Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), ASN adalah

profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan

perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan

kebutuhan Instansi Pemerintah. PNS memiliki peranan untuk mewujudkan visi

negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Tahun 1945.Untuk itu perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan.

Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil mewajibkan peserta untuk pelatihan

untuk melakukan aktualisasi nilai-nilai ANEKA sesuai dengan Peraturan Lembaga

Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018.

Puskesmas Talunan yang terletak di Kecamatan Sangir Balai Janggo

merupakan puskesmas rawatan yang juga memberikan pelayanan gawat darurat

selama 24 jam. Puskesmas Talunan merupakan salah satu pusat pelayanan

kesehatan masyarakat yang derajat pengetahuan kesehatan masyarakatnya masih

tergolong rendah.Salah satu nya dapat dilihat dari banyaknya pasien hipertensi

yang datang dengan keluhan sakit kepala tanpa menyadari mereka mengalami

hipertensi,padahal dari riwayat penyakit terdahulu sudah mengalami hipertensi.

Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah mengalami peningkatan

yang memberikan gejala berlanjut pada suatu organ ditubuh.hal ini dapat

menimbulkan kerusakan yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi pada otak dan

menyebabkan kematian yang cukup tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

1
(Riskesdes) 2018 prevalensi hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1% ,sehingga

perlu perhatian khusus untuk penyakit ini.

Mengingat besarnya dampak buruk dari Hipertensi, maka perlu adanya

suatu pencegahan dan penanganan yang serius terhadap bahaya komplikasi

hiperensi. Dengan meningkatkan kesadaran serta pengetahuan masyarakat tentang

penyakit hipertensi diharapkan dapat menurunkan angka komplikasi penyakit ini.

Hal ini menjadi perhatian lebih bagi penulis untuk dapat memecahkan dan

menemukan solusi dari permasalahan ini agar dapat menurunkan angka kejadian

komplikasi penyakit ini.

Dengan alasan tersebut diatas maka penulis menyusun rancangan

aktualisasi ini dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Melalui

Sosialisasi Tentang Penyakit Hipertensi Di Puskesmas Talunan”

Identifikasi Isu

Isu merupakan sebuah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi,

kriteria isu yang diangkat pada aktualisasi ini yaitu berdasarkan seberapa

mendesak suatu isu harus dibahas dianalisis dan ditinda lanjuti penetapan isu

didasarkan pada identifikasi isu yang dianalisa untuk ditemukan masalah pokok

yang menjadi isu prioritas dengan menggunakan analisis AKPL (Aktual,

Kekhalayakan, Problematik, dan Layak).

Adapun permasalahan yang teridentifikasi yaitu :

1. Tidak lengkapnya pengarsipan bukti pelaksanaan kegiatan Puskesmas

2
Talunan.

2. Kurang disiplinnya pegawai Puskesmas Talunan

3. Banyaknya keluarga pasien pasien rawat inap yang berkunjung.

1.1 Penetapan Isu


Untuk menetapkan isu yang sudah diidentifikasi, penulis menggunakan alat

analisis yaitu AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Layak).

1. Aktual yaitu kondisi yang benar-benar terjadi dan sedang hangat


dibicarakan
2. Kekhalayakan yaitu isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak
3. Problematik yaitu isu yang memiliki masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
4. Layak, artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
No Kegiatan A K P L Total
Rendahnya pengetahuan masyarakat
1 terhadap penyakit hipertensi Puskesmas 5 4 5 4 18
Talunan
Lemahnya implementasi nilai-nilai PRIMA
2 dalam pelayanan rawat jalan Puskesmas 4 4 3 2 13
Talunan
Tidak teraturnya penyusunan dan
penyimpanan rekam medik pasien sehingga 3 3 2 3 11
membuat proses pelayanan menjadi lambat

Keterangan tabel :

Perhitungan menggunakan skala: 1-5


(5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)

Isu yang terpilih adalah Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap

penyakit hipertensi Puskesmas Talunan. Isu ini terkait dengan mata pelatihan

Pelayan Publik, yaitu ikut serta dalam upaya pembangunan bangsa dalam bidang

kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan yang dibuat sebagai bentuk dari

fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik. Upaya dilakukan melalui

pelayanan dalam bidang kesehatan yang dilakukan secara proaktif dengan tujuan

untuk mencapai hal-hal yang bersifat strategis bagi kemajuan bangsa dimasa yang

akan datang sesuai dengan fundamental pelayanan publik.

Dari isu yang ada, yaitu Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap

penyakit hipertensi Puskesmas Talunan yang menjadi peyebab masalahnya

adalah :

1. Belum adanya sosialisasi tentang penyakit hipertensi


2. Masih kurangnya dukungan keluarga, terutama bagi lansia yang
mengalami hipertensi.
3. Lebih percaya dengan pengobatan dukun.

Untuk menetapkan penyebab dari isu diatas, dilakukan metode USG

(Urgency, Seriousness, dan Growth).

1. Urgency atau urgensi yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut untuk diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah yaitu dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yaitu dengan melihat apakah
masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk
dicegah.
Dalam perumusan dan penetapan penyebab isu digunakan teknik analisis

tapisan isu USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Diperoleh data sebagai

berikut:

No Kegiatan U S G Total
1 Belum adanya sosialisasi tentang
4 4 3 11
penyakit hipertensi
2 Masih kurangnya dukungan
keluarga,terutama bagi lansia yang 3 4 2 9
mengalami hipertensi.
3 Lebih percaya dengan pengobatan
3 3 2 8
dukun

Keterangan tabel :

Perhitungan menggunakan skala: 1-5

(5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil

Dari analisis penyebab isu diatas, yang paling mendesak untuk dicarikan

solusi adalah Belum adanya sosialisasi tentang penyakit hipertensi. Solusi

yang dapat diambil untuk mengatasi penyebab isu diatas adalah:

Melakukan sosialisasi tentang penyakit Hipertentensi.


RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Puskesmas Talunan

Identifikasi Isu :

1. Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap penyakit hipertensi di

Puskesmas Talunan.

2. Lemahnya implementasi nilai-nilai PRIMA dalam pelayanan rawat jalan

Puskesmas Talunan.

3. Tidak teraturnya penyusunan dan penyimpanan rekam medik pasien

sehingga membuat proses pelayanan menjadi lambat.

Isu yang diangkat : Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap penyakit

hipertensi di Puskesmas Talunan.

Gagasan pemecahan isu : Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui sosialisasi

tentang penyakit hipertensi di Puskesmas Talunan.


No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/ Hasil

1 2 3 4

1. Melakukan 1.1)Membuat telaahan staff 1.1) Draft telaahan


staff
konsultasi dengan

mentor terkait 1.2) Mengajukan telaah staf


1.2) Telaah staf
rancangan kepada mentor diterima

aktualisasi 1.3) Meminta saran dan


1.3) Notulen dan
masukan kepada mentor
dokumentasi
mengenai kegiatan yang

diajukan.

