Anda di halaman 1dari 35

REVERSE ENGINEERING

PRIMARY AIR FAN

MS6030 REKAYASA PENIRUAN PRODUK

NAMA : ARIF RAHMADHI HIDAYAT


NIM : 23118005

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
I. PENGUKURAN
Proses pengukuran Primary Air Fan dilakukan dengan metode non-contact atau alat
ukur tidak bersentuhan dengan objek benda yang diukur dan metode contact atau
pengukuran langsung menggunakan jangka sorong dan mikrometer.
Alat yang digunakan dalam metode pengukuran non-contact adalah pemindai laser
3D (3D scanner) dengan merk VIVID 9i. Alat 3D scanner biasanya digunakan untuk
memindai dan mengukur suatu objek yang memiliki profil atau bentuk yang rumit dan sulit
dilakukan pengukuran dengan metode konvensional.
Metode pengukuran langsung (contact) dilakukan terhadap fitur yang sulit/tidak
terpindai oleh alat 3D scanner karena memiliki kedalaman seperti fitur lubang dan profil
dudukan O-Ring.

Lensa kamera yang dipakai bertipe “tele” sehingga jarak antara kamera dengan
objek sekitar 1 meter dan luasan daerah untuk sekali pengambilan data sekitar ± 20 cm x
20 cm. Maka untuk memindai seluruh permukaan Primary Air Fan dibutuhkan beberapa
kali proses pemindaian dengan variasi sudut kamera dan benda kerja.
Sebelum memulai proses pemindaian dan pengukuran benda kerja diberi titik-titik
referensi terlebih dahulu menggunakan stiker atau bisa juga spidol. Titik ini digunakan
sebagai referensi pada saat proses penggabungan data-data hasil pengukuran.
Data keluaran mesin 3D scanner berupa kumpulan titik-titik atau disebut point
clouds. Setiap titik pada point clouds mempunyai nilai koordinat (X,Y,Z) individu relatif
terhadap titik referensi yang terdapat pada kamera 3D scanner.
Sehingga untuk mendapatkan data surface Primary Air Fan yang dapat diproses di
software CAD (Computer-Aided Design) harus melalui beberapa tahapan terlebih dahulu.
Pada kasus Primary Air Fan ini, software yang digunakan untuk mengolah data point clouds
GEOMAGIC DESIGN X.
II. PENGOLAHAN DATA HASIL PEMINDAIAN
Dalam melakukan pengolahan data hasil pemindaian, software yang dipakai adalah
GEOMAGIC DESIGN X. Untuk mendapatkan data surface dari benda kerja yang dapat
diolah di software CAD diperlukan beberapa proses pengolahan data point clounds seperti
penggabungan data, penghapusan noise, proses meshing, penutupan lubang, dan
mengilangkan titik-titik referensi serta menghaluskan permukaan.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam mendapatkan data surface
menggunakan software GEOMAGIC DESIGN X:

A. Open file (pilih semua data hasil pengukuran)


B. Sembunyikan (hide) file-file yang belum dibutuhkan agar tidak membingungkan

C. Pada tab Alignment, pilih Alignment between scan data


D. Pilih metode yang akan digunakan dalam proses penggabungan data pengukuran (pada
kasus ini menggunakan metode Local based on picked point)

E. Pilih data pengukuran yang akan dijadikan referensi dalam proses penggabungan dan
data yang bergerak relatif terhadap data referensi
F. Pilih beberapa titik pada data referensi (minimal tiga titik)

G. Pilih titik dengan posisi yang sama pada data yang bergerak kemudian klik OK
H. Ulangi proses D,E, dan F sampai seluruh data menjadi satu kesatuan

I. Data point clouds hasil pemindaian tidak hanya objek benda kerja saja, tetapi ada data
point clouds yang bukan objek benda kerja tetapi ikut terpindai seperti meja dan
support model. Data point clouds ini disebut noise dan harus dibersihkan terlebih
dahulu
J. Lakukan proses meshing untuk mengubah data pengukuran yang berupa point cloud
menjadi surface. Jenis mesh yang dipakai adalah tetrahedral mesh atau elemen
penyusun mesh berupa segitiga.

