Anda di halaman 1dari 44

KONGRES REGIONAL

WILAYAH X (KALIMANTAN)
FORUM KOMUNIKASI
MAHASISWA TEKNIK SIPIL
INDONESIA

SAMARINDA
22 APRIL – 26 APRIL 2019
KONGRES TEMU WICARA REGIONAL
KONGRES WILAYAH X KALIMANTAN
TEMU WICARA REGIONAL
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA TEKNIK SIPIL INDONESIA

WILAYAH X KALIMANTAN
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA TEKNIK SIPIL INDONESIA
Samarinda, 23 April 2019
AGENDA SIDANG
KONGRES WILAYAH FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA TEKNIK SIPIL
INDONESIA
WAKTU AGENDA SIDANG
Selasa, 23 April 2019
Kondisional Registrasi Peserta Sidang
PEMBUKAAN
a. Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars
Kondisional FKMTSI
b. Sambutan Ketua Pelaksana
c. Pembacaan Doa
d. Sambutan Koordinator Wilayah X Kalimantan
sekaligus pembukaan Kongres Regional
SIDANG PLENO I
a. Pembahasan dan Pengesahan Agenda Sidang
Kondisional b. Pembahasan dan Pengesahan Tata Tertib Sidang
c. Pemilihan dan Pengesahan Presidium Sidang
Tetap
SIDANG PLENO II
a. Pembahasan Aturan Pokok dan Penjelasan Aturan
Pokok FKMTSI
Kondisional b. Pembacaan, Pengesahan Aturan Pokok dan
Penjelasan Aturan Pokok FKMTSI
c. Pembacaan dan Pengesahan Konsolidasi FKMTSI

SIDANG PLENO III


a. Pengajuan Anggota Baru FKMTSI Wilayah X
Kalimantan
b. Pemaparan Laporan Koordinator Wilayah X
Kalimantan
Kondisional
c. Pembahasan dan Pengesahan Rekomendasi
Internal dan Eksternal Wilayah X Kalimantan
d. Pemaparan Kesiapan Calon Tuan Rumah
e. Pemilihan dan Pengesahan Koordinator Wilayah
X Kalimantan
PENUTUPAN
a. Penyerahan Atribut Kepada Koordinator Wilayah
X Kalimantan
Kondisional b. Sambutan dari Koordinator Wilayah X
Kalimantan Terpilih
c. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars
FKMTSI
d. Pembacaan Doa
TATA TERTIB KONGRES TEMU WICARA REGIONAL WILAYAH X (KALIMANTAN)
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA TEKNIK SIPIL INDONESIA (FKMTSI) 2019
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1. Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019, disebut dalam tata tertib
Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019.
2. Penyelenggaraan Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019 selanjutnya
menjadi tanggung jawab Koordinator Wilayah terpilih.

BAB II

TUGAS DAN WEWENANG


Pasal 2
Tugas dan wewenang Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019 adalah :
1. Mengevaluasi rekomendasi koordinator wilayah.
2. Memilih dan menetapkan tuan rumah dan koordinator Temu Wicara Regional selanjutnya
3. Menyarankan rekomendasi-rekomendasi

BAB III
PESERTA PENUH DAN PESERTA PENINJAU KONGRES TEMU WICARA REGIONAL
WILAYAH X (KALIMANTAN) FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA TEKNIK SIPIL
INDONESIA (FKMTSI)
Pasal 3
PESERTA DAN PENINJAU Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019 :
1. Peserta penuh Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019 adalah
mahasiswa aktif per institusi Teknik Sipil se-Kalimantan .
2. Peserta Peninjau merupakan mahasiswa dan alumni yang pernah mengikuti Kongres Temu Wicara
Regional Wilayah X (Kalimantan) atau Temu Wicara Nasional FKMTSI.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
Hak Peserta penuh dan peserta peninjau Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) sebagai
berikut :
1. Peserta Penuh memiliki hak bicara dan hak suara jika diijinkan oleh presidium sidang
2. Peserta Peninjau memiliki hak bicara jika diijinkan oleh presidium sidang

Pasal 5
Kewajiban Peserta penuh dan peserta peninjau Kongres Temu wicara Regional sebagai berikut :
1. Peserta penuh dan peserta peninjau wajib berpakaian rapi.
2. Peserta penuh dan pesrta peninjau wajib menjaga kebersihan ruang sidang.
3. Peserta penuh dan peserta peninjau wajib menjaga ketertiban dan kelancaran acara selama sidang
berlangsung.

