Anda di halaman 1dari 16

KUALITAS VISUAL PADA TAJUK DAN TEKSTUR POHON

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA MENGGUNAKAN


METODE SBE(Scenic Beauty Estimation)
PRAKTIKUM RUANG TERBUKA HIJAU

Oleh:
Hanna Wendyaz Budianto (512020005)
Ardian Dwi Purnomo (512020019)

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2023
Daftar isi

Cover

Daftar isi

Daftar Tabel

Gambar

Lampiran

Bab 1

Latar Belakang

Tujuan

Bab 2

Tinjauan Pustaka

Bab 3

Metode Pelaksanaan

Bab 4

Hasil dan Pembahasan

Bab 5

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Lampiran
Daftar Tabel
Gambar
Lampiran
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Universitas Kristen Satya Wacana merupakan salah satu perguruan tinggi
swasta yang terdapat dikota madya Salatiga yang memiliki kondisi lingkungan yang
asri. Hampir disetiap ruang pada kampus Diponegoro terdapat beragam jenis pohon
dengan fungsinya masing-masing. Pohon yang terdapat pada Kampus Dipenogoro ini
ada yang dimanfaatkan sebagai peneduh, pengarah jalan, penyaring polutan udara,
dan fungsi lainnya. Pemanfaatan pohon biasanya diambil pada bagian tajuk
pohonnya dan batangnya.
Tajuk Pohon dikelompokan menjadi berbagai jenis bentuknya. Menurut Booth
(1983), dikenal tujuh jenis bentuk tajuk pohon antara lain, globular(membulat),
columnar(tinggi, meramping), spread(menyebar), picturesque(menarik),
weeping(menjurai), pyramidal(kerucut), dan fastigiate(tinggi ramping, meruncing).
Hal ini menunjukkan masih rendahnya eksplorasi penggunaan jenis pohon
dengan variasi bentuk tajuk pohon yang memiliki estetika. Pohon yang terdapat
didalam Kampus Diponegoro seharunya dapat memberikan kualitas visual lebih
terhadap warga Kampus Diponegoro. Menurut Carlson (2002), estetika adalah
cabang philosopi yang mempelajari bagaimana pengalaman manusia terhadap
perasaannya. Sehingga penilaian estetika seseorang memang tergantung dari
seberapa banyak pengalaman yang telah dialaminya.
Salah satu pendekatan dalam mengukur estetika dalam ilmu arsitektur adalah
dengan menggunakan pendekatan Scenic Beauty Estimation (SBE). Menurut Daniel
dan Boster (1976) SBE merupakan metode simulasi pendugaan kualitas estetika
melalui perbandingan. Evaluasi visual yang dihasilkan dengan metode tersebut
dihitung secara kuantitatif dengan metode SBE sehingga dapat dinilai sesuai dengan
persepsi dari para responden.
1.2. Tujuan
Pada praktikum kali ini tujuan yang ingin ketahui, yaitu:
1. Apa saja jenis tajuk pohon yang sedang di amati?
2. Manakah kriteria jenis tajuk dan tekstur pohonyang banyak disukai oleh
responden?
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Lanskap Kampus Dipenogoro