K. Karena proses meshing dilakukan secara otomatis, maka ada beberapa titik dari blade
yang mempunyai kualitas mesh jelek terutama pada permukaan dengan sudut lancip.
Sehingga perlu dilakukan perbaikan mesh (refinement) pada titik-titik tersebut.
 Pada tab polygon, pilih healing wizard, pilih target dan tentukan parameter perbaikan
meshing yang diinginkan

L. Mungkin akan timbul cacat dalam proses penggabungan point clouds ini, sehingga
timbul lubang pada blade pada saat proses meshing. Hal ini diakibatkan ada beberapa
titik dari blade yang tidak terpindai sehingga data point clouds untuk daerah tersebut
kosong.
M. Tutup lubang yang terdapat pada data hasil pengukuran menggunakan fitur fill holes

N. Untuk menghilangkan dan menghaluskan permukaan data stiker atau tanda “X”, pilih
defeature dan seleksi daerah yang akan dihaluskan

O. Ekspor data ke format file STEP (Standard for Exchange of Product), STL
(Stereolithography), atau IGES (Initial Graphics Exchange Specification) agar tebaca di
software CAD lain seperti CATIA dan Solidwork
III. PERMODELAN UNTUK MENDAPATKAN PARAMETER AIRFOIL

Untuk melakukan memodelan blade baru Primary Air Fan, harus dicari terlebih
dahulu jenis airfoil dan nilai parameternya. Dengan data hasil pemindaian 3D scanner yang
telah diolah di software GEOMAGIC DESIGN X, dapat dicari nilai parameter airfoil seperti
nilai panjang garis chord, posisi maksimum camber, tinggi maksimum camber, ketebalan
maksimum dan sudut serang (AoA). Untuk jenis airfoil yang digunakan adalah NACA 4 digit
series karena memiliki standarisasi penomoran pada setiap profilnya.
Namun untuk mendapatkan nilai parameter airfoil harus melewawti beberapa
langkah seperti pembuatan bidang potong (section cut) yang berupa silinder dan
memproyeksikan surface hasil pemotongan ke dalam bidang tangensial (bidang datar).
Untuk lebih jelasnya seluruh proses akan dijelaskan pada poin-poin langkah dibawah ini:

A. Open file (PAF TH2013.stp)


Karena data hasil pemindaian dan pengukuran objek kurang bagus (ada beberapa section
surface yang tidak terpindai seperti di daerah thrilling edge) sehingga pada saat
penggabungan data timbul misalignment dan banyak lubang pada objek hasil
pemindaian/pengukuran. Maka data yang dipakai adalah file STEP (Standard for Exchange
of Product), dimana data gambar 3D disimpan dalam format ACSII sesuai standar ISO
10303-21.

B. Buat bidang (plane) air flow dan rotation berdasarkan data gambar blade di bawah (proses
detail pembutan plane akan dijelaskan dari point C - G)

Air flow plane

Counterbored plane

Rotational plane
C. Buat dua axis pada center lubang courterbored yang terdapat di Hub Blade

D. Buat plane dengan referensi dua axis pada center lubang courterbored yang terdapat di
Hub Blade
E. Buat axis pada center Hub Blade

F. Buat plane yang akan dijadikan air flow plane dengan referensi sumbu putar pada axis
center Hub Blade dan bersudut 6° dari counterbored plane
G. Buat plane yang akan dijadikan rotation plane dengan referensi sumbu putar pada axis
center Hub Blade dan bersudut 90° dari air flow plane

H. Tentukan diameter lingkaran yang akan dijadikan batas pemotongan atas dan batas
pemotongan bawah

 Lower section cut adalah diameter luar dari shaft atau poros fan sebesar 1258 mm
 Upper section cut merupakan diameter maksimal blade pada saat assembly (1996 mm)
dikurangi toleransi clearance yang diijinkan antara blade dengan casing (2 – 2.5) mm
pada satu sisi. Untuk faktor keamanan dalam proses manufaktur supaya kemungkinan
dimensi blade tidak masuk toleransi dapat diminimalkan maka digunakan nilai tengah
2𝑥(2+2.5)
total toleransi clearance yang diijinkan atau = 4.5 𝑚𝑚. Penggunaan nilai
2
tengah total toleransi clearance bertujuan untuk mendapatkan batas toleransi yang
sama antara batas atas dan batas bawah atau disebut juga toleransi bilateral.

I. Buat sketch dengan profil berupa lingkaran pada rotation plane, profil ini nantinya akan
dijadikan batas pemotongan (section cut) pada blade

J. Extrude surface profil lingkaran yang akan dijadikan batas pemotongan (section cut)
sebesar 500 mm pada direction 1 dan 2
K. Buat plane yang sejajar (parallel) dengan permukaan hub bagian bawah dan menyinggung
(tangent) salah satu profil lingkaran

L. Ulangi langkah poin J sehingga terbuat 10 plane yang saling bersinggungan (tangent)
dengan masing-masing profil lingkaran

M. Karena section cut blade yang digunakan berupa lingkaran, maka surface airfoil yang
didapatkan juga berupa surface lengkung. Untuk mengukur dan mendapatkan parameter
airfoil maka surface lengkung tersebut harus diproyeksikan menjadi bidang datar. Langkah-
langkah dalam meratakan surface akan dijelaskan dalam poin N – R
N. Pada tab Surface, pilih menu Curve kemudian split line
 Pada selections, kolom atas (splitting bodies/faces/planes), pilih seluruh fitur profil
lingkaran yang telah diextrude pada langkah poin I
 Pada selections, kolom bawah (face/bodies to split) pilih sisi kiri dan kanan blade

O. Pada tab Surface, pilih menu Trim Surface


 Pada selections, kolom atas (trim tool) pilih split line hasil proses langkah poin L
 Pada selections, kolom bawah (pieces to removes) pilih seluruh surface profil lingkaran
hasil proses langkah poin I
P. Pada tab Surface, pilih menu Curve kemudian split line
 Pada selections, kolom atas (splitting bodies/faces/planes), pilih rotational plane
 Pada selections, kolom bawah (face/bodies to split) pilih seluruh surface hasil proses
langkah poin M

Q. Pada tab Surface, pilih menu Surface Flatten


 Pada selections, kolom atas (face/surface to flatten), pilih surface pada salah satu
section hasil proses poin M
 Pada selections, kolom bawah (vertex or point on edge) pilih garis (edge) yang berada
di antara surface
R. Ulangi langkah poin O sehingga proses surface flatten dilakukan pada seluruh section

S. Cari parameter airfoil digit NACA pada blade untuk setiap section

Panjang chord

digit 1 (m) = persentase tinggi camber maksimum terhadap panjang chord


digit 2 (L) = persentase lokasi maksimum camber terhadap panjang chord
digit 3&4 (t) = persentase ketebalan maksimum terhadap panjang chord
 Buat 5 atau 6 lingkaran yang menyinggung garis airfoil setelah itu buat garis camber
dengan menu spline yang melewati titik pusat lingkaran
 Buat garis chord dari leading edge sampai thrilling edge
 Buat garis yang sejajar garis chord dan menyinggung garis camber
 Beri ukuran garis singgung dengan referensi leading edge untuk mengetahui tinggi
maksimum camber dan posisinya
 Cari diameter lingkaran maksimum yang menyinggung garis airfoil untuk mencari
ketebalan maksimum
 Cari sudut garis chord ke air flow plane untuk mengetahui sudut serang (angel of
attack)
TABEL PARAMETER AIRFOIL
NACA 4 DIGIT

POSITION
CHORD MAX MAX. DIGIT DIGIT DIGIT DIGIT DIGIT DIGIT NACA
PLANE MAX. AOA
SECTION LENGTH CHAMBER THICHNESS 1 2 3& 4 1 2 3&4 PROFILE
CHAMBER
1 1991.5 193.02 13.35 87.76 12.481 6.92 4.55 6.47 7 5 7 7507 58.34
2 1980 192.88 13.37 87.27 12.544 6.93 4.52 6.50 7 5 7 7507 58.08
3 1880 191.98 13.70 86.80 13.475 7.14 4.52 7.02 7 5 7 7507 55.85
4 1780 191.33 14.40 88.49 15.233 7.53 4.62 7.96 8 5 8 8508 53.50
5 1680 191.00 15.40 91.17 17.539 8.06 4.77 9.18 8 5 9 8509 51.00
6 1580 190.98 16.55 93.74 20.102 8.67 4.91 10.53 9 5 11 9511 48.35
7 1480 191.44 17.76 96.17 22.605 9.28 5.02 11.81 9 5 12 9512 45.53
8 1380 192.41 18.76 97.57 24.703 9.75 5.07 12.84 9 5 13 9513 42.59
9 1280 193.94 19.32 97.63 26.068 9.96 5.03 13.44 9 5 13 9513 39.64
10 1258 194.16 19.61 98.18 26.521 10.10 5.06 13.66 9 5 14 9514 39.00

Berdasarkan pertemuan kuliah tanggal 14 Oktober 2019, disarankan memakai parameter yang seragam/sekelas pada digit 1 dan digit 2 airfoil
NACA dalam memodelkan Blade Primary Air Fan. Untuk digit 1 airfoil NACA memakai nilai tengah parameter yang didapat, yaitu delapan (8) dan
untuk digit 2 airfoil NACA disarankan memakai nilai empat (4) karena mempunyai nilai efisiensi paling tinggi. Sehingga NACA profil yang dipakai
nantinya 84XX, dimana XX adalah digit 3&4 airfoil NACA atau persentase ketebalan maksimum terhadap panjang garis chord.
IV. PERMODELAN PRIMARY AIR FAN

A. Masukan angka NACA profile dan panjang garis chord pada kalkulator NACA untuk
mendapatkan titik koordinat (X,Y,Z) airfoil yang akan digunakan pada permodelan di
software CAD. Pada section pertama (1996.5) nilai NACA profil yang dipakai 8407 dan
panjang garis chordnya 193.02 mm. Nilai diameter thrilling edge dibuat seragam untuk
semua section, yaitu 2 mm.
B. Copy titik koordinat (X,Y,Z) airfoil hasil dari kalkulator NACA dan simpan di notepad.
Pisahkan file untuk titik koordinat profil atas (ungu) dan profil bawah (hijau). Ulangi
langkah poin A dan B untuk semua section airfoil.
C. Software yang akan digunakan untuk memodelkan Primary Air Fan adalah SOLIDWORKS
2016. Langkah pertama dalam memodelkan Primary Air Fan ialah menentukan terlebih
dahulu plane yang akan dijadikan airflow plane (top plane) dan rotation plane (right plane).
Selanjutnya membuat plane dengan dengan referensi front plane dan berjarak
1991.5 1980 1880 1780 1680 1580 1480 1380 1280 1258
, , , , , , , , ,
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

D. Import titik koordinat (X,Y,Z) airfoil dengan menggunakan menu curve, lalu pilih curve
through XYZ points dan pilih file titik koordinat (X,Y,Z) untuk setiap section.
E. Untuk section pertama adalah section 1991.5, pilih file profil atas airfoil (1991,5-U.txt)
untuk section tersebut dan klik OK

F. Ulangi langkah poin D dan E tetapi sekarang pilih file untuk profil bawah airfoil (1991,5-
U.txt) section tersebut lalu klik Ok. Airfoil yang terbentuk dari proses ini masih belum
sempurna, karena bagian thrilling edge masih belum tersambung sehingga membutuhkan
pengeditan pada menu sketch.
G. Karena profil airfoil berupa garis dalam koordinat kartesian 3 dimensi sehingga untuk
mengedit dalam menu sketch kita perlu memproyeksikannya terlebih dahulu. Buat sketch
pada plane section pertama (1991.5), selanjutnya proyeksikan profil airfoil hasil proses
poin E dan F menggunakan menu convert entities.

H. Untuk menyambung bagian thrilling edge dari airfoil, buat lingkaran berdiameter 2 mm dan
menyinggung (tangent) ke garis airfoil atas dan airfoil bawah.
I. Hapus garis yang tidak dibutuhkan dengam menggunakan menu Trim dan buat garis chord
dari leading edge sampai thrilling edge

J. Beri dimensi garis chord dan tentukan posisi dari maksimum camber (karena kita
menggunakan NACA 84XX maka posisi maksimum camber adalah 40% dari panjang garis
chord diukur dari leading edge
K. Buat lingkaran dengan posisi sumbu lingkaran di maksimum camber dan menyinggung
(tangent) garis porfil airfoil atas dan bawah

L. Pindahkan (Translasi) sketch hasil langkah poin G – K menggunakan menu move entities ke
sumbu axis (airflow & rotational plane) dengan pusat translasi di sumbu lingkaran
M. Putar (rotasi) sketch dengan sudut sebesar sudut serangnya (angle of attack) terhadap
aliran udara (airflow) tiap section dengan pusat rotasi berada di sumbu lingkaran dan
sumbu axis(airflow & rotational plane)

N. Ulangi seluruh langkah poin G – M untuk membuat profil airfoil yang baru pada setiap
section plane

O. Karena fluida udara mengalir pada sudu sepanjang lingkaran pada setiap section, maka
untuk memenuhi kriteria tersebut profil airfoil yang dibuat pada bidang tangesial harus
diproyeksikan ke dalam bidang permukaan silinder. Buat sketch lingkaran pada plane
rotational dengan diameter 1991.5, 1980, 1880, 1780, 1680, 1580, 1480, 1380, 1280, dan
1258.
P. Extrude surface dari sketch lingkaran dengan jarak 500 mm pada direction 1 & direction 2

Q. Proyeksikan profil airfoil pada bidang (plane) 1991.5 ke dalam bidang silinder dengan
diameter 1991.5 mm menggunakan menu wrap.
 Pada kolom wrap parameter pilih permukaan (surface) yang akan menjadi bidang
proyeksi silinder, dalam kasus ini dipilih bidang silinder dengan diameter 1991.5 mm
 Pada kolom source sketch pilih sketch profil airfoil yang akan diproyeksikan, dalam kasus
ini adalah sketch pada section 1991.5

R. Ulangi langkah poin Q sehingga seluruh sketch profil airfoil terproyeksikan ke dalam bidang
permukaan silinder pada setiap sectionnya
S. Setelah semua airfoil terproyeksikan pada bidang silinder, selanjutnya hapus bidang
silinder dan hanya menyisakan profil airfoil saja.
 Pada kolom selection pilih seluruh bidang silinder pada tiap section
 Pada kolom option pilih delete

T. Untuk membentuk profil blade maka digunakan menu loft


 Pada kolom profiles pilih seluruh surface airfoil hasil langkah poin S
 Pada kolom guide curves dikosongi
U. Buat sketch pada rotational plane yang menyinggung surface blade bagian bawah (dekat
hub) lalu dengan menu cut extrude potong profil blade sehingga surface bagian bawah
menjadi bidang datar

V. Buat sketch hub pada rotational plane lalu gunakan menu revolve sebesar 360° dengan axis
di sumbu pertemuan airflow plane dan rotational plane

Garis bantu hub


bersinggungan (tangent)
dengan surface airfoil
terkecil (section φ 1258)

Axis untuk
merevolve hub
W. Buat fillet atau radius pada garis pertemuan hub dan blade. Tipe fillet yang dipakai adalah
variable fillet
 Pada kolom variable radius parameter , pilih tipe symmetric tentukan variable radius
(VR) 1 dan 2 serta radius pada titik 1,2, dan 3
 Pada blade ini nilai VR1=7, VR2=11, P1=12.5, P2=13, P3= 11.5
 Pada kolom profil pilih circular dan straight transition

X. Buat lubang baut counterbored pada hub dengan diameter besar 26 mm dan diameter
kecil 13 mm dengan true posisi dari lubang φ 92 mm.
NEW MODEL BLADE PRIMARY AIR FAN

Anda mungkin juga menyukai