1.4) Meminta persetujuan 1.4) Disposisi kegiatan


dan dukungan mentor oleh mentor.
terkait kegiatan yang
direncanakan
2. Menyusun 2.1) Menentukan lokasi dan 2.1) Notulen dan
peserta sosialisasi dokumentasi
rancangan

sosialisasi bersama
2.2) Menentukan media 2.2) Notulen diskusi
penanggung jawab sosialisasi
2.3) menetapkan jadwal 2.3) notulen berisi
program PTM
kegiatan yang akan jadwal yang akan
dilakukan. dilakukan

3. Menyiapkan media 3.1) Mencari referensi 3.1) Referensi materi


materi dari. yang mudah
untuk penyuluhan
dipahami pasien
3.2) Menyusun materi
dalam bentuk power 3.2) Materi dalam
point. bentuk Power Point
4 Melaksanakan 4.1) Memberikan sosialisasi 4.1) Laporan kegiatan
tentang hipertensi sosialisasi
kegiatan yang telah
4.2) Membuka forum 4.2) Notulen
direncanakan
diskusi diskusi/fhoto
DESKRIPSI LOKUS

1.2 Deskripsi Umum

1.2.1 Deskripsi Wilayah/ Gambaran Umum Instansi

Puskesmas Talunan merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di

Kecamatan Sangir Balai Janggo Kabupaten Solok Selatan, Puskesmas Talunan

memiliki luas wilayah 9763,09 ha dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Bidar Alam

b. Sebelah Selatan berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Mercu

c. Sebelah Timur berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Abai

d. Sebelah Barat berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Mercu

Wilayah kerja Puskesmas Talunan meliputi 12 buah jorong dari 3 Kenagarian

yang ada di Kecamatan Sangir Balai Janggo.

Nagari tersebut antara lain :


a. Nagari Talunan Maju
- Jorong Talunan Baru I
- Jorong Talunan Baru II
- Jorong Talunan Indah Sepakat
- Jorong Kurnia Maju
- Jorong Madiak
b. Nagari Sungai Kunyit Barat
- Jorong Sungai Gading
- Jorong Ngalau Indah I
- Jorong Ngalau Indah II
- Jorong Sinar Paninjauan
- Jorong Sungai Lesung
- Jorong Pangean
c. Nagari Sungai Kunyit
Jorong Sungai Takuk

1.2.2 Sumber Daya


1.2.2.1 Jumlah dan Komposisi Pegawai
Jumlah dan komposisi pegawai yang dijelaskan pada point ini merupakan

pegawai yang mendukung kinerja di Puskesmas Talunan baik yang ASN maupun

tenaga honor dan sukarela :

Tabel 2-1 Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan

PNS/CPNS
No. Tenaga THL/TKS Jumlah
Gol II Gol III
1 Dokter Umum 0 2 0 2
2 Doker gigi 0 0 1 1
3 Perawat 6 7 2 15
4 Perawat gigi 0 1 0 1
5 Bidan 6 0 7 13
6 Kesling 0 0 1 1
7 Gizi 0 0 2 2
8 Kesmas 0 1 1 2
9 Labor 0 1 0 1
10 Rekam Medik 0 0 1 1
11 Lainnya 1 0 8 9
Total 11 14 22 48

Tabel 2-2 Distribusi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Terakhir Jumlah


1 S1 11
2 DIV 1
3 DIII 28
4 SMA 6
5 SMP 2
Total 48

\
1.2.2.2 Biaya/ Anggaran
Pendanaan di Puskesmas bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu komponen sumberdaya

yang diperlukan dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan. Anggaran

kesehatan bersumber dari APBD Kabupaten Solok Selatan pada tahun yang

bersangkutan.

Pembiayaan jaminan kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk

perlindungan masyarakat dalam memperoleh jaminan/asuransi kesehatan. Jenis

jaminan kesehatan masyarakat yang terdiri dari askes, jamsostek, jamkesmas dan

jaminan kesehatan lainnya. Adapun jumlah peserta yang memperoleh jaminan

kesehatan masyarakat di Puskesmas Talunan sebanyak 2.800 jiwa

Selain dari jaminan kesehatan masyarakat juga ada Bantuan Operasional


Kesehatan merupakan bantuan dana dari pemerintah melalui Kementrian

Kesehatan RI dalam membantu pemerintahan kabupaten dan pemerintahan kota

melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai standar Pelayanan Minimal (SPM)

bidang Kesehatan dengan meningkatkan keinerja Puskesmas dan Jaringannya

serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

1.2.2.3 Sarana dan Prasarana Utama


Tabel 2-3 Sarana dan Prasarana Utama Puskesmas Talunan

No Gedung Jumlah Kondisi


1 Bangunan Puskesmas Talunan 1 Dalam proses perbaikan
2 Rumah Dokter 1 Baik
3 Bangunan rumah paramedis 4 Baik
4 Pustu Sungai Gading 1 Rusak berat
5 Pustu Sungai Takuak 1 Baik
6 Pustu Kurnia Maju 1 Baik
7 Pustu Ngalau Indah 1 Baik
8 Poskesdes Talunan Indah Sepakat 1 Baik
9 Gedung Rawatan 1 Baik

Tabel 2-4 Sarana Ruangan di Gedung Puskesmas Talunan

No Ruangan Jumlah Kondisi


1 Ruang Pendaftaran dan Rekam 1 Rusak berat
Medik (Dalam proses perbaikan)
2 Ruang Pemeriksaan Umum/ BP 1 Rusak berat
Umum (Dalam proses perbaikan)
3 Ruang tunggu 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
4 Kamar Mandi/WC petugas 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
5 Ruang Gawat Darurat 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
5 Ruang KIA 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
6 Ruang Imunisasi 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
7 Ruang Kesehatan Gigi & Mulut 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
8 Ruang Apotik 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
9 Gudang Obat 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
10 Laboratorium 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
11 Tempat penyimpan vaksin 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
12 Ruang jaga perawat 1 Rusak berat
(Dalam proses perbaikan)
13 Ruang rawat inap 1 Baik
14 Kamar mandi/ WC Pasien 1 Baik

1.2.2.4 Sarana dan Prasarana Penunjang


Tabel 2-5 Sarana dan Prasarana Penunjang Puskesmas Talunan

No Sarana & Prasarana Penunjang Jumlah Kondisi


1 Kendaraan Ambulance 1 Rusak Berat
2 KIT bidan 1 Baik
2 Set Keperawatan Kesehatan Mayarakat 1 Baik
3 Kit UKS 1 Baik
4 Kit UKGS 1 Baik
5 Kit Imunisasi 1 Baik
6 Kit Kesehatan Lingkungan 1 Baik
7 Kit Posyandu 1 Baik
8 Kendaraan Puskesmas Keliling 1 Baik
9 Listrik PLN daya 2200 Watt 1 Baik
10 Genset 1 Baik
11 Septik tank 1 Baik
12 Tabung Oksigen 4 Baik
13 Laptop 4 Baik
14 Printer 3 2 Baik, 1 Rusak

1.2.2.5 Tata Nilai Organisasi


Nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi Puskesmas Talunan ialah:

(1).Pro Rakyat, yang maknanya semua program pembangunan kesehatan

haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat


(2).Inklusif, yang maknanya semua program pembangunan kesehatan haruslah

melibatkan semua pihak.

(3).Responsif, yang maknanya program kesehatan haruslah sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan rakyat

(4).Efektif, yang bermakna program kesehatan haruslah menghasilkan sesuatu

yang signifikan

(5).Bersih, yang dimaknai bahwa program kesehatan harus bersih dari korupsi,

kolusi, dan nepotisme (KKN), dan tidak memiliki muatan yang tidak

berkaitan dengan kesehatan.