Universitas Kristen Satya Wacana(UKSW) memiliki kampus


Dipenogoro dengan alamat di Jl. Diponegoro No.52-60, Salatiga, Kec. Sidorejo,
Kota Salatiga, Jawa Tengah 50711. UKSW merupakan salah satu universitas
yang menerapkan sistem kampus hijau dan asri. Hal tersebut dilihat dari kondisi
pada setiap kawasan kampusnya yang memiliki ruang terbuka hijau yang luas.
Vegetasi yang di dominasi oleh pepohonan, tanaman perdu, semak, dan rumput
hijau pada setiap sisi wilayahnya menjadikan setiap kampus nyaman dan
mendukung suasana belajar dan mengajar bagi mahasiswa, dosen, dan seluruh
warga UKSW.
2.2 Tajuk dan Tekstur Pohon
Tajuk pohon merupakan salah satu bagian terpenting yang dimiliki
pada setiap tumbuhan. Tajuk merupakan keseluruhan bagian tumbuhan, terutama
pohon, perdu, atau liana, yang berada di atas permukaan tanah yang menempel
pada batang utama. Jenis tanaman yang menjadi elemen struktural dominan dalam
lanskap adalah jenis pohon. Pohon pada lanskap jalan memiliki peranan penting
secara fungsional dan estetika. Secara estetika, pohon dapat berfungsi sebagai
pelengkap, penyatu, penegas, penanda dan pembingkai terhadap lingkungan
(Booth, 1983). Lebih lanjut dinyatakan bahwa unsur pada tanaman yang paling
menonjol secara estetika ialah bentuk, ukuran, tekstur dan warna. Bentuk tajuk
dan warna bunga pada pohon merupakan karakteristik pohon yang paling
menonjol secara estetika visual. Setiap jenis pohon memiliki karakteristik
morfologi yang merupakan ekspresi cetakan genetiknya di bawah kondisi hidup
yang normal (Setyanti, 2004).
2.3 SBE (Scenic Beauty Estimation)
Kondisi visual didasarkan pada pengamatan sesuai dengan indera
penglihatan. Kualitas visual melingkupi aspek kualitas estetika, seperti proporsi,
komposisi, tatanan, dan imageability atau kualitas yang berhubungan dengan
image dalam sistem visual. Ciri yang paling mudah dipahami adalah bentuk fisik
karena kesan visual merupakan sesuatu yang mudah diserap oleh ingatan manusia.
Ciri visual terbentuk oleh komposisi berbagai unsur seperti bentuk, garis, warna,
tekstur, skala dan proporsi (Setyabudi and Permana, 2020).
BAB 3

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pengamatan


Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 3 November 2023. Pengamatan
dilaksanakan di Kampus Dipenogoro, Universitas Kristen Satya Wacana yang
berlokasi di Jl. Diponegoro No.52-60, Salatiga, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa
Tengah 50711.

Gambar 3.1 UKSW Diponegoro


Sumber: Google Maps

3.2 Alat dan Bahan Pengamatan


Dalam melakukan pengamatan ini menggunakan beberapa alat pendukung
yaitu berupa alat tulis, kamera handphone, dan laptop dengan software tambahan
Microsoft Word dan Microsoft Word.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data berisi beberapa data yang dibutuhkan untuk menjadi
data yang dibahas pada bab berikutnya:

No. Jenis Data Satuan Sumber Fungsi


1 Tajuk Pohon - Survey dan Menentukan jenis tajuk
Inventarisasi pohon yang banyak
disukai oleh responden
2 Motif Kulit - Survey dan Menentukan jenis tekstur
Pohon Inventarisasi pohonyang banyak
disukai oleh responden
3.4 Tahapan Pengamatan
Tahapan dalam pengamatan kualitas visual pada tajuk dan tekstur pohonKampus
Dipenogoro meliputi langkah-langkah berikut:
a. Survey dan Inventarisasi
Survei dan inventarisasi dilakukan dengan melakukan pengamatan
terhadap total 10 pohon dengan lebih dari 2 jenis tajuk pohon dan tekstur
pohon yang terdapat pada kawasan Kampus Dipenogoro.
b. Dokumentasi
Pengambilan dokumentasi dilakukan melalui pengambilan foto
menggunakan kamera handphone. Dokumentasi yang diambil yaitu tajuk
pohon dan tekstur pohon yang terdapat pada kawasan Kampus Dipenogoro.
c. Kuesioner
Pada pengamatan ini dibuat kuesioner mengguakan Google Form, hal
ini dilakukan untuk mendapatkan tanggapan mengenai persepsi responden
tentang keindahan bentuk tajuk pohon dan tekstur pohon yang terdapat pada
kawasan Kampus Dipenogoro.
d. Analisis data
Analisis ini dilakukan untuk mengumpulkan dan data melalui kuesioner yang
dibuat melalui Google Form yang telah diisi responden dilakukan analisis data
dengan menyusun hasil kuesioner mulai dari nilai tertinggi hingga terendah untuk
dipertimbangkan. Berdasarkan hasil kuesioner akan menjadi acuan penilaian kualitas
visual tajuk pohon dan tekstur pohon yang terdapat pada kawasan Kampus
Dipenogoro.

