Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH TERHADAP


PERUBAHAN GARIS PANTAI DI ATEP OKI
Stefani Kristie Dauhan
H. Tawas, H. Tangkudung, J. D. Mamoto
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
email: dauhanstefani@yahoo.com

ABSTRAK
Pantai Atep Oki diduga mengalami proses dinamika akibat berubahnya karakteristik bentuk
gelombang atau mengalami transformasi sehingga mengakibatkan terjadinya pembangkitan
arus, abrasi atau erosi. Sehubungan dengan masalah di atas maka perlu dilakukan studi
untuk mengidentifikasi karakteristik gelombang yang terjadi di perairan tersebut.
Dalam penelitian ini perlu dilakukan pendekatan teori dan analisis transformasi gelombang
yang terjadi di kawasan pantai Atep Oki. Peramalan gelombang dihitung dengan metode
hindcasting gelombang berdasarkan data angin selama 11 tahun dari stasiun BMKG
Winangun untuk mendapatkan tinggi dan periode gelombang signifikan.
Dari hasil perhitungan diperoleh H = 1,4721 m dan T = 4,4513 det, H’o = 1,472 m.
Koefisien refraksi yang terjadi berkisar antara 0,9260 sampai 1,0017. Sedangkan koefisien
shoaling berkisar pada 0,931 sampai 3.374. Tinggi gelombang setelah mengalami
transformasi yang didapatkan dari hasil perhitungan berkisar pada 0,7 m sampai 1,723 m
pada kedalaman 0,1 m sampai 25 m.
Kata kunci: Pantai Atep Oki, karakteristik, gelombang pecah, refraksi

PENDAHULUAN daerah pesisir pantai, memiliki garis pantai ±


81 ribu kilometer panjangnya. Daerah pesisir
Latar Belakang Pantai banyak dijadikan sebagai tempat
Pantai adalah daerah pertemuan antara pengembangan usaha seperti kawasan pusat
darat, laut dan udara dimana terjadi interaksi perbelanjaan, perkantoran, pemukiman,
dinamis antara air, angin, dan material tempat wisata dan lain–lain. Seiring dengan
penyusun didalamnya. Hal ini menyebabkan berkembangnya aktifitas penduduk disekitar
pantai rentan terhadap perubahan, dimana pantai, akan menimbulkan permasalahan
perubahan tersebut dapat menjadi penyebab yaitu kerusakan terhadap pantai itu sendiri.
kerusakan pada daerah pesisir pantai. Menurut Bambang Triatmodjo, 1999,
Kerusakan pantai dapat diakibatkan oleh Kerusakan yang terjadi pada daerah pantai
gerakan angin, arus sehingga terjadi sering dipengaruhi oleh faktor-faktor
bangkitan gelombang dan dapat menyebab- alamiah seperti arus pantai, angkutan
kan terjadinya perubahan garis pantai. sedimen pantai, perubahan kenaikan muka
Perubahan garis pantai umumnya air laut dan gelombang Laut. Gelombang
disebabkan tidak saja oleh faktor alam tetapi laut biasanya dibangkitkan oleh banyak hal,
juga akibat kegiatan manusia antara lain misalnya oleh angin, pasang surut, arus dan
adalah kegiatan pembangunan pelabuhan, lain-lain. Gelombang laut yang menghantam
pertambangan, pengerukan, perusakan pantai terdiri dari suatu rentetan gelombang.
vegetasi pantai, pertambakan, perlindungan Apabila suatu deretan gelombang
pantai, reklamasi pantai, dan kegiatan wisata bergerak menuju pantai, gelombang tersebut
pantai. (Azhar, 2012). akan mengalami perubahan bentuk yang
Indonesia adalah Negara dengan jumlah disebabkan oleh transformasi gelombang.
penduduk keempat terbesar di dunia dan Terjadinya erosi atau abrasi pun sebagai
juga Negara kepulauan terbesar di dunia, akibat dari perubahan bentuk gelombang
dengan kurang lebih 60% dari sekitar 222 laut. Fenomena tersebut dapat merusak garis
juta penduduknya (dalam pendataan tahun pantai dan mengancam infrastruktur wilayah
2006) tinggal didalam radius 50 km di pesisir pantai.

