Anda di halaman 1dari 16

LK-5 PENGEMBANGAN RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )


Satuan Pendidikan : SMP N 29 Pontianak
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VII/I
Materi Pokok : Teks Imajinasi
Alokasi Waktu : 3x40 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi

No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Kompetensi Pengetahuan: IPK Penunjang:
3.4 Menelaah struktur teks dan 3.4.1 Menentukan struktur teks narasi (cerita
kebahasaan narasi (cerita imajinasi) yang dibaca dan didengar.
imajinasi) yang dibaca.
3.4.2 Menentukan kebahasaan teks narasi (cerita
imajinasi)
IPK Inti:
3.4.3 Menelaah struktur teks narasi (cerita
imajinasi) yang dibaca dan didengar.

3.4.4 Menelaah kebahasaan teks narasi (cerita


imajinasi) yang dibaca dan didengar.
IPK Pengayaan:
3.4.5 Membandingkan struktur teks narasi (cerita
iamjinasi) yang dibaca dan didengar.
3.4.6 Membandingkan kebahasaan teks narasi
(cerita imajinasi) yang dibaca dan didengar
1
C. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah melalui proses pembelajaran, peserta didik:
1. mampu menentukan struktur teks cerita imajinasi dengan tepat;
2. mampu menentukan kebahasaan teks cerita imajinasi dengan tepat;
3. mampu menelaah struktur teks cerita imajinasi dengan tepat;
4. mampu menelaah kebahasaan teks cerita imajinasi dengan tepat.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. struktur teks cerita imajinasi dari segi orientasi, komplikasi dan resolusi.
b. karateristik bagian-bagian struktur teks cerita imajinasi dari segi orientasi,
komplikasi, dan resolusi
c. Prinsip penggunaan bahasa pada teks cerita imajinasi
d. Merencana mengembangkan teks cerita imajinasi
e. Menulis teks cerita imajinasi
2. Materi Pembelajaran Remedial
a. struktur teks cerita imajinasi dari segi orientasi, komplikasi dan resolusi.
b. karateristik bagian-bagian struktur teks cerita imajinasi dari segi orientasi,
komplikasi, dan resolusi
c. Prinsip penggunaan bahasa pada teks cerita imajinasi
d. Langkah menulis teks cerita imajinasi dengan contoh bertahap.
e. Menulis teks cerita imajinasi dengan bantuan alur cerita/gambar

3. Materi Pembelajaran Pengayaan


a. struktur teks cerita imajinasi yang kompleks dari segi orientasi, komplikasi dan
resolusi.
b. karateristik bagian-bagian struktur teks cerita imajinasi dari segi orientasi,
komplikasi, dan resolusi.
c. Prinsip penggunaan bahasa pada teks cerita imajinasi.
d. Langkah menulis teks cerita imajinasi yang lebih kompleks
e. Menulis teks cerita imajinasi yang lebih kompleks

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan :Scientific Learning
2. Model Pembelajaran :Discovery Learning
Sintak:
a. pemberian rangsangan (stimulus)
b. identifikasi masalah
c. pengumpulan data
d. pengolahan data
e. pembuktian
f. menarik kesimpulan
2
3. Metode: Diskusi

F. Media Pembelajaran
1. Media LCD Projector
2. Laptop
3. Bahan Tayang
4. Video (Pada Suatu Ketika)
G. Sumber belajar
1) Buku siswa: Kemendikbud. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VIII.
Jakarta: Kemendikbud.
2) Buku guru: Kemendikbud. 2017. Bahasa Indonesia kelas SMP/MTs VIII. Jakarta:
Kemendikbud.
3) Kemendikbud. (2016). Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Jakarta:
Kemendikbud.
4) Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis Teks dalam Bahasa Indonesia Bandung: Yrama
Widya.
5) Youtube: https://youtu.be/QyJO8F9KdVc
6) WEB: https://kumpulanceritarakyat.com

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
ALOKASI
TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan 1. Peserta didik dengan dipimpin temannya 5


(persiapan/orientasi) bersama guru melakukan doa bersama sebelum
pembelajaran dimulai. (religius)
2. Salah satu peserta didik diminta untuk
melapokan kehadiran siswa.

