Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya fotografi landscape pada umumnya adalah alam seperti

pemandangan pohon-pohon, gunung, sungai, sawah dan lain-lainnya.

Keindahaan pemandangan yang di miliki oleh alam tidak akan pernah habis

untuk di foto atau diabadikan. Memotret foto landscape yang harus di perhatikan

yaitu moment, angle dan yang terpenting komposisinya. Komposisi juga

merupakan sebuah seni, dimana setiap fotografer mempunyai cara sendiri untuk

menata elemen-elemen apa saja yang boleh ada dalam bidang fotonya, sehingga

tampak tak sekedar indah tapi bercerita.

Menurut Seno Gumira Ajidarma “ fotografi menampilkan realitas apa

yang terdapat dalam sebuah foto melainkan bagaimana sebuah foto berperan

dalam sebuah realitas.”(‘kalacitra’, Esei-Esei Bentara 2002). Sedangkan

fotografi sebagai karya seni mengandung nilai estetika yang mencerminkan

pikiran dan perasaan dari fotografer yang ingin menyampaikan pesannya melalui

gambar/foto. Definisi yang mengatakan bahwa estetika adalah bidang kajian

filsafat, antara lain disampaikan oleh Barnes dan Noble dalam New American

Encylopedia, yaitu “Estetika adalah cabang filsafat yang membangun prinsip

umum tentang seni dan keindahan. Keindahaan merupakan nilai-nilai estetis

yang menyertai suatu karya seni.

1
Seniman atau fotografer yang dijadikan objek penelitian adalah salah

satu fotografer yang berasal dari Sumatera Barat yaitu Erison J. Kambari yang

merupakan kelahiran kurai Bukittinggi, Sumatera Barat. Erison J. Kambari

mulai mengenal seni fotografi dari sejak duduk di bangku sekolah menengah

atas dan lebih fokus menggeluti dunia fotografi pada tahun 2000 dan belajar

fotografi secara otodidak. Isu dan tema yang diangkat Erison J. Kambari dalam

setiap fotonya yaitu keindahaan, kekayaan dan kebudayaan alam ranah minang.

Karya-karya yang dihasilkan Erison J. Kambari dari bidikan kameranya di

kemas secara natural yang lebih mengutamakan moment, angle, dan komposisi,

ketiga ciri khas tersebut yaitu moment yang unik dan istimewa, komposisi yang

meenarik dan angle yang berbeda dari orang lain. Dan Erison J. Kambari sendiri

lebih fokus mempromosikan keindahaan alam ranah Minang. Erison J. Kambari

banyak membagikan karya-karyanya di Blog dan media sosial seperti facebook

dan instragram. Erison J. Kambari juga pernah mengikuti pameran bersama dan

juga pameran tunggal di beberapa kota atau daerah seperti kota Padang,

Bukittinggi, Batusangkar dan Jakarta. Karya-karyanya juga mendapatkan

apresiasi dari dalam dan luar negeri dan mendapatkan penghargaan dari tingkat

Nasional, Sumatera Barat dan dari wali kota. Dan Erison J. Kambari di angkat

sebagai Duta fotografi dan termasuk 10 tokoh pelestari sejarah minang.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk menganalis estetika fotografi

lanscape dari karya Erison J. Kambari. Dan penulis juga tertarik pada karya

Erison J. Kambari yang punya kelebihan atau keunggulan dimana karyanya

2
tersebut bisa membuat penikmat atau pencinta dunia fotografi menyukai karya

yang di hasilkannya melalui bidikan kamera terkhususnya wilayah Sumatra

Barat. Dalam hal ini penelitian lebih fokus pada analisis nilai estetika yang

terdapat pada karya foto landscape Erison J. Kambari yang terdapat satu unsur

bentuk dengan bentuk lainnya untuk menimbulkan harmoni. Kesatuan suatu

karya seni tergantung pada relasi unsur pembentuknya. Elemen atau unsur

artistik tersebut dalam seni rupa disebut elemen visual yang terdiri dari garis,

warna, bidang, bentuk, maupun tekstur.

3
B. Rumusan masalah

Sebagaimana yang telah dijabarkan di atas, maka permasalahan yang

dapat di rumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai estetika fotografi

lanscape Erison J. Kambari.

C. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang berjudul “Analisis Estetetika Karya

Fotografi Lanscape dari Erison J Kambari” sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui nilai estetka fotografi landscape karya Erison J. Kambari.

2. Sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi program sarjana S1 di

jurusan fotografi, fakultas seni rupa dan desain institut seni indonesia

Padangpanjang

2. Manfaat penelitian

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia fotografi.

2. Sebagai sarana penulis untuk mengungkapkan ide melalui karya fotografi.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan pembelajaran di dalam seni rupa khususnya

fotografi.

4
D. Metodologi Penelitian

1. Metode penelitian

Dalam melakukan penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan analisis. metode penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode kualitatif dan tanpa pembilangan angka-angka. Moleong

(2012: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam hal

ini, metode itu merupakan kegiatan turun langsung ke lapangan dengan

menggali informasi, serta mengumpulkan data tentang objek penelitian. Data

yang telah dikumpulkan diolah sehingga menjadi sebuah teori.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini beberapa teknik pengumpulan data yang dibutuhkan

dalam menunjang pengkajian dalam karya fotografi ini adalah : Studi

kepustakaan, dan Studi lapangan (Observasi dan wawancara).

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan baik data primer maupun data sekunder (untuk

melengkapi atau memperkuat data primer). Data primer yakni authentik atau

5
data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkapkan.

Ditelusuri dengan metode kepustakaan, yaitu pelacakan sumber melalui

buku-buku, arsip, dokumen, koran, majalah, manuskrip, teks-teks sastra,

katalog, dan sejenisnya yang relevan dengan permasalahan yang dikaji

tentang karya fotografi lanscape dari Erison J Kambari. Penggalian data

yang dilakukan perlu dievaluasi atau dilakukan kritik terhadap sumber, yaitu

meneliti keautentikan dan keutuhan semua bukti yang telah dikumpulkan

(Sjamsuddin, 2007: 89). Metode ini bertujuan untuk menggali data-data

yang bersifat kontekstual.

b. Studi Lapangan

Sehubungan dengan pengumpulan data juga selain dari studi pustaka juga

ada studi lapangan, maka dilakukan kegiatan dalam bentuk sebagai berikut :

i. Observasi

Metode observasi dilakukan untuk menggali data kebentukan atau

datayang bersifat tekstual melalui pengamatanlangsung ketempat

kediaman atau ketempat hunting Erison J Kambari. Observasi

dilakukan bertujuan untuk mengklasifikasi data yang didapatkan, serta

guna untuk mendapatkan sudut pandang yang kuat dalam meneliti

karya fotografi lanscape Erison J Kambari. Arikunto (2006:156),

menyatakan observasi suatu aktivitas sempit, yakni memperhatikan

6
sesuatu dengan menggunakan mata. Alat bantu yang dibutuhkan dalam

melakukan observasi seperti, kamera, alat tulis, dan lain-lain.

ii. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung terhadap informan.

Informan adalah orang yang dimanfaat untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian yang dianggap relevan

dan diyakini bisa memberikan keterangan yang dibutuhkan, yakni

Erison J Kambari sebagai seniman terkait.

Wawancara dilakukan secara mendalam atau bebas terpimpin.

Instrumen yang digunakan selain peneliti sendiri adalah kamera

digital, Hp, alat rekam sebagai pedoman wawancara dalam bentuk

pertanyaan - pertanyaan secara garis besar yang dikembangkan pada

saat wawancara dengan beberapa yang tahu tentang analisis estetika

fotografi lanscape dari Erison J Kambari seperti keluarga Erison

(orang terdekat), keluarga besar (kakak,ayah), seniman, budayawan,

Teman seprofesi dan lain-lain.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul atau

pengolahan data selesai . dalam hal ini data sementara yang terkumpulkan, data

yang sudah ada dapat diolah dan dilakukan analisis data secara bersamaan. Pada

7
saat analisis data, dapat kembali lagi ke lapangan untui mencari tambahan data

yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali. Suyanto dan Sutinah

(2006:173), mengatakan pengolahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan

dengan cara mengkasifikasikan atau mengkategorikan data berdasarkan tema

sesuai fokus penelitian.

Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari :

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

lapangan (Miles dan Huberman 1992:16). Langkah-langkah yang dilakukan

adalah menajamkan analisis, menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam

tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan. Membuang yang tidak

perlu, dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data

yang di reduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan penelitian.

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian

data. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. (Miles dan Huberman, 1992:17).

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data

8
dapat dilakukaan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori

serta diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti

dalam memahami apa yang terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha

menyusun data yang relevan sehingga informasi yang didapatkan disimpulkan

dan memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian.