784
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

Rumusan Masalah Kerusakan pantai dapat diakibatkan oleh


Berdasarkan hasil penelitian terhadap gerakan angin, arus sehingga terjadi
pantai Atep Oki, maka pergeseran garis bangkitan gelombang. Terjadinya bangkitan
pantai akibat gelombang dapat mengancam gelombang menyebabkan berpindahnya
daerah pesisir pantai terutama bagi material dari suatu tempat ke tempat lain,
penduduk yang tinggal di pesisir pantai dan hal ini berlangsung secara terus menerus
tersebut. (pergerakan sedimen) sehingga dapat
menyebabkan terjadinya perubahan garis
Batasan Masalah pantai.
1. Analisis hanya dilakukan di Pantai Atep Dalam bidang teknik pantai, ada dua
Oki Kecamatan Lembean Timur istilah yang sering rancu pemakaiannya,
Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore).
Utara. Pantai adalah daerah di tepi perairan yang
2. Tinjauan hanya akibat gelombang. dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air
3. Teori gelombang yang digunakan adalah surut terendah. Sedang pesisir adalah daerah
teori gelombang linier (teori gelombang darat di tepi laut yang masih mendapat
amplitudo kecil). pengaruh laut seperti pasang surut, angin
laut dan perembesan air laut.
Tujuan Penelitian Beberapa definisi pantai untuk keperluan
Tujuan penelitian ini adalah untuk rekayasa/teknik pantai (Triatmodjo, 1999)
mengetahui serta mendapatkan nilai karak- yang perlu diketahui dan dipahami
teristik gelombang pecah yang menyebabkan diantaranya :
perubahan terhadap garis pantai berdasarkan  Surf zone
data yang diperoleh di lokasi penelitian Adalah daerah yang terbentang antara
secara analitis. bagian dalam dari gelombang pecah
sampai batas naik-turunnya gelombang di
Manfaat Penelitian pantai.
Hasil yang diharapkan dalam penelitian
ini adalah untuk :  Breaker zone
1. Memperoleh pengetahuan mengenai Adalah daerah dimana terjadi gelombang
teknik pantai khususnya dalam pecah.
mempelajari karakterisitk gelombang  Swash zone
pecah dilaut dangkal dan transisi. Adalah daerah yang dibatasi oleh garis
2. Memberikan informasi mengenai sifat- batas tertinggi naiknya gelombang dan
sifat gelombang pecah yang terjadi di batas terendah turunnya gelombang di
lokasi penelitian. pantai.
3. Memberikan informasi kepada warga  Offshore
yang tinggal di Pesisir Pantai Atep Oki Adalah daerah dari gelombang (mulai)
tentang gelombang yang terjadi di Pantai pecah sampai ke laut lepas.
Atep Oki.  Foreshore
4. Sebagai bahan referensi dibidang Adalah daerah yang terbentang dari garis
rekayasa pantai khususnya dalam pantai pada saat surut terendah sampai
mempelajari gelombang pecah. batas atas dari uprush pada saat air
pasang tertinggi.
 Inshore
LANDASAN TEORI Adalah daerah antara offshore dan
foreshore.
Pantai  Backshore
Pantai adalah daerah pertemuan antara Adalah daerah yang dibatasi oleh
darat, laut dan udara dimana terjadi interaksi foreshore dan garis pantai yang terbentuk
dinamis antara air, angin, dan material pada saat terjadi gelombang badai
penyusun didalamnya. Hal ini menyebabkan bersamaan dengan muka air tertinggi.
pantai rentan terhadap perubahan, dimana  Coast
perubahan tersebut dapat menjadi penyebab Adalah daratan pantai yang masih
kerusakan pada daerah pesisir pantai. terpengaruh laut secara langsung,