3.5 Teknik Analisis Data


3.5.1 Analisis Potensi Visual
Scenic beauty estimation (SBE) adalah salah satu analisis visual yang
seringkali digunakan di dunia arsitektur lanskap. Penilaian SBE menggunakan
responden yang diminta untuk melihat dan menilai suatu visual dengan
menggunakan skala dari 1 hingga 10. Semakin besar skala semakin tinggi
kualitas visualnya. Setelah dilakukan penilaian, data yang telah dikumpulkan
diformulasikan ke dalam rumus SBE. Gambar yang digunakan sebanyak 10
buah gambar yang berlatarkan lanskap kampus Diponegoro.
Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan gambar
2. Membuat kuesioner penilaian
3. Menyebarkan kuesioner kepada responden
4. Menganalisis data
5. Mengintepretasikan data.
Pendugaan kualitas visual dilakukan melalui metode Scenic Beauty
Estimation (SBE) untuk menduga nilai keindahan lanskap berdasarkan
panorama tertentu (Daniel dan Boster, 1976). Persamaan matematik dari
rumusan pendugaan nilai keindahan, sebagai berikut:
SBEx = Zyx - Zyo x 100
Keterangan:
SBEx = Nilai pendugaan keindahan visual
Zyx = Nilai rerata z lanskap ke-x
Zyo = Nilai rerata z lanskap tertentu sebagai standar

3.5.2 Analisis Data Kuesioner


Analisis data kuesioner dilakukan setelah data terkumpul melalui
Google Form dengan format file “.csv” dan diolah datanya menggunakan
Microsoft Exel. Pengolahan data tersebut diuji mengunakan uji validitas dan
Reabilitas menggunakan Excel. Uji Validitas dan Reliabilitas bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana kuesiner yang dibuat tepat dan dapat di
andalkan untuk sebuah pengamatan merupakan data yang valid atau tidak,
dengan menggunakan alat ukur yang digunakan (kuesioner).
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Hasil data kuesioner

Resp D H
. A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 2 E1 E2 F1 F2 G1 G2 1 H2 I1 I2 J1
1 7 6 5 7 6 5 7 6 5 6 6 7 6 7 8 6 6 7 7
2 8 7 7 8 7 6 8 8 6 7 5 8 7 5 8 6 6 7 7
3 7 6 5 6 5 7 7 7 4 4 5 7 7 6 6 5 6 6 6
4 8 6 6 8 7 7 8 8 7 6 7 7 7 6 7 6 8 7 6
5 8 7 9 10 9 9 5 3 9 9 1 7 10 7 10 6 8 3 1
6 8 8 4 10 7 10 3 9 10 10 2 6 9 5 7 1 2 5 1
7 6 7 3 9 8 6 2 1 10 10 1 9 10 10 1 10 5 5 1
8 7 10 1 10 10 9 7 7 10 10 4 5 10 4 1 8 7 3 1
9 8 6 4 3 7 7 8 8 4 3 7 6 3 2 9 6 8 7 8
10 8 5 6 5 8 4 8 6 7 5 7 7 8 4 8 6 8 4 7
11 8 7 9 8 8 6 7 7 8 4 5 4 9 6 8 7 9 7 9
12 7 8 5 6 8 7 8 8 6 6 7 6 7 6 8 6 7 5 7
13 8 7 5 5 7 7 5 6 7 7 5 5 5 5 8 7 7 7 6
14 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 5 5 7 6 6 6 6
6 10 9
Total 105 97 75 101 103 96 89 90 99 93 9 90 3 78 96 86 3 79 73