Apersepsi 1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran 10


yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, yaitu :
a. Unsur-unsur teks narasi (cerita imajinasi)
2. Menampilkan video (Pada Suatu Ketika)
3. Meminta peserta didik memberikan tanggapan
terhadap video yang ditayangkan melalui
pertanyaan yang diajukan peserta didik. Apa
unsur teks narasi (cerita imajinasi) yang dapat
kita temukana pada video tersebut? (berani)

3
Motivasi 1. Memberikan gambaran tentang manfaat 5
mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.(Saat kita memiliki imajinasi tentu
akan memberikan banyak manfaat, seperti
video yang kita saksikan. Video tersebut adalah
hasil imajinasi anak bangsa dengan
menggabungkan berbagai tokoh hero yang
diciptakan oleh orang barat.Tentunya hal
tersebut membuktikan bahwa Indonesia juga
bisa memiliki kemampuan untuk berpikir
kreatif)
2. Apabila materi tema/projek ini kerjakan
dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang:
a. Menelaah Struktur dan Bahasa Cerita
Imajinasi
b. Menguraikan Ciri Bagian-bagian Struktur
Cerita Imajinasi
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung.
B. Kegiatan Inti

Pemberian 1. Peserta didik membaca teks cerita imajinasi 15


rangsangan (stimulus) yang telah disajikan berjudul Berlian Tiga Warna.
(mengamati) (mandiri: gemar membaca)
2. Peserta didik melakukan curah pendapat untuk
menggali pengetahuan mereka berkaitan dengan
teks yang telah dibaca. (menanya) (nasionalisme:
demokratis)
3. Peserta didik merespons pertanyaan-pertanyaan
membangun konteks berkaitan dengan teks.
(mandiri)
a. Apa yang diceritakan pada teks tersebut?
b. Apakah setiap teks memiliki struktur dan
kebahasaan?
c. Apa yang dimaksud dengan struktur teks cerita
imajinasi?
d. Bagaimana kebahasaan dalam teks cerita
imajinasi?

4
Problem Statement 1. Secara berkelompok peserta didik menerima 20
(Identifikasi Masalah) format isian untuk mencari struktur dan
kebahasaan teks imajinasi Berlian Tiga Warna.
(kerjasama)
2. Pendidik melakukan pengamatan terhadap
aktivitas peserta didik peserta didik.

Data Collection mengumpulkan data: 20’


(Pengumpulan Data)
1. Peserta didik menentukan struktur teks imajinasi.
2. Peserta didik menentukan kebahasaan teks
imajinasi.
3. Peserta didik menelaah struktur teks imajinasi.
4. Peserta didik menelaah kebahasaan teks
imajinasi.

Data Processing 1. Peserta didik secara berkelompok menuliskan 10’


(Pengolahan Data) hasil diskusi dalam menentukan struktur dan
kebahasaan teks imajinasi. (mencoba) (gotong
royong)
2. Peserta didik secara berkelompok menuliskan
hasil diskusi dalam menelaah struktur dan
kebahasaan teks imajinasi. (mencoba)

Verification 1. Peserta didik melakukan presentasi kelompok. 20’


(Pembuktian) (mengomunikasikan)
2. Peserta didik yang bertugas mempresentasikan,
memberikan penjelasan-penjelasan disertai
alasan logis untuk membuktikan kebenaran hasil
identifikasi yang telah didiskusikan sebelumnya.
3. Peserta didik dari kelompok memberikan
pendapat terhadap hasil diskusi yang
dipresentasikan. (demokratis)
4. Peserta didik mendapatkan penguatan dari
pendidik terhadap hasil diskusi dan presentasi
yang dilakukan.

Generalization 1. Peserta didik mengungkapkan kembali tentang 10


(Menarik Kesimpulan) struktur dan penggunaan bahasa yang terdapat
dalam teks Berlian Tiga Warna.
2. Peserta didik menuliskan simpulan di “kartu
5
simpul” yang telah disiapkan pendidik mengenai
sruktur dan penggunaan bahasa yang telah
ditelaah melalui kegiatan mendengarkan dan
membaca.
3. Peserta didik menempelkan kartu simpul yang
telah diisi pada media tali gantung yang akan
dipajangkan di dinding kelas.