785
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

misalnya pengaruh pasang surut, angin Peramalan gelombang didasarkan pada


laut, dan ekosistem pantai (hutan bakau). peramalan gelombang pada kondisi masa lalu
 Coastal area yang disebut hindcasting dan peramalan pada
Adalah daratan pantai dan perairan pantai kondisi perkiraan yang disebut forecasting.
sampai kedalaman 100 atau 150m. Data angin dapat digunakan untuk memper-
kirakan tinggi dan periode gelombang di laut
Gelombang karena terjadinya gelombang laut paling
Menurut Bambang Triatmodjo, 1999, dipengaruhi oleh tiupan angin. Hindcasting
Gelombang dapat diklasifikasikan menjadi gelombang akan menghasilkan perkiraan
beberapa macam tergantung kepada gaya tinggi (H) dan perioda (T) gelombang akibat
pembangkitan seperti angin (gelombang adanya angin dengan besar, arah, dan durasi
angin), gaya tarik menarik bumi-bulan- tertentu. Jadi, hindcasting gelombang
matahari (gelombang pasang-surut), dimaksudkan untuk mengalih-ragamkan
gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (transformasi) data angin menjadi data
(gelombang tsunami), ataupun gelombang gelombang.
yang disebabkan oleh gerakan kapal. Metode peramalan gelombang dapat
Gelombang yang sehari-hari terjadi dan dibedakan atas peramalan gelombang laut
diperhitungkan dalam bidang teknik pantai dalam dan peramalan gelombang laut
adalah gelombang angin dan pasang-surut dangkal. Metode peramalan laut dangkal
(pasut). Hal ini karena gelombang tersebut memperhitungkan faktor gesekan antara
dapat membentuk dan merusak pantai serta gerak air dan dasar laut sehingga
berpengaruh pada bangunan-bangunan mengurangi tinggi gelombang yang
pantai. terbentuk, sedangkan metode peramalan laut
dalam tanpa dipengaruhi dasar laut jadi
Teori Gelombang Airy
gelombang yang terbentuk tidak dipengaruhi
Anggapan-anggapan yang digunakan
oleh keadaan dasar laut.
untuk menurunkan persamaan gelombang
adalah sebagai berikut : Penentuan Fetch
1. Zat cair adalah homogen dan tidak Dalam menentukan fetch diperlukan peta
termampatkan, sehingga rapat massa ρ perairan lokasi penelitian dan sekitarnya. Fetch
adalah konstan. adalah pembentukan gelombang yang
2. Tegangan permukaan diabaikan. diasumsikan memiliki kecepatan dan arah
3. Gaya Coriolis diabaikan. angin yang relatif konstan. Pada kenyataan,
4. Tekanan pada permukaan air adalah angin bertiup bervariasi atau sembarang
seragam dan konstan. sehingga panjang fetch diukur dari titik
5. Zat cair adalah ideal, sehingga berlaku pengamatan dengan interval 5°.
aliran irrotational. Penghitungan panjang fetch efektif ini
6. Dasar laut adalah horizontal, tetap dan dilakukan dengan menggunakan bantuan
impermeabel sehingga kecepatan vertikal peta lokasi studi dengan skala yang cukup
di dasar adalah nol. besar, sehingga dapat terlihat pulau-
7. Amplitude gelombang kecil. pulau/daratan yang mempengaruhi pemben-
8. Gerak gelombang berbentuk silinder tukan gelombang di suatu lokasi. Panjang
yang tegak lurus arah penjalaran fetch dihitung untuk 8 arah mata angin dan
gelombang sehingga adalah dua dimensi. ditentukan berdasarkan rumus berikut:
Hindcasting Gelombang
Angin dapat menyebabkan terjadinya Feff 
 X cos 
i
(1)
gelombang laut, oleh karena itu data angin  cos 
bisa digunakan untuk memperkirakan tinggi dimana:
dan arah gelombang di lokasi penelitian. Feff = Fetch rerata efektif
Data angin diperlukan sebagai data masukan Xi = Panjang segmen fetch yang diukur
dalam peramalan gelombang sehingga dari titik observasi gelombang ke
diperoleh tinggi gelombang rencana. Data ujung akhir fetch
angin yang diperlukan adalah data angin α = Sudut deviasi pada kedua sisi dari
setiap jam berikut informasi mengenai arah angin
arahnya.

