Anda di halaman 1dari 2

Nama: Shinta Bella Simajuntak

NIM: F34170025

Departemen : Teknologi Industri Pertanian

Bung Karno pernah berkata “Bicara soal pangan,itu bicara soal hidup atau
mati”. Pangan menjadi sumber energi kita untuk dapat melakukan aktivitas sehari-
hari , seperti bernafas,berfikir,mengatur suhu tubuh dan lain-lain. Makanan juga
menyediakan bahan yang diperlukan untuk kita dapat membangun,menjaga dan
meningkatkan kemampuan tubuh kita untuk melawan penyakit. Namun masih
banyaknya negara ditemui kasus-kasus malnutrisi,kelaparan,serta kasus pangan
lainnya . 17% dari populasi di dunia saat ini kurang gizi. Penyebab dari terjadinya
kelaparan dapat kita lihat dari segi yang berbeda. Salah satunya dan yang terpenting
adalah kemiskinan.

Berbicara tentang kemiskinan, pada dasarnya dapat didefinisikan secara


sederhana maupun dalam arti luas.Dalam pengertian yang sederhana kemiskinan
dapat diterangkan sebagai kurangnya pemilikan materi atau ketidakcukupan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sementara itu dalam arti yang lebih
luas kemiskinan dapat meliputi ketidakcukupan yang lain seperti : rendahnya tingkat
pendidikan, rendahnya kesempatan kerja dan berusaha, keterbatasan akses terhadap
berbagai hal, dan lain-lain. Kelaparan didefinisikan sebagai kondisi hasil dari
kurangnya konsumsi pangan kronik.Dalam jangka panjang, kelaparan kronis
berakibat buruk pada derajat kesehatan masyarakat dan menyebabkan tingginya
pengeluaran masyarakat untuk kesehatan. (Akk 2012)

Untuk mengatasi masalah kelaparan di dunia,maka kemiskinan global harus


diberantas terlebih dahulu. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pemerintah
mengejar kebijakan yang menghambat swasembada. Beras telah menjadi sumber
pangan dominan yang tercermin dari 50% total konsumsi nasional (Van der Eng
2001:190). Hari ini, 96% penduduk Indonesia makan beras ketimbang sumber pangan
lainnya (Simatupang, 1999). Penyamaan swasembada beras dengan ketahanan
pangan sudah sangat lama terjadi di Indonesia. Ini semacam mitos yang terus
direproduksi ulang dari masa ke masa. Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari
Organisasi Pangan Dunia (FAO), diperkirakan sebanyak 19,4 juta penduduk
Indonesia masih mengalami kelaparan. Penyebab utamanya adalah kemiskinan.
Masih banyak penduduk Indonesia yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
pangan mereka, khususnya di wilayah bagian timur Indonesia, seperti Papua, NTT
dan Maluku. "Mami memperkirakan di Indonesia masih ada 20 juta atau 19,4 juta
orang yang kelaparan setiap hari. Ini artinya mereka tidak memiliki cukup makanan
untuk di makan.. ini angka yang besar namun sudah jauh berkurang dibanding awal
tahun 90-an saat kami mulai menghitung target pembangunan millennium," demikian
ungkap Kepala Perwakilan FAO Indonesia, Mark Smulders.Meski demikian, FAO
menilai Indonesia telah cukup berhasil dalam menurunkan angka kelaparan dari
tahun-tahun sebelumnya.

Namun, meskipun telah berhasil menurunkan angka kelaparan hingga 50


persen, Indonesia masih dinilai lambat dalam mengurangi jumlah penduduk yang
kekurangan gizi, khususnya anak-anak dibawah usia 5 tahun. Dari data terakhir,
hampir 37 persen balita di Indonesia menderita stunting atau terhambat
pertumbuhannya karena kekurangan gizi.

Anda mungkin juga menyukai