C. Kegiatan Penutup

1) Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran yang dipelajari. 5


2) Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari.
3) Pendidik memberikan motivasi pembelajaran bagi peserta didik
yang mengalami kelemahan selama proses pembelajaran.
4) Pendidik menginstruksikan peserta didik untuk mempersiapkan
diri pada pembelajaran berikutnya.

I. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap

Jurnal Penilaian Sikap—Observasi Kegiatan Pembelajaran


Nama Sekolah : SMP Negeri 29 Pontianak
Kelas/Semester : VII/I
Materi : Teks Cerita Imajinasi
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku religius, berani,
demokratis, gotong royong dan kerjasama sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah.
Aspek Sikap
No. Nama Siswa relegius berani demokratis gotong kerjasama Keterangan
royong
1.
2.
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
100-91 = sangat baik
90-81= baik
80-71= cukup
70-61= kurang
≤ 60 = sangat kurang

3. Pengetahuan

6
a. Teknik : Tes tulis dan penugasan.
b. Bentuk : Isian dan tugas yang dikerjakan secara individu dan kelompok
c. Indikator Soal : Disajikan teks cerita imajinasi
b. Instrumen Penilaian
Baca dan cermati teks berikut!

Berlian Tiga Warna


Oleh : Fanisa Miftah Riani

Anika menemukan tiga kotak berwarna ungu, biru, dan kuning di kamar ibunya. Kata
ibunya jika ada tiga sahabat yang menyukai warna seperti pada kotak itu akan
mendapatkan petualangan indah dan sekaligus mendapatkan berlian itu. Tapi waktu yang
diberikan untuk berpetualang hanya satu jam. Anika menyukai warna ungu. Tamika,
teman dekat Anika, menyukai warna biru dan Chika menyukai warna kuning.
“Saya ingin mencoba petualangan indah itu Bu. Saya punya sahabat yang menyukai
warna itu,” Anika meyakinkan ibunya.
Dengan kesepakatan ketiga sahabat itu berkumpul di rumah Anika. Minggu pukul 6
mereka semua masuk ke kamar Anika yang serba Biru. Di kamar Anika serasa ada di
langit.
“Ayo kita buka kotak masing-masing sesuai dengan warna kesukaan.
Sekarang kita buka satu… dua… tiga!!!”
“Wawwwww,” lima detik kemudian mereka terlempar di gerbang sebuah kerajaan.
Mereka terkejut karena di hadapannya berdiri seorang ratu yang seluruh tubuhnya dihiasi
berlian.
“Selamat datang di negeri kami, peramal kerajaan mengatakan bahwa akan datang
tiga anak yang akan menyelamatkan putri kami. Saya mempunyai anak yang bernama
Candy. Ia tertidur sejak dua tahun yang lalu dikarenakan ia memakai tiga kalung berlian
sekaligus,” Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. “Tolong selamatkan
puteriku.”
“Ta…ta…tapi…” Cika dan Tamika memprotes bersamaan karena mereka berdua
membayangkan akan bersenang-senang dalam petualangannya.
“Cika, Tamika ayo kita tolong Puteri, mereka sedang menghadapi masalah,” Anika
mantap menjawab sambil menarik dengan paksa kedua tangan sahabatnya yang masih
ragu.
“Itu puteri Candy,” Anika berlari menuju puteri tempat tidur Candy. Dengan ragu
Tamika dan Cika ikut mendekat.
“Ayo kita ambil sesuai warna!” Anika menjelaskan.
“Baik!” Jawab Tamika dan Cika serempak. Setelah itu…....
“Hoooaamm…” Putri Candy menguap. Pelan-pelan matanya terbuka.
“Oh! Terima kasih! Terima kasih! Sebagai hadiahnya ambil ini!” Ratu memeluk
ketiga gadis itu lalu memberikan tas yang lumayan besar.
“Terimalah ini sebagai sebagai ungkapan terima kasih kami,” Ratu berucap penuh
haru. Dengan cepat Tamika dan Chika menyahut tas yang diberikan Ratu. Tapi mereka
berdua tidak kuat mengangkat tas besar itu.
7
“Waktu kita tinggal 15 menit lagi kita harus segera pergi,” Anika berrteriak.
“Tapi tas berisi berlian ini tidak bisa kita bawa,” kata Tamika dan Chika
hampir bersamaan.
“Tinggalkan saja tas itu yang penting kita harus keluar dari kerajaan
ini,” tegas Anika. Anika menarik kedua tangan sahabatnya untuk menyatukan ketiga
kotak berlian tiga warna. Dan buuumm...! Mereka terlempar kembali ke atas tempat tidur
Anika.
“Gagal total petualangan kita karena kita meninggalkan satu tas besar isi berlian itu,”
Tamika berteriak ke arah Anika.
“Kamu menyia-nyiakan rejeki yang ada di depan kita,” Chika menimpali dengan
keras. Anika dengan tenang memegang kedua tangan sahabatnya.
“Kita tidak gagal dan kita tidak sia-sia. Kita telah berhasil menolong orang dan
menyelamatkan diri kita sendiri. Untuk apa setumpuk berlian tapi riwayat kita tamat?”
Anika menggenggam erat tangan sahabatnya. Tamika dan Chika menyambut erat
genggaman tangan Anika. Ketiga sahabat itu saling merangkul.
Soal Uraian
1. Temukanla Struktur teks cerita Berlian Tiga Warna di atas!
2. Tentukanlah Kebahasaan teks cerita Berlian Tiga Warna di atas!
3. Telaahlah Struktur teks cerita Berlian Tiga Warna di atas!
4. Telaahlah Struktur teks cerita Berlian Tiga Warna di atas!
c. Pedoman Penilaian
Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
No Kompetensi Materi Indikator Teknik
Dasar Penilaian

