Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Krisis ekonomi atau yang sering disebut dengan nama krisis moneter merupakan
suatu peristiwa atau kondisi menurunnya ekonomi suatu Negara. Indonesia pernah
mengalami krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997 membawa dampak yang sangat
besar bagi kehidupan rakyat Indonesia, terutama bagi kalangan menengah kebawah.
Akibat krisis moneter, harga berbagai kebutuhan pokok terus melonjak. Hal tersebut
menyebabkan jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat tajam. Dampak beruntun
dari krisis moneter, meningkatnya harga kebutuhan pokok serta kemiskinan yang kian
merajalela berimbas pada perubahan pola konsumsi masyarakat (dalam hal ini mengarah
pada penurunan). Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan ketahanan pangan masyarakat
anjlok.
Ketahanan pangan merupakan persoalan hidup mati suatu bangsa. Seseorang atau
sekelompok masyarakat bila tidak makan dalam jangka waktu tertentu akan menemui
ajal. Bila makan, tetapi dengan asupan yang tidak memenuhi standar gizipun hanya
menghasilkan generasi yang lemah, kurang sehat, tidak cerdas dan malas.
Dewasa ini, harga sembako seperti beras, beras, kedelai dan minyak goreng
semakin hari semakin tidak terjangkau oleh daya beli rakyat Indonesia. Akibatnya,
prahara kekurangan pangan dan gizi buruk merebak di berbagai daerah. Berita tentang
adanya sejumlah rakyat yang kelaparan, makan nasi aking, lumpuh layu dan bunuh diri
lantaran tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok menghiasi media massa hampir setiap
hari. Penderita gizi buruk semakin bertambah. Jika pada tahun 2005 anak balita yang
menderita gizi buruk sebanyak 1,8 juta jiwa, pada tahun 2007 menjadi 5 juta jiwa
(prakarsa-rakyat.org).
Sumber lain memaparkan hal yang lebih memprihatinkan lagi, tercatat 2 sampai 4
dari 10 anak balita di 72 kabupaten terkena busung lapar, sekitar 11 juta dari 13 juta anak
usia sekolah di seluruh Indonesia kini mengalami anemia gizi (republika.co.id).
Fenomena tersebut sungguh ironi yang memilukan, karena terjadi di negara agraris dan
maritim terbesar di dunia, memiliki kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Indonesia
dikenal sebagai negara agraris dan maritim terbesar, namun pada kenyataanya masih
sangat banyak rakyatnya yang kelaparan dan terkena gizi buruk.

1
Fenomena gizi buruk sebagian besar terjadi akibat kemiskinan, diperparah dengan
perilaku para komprador pemburu keuntungan yang selama ini kecanduan mangimpor
secara besar-besaran aneka bahan pangan, mulai dari beras, kedelai, gula, daging sampai
buah-buahan. Impor bahan pangan yang berlebihan dapat menyengsarakan para petani,
meningkatkan pengangguran, menghamburkan devisa dan membunuh sektor pertanian
yang mestinya menjadi keunggulan kompetitif bangsa. Dewasa ini Indonesia mengimpor
sekitar 2,5 juta ton beras/tahun (terbesar di dunia); 2 juta ton gula/tahun (terbesar ke
dua); 1,2 juta ton kedelai/tahun; 1,3 juta ton jagung/tahun; 5 juta ton gandum/tahun dan
550.000 ekor/tahun. Sungguh angka yang mencengangkan bagi sebuah negara yang
memiliki kondisi agroekologis nusantara cocok untuk budi daya semua bahan pangan
tersebut. Buktinya Indonesia pernah mengukir prestasi menumental yang diakui dunia
(FAO), yaitu swasembada beras pada tahun 1984. indonesia juga pernah mencapai
swasembada gula, jagung dan kedelai (prakarsa-rakyat.org).
Tragedi kerawanan pangan dan gizi memang sungguh ironis terjadi di Negara
sesubur Indonesia. Padahal pemerintah terus berupaya meningkatkan dari APBN untuk
bantuan bagi rakyat miskin diantaranya melalui asuransi lesehatan rakyat miskin
(Askeskin). Jika pada tahun 2005 anggaran yang disiapkan untuk rakyat miskin
(Askeskin) adalah sebesar 2,3 triliun, tahun 2006 sebesar 3,6 triliun, tahun 2007, 2,2
triliun dan untuk 2008 dianggarkan 4,6 triliun (lampungnews.com).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Defenisi dari krisis moneter
2. Defenisi dari gizi buruk
3. Hubungan antara krisis moneter dengan kejadian gizi buruk
4. Daya beli masyarakat yg menurun
5. Kelangkaan sembako

C. Tujuan
Ada pun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui dan memahami hubungan krisis moneter dengan kejadian gizi buruk.
2. Mengetahui dan memahami penyebab turun nya daya beli masyarakat.
3. Mengetahui dan memahami mengapa terjadinya kelankaan sembako.

