyah, yaitu
bahwa penyakit bisa menular sendiri.” (Lihat pula Taisir Musthalah Hadits karya Dr. Mahmud Ath Thahhan
hal. 47).
Penjelasan

➢ Tentang thiyarah atau tathayyur sudah dijelaskan sebelumnya, yakni merasa sial dengan sesuatu,
baik dengan terbangnya burung, dengan nama, dengan lafaz, sosok seseorang, nomor sial atau
lainnya. Tidak boleh kita merasa sial dengan itu semua. Penggunaan kata “tidak ada” lebih kuat
daripada sekedar larangan.
➢ Adapun “Hamah,” (‫ )هامة‬maka maksudnya burung hantu yang dijadikan tanda kesialan atau
kemalangan oleh kaum Jahiliyyah saat mereka melihatnya.
➢ Sedangkan kata “Shafar” (‫ )صفر‬maksudnya sebuah penyakit dalam perut berupa cacing besar
seperti ular yang menimpa hewan ternak dan manusia, dimana orang-orang Jahiliyyah menganggap
bahwa penyakit tersebut dapat menular, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membatalkan
anggapan dan keyakinan ini.
Penjelasan

➢ Ada pula di antara ulama yang menafsirkan, bahwa maksud ‘Shafar’ dalam hadits tersebut
adalah bulan Shafar. kaum Jahiliyyah merasa sial dengan bulan Shafar, di mana mereka
mengatakan, bahwa bulan tersebut adalah bulan sial, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
membatalkan anggapan ini.
➢ Sedangkan maksud “tidak ada nau’” (‫ )نوء‬adalah membatalkan anggapan kaum Jahiliyyah
yang menganggap bahwa hujan turun karena bintang ini atau bintang itu, padahal hujan turun
karena ketetapan Allah.
➢ Adapun maksud “Tidak ada Ghul” (‫ )غول‬adalah pembatalan terhadap keyakinan kaum
Jahiliyyah adanya jin jenis tertentu (misalnya yang sebagian orang menyebutnya dengan
gendruwo) yang membuat manusia tersesat jalan dan binasa di tengah perjalanan mereka.
Kesimpulan

✓ Dilarang tathayyur/thiyarah (merasa sial dengan sesuatu).


✓ Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya.
✓ Tidak boleh merasa sial dengan burung hantu dan bulan Shafar.
✓ Dilarang menisbatkan turunnya hujan kepada bintang.
✓ Tidak ada ghul
✓ Wajibnya bertawakkal kepada Allah Azza wa Jalla.
✓ Termasuk memurnikan tauhid adalah menjauhi sarana yang bisa mengantarkan kepada
perbuatan syirik.
✓ Membatalkan anggapan sebagian manusia yang merasa sial dengan warna, nomor, hari,
bulan, sosok seseorang, sosok seseorang, dsb.
‫شكرا وجزاكم هللا خريا‬
SEMOGA ALLAH MEMBALAS ANDA SEKALIAN DENGAN KEBAIKAN

‫ح‬ ‫ح‬
،‫ت‬
َ ‫ن‬
ْ َ
‫أ‬ َّ
‫ال‬ ‫ح‬
‫إ‬ ‫ه‬
َ ‫ـ‬
َٰ‫ل‬‫ح‬
‫إ‬ ‫ال‬
َ ‫ن‬
ْ َ
‫أ‬ ‫د‬‫ه‬
َُ ‫ش‬
ْ َ
‫أ‬ ،‫ك‬َ ‫د‬ ‫م‬َْ ‫ك اللَّ ُه َّم َو‬
‫ِب‬ َ َ‫ُس ْب َحان‬
‫ك‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫ـ‬ ‫ت‬َ
َ ْ ُ ْ ُ َ ُ ‫َستَـ ْغ‬
‫ي‬ ‫ل‬‫إ‬ ‫ب‬ ‫أ‬‫و‬ ،‫ك‬ ‫ر‬‫ف‬ ‫ح‬
َ َ ْ‫أ‬
Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan
bertaubat kepada-Mu. (HR. Tirmidzi 3/153.)

UNIT PEMBINAAN AKHLAK PEGAWAI & PELANGGAN (PAP2)


DIVISI AKADEMIK
konsulislam@bintangpelajar.com 0822-1387-1866

Anda mungkin juga menyukai