786
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

1/ 3
Arah Angin U  gF 
T  0,2857 a  2  (7)
Arah angin didapatkan dari data yang
 g  U a 
diperoleh dan perlu disesuaikan dengan
wilayah penentuan fetch untuk tiap mata angin. 2. Restricred Fetch
Jika arah angin yang diperoleh dalam derajat Duration Limited
maka perlu dilakukan pembatasan wilayah 0 , 69
 ^  
dalam derajat sebagai acuan untuk  U a  gti 
menentukan arah angin. H  0,000103  ^  (8)
Arah angin yang diambil sebagai acuan  g  U 
adalah sebagai berikut:
  a 
0 , 39
• Arah Utara ( 337,5° < U < 22,5° )  ^  
• Arah Timur Laut ( 22,5 ° < TL < 67,5° )  U a  gti 
T  0,82  ^  (9)
• Arah Timur ( 67,5° < T < 112,5° )  g  U 
• Arah Tenggara ( 112,5° < TG < 157,5° )   a 
• Arah Selatan ( 157,5° < S < 202,5° ) Fetch Limited
• Arah Barat Daya ( 202,5° < BD < 247,5° ) 1/ 2
• Arah Barat ( 247,5° < B < 292,5° )  ^ 2  
• Arah Barat Laut ( 292,5° < BL < 337,5°)
 U a  gF 
H  0,0015  ^ 2  (10)
Rumus perkembangan gelombang  g  U 
dipisahkan berdasarkan ciri atau kondisi   a 
0 , 28
kedalaman (Danial, 2008; Triatmodjo,  ^  
1999; SPM, 1984) yaitu laut dalam open  U a  gF 
water dan laut dangkal restricted fetch. T  0,3704  ^  (11)
 g  U 
Menentukan durasi minimum fetch, yang   a 
dibutuhkan untuk daerah gelombang
Menentukan kondisi gelombang penuh
menjadi fetch limited:
(fully developed). Syarat fully developed,
1. Open Water gH
F 2/3 2
 2,433x10 1 (12)
t fetch  68,8 ^ (2) U
gT
g 1 / 3 U a1 / 3  8,134 (13)
Ua
2. Restricted Fetch gt
 7,15 x104 (14)
F 0, 72 Ua
t fetch  51,9 ^ (3)
0 , 28 0 , 44
g U a 1. Open Water

Menentukan karakter dari perkembangan  U c2 


gelombang apakah duration limited atau
H fd  0,2433  (15)
fetch limited. Syarat, Duration Limited ti <
 g 
tfetch U 
T fd  8,134 c  (16)
1. Open Water
 g 
Duration Limited 2. Restricted Fetch
 ^2
5/ 7
 U a2  gti 
H  0,0000851   (4) U c 
 g  U a  H fd  0,2433  (17)
 g 
 
0 , 411
 U a  gti 
T  0,0702   (5)
 g  a 
U  ^ 
U c 
T f  8,134  (18)
Fetch Limited  g 
1/ 2
 
 U 2  gF 
H  0,0016 a  2  (6)
 g  U a 
787
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

START

Sta
U10. UA, Feff

ti = 6 jam

Y(Open Water) N(Restricted Fetch)


Apakah
Open Water

F 2/3 F 0.72
t fetch  68.8 1/ 3 1/ 3
t fetch  51.09
^ 0.44
g UA g 0.28 U A

ti < tfetch ti < tfetch

Y(Duration Limited) N(Fetch Limited) Y(Duration Limited) N(Fetch Limited)

 ^ 2   ^ 
1/ 2

U 2 A  gF 
5/7 1/ 2
U 2A  gti 
0.6 9
U A  gti  UA  gF 
H  8.51x10 5 
 g 
  H  0.0016
 g 
 U 2 A 
H  0.000103 
 
 H  0.0015 
   g 
 

^
 g  U A 
  U A         U A 
0.4 1 1
 ^  
0.3 9
 U A  gti 
0.411
 U A  gF 
1/ 3  ^  
 U A  gti   U A  gF 
T  0.0702
 g  
 