3.4.1 Menelaah Struktur dan 3.4.1Menentukan struktur teks Uraian


1. struktur teks kebahasaan narasi (cerita imajinasi) yang
narasi (cerita teks cerita dibaca dan didengar.
imajinasi) yang imajinasi
dibaca. 3.4.2 Menentukan kebahasaan
teks narasi (cerita imajinasi)
3.4.2 Menelaah
kebahasaan teks 3.4.3 Menelaah struktur teks
narasi (cerita narasi (cerita imajinasi) yang
imajinasi) yang dibaca dan didengar.
dibaca.
3.4.4 Menelaah
kebahasaan teks narasi (cerita
imajinasi) yang dibaca dan
didengar.

d. Rubrik Penilaian

8
a) Pengetahuan
1.Menentukan stuktur cerita imajinasi Berlian Tiga Warna.
No. Aspek yang Dinilai Skor

Peserta didik mampu menentukan tiga stuktur (orientasi, 15


1. komplikasi, dan resolusi) dengan tepat.
Peserta didik mampu menentukan dua stuktur (orientasi, 10
2. komplikasi, dan resolusi) dengan tepat.
Peserta didik mampu menentukan satu stuktur (orientasi, 5
3. komplikasi, dan resolusi) dengan tepat.

2. Menentukan kebahasaan cerita imajinasi Berlian Tiga Warna.


No. Aspek yang Dinilai Skor

Peserta didik mampu menemukan 6 kebahasaan teks 6


1. imajinasi dengan tepat
Peserta didik mampu menemukan 5 kebahasaan teks 5
2. imajinasi dengan tepat
dst. ….
3.

3. Menelaah kebahasaan cerita imajinasi Berlian Tiga Warna.


No. Aspek yang Dinilai Skor

Peserta didik mampu menelaah tiga stuktur (orientasi, 15


1. komplikasi, dan resolusi) dengan tepat.
Peserta didik mampu menelaah dua stuktur (orientasi, 10
2. komplikasi, dan resolusi) dengan tepat.
Peserta didik mampu menelaah satu stuktur (orientasi, 5
3. komplikasi, dan resolusi) dengan tepat.