3. Menarik kesimpulan atau Verivikasi

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang

telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau

verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan,

pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proporsisi. Sebelum menarik

kesimpulan terlebih dahulu dilakukan reduksi data, penyajian data serta

penarikan kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.

4. Analisis Data

Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada setiap perolehan data dari

catatan lapangan, direduksi, dideskripsikan, dianalisis, kemudian ditafsirkan.

Prosedur analisis data terhadap masalah lebih difokuskan pada upaya menggali

fakta sebagaimana adanya (natural setting), dengan teknik analisis pendalaman

kajian (verstegen).

9
c. Populasi dan Sampel

a.) Populasi

Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian,

dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Sejalan yang

diutarakan oleh Sukardi (2003: 53), populasi adalah seluruh data yang

menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang

ditentukan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian tentang

Analisis Estetika Fotografi Lanscape Dari Erison J Kambari adalah

keseluruhan dari karya-karya foto lanscape yang dihasilkan oleh Erison J

Kambari.

Sementara itu, penentuan populasi sangat membantu untuk memilih

sampel-sampel sebagai penguatan keabsahan hasil penelitian. Menentukan

populasi dan pengambilan sampel dalam penelitian ini, maka dikumpulkan

semaksimal mungkin data-data meskipun dalam bentuk foto.

b.) Sampel

Dari populasi yang telah tersedia, maka diambillah beberapa karya

foto yang dijadikan sebagai sampel yang akan dibahas mewakili

keseluruhannya. Untuk memperkuat hal tersebut Nawawi (1990:

157)menjelaskan bahwa, pengambilan sampel ini tidak didasarkan jumlah,

tetapi sampel yang diambil disesuaikan dengan kriteria tertentu yang

ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Teknik pengambilan sampel

10
yang dimaksudkan ialah pengambilan yang dilakukan sesuai runtutan

tahun. Hal itu ditujukan terhadap karya Foto Lanscape Erison J Kambari

yang telah diklasifikasikan populasinya sesuai kriteria bentuk karya

tersebut.

Dalam hal ini ada begitu banyak hal yang bisa diteliti dari Erison J

Kambari, namun mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka

dalam penelitian ini akan menggunakan beberapa karya sebagai sampel

untuk membahas suatu permasalahan dalam penelitian yang akan diseleksi

sesuai kebutuhan, dan masih ruang lingkup karya Foto Lanscape Dari

Erison J Kambari.

Karya-karya Erison J Kambari yang dijadikan sampel mengarah

kepada karya fotografi yang pernah di pamerankan. Dalam penarikkan

sampel dipilih beberapa karya foto lanscape Erison J kambari sebagai

objek penelitian.

11
E. Tinjauan Pusaka

Pembahasan tentang Erison J. Kambari telah di temukan di skripsi

Yasrul Fikri dengan judul “Analisis perspektif konsumen terhadap foto

Erison J. Kambari” tahun 2019 dan skripsi tersebut merupakan penelitian

untuk persyaratan S1 di ISI PadangPanjang. Skripsi dari yasrul fikri lebih

ingin mengetahui perspektif konsumen foto Erison J Kambari. Objek

penelitiannya adalah orang-orang yang telah membeli karya fotografi Erison

J Kambari. Berbeda dengan penelitian penulis lakukan yaitu tentang analisis

estetika fotografi landscape Erison J Kambari. Objek penelitian penulis

adalah karya-karya landscape dari Erison J. Kambari.

12
I. LANDASAN TEORI

1. Estetika Fotografi Landscape

Secara sederhana estetika adalah ilmu yang membahas tentang

keindahan, bagaimana bisa terbentuk dan bagaimana seseorang bisa

merasakannya. Dalam buku pengantar estetika, Herbet Read merumuskan

keindahan sebagai suatu kesatuan arti hubungan bentuk yang terdapat diantara

pencerapan-pencerapan inderawi (dharsono,2004:10).

Fotografi lanscape menurut Yuyung Adi, (2011:19) adalah foto

pemandangan suatu area. Fotografi lanscape selalu menjadi bagian outdoor

photography yang mengetengahkan pemadangan pantai, laut, tebing karang,

sungai, danau, gunung, hutan, maupun air terjun. Prioritas utama fotografi

lanscape adalah pemandangan, dengan mempertajam view dan mengeksplorasi

keindahan. Kehadiran manusia maupun satwa bisa ditiadakan atau tidak

disertakan tetapi bila ada itu hanya sebagai skala pembanding. Yang terpenting

dalam memotret lanscape adalah tempat, waktu, dan objek.