Pasal 6
Setiap peserta penuh KONGRES TEMU WICARA REGIONAL WILAYAH X (KALIMANTAN)
FKMTSI 2019 mempunyai hak satu suara yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan dengan
mengingat Pasal 4 ayat 1 peraturan tata tertib ini.
Pasal 7
Setiap peserta penuh dan peserta peninjau KONGRES TEMU WICARA REGIONAL WILAYAH X
(KALIMANTAN) FKMTSI 2019 harus memenuhi peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh panitia
pelaksanaan serta tata tertib ini.

BAB V
KELENGKAPAN KONGRES TEMU WICARA REGIONAL WILAYAH X (KALIMANTAN)
FKMTSI 2019
Pasal 8
Kelengkapan Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019 terdiri dari:
1. Panitia Pelaksana
2. Presidium sidang.
3. Palu sidang dan notulensi sidang.
4. Peserta Sidang

BAB VI

TUGAS DAN WEWENANG PRESIDIUM KONGRES TEMU WICARA REGIONAL WILAYAH


X KALIMANTAN FKMTSI 2019

Pasal 9
1. Presidium Sidang adalah peserta yang terpilih dalam Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (
Kalimantan ) FKMTSI 2019

2. Presidium Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019 mempunyai
tugas dan wewenang :
a. Menjaga ketertiban, kelancaran, dan kesuksesan kongres.
b. Menjaga suasana kongres.
c. Dalam kondisi mendesak presidium kongres dapat bertindak sebagai Koordinator panitia pelaksana
yang bersifat sementara.
d. Dalam kondisi yang terdesak presidium sidang berwenang untuk mengeluarkan peserta penuh atau
peserta peninjau dari ruangan sidang apabila peserta penuh atau peserta peninjau tidak
mengindahkan teguran dari presidium maksimal 3 kali.

BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT – RAPAT
Pasal 10
Musyawarah dan rapat – rapat Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019
terdiri dari :
1. Sidang Rekomendasi
2. Rapat Presidium Sidang Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019 jika
dianggap perlu.

BAB VIII
TATA CARA BERBICARA
Pasal 11
1. Demi Ketertiban dan kelancaran persidangan, tiap peserta berbicara melalui dan seizin Presidium
Sidang Pleno.
2. Untuk efisiensi waktu maka setiap pembicara dapat berbicara hendaknya pada pokok persoalan dan
disampaikan secara singkat dan jelas.

Pasal 12

Setiap peserta dapat menyampaikan interupsi setelah mendapat izin dari presidium sidang pleno, dengan
jelas interupsi sebagai berikut :
1. Meminta penjelasan tentang duduk perkara sebenarnya atau tentang masalah yang dibicarakan.
2. Mengajukan usul prosedur mengenai soal yang dibicarakan.
3. Memberikan penjelasan mengenai masalah yang dibicarakan.
4. Mengajukan keberatan terhadap materi yang pembicaraannya di luar masalah yang dibahas.

Pasal 13
1. Apabila seseorang pembicara menyimpang dari pokok pembicaraan, maka presidium sidang pleno
dapat memperingatkan dan meminta kembali kepada pokok – pokok permasalahan.
2. Apabila pembicara dalam berbicara menggunakan kata – kata yang menyinggung pribadi seseorang
atau menganjurkan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, maka presidium sidang
pleno dapat memberikan nasehat dan memperingatkan agar pembicara tertib kembali serta menarik
kembali kata – kata yang menyebabkan pembicara diberi peringatan.