4. Menentukan kebahasaan cerita imajinasi Berlian Tiga Warna.


No. Aspek yang Dinilai Skor

Peserta didik mampu menelaah 6 kebahasaan teks imajinasi 6


1. dengan tepat
Peserta didik mampu menelaah 5 kebahasaan teks imajinasi 5
2. dengan tepat
dst. ….
3.

𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒌𝒐𝒓
NIlai Akhir 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100

9
b) Keterampilan
Rubrik Penilaian dan Penskoran keterampilan

Skor
No Aspek Kurang Tidak
. Tepat
tepat Tepat

1 Merencanakan pengembangan cerita imajinasi 4 2 1

Menulis cerita imajinasi dengan memperhatikan


2 pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah 4 2 1
penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan
Jumlah skor
8

Nilai = Skor perolehan X 100


Skor Maks

e. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


Materi yang diberikan pada pembelajaran remidal dan pengayaan menggunakan
bahan ajar yang sama yakni struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi).

Pembelajaran Remedial
Butir Soal:
1. Tentukan struktur teks cerita cerita imajinasi berikut ini!
2. Beri komentar dari segi kebahasaan! Tulis sekurang-kurangnya 2 (dua)
unsur.

No Struktur
Teks Cerita Imajinasi Teks Cerita
Imajinasi
Hari ini giliran kamu yang diantar lebih dulu ya?” tanya
Shasa sambil membereskan tas dan buku-buku setelah bel tanda
berakhirnya jam sekolah berbunyi. ……………
Iya,” jawab Rara pendek. ……..
1 “Jangan sampai lupa menyampaikan titipanku buat
Rina,” pesan Shasa sambil berjalan keluar kelas.
“Iya,” lagi-lagi Rara menjawab pendek
Enak ya, Ra, punya adik..” Shasa berkata sambil
tersenyum simpul.
“Iya.. iyaaaaa..” kata Rara sambil kemudian mencium

10
Rina, adiknya yang berlar-lari menyambutnya.
“Jadi.. gak sebel lagi kan sama adikmu?” ledek Shasa.
“Uhh.. kamu ini meledek terus,” dengan gemas Rara
menggelitik Shasa yang segera lari menghindar. Kalau Rara
sudah menggelitik, lebih baik kabuuuurr…
Tidak seperti biasanya, pagi ini Rara datang ke sekolah
dengan wajah cemberut. Tidak ada senyum sama sekali. Shasa
yang duduk di sebelah Rara sampai bingung. Mau menegur,
Shasa takut Rara sedang tidak ingin ditegur. Mau mendiamkan,
hmmm… kok sepertinya tidak enak ya diam-diaman.
2 “Kamu bawa bekal apa hari ini?” tanya Shasa ketika bel
tanda istirahat berbunyi. ……………
“Aku gak bawa bekal. Rina tadi pagi rewel jadi ibu tidak …..
sempat menyiapkan bekal untukku,” Rara menjelaskan dengan
nada kesal.
“Rina sakit?” tanya Shasa prihatin.
Rina itu adiknya Rara. Lucu dan imut-imut. Usianya baru
dua tahun. Beberapa kali saat menjemput Rara, Rina dibawa
serta oleh Ibu Rara. Sebenarnya Rara ikut jemputan tapi
terkadang ibunya menjemput ke sekolah.
Rara menganggukkan kepalanya. “Rina sedang flu,”
jawabnya pendek.
“Ooo.. pantesan.. yuk aku temani kamu ke kantin,”
tawar Shasa.
Sambil berjalan bersisian, mereka berjalan bersama ke kantin
yang terletak di samping sekolah.
“Aku sebel.. Rina kalau sedang sakit rewel. Ibu jadi
tidak lagi memperhatikan aku,” keluh Rara sambil menuruni
tangga. Di sekolah mereka, hanya kelas satu yang terletak di
lantai dasar. Sementara kelas dua dan tiga terletak di lantai dua.
“Kamu sih enak, tidak punya adik, tidak punya kakak
jadi selalu diperhatikan oleh mama dan papa kamu,” kata Rara
lagi.
Shasa tidak menjawab. Ia ikut menemani Rara antri
membeli Roti Burger. Setelah itu mereka bergegas kembali ke
3 dalam kelas.
Dari dalam tas tempat membawa bekal, Shasa ……………
mengeluarkan sebuah bungkusan. ……
“Ini buat kamu dan Rina,” kata Shasa sambil
menyodorkan bungkusan itu.
“Apaan nih?” tanya Rara dengan suara yang tidak jelas
terhalang oleh makanan yang ada di dalam mulutnya.
“Biskuit wafer berlapis coklat,” jawab Shasa. “Kemarin

