Makalah Karet
Makalah Karet
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia modern saat ini banyak peralatan‐peralatan yang
menggunakan bahan yang sifatnya elastis tidak mudah pecah apabila terjatuh dari suatu tempat.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan tersebut secara langsung kebutuhan karet juga
meningkat dengan sendirinya sesuai kebutuhan manusia.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi kesusuan (dikenal sebagai
latex) yang diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan pohon karet tetapi dapat juga
diproduksi secara sintetis. Sumber utama barang dagang dari latex yang digunakan untuk
menciptakan karet adalah pohon karet Hevea brasiliensis (Euphorbiaceae). Ini dilakukan
dengan cara melukai kulit pohon sehingga pohon akan memberikan respons yang
menghasilkan lebih banyak latex lagi.
Pohon jenis lainnya yang mengandung lateks termasuk fig, euphorbia dan dandelion.
Pohon‐pohon tersebut tidak menjadi sumber utama karet, dikarenakan pada perang dunia II
persediaan karet orang Jerman dihambat, sehingga Jerman mencoba mencari sumber‐sumber
alternatif lain, sebelum penciptaan karet sintetis.
Lebih dari setengah produksi karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi
beberapa juta ton karet alami masih tetap diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan
penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Karet
Karet merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, khususnya Brasil.
Karenanya nama ilmiahnya Herea brasiliensis. Sebelum dipopulerkan sebagai tanaman
budidaya yang dikebunkan secara besar-besaran, penduduk asli Amerika Selatan, Afrika, dan
Asia sebenarnya telah memanfaatkan beberapa jenis tanaman penghasil getah. Tanaman karet
adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zona antara
15°LS dan 15°LU, curah hujan yang cocok tidak kurang dari 2000 mm. Optimal 2500-4000
mm/tahun. Tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah yaitu pada ketinggian 200 m
di atas permukaan laut sampai 600 m di atas permukaan laut, dengan suhu 25°-30°C. Tanaman
karet termasuk famili Euphorbiare atau tanaman getah-getahan. Dinamakan demikian karena
golongan famili ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah (latex) dan
getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Mengingat manfaat dan
kegunaannya, tanaman ini digolongkan ke dalam tanaman industri.
Klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika
Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet
di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan
93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia.
Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola karet,
penghapus pensil, baju tahan air, dll. Saat Christopher Columbus dan rombongannya
menemukan benua Amerika pada tahun 1476, mereka terheran-heran melihat bola yang
dimainkan orang-orang Indian yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah. Di sinilah sejarah
karet dimulai, tetapi baru pada tahun 1530 ada laporan tertulis mengenai gummi optimum,
sebutan Pietro Martire d’Anghiera untuk karet. Pada tahn 1535, ahli sejarah mengenai bangsa
Indian, Captain Gonzale Fernandez de Oveida menulis bahwa dia melihat 2 tim orang Indian
yang bermain bola. Bola itu terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput, yang dicampur
dengan suatu bahan (latex) kemudian dipanaskan di atas unggun dan dibulatkan seperti bola.
Bola orang Indian ini bisa melambung lebih tinggi daripada bola yang umum dibuat orang-
orang Eropa waktu itu. Oviedo mengatakan bahwa bila bola buatan Indian itu dijatuhkan, bola
itu bisa melambung lebih tinggi dan kemudian jatuh, lalu melambung lagi walaupun agak
rendah daripada lambungan yang pertama, dan seterusnya. Pada tahun 1615 seorang penulis,
F.J. Torquemada melaporkan bahwa orang Indian Mexico membuat sepatu tahan air dari bahan
latex atau karet. Tentara Spanyol juga dilaporkan mengoleskan latex ke mantel mereka, saat
hujan menjadi tahan air, tetapi di musim panas menjadi lengket. Walaupun banyak cerita
menarik tentang bahan tersebut, penyelidikan oleh para ilmuwan baru dimulai tahun
1731. Saat itu French Academy mengirim C.M. de la Condamine ke Amerika Selatan. Fresnau
seorang ahli Perancis melaporkan bahwa banyak tanaman yang dapat menghasilkan latex atau
karet, di antaranya dari jenis Hevea brasiliensis yang tumbuh di hutan Amazon di Brazil yang
sekarang menjadi tanaman penghasil karet utama dan sudah dibudidayakan di Asia Tenggara
yang menjadi penghasil karet utama di dunia saat ini. Pada tahun 1770, seorang ahli kimia
bangsa Inggris, Joseph Priestly, melaporkan bahwa karet dapat menhapus tulisan pensil. Pada
tahun 1775 karet mulai digunakan sebagai bahan penghapus tulisan pensil dan jadilah karet itu
di Inggris disebut dengan nama rubber (karet). Sebelum itu, remah roti biasa digunakan orang
untuk menghapus tulisan pensil. Barang-barang karet yang diproduksi waktu itu selalu menjadi
kaku di musim dingin dan lengket di musim panas. Banyak percobaan yang telah dilakukan
untuk mendapatkan sifat karet yang tidak terpengaruh oleh cuaca. Percobaan mula-mula
dilakukan oleh E.C.F. Leuchs pada tahun 1831. Setahun sesudah itu, N. Hayward mendapatkan
bahwa jika belerang yang ditambahkan ke dalam larutan karet atau biji belerang dioleskan pada
karet akan menyebabkan karet lebih cepat menjadi kering. Thomas Hancock menulis dalam
bukunya yang terbit pada tahun 1985 bahwa pada tahun 1842, Brockedon memperlihatkan
kepadanya sepotong contoh karet berasal dari Amerika yang tidak terpengaruh oleh cuaca
ataupun oleh minyak. Thomas Hancock melihat bahwa potongan itu sedikit kekuningan pada
bagian dalamnya dan berbau belerang. Dalam percobaan selanjutnya, Hancock akhirnya
berhasil menemukan bahwa bila karet dicampur dengan belerang dan dipanaskan maka akan
berubah sifatnya menjadi elastis dan tidak terpengaruh lagi oleh perubahan cuaca. Proses
perubahan ini lalu dipatenkan pada tahun 1843 dan sesuai usul temannya, Mr. Brockedon,
proses ini dinamai vulkanisasi, yang kemudian nama ini diterima di Inggris, Amerika, dan
dunia pada umumnya sampai sekarang. Sebelum itu pada tahun 1838, Charles Goodyear di
Amerika sudah terlibat dalam penelitian kompon karet dengan menggunakan belerang dan
panas untuk mendapatkan kompon karet yang tidak terpengaruh oleh cuaca,yang dibuktikan
dengan surat-surat yang diterimanya dari beberapa orang yang melihat atau mendapat contoh
karet hasil percobaannya pada tahun 1839. Baru pada tahun 1844 dia mendapatkan paten untuk
penemuannya. Dari beberapa tulisan yang membahas penemuan vulkanisasi ini, dan
berdasarkan tulisan Hancock sendiri yang menyatakan bahwa Brokedon meperlihatkan contoh
karet yang berasal dari Amerika yang tidak terpengaruh oleh cuaca, maka kebanyakan penulis
sepakat kalau penemu pertama proses vulkanisai hendaknya diberikan kepada Charles
Goodyear. Penemuan besar proses vulkanisasi ini akhirnya dapat disebut sebagai awal dari
perkembangan industri karet. Pada waktu pendudukan Jepang di Asia Tenggara dalam perang
dunia kedua, persediaan karet alam di negara sekutu menjadi kritis dan diperkirakan akan habis
dalam beberapa bulan. Pemerintah Amerika mendorong penelitian dan produksi untuk
menghasilkan karet sintetik untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha besar ini
membuahkan hasil dalam waktu singkat dan terus berkembang sesudah berakhirnya perang
dunia kedua, 1/3 karet yang dikonsumsi dunia adalah karet sintetik. Karet sintetik cukup
mendominasi industri karet, tetapi pemakaian karet alam pun masih sangat penting saat ini
antara lain industri militer dan otomotif. Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam
dikonsumsi oleh dunia, tetapi karet sintetik yang digunakan sudah melebihi 8 juta ton.
B. Budidaya Karet
Pembiakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun
demikian, cara pembiakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan
okulasi tanaman. Pemupukan tanaman karet produktif yang dilakukan dengan dosis yang tepat
dan teratur dapat mempercepat pemulihan bidang sadapan, memberi kenaikan produksi 10-
20%, meningkatkan resistensi tanaman terhadap gangguan hama penyakit dan tingkat produksi
yang tinggi dapat dipertahankan dalam jangka waktu lebih lama. Sedangkan penyiangan dalam
budidaya karet bertujuan membebaskan tanaman karet dari gangguan gulma yang tumbuh di
lahan. Karenanya, kegiatan penyiangan sebenarnya bisa dilakukan setiap saat, yaitu ketika
pertumbuhan gulma sudah mulai mengganggu perkembangan tanaman karet. Meskipun
demikian, umumnya penyiangan dilakukan 3 kali dalam setahun untuk menghemat tenaga.
Pemungutan hasil tanaman karet disebut penyadapan karet. Pada tanaman muda, penyadapan
umumnya dimulai pada umur 5-6 tahun tergantung pada kesuburan pertumbuhannya. Semakin
bertambah umur tanaman semakin meningkat produksi lateksnya. Mulai umur 16 tahun
produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 28 tahun produksinya
akan menurun. Apabila sudah terjadi penurunan produksi lateks karena umur tua, maka
tanaman karet sudah waktunya untuk diremajakan.
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium
dengan menggunakan pisau sadap. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah
miring ke bawah. Melalui saluran irisan akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu
lateks akan mengental. Sebatang pohon karet telah dapat dikatakan memenuhi syarat untuk
disadap bila pohon tersebut telah mencapai lilit batang 45 cm pada ketinggian 100 cm di atas
pertautan untuk tanaman yang berasal dari bibit okulasi atau pada ketinggian 100 cm dari
permukaan tanah untuk tanaman asal biji. Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari
kiri atas ke arah kanan bawah dengan sudut kemiringan 30° dari horizontal. Pisau sadapan
berbentu V dengan demikian aliran lateks akan tertampung pada daerah dasarnya.
Pengepakan
BAB III
KESIMPULAN
http://industrikaret.wordpress.com/category/industri-karet/
http://sustainablemovement.wordpress.com/tag/karet/