Pasal 14
1. Apabila seseorang peserta melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban sidang, presidium sidang
pleno memperingatkan agar peserta tersebut menghentikan perbuatannya.
2. Jika peringatan tersebut pada ayat 1 diatas tidak diindahkan, presidium sidang pleno dapat
memerintahkan peserta tersebut untuk meninggalkan ruang sidang.

BAB IX
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 15
1. Sidang Pleno Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019 dinyatakan sah
jika dihadiri lebih ½ jumlah peserta.
2. Dalam hal pemilihan formatur, sidang pleno Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan)
FKMTSI 2019 dihadiri sekurang – kurangnya 2/3 jumlah peserta.

Pasal 16
1. Setiap sidang pleno memerlukan quorum seperti tersebut pada pasal 15 ayat 1 tata tertib ini.
2. Apabila quorum sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 diatas tidak tercapai maka sidang pleno
ditunda dengan waktu yang ditentukan oleh presidium sidang yang disepakati oleh quorum.
3. Apabila 2 kali penundaan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 di atas masih juga belum tercapai
quorum , maka sidang dapat dilanjutkan dan dianggap sah ( memenuhi quorum ) dan dapat mengambil
keputusan.

Pasal 17
Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah mufakat dan apabila hal ini tidak mungkin dicapai
maka keputusan dilaksanakan secara lobbying dan apabila lobbying tidak tercapai maka kita mengambil
keputusan secara voting.
Pasal 18
1. Pengambilan keputusan voting adalah sah apabila :
a. Diambil dalam sidang yang memenuhi quorum.
b. Disetujui oleh lebih dari setengah peserta penuh yang hadir memenuhi quorum.
2. Apabila dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak diperoleh jumlah yang sama, maka
pemungutan suara diulang paling banyak 2 kali.
3. Apabila dari jumlah pemungutan suara yang terakhir masih menghasilkan suara yang sama, maka usul
atau hal yang akan diputuskan ditolak.
4. Penyampaian suara disampaikan secara lisan, mengacungkan tangan, berdiri atau tertulis.
5. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan perhitungan suara
secara langsung.

Pasal 19
1. Pertanyaan atau pendapat yang diajukan harus singkat dan jelas.
2. Apabila dipandang perlu, isi dan sifat pertanyaan atau pendapat diperjelas oleh presidium sidang
3. Presidium sidang dapat mengambil kesimpulan atas pertanyaan atau pendapat itu.

Pasal 20
Persetujuan Laporan Pertanggungjawaban Kongres Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan)
FKMTSI 2019 setelah melalui proses seperti tersebut pada pasal 18.

BAB X
RISALAH
Pasal 21
Untuk setiap sidang harus dibuat risalah, yakni laporan jalannya sidang Kongres Temu Wicara Regional
Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019 secara tertulis yang berisi :
1. Tempat dan acara sidang.
2. Hari, tanggal, dan waktu dilaksanakannya sidang.
3. Presidium Sidang.
4. Nama – nama peserta yang hadir.
5. Juru Bicara dan pendapat masing – masing.
6. Keputusan dan kesimpulan sidang.
7. Keterangan lain yang dianggap perlu.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diputuskan oleh Kongres Temu Wicara
Regional Wilayah X (Kalimantan) FKMTSI 2019.
Pasal 23
Tata tertib ini berlaku sejak tempat, tanggal, dan waktu yang ditetapkan oleh presidium sidang sementara.
ATURAN POKOK
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA TEKNIK SIPIL INDONESIA
BAB 1
Bentuk, Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan
Pasal 1
Wadah ini berbentuk Forum.
Pasal 2
Wadah ini bernama Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia disingkat FKMTSI.
Pasal 3
FKMTSI dideklarasikan pada tanggal 24 Desember 1987 di Bandung dan disahkan pada tanggal
1 Maret 1989 di Jakarta dan untuk waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 4
FKMTSI berkedudukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berpusat dimana
coordinator umum terpilih dalam satu periode.
BAB II
Asas, Landasan dan Sifat
Pasal 5
FKMTSI berasaskan Pancasila dan berlandaskan UUD 1945 serta Tridharma Perguruan Tinggi.
Pasal 6
FKMTSI bersifat independen dan ilmiah.
BAB III
Fungsi dan Tujuan
Pasal 7
FKMTSI berfungsi sebagai wadah komunikasi, Pemersatu dan kegiatan yang bersifat ilmiah
bagi mahasiswa Teknik Sipil Se-Indonesia.
Pasal 8
FKMTSI bertujuan menampung dan menyalurkan Aspirasi Mahasiswa Teknik Sipil Se-
Indonesia.
Pasal 11
Lagu adalah Mars FKMTSI
MARS FKMTSI

MARI KITA BERSATU PADU DI DALAM FKMTSI


SEBAGAI BAKTI PADAMU PERTIWI
MAHASISWA YANG MANDIRI

WADAH KITA FKMTSI


MENGISI KEMERDEKAAN
PENGEMBAN MULIA CITA – CITA BANGSA
DENGAN JIWA PANCASILA

FMTSI GEMAKANLAH KINI


DISELURUH NUSANTARA (2X)
BAB V
Keanggotaan
Pasal 12
Anggota FKMTSI terdiri dari Organisai Mahasiswa Teknik Sipil intra Perguruan Tinggi Se-
Indonesia yang diakui melalui kongres wilayah dan kongres nasional.
Pasal 13
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Setiap anggota berhak mengikuti kegiatan FKMTSI.
2. Setiap anggota wajib menjunjung tinggi aturan pokok, penjelasan aturan pokok
dan keputusan yang dikeluarkan oleh Kongres.
3. Setiap anggota wajib menjaga nama baik FKMTSI.
Pasal 14
Status Keanggotaan berakhir jika :
1. Atas Permintaan Anggota yang disetujui dalam kongres.
2. Atas Permintaan Forum yang disetujui dalam kongres.

BAB VI
Kelengkapan FKMTSI
Pasal 15
Kelengkapan FKMTSI adalah :
1. Kongres.
2. Koordinator Umum.
3. Koordinator Wilayah.

BAB VII
Kongres FKMTSI
Pasal 17
1. Kongres merupakan musyawarah anggota yang bersifat perwakilan.
2. Kongres diadakan 1 kali dalam satu tahun.
3. Dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan kongres istimewa.
4. Peserta kongres adalah anggota yang terdaftar dalam FKMTSI.

Pasal 18
1. Kongres nasional berwenang :
a. Mengangkat dan memberhentiksn koordinator umum.
b. Mengubah dan menetapkan aturan pokok, penjelasan aturan pokok,
konsolidasi organisasi dan rekomendasi internal maupun eksternal.
c. Meminta, mengevaluasi dan menetapkan laporan hasil kerja coordinator
umum selama 1 periode.
d. Memilih dan menetapkan tuan rumah untuk temu wicara nasional
berikutnya.
2. Kongres wilayah berwenang :
a. Mengangkat dan memberhentikan coordinator wilayah.
b. Meminta, mengevaluasi dan menetapkan laporan hasil ketja coordinator
wilayah selama 1 periode.
c. Memilih dan menetapkan tuan rumah temu wicara regional FKMTSI
berikutnya.

BAB IX
Koordinator Umum
Pasal 19
Koordinator umum adalah wilayah yang ditunjuk untuk melaksanakan temu wicara
nasional FKMTSI serta melaksanakan tugas dan wewenang koordinator umum.

Pasal 20
Koordinator umum mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Melaksanakan dan mensosialisasikan hasil – hasil kongres nasional FKMTSI.
2. Melaksanakan kongres nasional pada temu wicara nasional FKMTSI.
3. Mengkoordinasi setiap wilayah melalui koordinator wilayah dalam
pelaksanaan dan sosialisasi hasil – hasil kongres nasional FKMTSI.
4. Sebagai pusat informasi kegiatan FKMTSI.

BAB X
Koordinator Wilayah
Pasal 21
Koordiantor wilayah adalah satu intitusi dalam suatu wilayah yang ditunjuk untuk
mengkoordinir temu wicara regional FKMTSI serta melaksanakan tugas dan wewenang
koordinator wilayah.
Pasal 22
Koordinator wilayah mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Melaksanakan dan mensosialisasi hasil – hasil kongres nasional FMTSI.
2. Menjamin terlaksananya kongres regional FKMTSI sesuai dengan yang telah
disepakati di kongres regional sebelumnya.
3. Membantu koordinator umum dalam menyampaikan informasi FKMTSI
dalam wilayah masing – masing.
4. Sebagai pusat informasi kegiatan FKMTSI di wilayah masing – masing.

BAB XI
Pasal 23
Harta benda FKMTSI diperoleh dari :
1. Sumbangan dari setiap perguruan tinggi yang telah terdaftar sebagai anggota.
2. Usaha dan perolehan lainnya yang sah dan tidal mengikat.

BAB XII
Pembubaran
Pasal 24
Pembubaran FKMTSI dilaksanakan hanya dan harus oleh kongres.

BAB XIII
Perubahan Aturan Pokok
Pasal 25
Perubahan Aturan pokok hanya dapat dilakukan oleh kongres nasional.
Pasal 26
Perubahan aturan pokok dapat dilakukan bila sekurang – kurangnya 3/4 anggota
FKMTSI hadir 3/4 dari anggota yang hadir setuju.
BAB XIV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 27
Hal – hal yang belum diatur dalam aturan pokok dimuat dalam peraturan – peraturan /
ketentuan – ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan aturan pokok.
BAB IV
Lambang, Bendera dan Lagu
Pasal 9
1. Bentuk
- 4 (empat) arah panah bermakna mahasiswa teknik sipil berasal dari berbagai
penjuru untuk berkumpul di satu wadah yaitu FKMTSI.
- Piramida tampak atas bermakna konstruksi.
- Bulatan (Lingkaran) melambangkan dunia.
2. Warna
- Warna Hitam melambangkan keabadian dan Kedalaman ilmu.
- Warna Merah melambangkan keberanian.
- Warna Biru melambangkan wawasan yang luas.
- Warna Putih melambangkan kesucian.
- Warna Merah & Hitam melambangkan warna kebesaran Teknik.
- Warna Kuning melambangkan Profesi insan Teknik Sipil.

Pasal 10
Bendera
Ukuran Bendera : 1x 1,989 m.
Jumlah Ikatan : 3 buah.
Warna Dasar : Putih dan terdapat logo FKMTSI di tengah.
Bentuk : Persegi panjang dan dikelilingi renda (tali rumbai) berwarna
kuning.
Pasal 13
(Sudah jelas)
Pasal 14
(Sudah jelas)
BAB VI
Kelengkapan FKMTSI
Pasal 15
Kelengkapan FKMTSI
Kongre FKMTSI terdiri dari :
- Kongres nasional yang dilaksanakan pada Temu Wicara Nasional FKMTSI.
- Kongres wilayah yang dilaksanakan pada Temu Wicara Regional FKMTSI.

BAB VII
Kekuasaan
Pasal 16
( sudah Jelas )
BAB VIII
Kongres FKMTSI
Pasal 17
1. Kongres nasional dilaksanakan 1 kali dalam satu tahun.
2. Kongres wilayah dilaksanakan 1 kali dalam satu tahun, setelah pelaksanaan kongres
nasional FKMTSI.
3. Kongres istimewa dapat dilaksanakan dengan alasan :
a. Koordinator umum atau koordinator wilayah melakukan pelanggaran terhadap hasil –
hasil kongres.
b. Koordinator umum atau koordiantor wilayah mengundurkan diri.

Pasal 18
Peraturan dalam hal kongres sub wilayah mengacu kepada pasal 18 aturan pokok.
BAB IX
Koordinator Umum
Pasal 19
Pembahasan dalam hal – hal mengenai sub wilayah mengacu kepada pasal 18, 21, 22
aturan pokok.
Pasal 20
( Sudah Jelas )
KONGRES WILAYAH X KALIMANTAN
TEMU WICARA REGIONAL
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA TEKNIK SIPIL INDONESIA

Rekomendasi – rekomendasi Wilayah X Kalimantan

Rekomendasi Internal
1. Membuat ajang perlombaan yang bersifat ilmiah pada Temu Wicara
2. Merangkul institusi yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar di
dalam FKMTSI wilayah X (Kalimantan)
3. Mencari sejarah kapan terbentuknya wilayah X (Kalimantan)
4. Melakukan kegiatan serentak yang pada bulan terbentuknya FKMTSI di
masing masing institusi wilayah X (Kalimantan)
5. Memiliki keaktifan dan kepedulian terhadap isu – isu pembangunan di
Indonesia khususnya wilayah X (Kalimantan)
6. Memperkenalkan institusi yang baru bergabung bersama wilayah X dalam
acara Temu Wicara Regional Wilayah X (Kalimantan)
7. Mengaktifkan media sosial FKMTSI wilayah X (Kalimantan)
8. Memiliki keaktifan dan kepedulian terhadap bencana yang terjadi di
Indonesia khususnya wilayah X (Kalimantan)
9. Koordinator wilayah menyampaikan hasil TW-Nas dan TW-Reg paling
lambat 3 bulan setelah diterima kepada anggota wilayah X (Kalimantan)
10.Pembentukan sub wilayah
a. FKMTSI wilayah X Kalimantan,di Samarinda TW-Reg menjadi saksi
terbentuknya sub wilayah FKMTSI wilayah X Kalimantan dengan catatan
uji coba selama 2 tahun,apabila berjalan dengan baik maka dilanjutkan
dan sebaliknya.

b. Bagian – bagian sub wilayah di bagi 5 provinsi


 Sub wilayah untuk Kaltim adalah UNTAG
 Sub wilayah untuk Kaltara adalah UNIKALTAR
 Sub wilayah untuk Kalsel adalah UMB
 Sub wilayah untuk Kalbar adalah POLNEP
 Sub wilayah untuk Kalteng adalah UNTAMA

Sebagai Sub Wilayah membantu kinerja KorWil


11.Setiap instansi wajib mengadakan pengabdian kepada masyarakat
12.Memiliki keaktifan dan kepedulian terhadap isu – isu lingkungan khususnya
di wilayah X (Kalimantan)
13.Setiap tuan rumah yang terpilih dapat melaksanakan pengabdian yang
bersifat ilmiah di dalam bidang teknik sipil baik berbentuk jasa maupun
karya nyata pada temu wicara regional FKMTSI wilayah X (Kalimantan)
14.Korwil terpilih mempunyai kewajiban untuk menindaklanjuti ,
mengevaluasi dan mensosialisasikan hasil rekomendasi internal dan
eksternal yang telah ditetapkan pada kongres Temu Wicara Nasional
FKMTSI

Rekomendasi Eksternal
1. Meminta penjelasan pengakuan legalitas dari dikti tentang FKMTSI dengan
mencari sejarah dan data base anggota sebagai syarat pengajuan FKMTSI
dan piagam Jakarta
2. Melaksanakan kegiatan serentak secara nasional pada 24 Desember di
wilayah masing – masing
3. Menyampaikan kepada pemerintah untuk membatasi pekerja asing yang ada
dengan cara mempertegas syarat masuknya, dan meningkatkan sumber daya
lokal di wilayah X (Kalimantan) dengan mengadakan pelatihan – pelatihan
4. Membuat diskusi koordinator umum di wilayah – wilayah untuk membahas
isu – isu yang berkaitan dengan pembangunan nasional
5. Melaksanakan kegiatan bakti lingkungan yang bersifat ilmiah dalam bidang
Teknik Sipil berbentuk jasa maupun karya nyata
6. Menyampaikan desain rumah baca ke nasional untuk diterapkan di desa
binaan setiap wilayah

Anda mungkin juga menyukai