2
D. Manfaat
Manfaatnya yaitu :
Kami sebagai mahasiswa dapat mengerti, memahami dan menjelaskan krisis
moneter dengan kejadian gizi buruk.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. DefInisi Krisis Moneter


Krisis ekonomi atau yang sering disebut dengan nama krisis moneter merupakan
suatu peristiwa atau kondisi menurunnya ekonomi suatu Negara.Krisis moneter
Indonesia disebabkan oleh berawalnya dari kebijakan pemerintah thailand di bulan juli
1997 untuk meniambangkan mata uang Thailan “Bath” terhadap Dollar Amerika. Selama
itu mata uang Bath dan Dollar Amerika dikaitkan satu sama lain dengan satu kurs yang
tetap.Devaluasi yang mendadak dari Bath ini menimbulkan tekanan terhadap mata uang-
mata uang negara ASEAN dan menjalarlah tekanan Devaluasi di wilayah ASEAN.
Krisis moneter yang terjadi membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan
rakyat Indonesia, terutama bagi kalangan menengah kebawah. Akibat krisis moneter,
harga berbagai kebutuhan pokok terus melonjak. Hal tersebut menyebabkan jumlah
penduduk miskin di Indonesia meningkat tajam. Dampak beruntun dari krisis moneter,
meningkatnya harga kebutuhan pokok serta kemiskinan yang kian merajalela berimbas
pada perubahan pola konsumsi masyarakat (dalam hal ini mengarah pada penurunan).
Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan ketahanan pangan masyarakat anjlok.Dewasa
ini, harga sembako seperti beras, kedelai dan minyak goreng semakin hari semakin tidak
terjangkau oleh daya beli masyarakat. Akibatnya, prahara kekurangan pangan dan gizi
buruk merebak di berbagai daerah. Berita tentang adanya sejumlah rakyat yang
kelaparan, lumpuh layu dan bunuh diri lantaran tidak mampu memenuhi kebutuhan
pokok menghiasi media massa hampir setiap hari. Penderita gizi buruk semakin
bertambah. Jika pada tahun 2005 anak balita yang menderita gizi buruk sebanyak 1,8 juta
jiwa, pada tahun 2007 menjadi 5 juta jiwa. Ini menunjukkan bahwa dalam 2 tahun
tersebut penderita gizi buruk di Indonesia meningkat dengan sangat drastis.

B. Gizi Buruk
Definisi dari gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP)
tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita
sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus dan atau hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik
kwashiorkor. Bila jumlah asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan
oleh tubuh disebut seimbang (gizi baik), tetapi bila asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh

4
tubuh rebih rendah maka disebut gizi kurang, sedangkan bila asupan zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh sangat kurang disebut gizi buruk. Keadaan kurang zat gizi tingkat
berat yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama
yang ditandai dengan berat badan menurut umur yang berbeda.
Kasus gizi buruk trutama banyak terjadi pada anak-anak yang akan berpengaruh
pada masa depan mereka, karena gizi buruk akan menyebabkan anak akan menjadi
lemes, lesu, malas beraktifitas, malas untuk berfikir, bahkan kematian pada balita dan
banyak lagi selain itu. Kasus ini terlihat biasa dan sering diremehkan oleh si penderita
maupun orang tua mereka, karena kurangnya pengetahuan mereka tentang gizi buruk
maupun dampaknya.

C. Hubungan Krisis Moneter dengan Kejadian Gizi Buruk


Kasus gizi buruk ini hampir terjadi setiap tahun, apa lagi semenjak krisis moneter
yang melanda Indonesia pada tahun 1997. Krisis moneter membawa dampak yang sangat
besar bagi kehidupan rakyat Indonesia, terutama bagi kalangan menengah kebawah.
Akibat krisis moneter, harga berbagai kebutuhan pokok terus melonjak, pengangguran
semakin banyak.Hal tersebut menyebabkan jumlah penduduk miskin di Indonesia
meningkat tajam, sehingga berimbas pada perubahan pola konsumsi masyarakat (dalam
hal ini mengarah pada penurunan).
Ketidakberdayaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari
untuk seluruh anggota keluarga sulit dijangkau, terutama pada keluarga yang hidupnya
pas-pasan. Dalam keadaan seperti ini diperkirakan terjadi perubahan pola makan, dimana
pada sebelum krisis ekonomi lebih diutamakan makanan yang beragam dan lebih mahal
agar dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan kesehatan,
tetapi pada saat krisis karena keterbatasan penghasilan lebih ditujukan untuk mengisi
perut agar dapat bertahan hidup. Konsekuensinya diperkirakan banyak anggota keluarga
yang menderita kekurangan gizi, terutama bayi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

D. Daya beli masyarakat


Pengertian dari daya beli adalah kemampuan suatu mata uang untuk membeli
barang atau jasa (Dictionary of Accounting, 1991). Christopher Pass dan Bryan Lowes
mendefinisikan daya beli sebagai jumlah barang-barang atau jasa yang dapat dibeli
dengan sejumlah uang dengan harga barang-barang atau jasa yang telah tertentu (Kamus
Lengkap Bisnis, 1994)

5
Daya beli masyarakat yang menurun dapat menekan pertumbuhan ekonomi
menjadi di bawah 6%. Kenaikan harga dihampir semua aspek ini akan berdampak pada
penurunan daya beli masyarakat ke depan.

E. Kelangkaan sembako
1. Sebab kelangkaan sembako sebagai sebab daya beli masyarakat yang rendah
2. Kelangkaan sembako menyebabkan daya beli masyarakat menurun, makanan
bergizi rendah sehingga gizi masyarakat rendah

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Krisis moneter mangakibatkan harga berbagai kebutuhan pokok terus melonjak,
meningkatnya pengangguran dan penduduk miskin, mereka tidak mampu memenuhi
kebutuhan gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan kesehatan. pada saat krisis karena
keterbatasan penghasilan, makanan lebih ditujukan untuk mengisi perut agar dapat
bertahan hidup. Konsekuensinya banyak anggota keluarga yang menderita kekurangan
gizi, terutama bayi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

B. Saran
Karena krisis moneter dapat mempengaruhi kecukupan gizi masyarakat, maka
diharapkan masyarakat memiliki standar ekonomi yang cukup baik, dan mampu
mensiasati angka kecukupan gizi jika terjadinya krisis moneter.

Anda mungkin juga menyukai