11
papaku baru pulang dari Batam. Dia membawa beberapa
macam biskuit wafer untukku. Terlalu banyak kalau harus
kuhabiskan sendiri.”
“Makasih ya, Sha,” kata Rara. “Tuh kan.. Enak kalau
tidak punya adik atau kakak. Tidak harus berbagi,” kata Rara
lagi.
“Iya memang.. tapi juga tidak ada yang diajak main,
tidak ada teman bercanda, tidak ada yang suka menyambut dan
menciumi kalau pulang sekolah,” kata Shasa, teringat ulah Rina
yang selalu lari keluar setiap kali mendengar mobil jemputan
Rara tiba.

Pembelajaran Pengayaan
Bandingkan dua struktur dan kebahasaan teks cerita imajinasi berikut!
Teks 1
Persahabatan Pohon Mangga dan Anak Kecil
Ada pohon mangga besar. Seorang anak kecil sering datang bermain. Dia
naik ke atas pohon, makan buah mangga, tidur di bawah kerindangannya. Anak kecil
senang pada pohon mangga itu. Pohon mangga juga senang anak kecil itu bermain-
main di sekitarnya.
Waktu berlalu...
Anak kecil itu tumbuh. Dia mulai jarang bermain di sekitar pohon mangga,
kecuali bila sedang menghadapi masalah atau butuh. Ketika anak kecil itu datang,
pohon mangga mengajak anak kecil itu bermain-main di sekitarnya lagi.

“Aku bukan lagi anak-anak,” sahut anak kecil yang sudah tidak jadi anak
kecil itu lagi, “Aku tidak bisa lagi main di sekitarmu. Oiya, aku ingin mainan,
maukah kau memberiku uang supaya aku bisa membelinya?”
Pohon mangga menjawab, “Aku tidak punya uang, tapi kau boleh memetik
buah-buah mangga yang ada di cabang-cabangku. Kau bisa menjual mangga itu.”
Anak kecil mengambil semua mangga yang sudah cukup siap dipetik. Setelah itu, dia
pergi dengan riang. Dalam waktu yang cukup lama anak itu tidak kembali. Hal itu
membuat pohon itu sedih.
Anak kecil itu datang kembali ketika dirinya sudah menjadi seorang pria.
Kedatangan itu membuat pohon mangga gembira. “Datang dan bermainlah
denganku,” pinta pohon mangga.
Namun, anak kecil yang telah menjadi seorang pria itu menolaknya dengan
alasan klasik: pekerjaan. “Maaf, aku tidak punya waktu bermain lagi. Aku harus
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecilku. Oiya, bisakah kau
membantuku agar aku mendapatkan rumah?”
“Aku tidak punya apa-apa. Aku hanya punya cabang-cabangku. Pakailah
untuk membangun rumah,” sahut pohon mangga. Setelah mendapatkan cabang-
cabang dari pohon mangga, pria itu pergi dan lama tak kembali.

12
Dan begitulah... waktu demi waktu berlalu... pria itu tidak kembali, kecuali
dirinya sedang memiliki masalah atau sedang butuh.
Bertahun-tahun kemudian, dia akhirnya kembali. Ketika dia ingin meminta
tolong lagi pada pohon mangga, pada akhirnya pohon mangga mengatakan bahwa
dirinya tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pada pria itu. Sebab, yang tersisa
hanyalah akar tuanya.
Pria itu mengatakan, “Aku tidak membutuhkan apa-apa lagi sekarang. Aku
hanya ingin tempat bersandar. Aku lelah.” Dan pria itu pun tertidur di bawah rindang
pohon. Pohon mangga itu senang.

Teks 2
Tukang Sepatu dan Liliput

Dahulu kala, di sebuah kota di Jerman, ada sepasang kakek dan nenek yang
baik hati. Kakek itu bekerja sebagai pembuat sepatu dan nenek yang menjualnya ke
pasar.
Uang hasil penjualan sepatu selalu dibelikan makanan yang banyak untuk
dibagikan kepada orang-orang jompo yang miskin dan anak yatim piatu. Karenanya,
uang mereka selalu habis.
Suatu hari, mereka hanya bisa membuat satu buah sepatu berwarana dengan
bahan sepatu yang tersisa. Ia berkata kepada nenek, "Kalau sepatu ini terjual, kita bisa
membeli makanan untuk hari raya nanti."
Tak lama setelah itu, lewat seorang gadis kecil yang tidak bersepatu di depan
rumah mereka. "Kasihan sekali gadis itu. Dalam cuaca dingin seperti ini, ia tidak
bersepatu," kata nenek.
Akhirnya mereka memberikan sepatu berwarna merah tersebut kepada gadis
kecil itu. Kini, mereka tidak punya sepatu untuk dijual. Itu berarti mereka juga tidak
akan punya uang untuk merayakan hari raya.
"Apa boleh buat, Tuhan pasti akan menolong kita jika kita bersabar ya, Nek,"
kata kakek berusaha menghibur.
Malam pun tiba, kakek dan nenek tidur nyenyak. Saat itu, dari hutan muncul
makhluk-makhluk kecil (liliput) mengangkut kulit sepatu ke rumah kakek, kemudian
membuatnya menjadi sepasang sepatu yang sangat bagus. Selesai membuat sepatu,
mereka kembali ke hutan.
Keesokan paginya, kakek sangat terkejut menemukan sepasang sepatu yang
sangat bagus di atas meja. Saat nenek membawanya ke pasar, sepatu itu langsung

13
terjual dengan harga sangat mahal.
Dengan basil penjualan sepatu itu, kakek dan nenek bisa menyiapkan makanan
serta banyak hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak kecil pada hari raya.
"Ini semua rahmat dari Yang Mahakuasa," seru si kakek.
Malam berikutnya, terdengar suara-suara di ruang kerja kakek. Kakek dan
nenek pun mengintip. Mereka melihat para liliput yang tidak mengenakan mantel
sedang membuat sepatu.
"Wow. Ternyata yang membuatkan sepatu untuk kita adalah para liliput itu,"
pekik si kakek.
"Mereka pasti kedinginan karena tidak mengenakan mantel. Aku akan
membuatkan mereka mantel sebagai tanda terima kasih," lanjut si nenek.
Keesokan harinya, nenek memotong kain dan membuatkan mantel untuk para
liliput itu. Sedangkan, kakek membuatkan sepatu-sepatu mungil untuk para liliput.
Setelah selesai, mereka menjajarkan sepatu dan mantel para liliput di ruang
kerja. Mereka juga menyiapkan makanan dan kue yang lezat di atas meja.
Saat tengah malam, para liliput berdatangan. Betapa terkejutnya mereka
melihat begitu banyak makanan dan hadiah. Mereka segera mengenakan mantel dan
sepatu yang sengaja telah disiapkan kakek dan nenek. Setelah itu, mereka menyantap
makanan dan menari-nari dengan riang gembira.
Hari-hari berikutnya, para liliput tidak pernah datang kembali. Tetapi sejak
saat itu, sepatu-sepatu yang dibuat kakek selalu laris terjual sehingga mereka selalu
mampu memberikan makanan kepada orang-orang miskin dan anak yatim piatu.
Sumber: dongengceritarakyat.com
Setelah selesai membaca kedua teks di atas, jelaskan perbedaan struktur dan
kebahasaannya!
Struktur
teks 1 teks 2
1. 1.
2. 2.
3. 3.
Penjelasan

14
Kebahasaan
teks 1 teks 2
1. 1.
2. 2.
3. 3.
Penjelasan

I. Bahan Ajar
1. Struktur Cerita Imajinasi
Teks cerita imajinasi memiliki struktur yang hampir sama dengan struktur teks
lain di antaranya orientasi, komplikasi, dan resolusi. Adapun penjelasan dan contohnya
ialah Orientasi dapat dipahami sebagai pengenalan bagian dalam cerita meliputi latar,
tokoh, tema, dan sedikit alur kepada pembaca. Sebagai contoh: Tiga rumah bergaya
kerucut menyambut mataku. Ketika aku memandanginya satu persatu, ternyata rumahitu
memiliki model yang sama. Hanya satu hal yangmembedakan ketiga rumah itu. Warna
pintunya. Setiappintu mengikuti gradasi warna seperti yang kulihat dicuctom calor
laptopku.
Komplikasi dapat dipahami sebagai konflik atau permasalahan yang dimulai dari
awal hingga puncak permasalahan. Sebagai contoh: Laut yang tadinya tenang dan
berwarna biru mudakehijauan bergelombang berbuih. Gerakan air itumenandakan sedang
ada yang terjadi di dunia samudera. Aku harus memeriksa apa yang terjadi. Aku tak
inginmelihat warga bumi terluka karena pertempuran samudera.
Resolusi dapat dipahami sebagai penyelesaian suatu masalah dalam cerita.
Resolusi merupakan bagian penentu yang akan mengarah pada akhir cerita apakah
berakhir dengan kebahagiaan atau kesedihan. Sebagai contoh: Setelah saya menyebutkan
semua perilaku baik yangpernah saya lakukan, pintu terbuka. Dan tanpa kuduga
sayasudah berada di depan meja belajarku. Akhirnya, Doni bisakembali ke dunia asalnya.

2. Kebahasaan Cerita Imajinasi


Teks cerita imajinasi memiliki ciri kebahasaan sebagai pembeda dengan teks
lainnya, yaitu sebagai berikut.
1. penggunaan kata ganti Pergantian nama orang sebagai sudut pandang penceritaan misalnya
aku, dia, mereka, Afiza, Delia.
2. penggunaan kata yang berhubungan dengan pancaindra untuk mendeskripsikan latar tempat,
waktu, dan suasana. Misalnya pada kalimat berikut.
- Tiga rumah bergaya kerucut menyambut mataku. Emas dan berlian bertaburan di dinding
rumah itu.
- Laboratorium berantakan. Semua peralatan pecah. Aneh hanya laptopku yang masih
menyala.

15
- Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. Tak sepatah kata pun terdengar dari
bibirnya. Kamar yang megah ini terasa sunyi dan penuh kesedihan.
- Tengah malam tak ada bintang di langit itu. Mendung hitam tampak menggumpal. Lolongan
anjing bersahut-sahutan menyambut malam yang semakin larut.
3. penggunaan pilihan kata bermakna kias dan khusus.
Contoh: Alien itu berhidung mancung. Dengan hidungnya yang menjulang ia mengendus
sekeliling.
4. penggunaan kata sambung penanda urutan waktu.
- Tiga tahun kemudian, Bani telah sampai di Pulau Mutiara dan bertemu dengan Rani.
- Akhirnya, ia saling bertemu di Kota Semarang.
5. penggunaan kata atau ungkapan keterkejutan.
- Tiba-tiba, burung gagak jatuh dari langit.
- Tanpa diduga bencana gempa bumi melanda benua Eropa.
6. penggunaan dialog atau kalimat langsung dalam cerita.
- “Ayah telah pergi meninggalkan kita!” Teriak Dina sambil menangis. Ibu memeluk Dina
dengan penuh kasih sayang.

Mengetahui Pontianak, Oktober 2019


Kepala Sekolah, Guru Mapel Bahasa Indonesia

Zainal Arifin, S.Pd. Halipah, S.Pd.


NIP 197010031997031008 NIP 199212272019032006

16

Anda mungkin juga menyukai