 T  0.2857
 g   U 2 
T  0.082
 g  

^ 

T  0.3704
 g  

^ 

  U A    A    U A    U A 

gH
 2.433 x10 1
U 2A Y(Fully Developed) Y(Open Water)
gT
 8.134 Apakah Feff <16 km
UA Y
Open Water
gt
 7.15 x10 4
UA
N(Restriced Fetch)) N

Feff <16 km
Y U10 = 0.9U10
N(NonFully Developed))

N
U10 = 0.9U10

H, T
 ^ 2   2

 U 10   U 10 
H fd  0.2433  H fd  0.2433 
 g   g 
   
 ^   
 U 10   U 10 
T fd  8.134 T fd  8.134
 g 
  g  
   

STOP STOP

Gambar 1 Diagram Alir Hindcasting Gelombang


Sumber: SPM, 1984 dan Handbook of Coastal Engineering

Transformasi Gelombang setengah panjang gelombang yaitu di laut


Menurut Danial (2008), Sejak keluar dari dalam, gelombang menjalar tanpa
daerah pembentukannya, gelombang yang dipengaruhi dasar laut.
masih berada di laut dalam menjalani Di daerah ini apabila ditinjau suatu garis
transformasi lebih teratur dibanding pada puncak gelombang bergerak menuju pantai,
saat pembentukannya. Tetapi selama maka bagian dari puncak gelombang yang
penjalarannya, angin dan durasi serta arah berada di air yang lebih dangkal akan
hembusannya masih tetap memberikan menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil
pengaruh sehingga menyebabkan terjadi daripada di bagian air yang lebih dalam.
perubahan baik tinggi, periode dan arah. Akibatnya garis puncak gelombang akan
Setelah memasuki suatu kawasan transisi, membelok dan berusaha untuk sejajar
gelombang akan dipengaruhi oleh dengan garis kontur dasar laut. Begitu pula
kedalaman kontur yang menyebabkan garis ortogonal gelombang, garis ini akan
terjadinya proses deformasi gelombang baik membelok dan berusaha untuk tegak lurus
dalam tinggi, periode dan kecepatannya. dengan garis kontur dasar laut.
Refraksi Garis ortogonal gelombang adalah garis
Refraksi gelombang adalah perubahan yang tegak lurus dengan garis puncak
bentuk gelombang yang diakibatkan oleh gelombang dan menunjukkan arah
berubahnya kedalaman laut. Di daerah penjalaran gelombang.
dimana kedalaman air lebih besar dari