Keterangan:
Resp = Responden

A = Pohon Glodokan Tiang F = Pohon Manggis


B = Pohon Sawit G = Pohon Pakis Monyet
C = Pohon Ketapang Biola H = Pohon Palem Sadeng
D = Pohon Kamboja Bali I = Pohon Kamboja
E = Sri Gading J = Pohon Tanjung

1 = Tajuk Pohon
2. = Tekstur Pohon
Grafik 4.1 Hasil data kuesioner

Total Jawaban Responden


120
105 103 103
101 99
100 97 96 96
93 93
89 90 90
86
78 79 80
80 75 73
69

60

40

20

0
A B C D E F G H I J

Tajuk Pohon Tekstur Pohon

4.1 Unsur Penarik Perhatian


Dari hasil responden urutan untuk bentuk tajuk pohon yang paling disukai yaitu
pohon A, C, G, H, E, I, D, B, J, F. sedangkan urutan hasil responden untuk tekstur
pohom adalah B, A, C, E, F, D, H, I, J, G. Dari bentuk tajuk yang paling disukai
responden adalah pohon glodogan tiang sedangkan yang paling sedikit disukai adalah
pohon manggis. Dari tekstur pohon yang paling banyak disukai responden adalah
pohon sawit sedangkan yang paling sedikit disukai adalah pohon pakis monyet.
4.2 Pengaruh Bentuk Tajuk Dan Tekstur Pohon Terhadap Kualitas Estetika
Bentuk tajuk pohon mempengaruhi kesan terhadap ruang. Berdasarkan kuisioner
terbuka, bentuk tajuk pohon merupakan unsur utama penarik perhatian responden terhadap
fungsi pohon sebagai elemen dalam lanskap. Penilaian pendugaan estetika menunjukkan
terjadinya perubahan nilai untuk setiap lanskap yang ditampilkan, pohon bentuk tajuk skala
horizontal cenderung memiliki kualitas estetika lanskap lebih tinggi dibandingkan pohon
bertajuk skala vertikal. Profil penilaian SD menunjukkan bentuk tajuk skala vertikal memberi
kesan formal lebih kuat dibandingkan pembentukan skala horizontal. Menurut Simonds
(1983), dominasi unsur-unsur horizontal pada ruang akan menimbulkan kesan santai, rileks
dan tenang. Skala horizontal pada pohon ditunjukkan pohon bertajuk bulat, menyebar,
menjurai dan eksotis sedangkan skala vertikal secara dominan ditunjukkan oleh pohon
bertajuk fastigiate, kerucut dan kolumnar. Penilaian menunjukkan pohon berskala horizontal
yang direpresentasikan oleh pohon bertajuk menyebar dan bulat memiliki kualitas estetika
tinggi. Pohon tajuk ini memiliki struktur percabangan plagiotropik dan batang utama
simpodial sehingga mampu memberikan kerindangan/keteduhan pada area yang lebih luas
jika dibandingkan lanskap berkualitas estetika sedang atau rendah. Profil penilaian karakter
visual pada lanskap estetika tinggi menunjukkan kriteria nyaman dan teduh sebagai kriteria
yang cenderung menonjol. Hal ini diperkuat oleh pendapat responden mengenai unsur penarik
perhatian pada pohon yaitu bentuk tajuk dan kerindangan/keteduhan. Karakteristik lanskap
kualitas estetika sedang merupakan karakter perpaduan antara lanskap kualitas tinggi dan
rendah. Pohon pada masa pembungaan umumnya memiliki kualitas estetika sedang. Graves
(1951) mengemukakan bahwa warna merupakan elemen desain yang memiliki pengaruh
secara langsung terhadap indera penglihatan. Dalam hal ini, warna pada pohon hadir dalam
bunga dan daun. Penilaian kriteria yang ditampilkan umumnya bervariasi pada kisaran
normal. Kecenderungan pada kriteria nyaman, teduh dan formal pada lanskap dapat
dipengaruhi oleh warna dan bentuk tajuk. Kesan nyaman dan teduh sangat kuat ditunjukkan
oleh tajuk bulat berbunga yang memiliki percabangan dominan unsur horizontal. Warna hijau
pada daun memberikan kesan sejuk dan warna bunga mampu memberi kesan ruang lebih
hangat. Secara visual, kontras pada warna bunga dapat menciptakan aksentuasi ruang. Kesan
formal sangat kuat ditunjukkan oleh pohon bertajuk kerucut yang berskala vertikal. Namun
pohon bertajuk kerucut kurang dapat menciptakan kesan ruang yang nyaman dan teduh
karena tajuk sempit sehingga tidak dapat memberikan keteduhan pada area yang lebih luas.
Karakteristik secara visual pada lanskap kualitas estetika pemandangan rendah
ialah lanskap yang memiliki penutupan vegetasi kurang dominan jika dibandingkan
lanskap berkualitas estetika tinggi atau sedang. Perbandingan antara bangunan dan
vegetasi cenderung terlihat lebih dominan dibandingkan lanskap dengan kualitas
estetika tinggi dan sedang. Menurut Yoshida dan Gunawan (1994), persepsi
masyarakat terhadap bangunan tergantung pada penampilan fisik bangunan yaitu
meliputi bentuk, fisik dan konfigurasi bangunan tersebut. Persepsi responden pada
lanskap ini secara visual ialah cenderung formal dan gersang. Kesan formal sangat
kuat ditunjukkan oleh pohon bertajuk fastigiate yang memiliki struktur percabangan
ortotropik. Struktur percabangan ini merupakan respon terhadap gravitasi yang
mengakibatkan sumbu cabang ke arah vertikal dan hal ini dapat terlihat pada pohon
bertajuk kerucut atau fastigiate.
BAB 5

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan kali ini yaitu:

1. Jenis tajuk pohon yang diamati diantaranya jenis Tajuk piramid yaitu pada pohon
glodogan tiang, jenis tajuk menjurai pada pohon sawit, pakis monyet dan pohon palem
sadeng, jenis tajuk menyebar pada pohon ketapang biola, manggis, kamboja, dan kamboja
bali, jenis tajuk pohon v pada pohon sri gading, serta jenis tajuk raunded pada pohon
tanjung.

2. Kriteria jenis tajuk yang disukai adalah pohon glodogan tiang yaitu jenis tajuk piramid
dan tekstur pohon yang disukai adalah pohon sawit.
Daftar Pustaka

Booth, N. K. 1983. Basic Elements of Landscape Architecture Design. Waveland Press Inc., Illnois.
314 p.

Carlson, A. (2002). Aesthetics and The Environment: The Appreciation of Nature, Art, and
Architecture. New York: Routledge.

Daniel, T. C., & Boster, R. S. (1976). Measuring Landscape Aesthetics: The Scenic Beauty
Estimation Method. New Jersey: USDA Forest Service. 66p.

Graves, M. 1951. The Art of Color and Design. McGraw-Hill, Inc. New York. 439 p.

Setyanti, Dwi. 2004. Evaluasi Karakter Visual Arsitektur Botanis Pohon. Skripsi (tidak
dipublikasikan). Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 55
hal.

Simonds, J. O. 1983. Landscape Architecture. McGraw-Hill Book Company, New York. 331 p.

Gunawan, A and H. Yoshida. 1994. Visual Judgement on Landscape and Landuses of Bogor
Municipality. Bulletin of the Kyoto University Forest. No. 66. 119-131 p.

Anda mungkin juga menyukai