Landscape fotografi merupakam cabang fotografi yang mengkhususkan

pada alam. Awalnya adalah salah satu jenis fotografi yang memotret alam tanpa

mementingkan unsur manusia. Pada perkembangan lebih lanjut, ada jenis

fotografi itu tetap mengarah ke landscape tentang alam, berupa pantai,

pegunungan, maupun alam liar (Abdi, 2012:19).

Sudjojo (2010), mengemukakan bahwa pada dasarnya fotografi adalah

kegiatan merekam dan memanipulasi cahaya untuk mendapatkan hasil yang kita

13
inginkan. Fotografi dapat dikategorikan sebagai teknik dan seni. Sedangkan

fotografi sebagai karya seni mengandung nilai estetika yang mencerminkan

pikiran dan perasaan dari fotografer yang ingin menyampaikan pesannya melalui

gambar/foto. Sedangkan menurut Jacob Sumardjo estetika mempersoalkan

hakikat keindahan alam dan karya seni, sedang filsafat seni mempersoalkan

karya-karya seni atau benda seni atau artifak yang disebut seni (filsafat seni :

2000).

Estetika Fotografi meliputi aspek teknikal dan aspek ideational, aspek

teknikal meliputi : teknis kamera, komposisi, pencahayaan, angle, sedangkan

aspek ideational meliputi : tema, konsep, dan pesan visual yang terkandung dan

dapat dibaca dari isi foto yang ditampilkan. Secara visual, dalam bidang gambar

foto landscape Erison J. Kambari , sebagian besar menampilkan sisi visual

keindahan alam ranah Minang di setiap karyanya. Dalam unsur tersebut, Erison

J. Kambari dalam proses pengambilan gambar tersebut menggunakan

pertimbangan yang sangat matang dan dengan memasukkan unsur-unsur seni di

dalamnya.

Sudut pandang estetika pada foto landscape Erison J. Kambari sebagian

besar terkandung nilai-nilai estetis. Hal ini digunakan pernyataan Dharsono

Sony Kartika dan Nanang ganda pewira (2004:100) yang memamparkan,

estetika memiliki unsur-unsur-unsur rupa (unsur desain) unsur-unsur yang

menciptakan suatu karya seni yang di bagi menjadi enam unsur, yaitu (1) garis,

(2) shape (bangun), (3) tekstur, (4) warna, (5) instensty/chroma, (6) ruang dan

14
waktu. Adapun hal-hal tersebut dalam karya fotografi landscape Erison J.

Kambari adalah :

1. Garis : Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan

memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu

sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah

gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting

apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung,

membawa mata keluar dari gambar.

https://tipsfotografi.net/memahami-komposisi-dan-elemen-

penting-dalam-fotografi.html.

2. Shape (bangun) : suatu bidang kecil yang terjadi karena

dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh

adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada

arsiran atau karena adanya tekstur. (Dharsono sony kartika

dan Nanang ganda perwira, 2004:103).

3. Tekstur : unsur rupa yang menunjukan rasa permukaan

bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan

untuk mencapai bentuk pada karya seni rupa secara nyata

atau semu. (Dharsono sony kartika dan Nanang ganda

perwira, 2004:107). Tekstur berfungsi untuk

memperlihatkan keadaan permukaan pada sebuah benda

atau objek. Apakah objek tersebut kasa, halus, beraturan,

15
tidak beraturan, tajam, lembut. Tekstur juga mampu

memberikan kesan tiga dimensi. Selain itu, unsur ini

mampu memperlihatkan kedalaman foto jika dilakukan

dengan pencahayaan yang tepat. Tekstur terutama dapat

dilihat ketika cahaya mengenai permukaan objek dengan

sudut yang rendah atau miring. Sehingga tekstur dapat

membentuk bayangan yang sama pada daerah tertentu.

https://mediasinggah.blogspot.com/2018/10/unsur-unsur-

komposisi-dalam-fotografi.html.

4. Warna : sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa,

merupakan unsur susun yang sangat penting. (Dharsono

sony kartika dan Nanang ganda perwira, 2004:108). Warna

memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada

sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang

kala komposisi warna dapat memebrikan kesan anggun

serta mampu memunculkan mood color atau keserasian

warna-warni dari sebuah foto yang ingin menonjolkan

unsur keindahan. https://tipsfotografi.net/memahami-

komposisi-dan-elemen-penting-dalam-fotografi.html.

5. instensty/chroma : Intensity atau chroma adalah istilah

untuk menyatakan cerah atau suramnya warna, kualitas atau

kekuatan warna. Warna-warna yang intensitasnya penuh

16
nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek tegas,

sedang warna-warna yang intensitasnya rendah nampak

lebih lembut. (Dharsono sony kartika dan Nanang ganda

perwira, 2004:111).

6. Ruang dan waktu : sebuah unsur dari seni rupa yang

tersusun dari suatu dimensi yang di dalamnya terdiri atas

lebar, panjang tinggi dan juga mempunyai dua sifat. Di

dalam unsur ruang ini mempunyai jenis sifat tidak nyata

atau semu apabila di dalam sebuah seni rupa dapat

dikatakan sebagaimana bentuk dari seni rupa dua dimensi

yang hanya mampu dilihat dari beberapa arah atau sisi saja

atau sebagaimana ruangan yang kesannya sangat indah

lantaran bentuk dari sebuah seni rupa. (Dharsono sony

kartika dan Nanang ganda perwira, 2004:112).

2. Karya Erison J. Kambari

1) Suatu pagi di suatu tempat..ketika itu

17
2) Tarian lumut di gemericik pagi

18
3) Garis-garis pematang hijau

19
II. OBJEK PENELITIAN

2.1 Fotografi Lanscape dari Erison J Kambari

Objek penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan data. Objek

penelitian menjelaskan apa atau siapa yang menjadi objek penelitian. Dapat juga

ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu. Penelitian ini dilakukan pada objek

karya foto Erison. Objek penelitiannya adalah fotografi lanscape karya Erison J

Kambari yang dipilih berdasarkan analisis estetikanya untuk mendapatkan

respresentasi yang ingin ditampilkan. Foto lanscape adalah satu bagian atau

porsi dari pemandangan yang di lihat dari sebuah titik pandang tersendiri.

Pemandangan merupakan subjek utama dari sebuah foto lanscape. Bahwa

lanskap adalah sebuah gambar hamparan alam dan seluruh isinya yang alamiah.

Alam dapat menjadi sangat menginsipirasi serta fotografi adalah sebuah media

yang sangat sempurna dalam memotret indahnya alam. Fotografi lanskap dapat

menjadi cara untuk melihat seluruh isi dunia yang menawan serta menunjukkan

seni dalam hidup. Tapi, untuk menemukan tampilan yang sempurna, caranya

tidak terbatas. Seperti yang di kemukakan fotografer handal, Ansel Adam.

menunjukkan skala dalam foto, seberapa besar atau kecil objeknya.

20
III. JADWAL PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

IV. Jadwal Pelaksanaan

N Jenis Oktobe Novem Desem Februar


September Januari
o Kegiatan r ber ber i

Observasi
1
Awal

Pembuata
2
n Proposal

Pengajuan
3
Proposal

Seminar

4 Proposal/

Revisi

Pengumpu
5
lan Data

Pemeriksa
6
an data

Menganali
7
sis data

Penulisan
8
Laporan

9 Ujian

21
Pengumpu
1
lan
0
Laporan

22
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006), Prosedur Penelitian Pendekatan Praktis, Jakarta:


Rineka Cipta.

Chandra Peter. (2013), Kiat Praktis Memotret Lanscape, Jakarta : PT Alex Media
Komputindo.

Djelantik, A.A.M. (1999),Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni


pertunjukkan Indonesia.

Kusuma Yuliandi (2013), Fotografi Lanscape Kreatif, Jakarta : PT Gramedia


Widiasarana Indonesia.

Kartika, Dharsono, Sony, prawira,Nanang, Ganda,. (2004)pengantarESTETIKA,


Bandung: Rekayasa Sains.

Kartika, Dharsono, Sony. (2017), Seni Rupa Modern Edisi Revisi, Bandung: Rekayasa
Sains.

Moleong, Lexy, J. (2012), Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Paulus, Edison. (2013), Buku Saku Fotografi lanscape,Jakarta: PT Alex


Media Komputindo.

Sachari, Agus. (2002), Estetika Makna, Simbol, dan Daya, Bandung: ITB.

Sukardi. (2003), Metodologi Penelitian; Kompetisi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi


Aksara.

23
Sjamsuddin, Helius. (2007),Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak.

Soedarsono, R. M. (1999), Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa,


Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Sugiono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,


Bandung : ALFABETA.

Internet :

https://foto.co.id/pengertian-fotografi-landscape/

Wawancara

Erison J Kambar, fotografer, wawancara di tempat huntingnya di pacuan kuda

bukit ambacang, Bukittinggi.

24

Anda mungkin juga menyukai