788
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

Difraksi gelombang pecah, energi yang diterima dari


Difraksi terjadi apabila suatu deretan angin, berkurang. Beberapa energi
gelombang terhalang oleh rintangan seperti dibalikkan kembali ke laut, jumlahnya
pemecah gelombang atau suatu pulau yaitu bergantung kepada kemiringan pantai,
apabila tinggi gelombang di suatu titik pada semakin kecil sudut kemiringan pantai,
garis puncak gelombang lebih besar semakin kecil energi yang dibalikkan.
daripada titik didekatnya maka menyebab- Kebanyakan energi berkurang sebagai panas
kan perpindahan energi sepanjang puncak dalam percampuran skala kecil dari buih air
gelombang ke arah tinggi gelombang yang dan pasir.
lebih kecil. Gelombang yang menjalar dari laut
Difraksi secara sederhana adalah dalam menuju pantai mengalami perubahan
peristiwa pembelokan gelombang akibat bentuk karena adanya pengaruh perubahan
adanya bangunan penghalang yang disebab- kedalaman laut. Pengaruh kedalaman laut
kan oleh transfer energi gelombang. mulai terasa pada kedalaman lebih kecil dari
Gelombang yang tertahan suatu penghalang setengah kali panjang gelombang. Di laut
akan berhenti, sedangkan gelombang yang dalam profil gelombang adalah sinusoidal,
tidak tertahan akan terus merambat dan semakin menuju ke perairan yang lebih
mengalami transformasi bentuk gelombang dangkal puncak gelombang semakin tajam
seperti penyebaran, pembelokan, dan dan lembah gelombang semakin datar.
perubahan tinggi gelombang. Selain itu kecepatan dan panjang gelombang
Refleksi berkurang secara berangsur-angsur
Gelombang yang membentur suatu pulau sementara tinggi gelombang bertambah.
atau struktur bangunan seperti pemecah Gelombang pecah dipengaruhi oleh
ombak akan mengalami refleksi gelombang kemiringannya, yaitu perbandingan antara
dan dipantulkan kembali sehingga tinggi dan panjang gelombang.
menimbulkan interferansi antara gelombang Pecahnya gelombang biasanya terjadi
yang datang dengan gelombang yang pada saat gelombang mendekati pantai,
memantul (Danial, 2008). Tinjauan refleksi dimana puncak gelombang menjadi tajam
gelombang penting di dalam perencanaan dan kedalamannya mencapai seperempat
bangunan pantai, terutama pada bangunan dari tinggi gelombang dan akhirnya terjadi
pelabuhan. Refleksi gelombang di dalam gelombang pecah. Efek perubahan
pelabuhan akan menyebabkan ketidak- kedalaman laut akan mengakibatkan tinggi
tenangan di dalam perairan pelabuhan. gelombang bertambah besar ketika
gelombang tersebut memasuki perairan
Shoaling (Pendangkalan) dangkal. Tinggi gelombang akan mencapai
Shoaling adalah proses dimana terjadinya suatu ketinggian tertentu dan ia akan
kenaikan tinggi suatu gelombang, dimana menjadi tidak stabil dan kemudian pecah dan
gelombang tersebut memasuki kawasan mengakibatkan timbulnya energi.
perairan yang lebih dangkal. Tinggi Perambatan gelombang menuju perairan
gelombang bisa meningkat lebih dari dua dangkal semakin mengurangi kecepatan tapi
kali amplitude awal. Karena adanya energinya justru bertambah besar sehingga
perubahan kedalaman tersebut, maka terjadi tinggi gelombang juga menjadi semakin
perubahan kecepatan gelombang. Kecepatan bertambah besar. Kondisi gelombang pecah
gelombang tersebut menurun, sehingga tergantung pada kemiringan dasar pantai dan
berada pada posisi stasioner. Keadaan ini kecuraman gelombang.
harus diimbangi oleh kepadatan energi yang Gelombang pecah dapat dibedakan
meningkat. Meningkatnya kepadatan energi menjadi tiga tipe berikut ini :
inilah yang menyebabkan meningkatnya 1. Spilling
ketinggian gelombang. Spilling biasanya terjadi apabila
gelombang dengan kemiringan kecil
Gelombang Pecah menuju ke pantai yang datar (kemiringan
Gelombang pecah adalah suatu sistem kecil). Gelombang mulai pecah pada
yang sangat komplek. Bahkan dalam jarak yang cukup jauh dari pantai dan
beberapa jarak sebelum gelombang pecah, pecahnya terjadi berangsur-angsur. Buih
bentuknya tidak sinusoidal lagi. Jika terjadi terjadi pada puncak gelombang selama

789
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

mengalami pecah dan meninggalkan Lokasi Penelitian


suatu lapis tipis buih pada jarak yang Letak Geografis dan Administrasi
cukup panjang. Pantai Atep Oki terletak di kecamatan
2. Plunging Lembean Timur Kabupaten Minahasa.
Apabila kemiringan gelombang dan dasar Kabupaten Minahasa dengan luas wilayah
bertambah, gelombang akan pecah dan adalah 4.626 km2, secara geografis berada
puncak gelombang akan memutar dengan pada posisi koordinat 124º34'00"-
massa air pada puncak gelombang akan 125º05'00" BT dan antara 01º01'00"-
terjun ke depan. Energi gelombang pecah 01º29'00" LU.
dihancurkan dalam turbulensi, sebagian Pantai Atep Oki berada dalam wilayah
kecil di pantulkan pantai ke laut, dan administrasi Kecamatan Lembean Timur
tidak banyak gelombang baru terjadi pada dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
air yang lebih dangkal.  Sebelah Utara, Kecamatan Kombi
3. Surging  Sebelah Barat, Kecamatan Eris
Surging terjadi pada pantai dengan  Sebelah Selatan, Kecamatan Kakas
kemiringan yang sangat besar seperti  Sebeah Timur, Laut Maluku
yang terjadi pada pantai berkarang.
Daerah gelombang pecah sangat sempit, Letak geografis desa Atep Oki :
dan sebagian besar energi dipantulkan Titik A = 1°8’53.72”U dan 125°1’26.62”T
kembali ke laut dalam. Gelombang pecah Titik B = 1°9’8,37”U dan 125°1’26,77”T
tipe surging ini mirip dengan plunging, seperti terlihat pada Gambar 1.
tetapi sebelum puncaknya terjun, dasar
gelombang sudah pecah.

