Anda di halaman 1dari 2

w

1 Samuel 19:1-24

Lain

Menyimpan kebencian, seperti memelihara penyakit di dalam tubuh, yang bisa kambuh sewaktu-
waktu jika tidak diobati secara serius hingga tuntas.

Kebencian Saul kepada Daud terus muncul dalam beberapa pasal Kitab 1 Samuel ini. Dalam pasal 19,
secara terbuka Saul mengumumkan ingin membunuh Daud, menantunya (1). Kedengkiannya kadang
sembuh kemudian kambuh lagi. Anak-anaknya tahu persis siapa Daud (4). Mereka membujuk supaya
Saul menerima Daud (5). Dengan terpaksa, Saul bersumpah demi nama Allah untuk tidak membunuh
Daud (6). Seolah berkenan atas Daud dan menerimanya kembali, ketika Daud kembali menang
dalam perang (8), Saul teringat bahwa kemenangan Daud adalah ancaman bagi takhtanya karena
orang lain akan mengakui kehebatan Daud (8). Hatinya terus panas dan dipenuhi kedengkian, Saul
berniat membunuh Daud.

Kisah ini memperlihatkan bagaimana kebencian yang tidak pernah dibereskan akan terus
mengendap dan berakar dalam hati seseorang. Kebencian itu bak gunung api yang siap meletus dan
mengeluarkan lava mematikan. Kebencian akan menenggelamkan semua kebaikan yang pernah ada.
Ia akan menggerogoti damai dan sukacita. Ia akan merusak diri sendiri, relasi keluarga, sesama
warga gereja, dan masyarakat.

Mengampuni dan rela menerima adalah obat mujarab untuk mengalahkan penyakit kebencian.
Berdoalah agar kita dimampukan untuk mengampuni. Janganlah membenci karena membenci
adalah tanda diri kita penuh kelemahan. Mintalah kekuatan kasih dari Allah untuk mengampuni.
Kasih dari Allah dapat mengalahkan kebencian. Mengampuni bukan kelemahan, melainkan tanda
iman yang kokoh. Mari meneladan Yesus yang sedikit pun tidak memendam kebencian ketika
mengalami siksa sebelum mati di kayu salib. Mengalahkan kebencian dapat ditempuh dengan
mengundang Roh Kudus bekerja dan menyingkirkan si jahat dari dalam diri kita.

Doa: Kiranya Roh Kudus-Mu menolong kami untuk mematikan kebencian. [MK]

Baca Gali Alkitab 8

1 Samuel 17:40-58
w

Banyak peristiwa yang kita anggap sebagai ketidakmungkinan terjadi di dalam hidup ini. Manusia
adalah makhluk yang terbatas sehingga peristiwa yang tidak mungkin sering membuat kita tidak
percaya pada kuasa lain yang akan mengatasinya.

Melawan dan mengalahkan Goliat adalah ketidakmungkinan pada zaman itu. Semua prajurit takut
dan gemetar untuk menghadapinya. Itulah ketidakmungkinan.

Daud mengubah ketidakmungkinan itu menjadi kemungkinan. Ia adalah contoh seorang yang
membawa pergumulan ketidakmungkinan ke hadapan Allah dan mengubahnya menjadi sesuatu
yang mungkin dengan kacamata iman dan bukan pertimbangan logika manusia semata.

Mengapa Daud bisa tiba di titik tersebut dan bagaimana ia mengubah ketidakmungkinan menjadi
kemungkinan?

Apa saja yang Anda baca?

1. Apa yang dilakukan Daud dan apa yang dikatakan Goliat ketika melihat Daud? (40-44)

2. Apakah prinsip Daud dalam menghadapi Goliat? (45-47)

3. Bagaimanakah Daud mengalahkan Goliat? (48-51)

4. Apa yang terjadi dengan orang Israel, Filistin, dan Daud setelah pertempuran tersebut? (52-58)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?

1. Apakah ada yang tidak mungkin bagi Allah?

2. Bandingkan pengalaman ketidakmungkinan Daud dengan yang pernah Anda alami?

3. Ketika itu, apa yang Tuhan lakukan?

Apa respons Anda?

1. Sudahkah Anda sungguh beriman akan kuasa Allah?

2. Apakah Anda mempunyai iman seperti Daud?

Pokok Doa:

Agar Tuhan mengaruniakan iman seperti Daud dalam menghadapi segala pergumulan besar yang
dipercayakan.

Anda mungkin juga menyukai