1.2.2.6 Pelaksanaan Pelayanan

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud, Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di

wilayah kerjanya

b. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama di

wilayah kerjanya
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan

upaya kesehatan perorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut

dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Upaya keshetan masyakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan

masyarkat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya

kesehatan masyarakat esensial di Puskesmas Talunan meliputi:

a. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Pelayanan Perkesmas berkaitan dengan kegiatan pendataan masyarakat,

kunjungan rumah ke keluarga rawan, membuat renstra masing-masing

kasus keluarga rawan, resti, penyakit kronis, KKp dan penyuluhan serta

pencatatan dan pelaporan.

b. Pelayanan promosi kesehatan

Pelayanan promosi kesehatan meliputi kegiatan penyuluhan langsung

kepada perorangan maupun kelompok penderita di Puskesmas / Pustu,

penyuluhan tidak langsung melalui Media Poster / Pamflet, penyuluhan

melalui media masa, pemutaran Film, siaran keliling maupun media

tradisional, Penyuluhan kelompok melalui posyandu dan sekolah,

koordinator pelaksanaan PHBS, serta pencatatan dan pelaporan.

c. Pelayanan kesehatan lingkungan

Pelayanan kesehatan lingkungan bertujuan mengurangi serta

menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang memberi pengaruh


buruk terhadap kesehatan masyarakat melalui penyuluhan kesling,

penyehatan air bersih, penyehatan pembuangan sampah, penyehatan

lingkungan dan pemukiman, penyehatan pembuangan air limbah,

penyehatan makana dan minuman, pengawasan sanitasi tempat-tempat

umum, pengawasan tempat pengelolaan pestisida, pembakaran sampah

medis, dan pencatatan dan pelaporan.

d. Pelayanan gizi

Pelayanan gisi yang bersifat UKM berkaitan dengan kegitan penimbangan

Bayi, penanggulangan Anemia Gizi Besi, penanggulangan GAKI,

penanggulangan Defisiensi Vit. A, SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan

dan Gizi) dalam penanggulangan kasus gizi kurang dan gizi buruk serta

pencatatan dan pelaporan.

e. Pelayana kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (Kesga)

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berperan dalam pemeliharaan

kesehatan Ibu dari hamil, melahirkan dan menyusui, bayi, anak balita dan

anak pra sekolah, pengawasan dan bimbingan kepada Taman Kanak-

Kanak, penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai

tujuan program KIA, pemantauan/pelaksanaan DDTKA pada bayi, anak

balita dan anak pra sekolah, serta pencatatan dan pelaporan. Program

Keluarga Berencana (KB) berperan dalam Komunikasi informasi dan

edukasi (KIE) KB, Pembinaan dan Pengayoman Medis kontrasepsi peserta

KB, serta pencatatan dan Pelaporan.

f. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.


Program P2P berperan secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya

peningkatan kasus penyakit menular serta menindak lanjuti terjadinya

KLB. Pelayanan P2P terdiri dari Penyakit bersumber binatang (P2B2),

Penyakit menular langsung(P2ML), penyakit tidak menular (PTM),

Surveilans, serta imunisasi.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap

Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal

kabupaten/kota bidang kesehatan.

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya yang

sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan,

disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan

potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya

kesehatan masyarakat pengembangan di Puskesmas Talunan meliputi:

a. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Pelayana kesehatan jiwa meliputi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat,

mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri,

memberi pertolongan pertama psikiatri, member pengobatan atau merujuk

pasien ke RS jiwa, kunjungan ke rumah penderita, serta pencatatan dan

pelaporan.

b. Desa siaga

Berkaitan dengan kegiatan pembinaan desa siaga, memberdayakan lintas

sektor, masyarakat atau kader kesehatan melalui berbagai kegiatan untuk

berperan aktif dalam penggerakan desa siaga, pencatatan, serta pelaporan.


c. Pelayanan kesehatan kerja dan olahraga (Kesjaor)

Berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan kesehatan pada pekerja yang

dilakukan baik dalam gedung maupun luar gedung, melakukan pembinaan

POS UKK untuk di luar gedung, melakukan pemeriksaan berkala pada

pekerja dalam gedung, sosialisasi kesehatan kerja, serta pencatatan dan

pelaporan.

d. Pelayanan kesehatan lansia

Berkaitan dengan kegiatan pendataan usila, kegiatan promotif dengan

penyuluhan gizi, kes. dimasa tua, agama,dll ke masyarakat dan kelompok

usila, senam kesegaran jasmani, meningkatkan PSM dengan cara mengikut

sertakan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan, kegiatan

preventif dengan pemeriksaan berkala, kegiatan pengobatan melalui

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, kegiatan pemulihan untuk

mengembalikan fungsi organ yang telah menurun serta pencatatan dan

pelaporan.

e. Kesehatan Gigi

Berkitan dengan kegiatan penyuluhan ke masyarakat tentang kesehatan

gigi dan mulut serta pencatatan dan pelaporan.

f. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer

Berkaitan dengan kegiatan pembinaan pengobat tradisional, kerjasama

dengan pengobat tradisional, agar merujuk pasiennya ke puskesmas/RS

bila menderita sakit yang berbahaya, penyuluhan pada masyarkat dan

pengobat tradisional, sosialisasi obat-obat tradisional dan manfaatnya.


Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Uapaya kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada masyarakat secara perorangan yang diselenggarakan di

Puskesmas. Pelayanan yang diberiakn meliputi:

a. Pelayanan pemeriksaan umum

Berkaitan dengan kegiatan menentukan target sasaran serta merencanakan

kebutuhan obat dengan gudang farmasi, melakukan tindakan pengobatan

umum sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat

pertama, merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi,

penemuan dan pencatatan kasus, menentukan kasus tertinggi di wilayah

kerja (rekap kasus penyakit terbanyak), serta pencatatan dan pelaporan.

b. Pelayanan gawat darurat

bertugas merencanakan kebutuhan obat di unit UGD, melakukan tindakan

pengobatan yang bersifat darurat sesuai standar puskesmas sebagai

pelayanan kesehatan tingkat pertama, merujuk pasien ke sarana pelayanan

kesehatan yang lebih tinggi, serta pencatatan dan pelaporan.

c. Pelayanan kefarmasian/ Apotek

bertugas melayani resep sesuai petunjuk, mengatur kebersihan dan

kerapian apotik, penyuluhan langsung ke pasien tentang tata cara

pemakaian obat, pengecekan obat yang telah dikeluarkan/sensus harian

obat, mengamprah obat dan vaksin ke Dinas Kesehatan, serta pencatatan

dan pelaporan.
d. Pelayanan laboratorium

bertugas mempersiapkan dan memeriksa sediaan serta menegakkan

diagnosa (darah, urine, tinja, sputum dan lepra), mengirimkan sediaan

untuk diperiksa di tingkat pelayanan yang lebih tinggi sesuai dengan

sistem rujukan pelayan kesehatan, merencanakan kebutuhan bahan dalam

setahun, pemeriksaan khusus TB/cross check, memeriksa sediaan yang

dikirim dari BLK (pemantauan mutu eksternal), serta pencatatan dan

pelaporan.

e. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP

Kegiatannya berikaitan dengan melaksanakan pengobatan bagi bayi, anak

balita dan anak pra sekolah untuk jenis penyakit ringan, melakukan

tindakan pengobatan bayi dan balita sesuai standar puskesmas sebagai

pelayanan kesehatan tingkat pertama, merujuk pasien ke sarana pelayanan

kesehatan yang lebih tinggi, penemuan dan pencatatan kasus, serta

pelaporan.

f. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

pelayanannya berupa pemeriksaan, perawatan, pengobatan, penambalan,

pencabutan, pembersihan karang gigi serta rujukan gigi dan mulut serta

rujukan serta pencatatan dan pelaporan.

g. Pelayanan rawat inap

bertugas dalam merencanakan kebutuhan obat, melakukan pelayanan

rawat inap, melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas


sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama, merujuk pasien ke sarana

pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, serta pencatatan dan pelaporan.

h. Pelayanan gizi yang bersifat UKP

bertugas dalam melaksanakan konseling gizi atau pojok gizi untuk pasien,

menyusun daftar menu untuk makan pasien rawat inap yang disesuaikan

dengan kondisi penyakit, serta pencatatan dan pelaporan.

i. Pelayanan persalinan

bertugas dalam mengkoordinir pelaksanaan persalinan, menjamin

ketersediaan alat, perlengkapan, dan obat-obatan di ruang persalinan,

melaksanakan layanan rujukan persalinan, serta pencatatan dan pelaporan.

j. Rekam Medis

Kegiatannya berupa perencanaan dan evaluasi jumlah kunjungan,

menyusun, merapikan, mengarsipkan dan menjamin ketersediaan status

pasien, pencatatan dan pelaporan serta registrasi pasien (BPJS, umum, dan

swasta).

1.2.3 Visi dan Misi


VISI DAN MISI PUSKESMAS TALUNAN

VISI

“Mewujudkan Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Talunan yang sehat dan

mandiri serta berketuhanan”

MISI

(1). Memberikan pelayanan dengan sabar dan ikhlas untuk meningkatkan


kualitas pelayanan.
(2). Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata, dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
(3). Menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dan menggalang kemitraan
dalam membangun kesehatan dengan memberdayakan keluarga dan
masyarakat untuk mewujudkan keluarga sehat dan mandiri.
(4). Meningkatkan profesionalisme SDM di Puskesmas Talunan.

1.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud, Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

c. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di

wilayah kerjanya

d. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama di

wilayah kerjanya

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKM, puskesmas berwenang

untuk:

a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;


c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan;

d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait;

e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat;

f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas;

g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan

cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk

dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan

penyakit.

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKP, puskesmas berwenang

untuk:

a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu;

b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif;

c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat;


d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi;

f. melaksanakan rekam medis;

g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

Pelayanan Kesehatan;

h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;

i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

j. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem

Rujukan.

Bagian Tata Usaha

Bagian tata usaha menjalankan fungsi manajemen dan administrasi Puskesmas.

Kepala Tata Usaha mempunyai tugas pokok yaitu mengkoordinir kegiatan umum

di puskesmas, surat menyurat, pengelolaan keuangan puskesmas serta

pelaporannya, pengelolaan kepegawaian, pengelolaan inventaris barang,

penyimpanan, serta pelaporan secara berkala, pengelolaan data dan informasi,

mengkoordinir pengelolaan kebersihan dan keamanan puskesmas, memberikan

pertimbangan kepada atasan mengenai perencanaan puskesmas.

Bagian tata usaha di Puskesmas Talunan terdiri dari beberapa subbidang, yaitu:
a. Umum

Mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan surat menyurat, arsip dan

tugas umum lainnya.

b. Kepegawaian

Mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan kepegawaian dan tugas

yang berhubungan dengan kepegawaian lainnya.

c. Keuangan

Mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan keuangan berupa

perencanaan keuangan, pembukuan keuangan, membuat SPJ, membayar

pajak, serta realisasi keuangan.

d. Inventaris

Mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan aset berupa sarana dan

prasarana di puskesmas berupa pencatatan dan pelaporan inventaris,

melakukan monitoring inventaris, serta pemeliharaan inventaris.

Sebagai tenaga administrator kesehatan, penulis ditugaskan di bidang tata usaha

Puskesmas Talunan khususnya di subbidang umum.

1.2.5 Struktur Organisasi


Tabel 2-6 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Puskesmas Talunan

NO PENANGGUNG JAWAB NAMA


1 KOORDINATOR     BERHEDIMAN, S.Kep

2 KEPALA TATA USAHA     Amrizaldi, Amd.Kep


    Kepegawaian     Amrizaldi, Amd.Kep
  Ardarini Rahmadani, S.Kom
Putri Yovi Yulia M, S.Gz
  Umum   Fatimah Sholehah, SKM
Reni
Ika Alma Nurezka, Amd.Gz
Romeo Firnando, SKM
  Keuangan     Sri Oktavia, S.Kep
      Inner   Erawati, Amd.Kep 
  Bendahara BOK Sri Oktavia, S.Kep
      Bendahara Keuangan DAU   Sri Oktavia, S.Kep
  Bendahara Dana Kapitasi
        Nora Anggraini, Amd.Keb
JKN
    Perlengkapan     Pebrial, AMK
       
3 KETUA TIM MUTU     Sri Oktavia, S.Kep
Audit Internal Amrizaldi, Amd.Kep
Unit Pengaduan Masyarakat Pitri Yanti, S.ST
Mutu dan Keselamatan
dr. Rosi Noprianie
Pasien
Penilaian Kinerja dr. Rivo Dian Putra

4 UKM ESENSIAL   Pebrial, AMK


  Kesling     Maryati Sisra Yunita, Amd.KL
  Gizi   Putri Yovi Yulia Marina, S.Gz
  Perkesmas     Sri Oktavia, S.Kep
    Kesga     Rita Sisri Yeni, Amd.Keb
    Promkes   Ns. Elvia Malbeni, S.Kep
      PHBS   Panji Shanlou, Amd.Kep
  PKPR Ns. Edi Wiryanto, S.Kep
  UKS/UKGS Dewi Puspita, AMKG
    P2P     Pitri Yanti, S.ST
      Imunisasi     Pebrial, AMK
 
    Surveilans     Fatimah Sholehah, SKM
 
P2ML Tumirah, Amd.Kep
 
      P2 ISPA, Pneumonia     Yulia Hasni, Amd.Kep
      P2 TB   Pebrial, AMK
  P2 IMS Sri Oktavia, S.Kep
      P2 Diare     Tumirah, Amd.Kep
      P2 Kusta     Pandu Satria, Amd.Kep
  P2 Campak Pandu Satria, Amd.Kep
  P2 Tipoid Tumirah, Amd.Kep
P2 Hepatitis Tumirah, Amd.Kep
P2B2 Zatmiko Wati, Amd.Kep
    P2 DBD dan Malaria     Zatmiko Wati, Amd.Kep
    P2 Rabies     Yulia Hasni, Amd.Kep
    P2 Albofirosis     Ns. Revaldi, S.Kep
PTM Pitri Yanti, S.ST
         
5 UKM PENGEMBANGAN     Pebrial, AMK 
    Kesehatan Jiwa   Ns. Edi Wiryanto, S.Kep
    Desa Siaga   Nesa Fawitri, Amd.Kep
  Kesehatan Kerja dan
      Maryati Sisra Y. Amd.KL
  Olahraga
      Kesehatan Lansia   Erawati, Amd.Kep 
      Kesehatan Gigi     Dewi Puspita, AMKG
  Pelayanan Kesehatan
Erawati, Amd.Kep 
Tradisioal

6 UKP dr. Rivo Dian Putra


Balai Pengobatan Sri Oktavia, S.Kep
dr. Rosi Noprianie
dr. Rivo Dian Putra
Nesa Fawitri, Amd.Kep
IGD Tumirah, Amd.Kep
Apotek Yulia Hasni, Amd.Kep
Gudang Farmasi Esty Hastuti
Laboratorium Pitri Yanti, S.ST
KIA Rita Sisri Yeni, Amd.Keb
Gigi dan Mulut drg. Romi Syofpa Ismael
Rawat Inap Tumirah, Amd.Kep
Gizi Ika Alma Nurezka, Amd.Gz
Persalinan Afriwinda Syaf Putri, Amd.Keb
KB Nora Anggraini, Amd.Keb
Rekam Medis Sriyani Haswita, Amd.RM
Rusdi P.

7 JARINGAN PUSKESMAS
Pustu Kurnia Dewi Agustina, Amd.Keb
Polindes TIS Rita Sisri Yeni, Amd.Keb
Pustu Sei. Takuak Ayke Zulchan, Amd.Keb
Pustu Sei. Gading Ns. Ela Efriza, S.Kep
Polindes Sei. Lesung Ofni Yunita, Amd.Keb
Polindes Ng. Indah Ridha Wahyuni, Amd.Keb

8 Perawat Wilayah Binaan


Talunan Baru I Pebrial, AMK
Talunan Baru II Erawati, Amd.Kep
Sungai Gading dan Sinar Sri Oktavia, S.Kep
Kurnia Maju Zatmiko Wati, Amd.Kep
Talunan Indah Sepakat Ns. Edi Wiryanto, S.Kep
Ngalau Indah I dan II Ridha Wahyuni, Amd.Keb
Pangean dan Sei.Lesung Mega Puspita, Amd.Kep
Madiak Teti Wiyanti, Amd.Kep

10 Pemegang Wilayah
Madiak Rusdi P.
Ngalau Indah I dan II Ridha Wahyuni, Amd.Keb
Talunan Baru I Afriwinda Syaf Putri, Amd.Keb
Talunan Baru II Nora Anggraini, Amd.Keb
Talunan Indah Sepakat Dewi Agustina, Amd.Keb
Sei. Gading Ns.Ela Efriza, S.Kep
Kurnia Maju Rita Sisri Yeni, Amd.Keb
Pangean dan Sei. Lesung Amrizaldi, Amd.Kep

11 Satpam Esty Hastuti


Sutrisno

12 Sopir Febri Ilhami Agus


Afrinal Chan

13 Pekarya RT Yeni Yunita Sari


Wisna Nutavia
Bagan Struktur Organisasi Puskesmas Talunan

Gambar 2-1 Struktur Organisasi Puskesmas Talunan


1.3 Gambaran Khusus
1.3.1 Program dan Kegiatan Saat Ini
Program dan kegiatan yang penulis lakukan saat ini berdasarkan
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja, dan Uraian
Tugas Jabatan Struktural UPT Puskesmas Talunan disebutkan bahwa uraian tugas
untuk Jabatan Dokter Ahli Pertama diantaranya :
1. Melakukan pelayanan kesehatan umum berdasarkan SOP yang telah
ditetapkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang
kesehatan.
2. Melakukan tindakan medis gawat darurat kepada pasien dengan status
emergensi sesuai dengan SOP yang cepat dan tepat agar pasien dapat
diselamatkan jiwanya.
3. Memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien dengan keluhan
kejiwaan berdasarkan SOP yang telah ditetapkan untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan jiwa.
4. Memberikan pelayanan kesehatan remaja kepada remaja berdasarkan
SOP yang telah ditetapkan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat di bidang kesehatan remaja.
5. Memberikan pelayanan kesehatan anak kepada anak berdasarkan SOP
yang telah ditetapkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
di bidang kesehatan anak.
6. Memberikan konsultasi kesehatan terhadap pasien sesuai dengan
keluhan pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
permasalahan kesehatan.
7. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang
kesehatan dan lain lain.
Dari beberapa uraian tugas diatas tahap kegiatan aktualisasi yang
akan saya lakukan sangat erat hubungan dengan uraian tugas nomor tujuh.
Dalam kegiatan tersebut ada tahap-tahap kegiatan yang dilakukan yaitu :
1.Melakukan Konsultasi dan berdiskusi dengan Mentor terkait
kegiatan aktualisasi dan habituasi yang akan dilaksanakan.
2.Menyusun jadwal Kegiatan Yang akan dilakukan bersama dengan
pemegang program PTM.
3.Menyediakan media untuk penyuluhan.
5 Melaksanakan Kegiatan Yang telah direncanakan.

1.3.2 Role Model

Role model merupakan seseorang yang memberikan teladan dan berprilaku yang bisa

diikuti oleh orang lain. Sosok role model yang menginspirasi penulis adalah drg. Romi

Syofpa Ismael,beliau memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan

beliau.Selain itu beliau selalu mengedepankan profesionalitas,kejujuran serta tanggung

jawab terhadap tugas yang diamanahkan kepada beliau.Dengan keterbatasan yang beliau

miliki tidak mengurangi pengabdian nya kepada masyarakat Talunan,ini menandakan

semangat nasionalisme beliau yang tinggi.


BAB 2 : REALISASI AKTUALISASI

a. Realisasi Kegiatan dan Output

Kegiatan 1 Melakukan Konsultasi dengan


Pimpinan
Waktu Pelaksanaan 28 Agustus 2019
Penjelasan realisasi tahapan kegiatan:
1. Membuat telaahan staf
Sebelum menemui pimpinan, terlebih dulu penulis menyiapkan konsep
kegiatan aktualisai yang akan dilakukan secara menyeluruh agar mudah
dipahami oleh pimpinan dan diskusi menjadi lebih terarah.
Output : Lampiran 1 (Telaah staf )

2. Mengajukan telaah staf kepada mentor


Setelah membuat konsep kegiatan, penulis menemui pimpinan untuk melapor
bahwa penulis telah selesai melaksanakan tahapan kegiatan Latsar (Latihan
Dasar) on campuss di PPSDM Baso dan akan memasuki tahapan off camus di
Puskesmas Pakan Salasa selama kurang lebih 1 bulan. Kemudian penulis
memaparkan konsep kegiatan yang telah dibuat secara rinci, yang mana isu
kegiatan yang penulis ambil sudah disetujui sebelumnya oleh pimpinan.
Output: Lampiran 2( Telaahan staf diterima )

Gambar 4.1 Mengajukan telaahan staf dan menjelaskan aktualisasi yang akan
dilaksanakan.

3. Meminta saran dari pimpinan


Setelah telaahan staf disampaikan kepada pimpinan, pimpinan
menyetujui maksud dan tujuan rencana kegiatan aktualisasi yang penulis
ajukan dan menginstruksikan untuk segera berkoordinasi dengan pemegang
program PTM.Pimpinan juga memberikan beberapa saran pada pelaksanaan
kegiatan, agar berjalan dengan lancar.
.
Output : Lampiran 3 ( Notulensi Diskusi dengan Pimpinan )

4. Meminta persetujuan mentor terkait kegiatan yang direncanakan


Setelah mendengarkan beberapa saran dan masukan serta pimpinan
menyetujui rencana kegiatan aktualisasi tersebut,penulis meminta
persetujuan dengan memberikan disposisi pada telaah staf yang telah
diajukan.

Output : Lampiran 4 ( Disposisi kegiatan oleh mentor )

Kegiatan 2 Diskusi tentang pelaksanaan sosialisasi


bersama penanggung jawab program
PTM

Waktu Pelaksanaan 29 Agustus 2019


Penjelasan realisasi tahapan kegiatan
1. Memaparkan konsep yang dibuat dan saran yang telah diberikan oleh
pimpinan puskesmas
Setelah mendapatkan izin dan saran dari pimpinan, selanjutnya penulis
menemui penanggung jawab program PTM untuk memaparkan rencana
kegiatan yang akan dilakukan dengan jelas dan terperinci agar pemegang
program mudah memahaminya.
Output : Lampiran 5 ( Notulensi diskusi dengan penanggung jawab
program PTM )

Gambar 4.2 Memaparkan konsep kegiatan kepada penanggung jawab program


2. Menentukan Lokasi dan Peserta Sosialisasi
Selanjutnya dilakukan diskusi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan,
termasuk lokasi kegiatan dan peserta yang akan mengikuti sosialisasi.
Output : Lampiran 5 (Notulensi Diskusi dengan Penanggung jawab program
PTM)

3. Menentukan media yang akan digunakan


Media yang digunakan pada saat sosialisasi disesuai kan dengan kondisi pada saat
dilapangan,karena pada lokasi posbindu dibeberapa jorong tidak terdapat aliran
listrik dan sebagian dilakukan dilapangan terbuka sehingga untuk penggunaan
dengan LCD Proyektor tidak bisa dilakukan
Output : Lampiran 5 (Notulensi Diskusi dengan Penanggung jawab program
PTM)

4. Menentukan jadwal kegiatan


Pelaksanaan sosialisasi dilakukan bersamaan dengan jadwal Posbindu PTM
Output Lampiran 6 (Jadwal kegiatan Sosialisasi )

Kegiatan 3 Menyiapkan media untuk sosialisasi

Waktu Pelaksanaan 30 Agustus 2019


Penjelasan realisasi tahapan kegiatan
1. Mencari referensi untuk materi hipertensi
Membuat materi penyuluhan penulis lakukan sendiri dengan mencari referensi
atau sumber yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawbkan dengan tujuan
menghasilkan materi yang baik dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Peserta mengumpulkan beberapa buku yang menjadi
referensi untuk penulisan materi tentang hipertensi.
Output : Lampiran 7 (Referensi Materi)
Gambar.4.5 Beberapa buku yang dijadikan referensi

2. Menyusun materi dalam bentuk power point


Materi yang telah didapat penulis tuang dalam bentuk media penyuluhan yang
menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat (Komitmen Mutu). Media
penyuluhan yang penulis pakai dalam bentuk powerpoint yang ditayangkan
melalui LCD Proyektor atau yang dicetak untuk Posbindu yang tidak terdapat
aliran listrik.

Output : Lampiran 8 (Materi dalam bentuk power point)

Kegiatan 4 Melaksanakan Sosialisasi

Waktu Pelaksanaan 2-27 September 2019

Penjelasan realisasi tahapan kegiatan


1. Memberikan sosialisasi tentang hipertensi
Pelaksanaan sosialisasi tentang hipertensi diadakan pada beberapa tempat di
hari yang berbeda. Posbindu PTM didahului dengan penyuluhan kemudian
dilanjutkan dengan diskusi. Materi diberikan dengan bahasa yang mudah
dimengerti, untuk hal ini penulis menggunakan bahasa indonesia mengingat
sebagian besar peserta bukan hanya berasal dari sumatra barat. Penulis juga
mengupayakan banyak interaksi dengan peserta agar tidak monoton dan
peserta lebih bisa memahami materi yang disampaikan.
Output : Lampiran 6 ( Laporan kegiatan sosialisasasi dan daftar hadir )

Gambar :Sosialisasi tentang Hipertensi di Jorong Sungai Gadiang dan Sinar


Paninjauan.

Gambar : Sosialisasi tentang Hipertensi di Jorong Sungai Takuak dan TIS


Gambar : Sosialisasi tentang Hipertensi di Jorong Ngalau Indah I dan II

Gambar : Sosialisasi tentang Hipertensi di Jorong Kurnia maju dan TB II

Gambar : Sosialisasi tentang Hipertensi di Jorong Talunan Baru II ( TB II)

2. Membuka forum diskusi


Setelah penyampaian materi, penulis memberikan kesempatan kepada
peserta yang hadir untuk memberikan pertanyaan seputar topik yang
diberikan dan memberi ruang untuk berdiskusi agar peserta semakin paham
dan mengerti tentang materi yang diberikan.
Output : Lampiran 7 (Notulensi Sosialisasi tentang hipertensi

Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi


Di dalam merealisasikan aktualisasi selama masa habituasi pasca Latsar

CPNS golongan II di instansi tempat kerja penulis, tentunya terdapat beberapa

faktor pendukung yang memudahkan penulis unrtuk merealisasikan aktualisasi

tersebut, adapun beberapa faktor pendukung yaitu sebagai berikut:

a. Adanya dukungan dari Pimpinan terhadap kegiatan aktualisasi yang penulis

lakukan.

b. Adanya dukungan dari Pemegang Program terhadap kegiatan aktualisasi

yang penulis lakukan.

c. Adanya dukungan dari rekan kerja di lingkungan Puskesmas Talunan

terhadap aktualisasi yang penulis lakukan.

Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi


Sehubungan dengan adanya faktor pendukung, tentunya penulis di dalam

merealisasikan kegiatan aktualisasi ini menemui beberapa faktor penghambat,

beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut:

a. Tidak tersedianya sarana pendukung seperti pengeras suara, sehingga

penyuluhan dirasa kurang efektif.

b. Akses kebeberapa jorong masih sulit untuk dilalui.

c. Gedung khusus dalam pelaksanaan kegiatan pada beberapa tempat belum


tersedia, sehingga harus menumpang di rumah warga atau gedung sekolah

yang ada disetiap jorong.

d. Puskemas Pembantu yang terdapat disetiap jorong tidak cukup menampung

peserta yang hadir sehingga penyampaian materi juga menjadi kurang

kondusif.
BAB 3 : ANALISA

Pada bagian ini akan dipaparkan pemahaman yang diperoleh penulis

sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III PPSDM Kemendagri

Regional Bukittinggi 2019 serta hasil review dari modul-modul Pelatihan Dasar

CPNS 2019.

Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai

serta dibuktikan dengan bentuk laporan. Kewajiban tersebut dilaksanakan oleh

setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang

menjadi amanahnya. Berikut ini adalah beberapa nilai dasar dari akuntabilitas:

a. Kepemimpinan

b. Transparansi

c. Integritas

d. Tanggung jawab

e. Keadilan

f. Kepercayaan

g. Keseimbangan

h. Kejelasan dan

i. Konsistensi

Nasionalisme

Seorang ASN/PNS harus mampu mengaktualisasikan wawasan

kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayan

publik yang berintegritas. Nasionalisme merupakan pondasi kuat bagi ASN/PNS

40
untuk mengaktualisasi dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi

mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Adapun nilai dasar dari

nasionalisme antara lain:

a. Implementasi nilai-nilai Pancasila

b. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik;

1. Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan keadilan

2. Transparan, akuntabel dan tidak korupsi

3. Mempunyai integritas tinggi

c. ASN sebagai pelayan publik;

1. Berintegritas tinggi

2. Profesional

d. ASN sebagai perekat dan pemersatu Bangsa yang menjaga kedamaian

dilandasi oleh semangat Sumpah Pemuda dan Bhineka Tunggal Ika.

Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan

baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan

kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-undang

Nomor 5 tahun 2014 Pasal 4 tentang ASN, yaitu sebagai berikut:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila

b. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 serta Pemerintahan yang sah

c. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia


d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif

g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public

i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

Pemerintah

j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,

tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun

k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

l. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama

m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

o. Meningkatkan efektivitas sistem Pemerintahan yang demokratis

sebagai Perangkat Sistem Karier.

Komitmen Mutu

Pelaksanaan komitmen mutu harus berorientasi pada kualitas hasil,

diantaranya adalah mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan

memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara. Nilai-

nilai dasar dari komitmen mutu antara lain:

a. Efektivitas dan efesiensi

b. Inovasi
c. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumers/clients

d. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara

agar costumers/clients tetap setia

e. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa

kesalahan dan tidak ada pemborosan

f. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan

pergeseran tuntutan kebutuhan costumers/clients maupun perkembangan

teknologi

g. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah

dan pengambilan keputusan;

h. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,

antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan

benchmark.

Anti Korupsi

Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk

memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma

dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara maupun

masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun nilai-nilai dasar

anti korupsi antara lain:

a. Jujur

b. Peduli

c. Mandiri

d. Disiplin
e. Tanggung jawab

f. Kerja keras

g. Sederhana

h. Berani.

i. Tidak memanfaatkan BMN (Barang Milik Negara) untuk keperluan pribadi.

j. Tidak menimbulkan kerugian negara.

Tabel 4-1 Tabel Nilai-nilai dasar PNS dan Indikatornya

No Nilai Dasar Indikator Nilai Dasar


Tanggung jawab, jujur, kejelasan target, netral,
1. Akuntabilitas mendahulukan kepentingan publik, adil, transparan,
konsisten, partisipatif
Ketuhanan : religius, toleran, etos kerja, transparan ,
amanah, percaya diri
Kemanusiaan: humanis, tenggang rasa, persamaan
derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
Persatuan : cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
2. Nasionalisme
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, gotong
royong Kerakyatan: musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargai pendapat, bijaksana
Keadilan: bersikap adil, tidak serakah, tolong menolong,
kerja keras, sederhana
Efektifitas (puas, berhasil guna, sesuai target), efesiensi
(hemat,termudah, termurah, tersingkat, teringan,
3. Komitmen Mutu terpendek), inovasi (berubah, berpikir kreatif),
berorientasi mutu ( lulus, ramah, tertib,cepat, aman,
telili, teratur)

4. Etika Publik Jujur, bertanggug jawab, integritas tinggi, cermat,


disiplin, hormat, sopan, taat pada peraturan, taat perintah,
menjaga rahasia
Jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,
5. Anti Korupsi
mandiri, adil, berani, peduli

Manajemen ASN

Berdasarkan modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2019 disebutkan

bahwa manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan

pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,bebas

dari intervensi politik, bersihdari praktik korupsi,kolusi, dan nepotisme.

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang

menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah

serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai

politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN

berfungsi sebagai berikut:

a. Pelaksana kebijakanpublik;

b. Pelayan publik;dan

c. Perekat dan Pemersatu Bangsa

Pelayanan Publik

Berdasarkan definisi pada modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2019,

dinyatakan bahwa penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga

pemerintah, BUMN atau BUMD, dan korporasi. Pelayanan publik adalah


“Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh

Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan

BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan

kebutuhan masyarakat”.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,

dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan/atau dan penduduk atas

barang, jasa, pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik. Berdasarkan definis diatas, dapat disimpulkan bahwa ada

tiga unsur utam terselenggaranya suatu pelanyanan publik yaitu

penyelenggara, penerima layanan dan kepuasaan penerima layanan.

Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi

yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia,

mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi

kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam

pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada

pemerintahan dan administrasi publik.

Prinsip layanan publik harus beroirentasi partisipatif, tranparansi,

responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, dapat

diakses, akuntabel, dan berkeadilan. Pelayanan publik ini meliputi

pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yaitu

pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi


dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi,

perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata.

Pelayanan prima hendaknya diusahakan oleh setiap ASN. Maka pola

pikir ASN sebagai pelayan publik harus terus dibangun demi terwujudnya

pelayanan publik yang memuaskan masyarakat.

Whole Of Government ( WOG )

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang

menyatukan upaya- upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor

dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-

tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu

pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan

urusan-urusan yang relevan. WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-

upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan

bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh

aktor, pemerintah dan sebaliknya.

b. Realisasi Aktualisasi dan Keterkaitan Dengan Substansi Mata

Pelatihan

Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan pimpinan puskesmas

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut :


a. Akuntabilitas, sebelum melakukan aktualisasi, penulis menemui

pimpinan terlebih dulu untuk mendapatkan izin pelaksanaan kegiatan.

Setelah memaparkan konsep kegiatan, penulis meminta saran kepada

pimpinan agar kegiatan bisa berjalan lebih baik. Saran yang diberikan

oleh pimpinan, penulis catat secara jelas sebagai bentuk tanggungjawab

yang akan dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan nantinya.

Dampak tanpa akuntabilitas : tanpa adanya catatan yang jelas dari saran

yang diberikan pimpinan, ditakutkan penulis lupa melaksanakannya

sehingga tidak mampu mempertanggungjawabkan pelaksanaan dari

saran tersebut.

b. Nasionalisme, sebelum meminta persetujuan pimpinan, penulis

menyiapkan konsep kegiatan yang akan dilakukan. Penulis berupaya

mempersiapkan konsep kegiatan yang mempunyai manfaat bagi

masyarakat luas.

Dampak tanpa nasionalisme : tanpa adanya keinginan untuk membuat

kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, konsep akan dibuat dengan

asal-asalan sehingga tidak ada manfaat yang dapat dirasakan masyarakat.

c. Etika Publik, penulis memaparkan konsep dan meminta saran pimpinan

dengan bahasa dan cara yang sopan.

Dampak tanpa etika publik : jika dalam menyampaikan sesuatu dengan

bahasa dan cara yang tidak sopan, lawan bicara yang dalam kasus ini

pimpinan tentu akan merasa tidak nyaman sehingga enggan untuk


membantu dalam memberikan saran atau bahkan tidak memberikan izin

pelaksanaan kegiatan.

d. Komitmen mutu, konsep yang dipersiapkan untuk dipaparkan kepada

pimpinan dibuat secara rinci dan terstruktur agar mudah dipahami oleh

pimpinan dan diskusi akan lebih terarah sehingga diskusi bisa dilakukan

dengan lebih efektif dan efisien.

Dampak tanpa komitmen mutu : jika konsep yang dibuat dan dipaparkan

tidak rinci dan terstruktur, pimpinan akan bingung dan sering bertanya

yang akan membuat diskusi berlangsung lama dan tidak terarah.

Kegiatan 2 : Menyusun rancangan sosialisasi bersama penanggung

jawab program PTM

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas, teknis pelaksanaan yang didiskusikan dengan pemegang

program dicatat secara rinci dan jelas sebagia bentuk tanggungjawab

penulis dalam pelaksanaan nantinya.

Dampak tanpa akuntabilitas : tanpa adanya catatan yang jelas tentang

teknis kegiatan yang akan dilaksanakan, ditakutkan penulis lupa dalam

pelaksanaannya sehingga akan sulit mempertanggungjawabkan.


b. Nasionalisme, dalam pelaksanaan diskusi dengan pemegang program

sesuai dengan sila keempat pancasila yaitu musyawarah dan mufakat

dimana penulis tidak mengedepankan ego sendiri dalam berdiskusi tetapi

juga menghargai pendapat pemegang program yang mempunyai

pengalaman lebih banyak dalam pelaksanaan kegiatan berbasis

masyarakat.

Dampak tanpak nasionalisme : jika penulis lebih mengedepankan ego

sendiri dan tidak mau mendengarkan pendapat pemegang program, akan

sulit melaksanakan kegiatan dengan baik dan hasil yang dicapai juga

tidak akan maksimal.

c. Etika publik, penulis memaparkan konsep dan meminta saran pemegang

program mengenai teknis kegiatan dengan bahasa dan cara yang sopan.

Dampak tanpa etika publik : jika dalam menyampaikan sesuatu dengan

bahasa dan cara yang tidak sopan, lawan bicara yang dalam kasus ini

pemegang program tentu akan merasa tidak nyaman sehingga enggan

untuk membantu dalam pelaksanaan kegiatan atau bahkan menolak

kegiatan yang berada dibawah tanggungjawabnya sebagai pemegang

program PTM .

d. Komitmen mutu, pemaparan kosep penulis lakukan dengan rinci dan

terstruktur agar pemegang program mudah memahaminya sehingga diskusi

dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.


Dampak tanpa komitmen mutu : jika pemaparan konsep tidak rinci dan

terstruktur, pemegang program akan sulit memahami sehingga diskusi

menjadi tidak efektif dan efisien.

Kegiatan 3 : Menyiapkan Media untuk penyuluhan

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas, penulis mencari materi dari sumber yang dapat

dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya

Dampak tanpa akuntabilitas : jika materi dicari dari sumber yang tidak

jelas kebenarannya, peserta bisa saja menerima informasi yang salah.

b. Komitmen mutu, materi dituangkan dalam bentuk media penyuluhan

yang menarik dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami

masyarakat.