METODOLOGI PENELITIAN

Bagan Alir Penelitian

MULAI

Studi Pustaka

Pengumpulan Data Gambar 1. Desa Atep (Google)


Data Primer :
1. Inventarisasi permasalahan di lokasi Daerah penelitian di pantai ini dibatasi pada
penelitian.
2. Dokumentasi Foto posisi koordinat antara :
Data Sekunder :
1. Data Angin
Titik A = 1°8’58.78”U dan 125°1’34,12”T
2. Peta Lokasi Titik B = 1°8’57,30”U dan 125°1’25,01”T
3. Peta Batimetri

Pengolahan Data :
- Perhitungan Fetch Efektif
- Perhitungan Hindcasting Gelombang
- Analisa Angin

Analisa Transformasi Gelombang

Kesimpulan

SELESAI Gambar 2. Daerah Penelitian (Google)

790
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Perhitungan Fetch Untuk


Delapan Arah Mata Angin
Analisa Data
Perhitungan Fetch Efektif
Hasil perhitungan untuk panjang fetch
untuk masing-masing arah.

Gambar 3. Fetch Arah Timur Laut, Timur,


Tenggara, Selatan & Barat Daya

Dari hasil penggambaran hanya arah


timur laut, timur, tenggara, selatan dan barat
daya yang mempunyai panjang fetch. Pada
Gambar 3 dapat dilihat bahwa fetch Timur
Laut, Timur, Tenggara, Selatan dan Barat
Daya tidak dibatasi oleh pulau-pulau yang
berdekatan sehingga termasuk dalam “open
water” (Feff> 100 km).
Gelombang yang akan terbentuk
cenderung besar karena daerah pembentukan
gelombang yang besar.
Langkah-langkah perhitungan fetch
dijelaskan dibawah ini :
1. Menggunakan peta daerah perairan
pantai Atep Oki Kecamatan Lembean
Timur dan ditentukan arah angin sebagai
titik pusat tinjauan. Garis arah angin
utama ditentukan sebagai central radial.
2. Dalam perhitungan ini dibuat sudut dari
garis central radial ke arah kiri dan
kanan garis fetch dengan interval 5o
sampai 20o. Ukur fetch sampai
menyentuh daratan atau batas akhir peta,
kemudian kalikan dengan skala.
Hasilnya dapat dibaca pada Tabel 1.
hasil perhitungan Fetch untuk delapan
arah mata angin.

791
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

Analisa Angin Tabel 3. Data Kecepatan dan Arah Angin


Data angin yang dipergunakan dalam pada tahun 2011 (lanjutan)
pekerjaan ini yaitu data angin dari BMKG
Winangun. Data angin yang dianalisis
adalah data magnitude kecepatan dan arah
angin maksimum harian dengan selang
waktu data 11 tahun. Arah angin untuk
setiap bulan selama 11 tahun
diklasifikasikan dalam delapan penjuru mata
angin.
Dalam perhitungan ini digunakan
kecepatan angin maksimum. Hal ini
dimaksudkan agar dapat diperoleh kondisi-
kondisi gelombang yang ekstrim. Angin
maksimum yang akan digunakan dalam
perhitungan tinggi gelombang signifikan
terlebih dahulu dikoreksi untuk mendapat-
kan nilai faktor stress-angin (wind-stress
factor). Kecepatan angin diukur dengan
anemometer, dan biasanya dinyatakan dalam
knot. