EMT CC yang dioperasikan oleh WHO didukung Kementerian Kesehatan atau dalam
kebanyakan kasus kegiatan ditaraf non-internasional, diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan
Provisi atau daerah yang didukung EMT berpengalaman, bertanggung jawab dalam
mengkoordinasi EMT yang sudah terdaftar atau pun ad-hoc EMT selama fase respon dan
untuk memastikan keselarasan dengan prinsip koordinasi humanitarian dalam lingkup yang
lebih luas, seperti On-Site Operations Coordination Centre (OSOCC) dan pendekatan
sectoral/kluster. Dalam konteks Indonesia, Kementrian Kesehatan bersama dengan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadopsi pendekatan kluster IASC Cluster
kedalam system nasional yang tidak memerlukan aktivasi ketika terjadi bencana dan
kegawatdaruratan. EMT CC ditempatkan dibawah sub-kluster pelayanan medis didalam
kluster kesehatan nasional. Adaptasi ini memerlukan pengenalan kepada negara tetangga
seperti ASEAN Humanitarian Assistance Center (AHA Center) dan pendonor internasional
dan NGO untuk kolaborasi yang lebih baik di masa yang akan datang.
Pemerintah dan masyarakat yang terdampak bencana dan wabah dijamin mendapatkan
respon yang tepat waktu dan dapat diprediksi oleh EMT yang telah dilatih dan mandiri. EMT
yang memenuhi standar minimum dan terjamin kualitasnya akan cenderung diminta oleh
negara tetangga yang terdampak dan diberikan jalur masuk lebih mudah ke negara tersebut.
Lembaga donor, termasuk masyarakat mendapat jaminan bahwa tim yang mereka dukung
sudah memenuhi standar minimum internasional dan bekerja dalam sistem respon yang
dikoordinir secara global. EMT nasional dan regional dapat mengantisipasi dan menyiapkan
untuk kejadian di tingkat lokal, nasional, sub-regional dan regional sebelum terjadi.
Dalam merespon bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Sulawesi Tengah,
pertemuan ini akan meninjau waktu respon, durasi pelayanan, upaya yang diberikan tim dan
mendapatkan informasi kedepannya tentang program dan kegiatan tim relawan medis/ EMT
untuk daerah. Selain itu, dalam pertemuan ini diharapkan dapat dirumuskannya pedoman/
formulir pada setiap bidang layanan yang diberikan pada saat bencana.
1
Tujuan program:
Tujuan kegiatan ini untuk penguatan sistem EMT dan kegiatan di klaster kesehatan pada saat
bencana kedepannya.
2
Kegiatan Waktu Pembicara
- Istirahat 14.45 – 15.00
FGD: membuat kerangka kerja 15.00 – 16.30
mendatang sesuai topik berikut:
1. Pelayanan kesehatan dan - Fasilitator 1 + Direktur Rujukan
respon medis dalam bencana Pelayanan Kesehatan + Direktur
Pelayanan Primer
2. Manajemen bencana kesehatan - Fasilitator 2 + Direktur
dan logistik Manajemen Obat Publik dan
Logistik Kesehatan
- Fasilitator 3 + Direktur
3. Surveilans bencana, data dan Surveilans dan Karantina
sistem informasi Kesehatan
4. Kesehatan Lingkungan pada - Fasilitator 4 + Direktur Kesehatan
bencana Lingkungan
5. Masalah Kesehatan masyarakat - Fasilitator 5 + Direktur Gizi
di bencana (gizi, kesehatan Komunitas Community Nutrition
reproduksi, promosi kesehatan)
- Presentasi 16.30 – 17.30 Moderator
- Makan malam 18.00 – 19.00
- FGD: rencana kontribusi EMT 19.00 – 20.00 Fasilitator
pada masa pemulihan
- 5 round table
- Rapat dan pengarahan 20.00 – 21.00 Kepala Pusat Krisis Kemenkes
pemerintah nasional dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
daerah pada masa pemulihan Tengah
dan rehabilitasi di Sulawesi
Tengah
Hari 3: 21 Desember 2018
Kegiatan Waktu Pembicara
- Penutupan 08.00 – 09.00 Kepala Pusat Krisis Kemenkes