Dampak tanpa komitmen mutu : media penyuluhan yang tidak menarik

akan membosankan, sedangkan penggunaan bahasa yang tidak dipahami

akan menyulitkan peserta memahami informasi yang disampaikan

sehingga tujuan kegiatan menjadi tidak tercapai.

Kegiatan 4 : Melaksanakan sosialisasi

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Nasionalisme, setelah materi disampaikan, peserta diberikan kesempatan

untuk bertanya atau berdiskusi jika ada materi yang dirasa bertentangan

dengan pengetahuan selama ini.


Dampak tanpa nasionalisme : informasi yang ingin disampaikan kurang

dapat diterima sepenuhnya jika peserta tidak diberikan kesempatan untuk

bertanya dan berdiskusi.

b. Etika publik, materi disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti

tetapi tetap sopan .

Dampak tanpa etika publik : penyampaian materi dalam bahasa yang

tidak sopan akan membuat peserta merasa tidak nyaman sehingga enggan

untuk mendengarkan lebih lanjut.

b.Realisasi Aktualisasi dan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi


Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas

Meminta persetujuan dan saran kepada pimpinan Puskesmas Talunan

tentang kegiatan aktualisasi sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan,

mendukung mewujudkan misi ”meningkatkan profesionalisme SDM di

Puskesmas Talunan”.

Kegiatan 2 : Menyusun rancangan sosialisasi bersama penanggung jawab

program PTM

Melakukan diskusi dengan penanggung jawab program tentang rancangan

sosialisasi yang bertujuan padapeningkatan pengetahuan masyarakat tentang

penyakit hipertensi di Puskesmas Talunan mendukung mewujudkan visi

Puskesmas Talunan“mewujudkan masyarakat diwilayah kerja Puskesmas

Talunan yang sehat dan mandiri serta berketuhanan”. Pada saat

melakukan diskusi tentang lokasi yang akan dilakukan sosialisasi, penulis dan

pemegang program menetapkan semua jorong yang ada diwilayah Puskesmas


Talunan tanpa terkecuali.Hal ini mendukung mewujudkan visi Puskesmas

Talunan “ Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata dan

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat”

Kegiatan 3 : Menyiapkan Media untuk penyuluhan

Membuat materi yang menarik dengan bahasa yang mudah dimengerti

berdasarkan materi yang didapatkan dari sumber yang dapat dipercaya

kebenarannya merupakan bentuk usaha dalam mewujudkan misi Puskesmas

Talunan yaitu “Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata,dan

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat”

Kegiatan 4 : Melaksanakan sosialisasi

Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang hipertensi adalah upaya

untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang

kesehatan. Hal ini sejalan dengan misi Puskesmas Talunan” Menggerakkan

masyarakat untuk ikut serta dan menggalang kemitraan dalam

membangun kesehatan dengan memberdayakan keluarga dan

masyarakat untuk mewujudkan keluarga sehat dan mandiri”.Pada saat

melakukan sosialisasi di beberapa jorong,banyak terdapat hambatan dalam

melalukan sosialisasi. Contohnya saja akses jalan yang buruk,sarana dan

prsaarana yang masih banyak kekurangan tapi dengan sabar dan ikhlas semua

berjalan dengan lancar.Hal ini mewujudkan visi Puskesmas


Talunan”memberikan pelayanan dengan sabar dan ikhlas untuk

meningkatkan kualitas pelayanan”

c.Realisasi Aktualisasi dan Penguatan Organisasi

Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas

Adapun kegiatan yang dikonsultasi kan dengan pimpinan puskesmas,adalah

kegiatan yang berguna bagi masyarakat. Kegiatan ini berdampak terhadap

penguatan nilai organisasi yaitu”Pro rakyat,yang maknanya semua program

pembangunan kesehatan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.

Kegiatan 2 : Menyusun rancangan sosialisasi bersama penanggung jawab

program PTM

Bersama dengan penanggung jawab program menentukan lokasi, peserta, media

dan jadwal sosialisasi yang dilakukan disetiap jorong, dengan sebaik

mungkin.kegiatan ini berdampak terhadap penguatan nilai organisasi

yaitu:”Efektif,yang bermakna program kesehatan haruslah menghasilkan

sesuatu yang signifikan.

Kegiatan 3 : Menyiapkan media untuk penyuluhan

Setelah berdiskusi dengan pemegang program,penulis membuat materi untuk

sosialisasi berdasarkan informasi apa yang sangat dibutuhkan

masyarakat,sehingga masyarakat antusias dalam mendengarkan

sosialisasi.Kegiatan ini berdampak terhadap penguatan nilai organisasi yaitu


“Responsif,yang maknanya program kesehatan haruslah sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan rakyat”.

Kegiatan 4 : Melaksanakan sosialisasi

Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi hipertensi ini,hanya bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat yang berkaitan dengan

kesehatan.Kegiatan ini berdampak terhadap penguatan nilai organisasi

yaitu”Bersih yang dimaknai bahwa program kesehatan harus bersih dari

korupsi,kolusi dan nepotisme (KKN), dan tidak memiliki muatan yang tidak

berkaitan dengan kesehatan.


BAB V : PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan Kegiatan Habituasi yang telah dilakukan selama of campus 31

hari di Puskesmas Talunan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terlaksananya Konsultasi atau koordinasi dengan Kepala Puskesmas.

2. Terlaksanannya diskusi dengan Kepala Puskesmas terkait Sosialisasi

Kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hipertensi.

3. Terlaksananya penyusunan media untuk melakuakan sosialisasi sehingga

mempermudah pemahaman pasien

4. Ada nya hambatan dalam melakukan sosialisasi, karena akses jalan yang

cukup sulit sehingga 3 jorong tidak bisa dilakukan sosialisasi.Adapun

dalam penyampaian sosialisasi juga terhambat dengan aliran listrik yang

belum ada, serta tempat yang belum memadai.

5. Terlaksasananya salah satu program Puskesmas dalam penyuluhan

dibeberapa jorong sehingga dengan ini rencananya akan diadakan

penyuluhan setiap 3 bulan sekali tentang berbagai materi terkait dengan

kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.

6. Kegiatan yang telah dilaksanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai

ANEKA tersebut adalah keberhasilan untuk menjalani semua proses

kegiatan yang sudah dirancang yaitu sosialisasi tentang hipertensi

dilaksanakan dengan baik di wilah kerja Puskesmas Talunan.

56
b. Saran

Adapun saran dari kegiatan aktualisaasi yang penulis lakukan yaitu

sebagai berikut:

1. Diharapkan, sosialisasi tentang berbagai penyakit dapat berkelanjutan agar

tercapainya masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Talunan yang sehat

dan mandiri.

2. Diharapkan setiap ASN dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu

ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan

Anti Korupsi) dalam melaksanakan tugas sehari-hari di Puskesmas

Talunan.

3. Diharapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) menjadi

budaya kerja setiap ASN dalam melaksanakan tugas sehari-hari di di

Puskesmas Talunan.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kemenkes

LAN-RI. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Nasionalisme. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan

III. Anti Korupsi. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Akuntabilitas. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Etika

Publik. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Komitmen Mutu. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Manajemen Aparatur Sipil

Negara. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Pelayanan Publik. Jakarta:

LAN-RI

LAN-RI. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Whole Of Government.

Jakarta: LAN-RI

Puskesmas Talunan. 2016. Rencana Strategis Puskesmas Talunan Tahun 2016-

2020.

Puskesmas Talunan. 2019. Surat Keputusan Tentang Struktur Organisasi dan Tata

Kerja Puskesmas Talunan Tahun 2019. Talunan

58

Anda mungkin juga menyukai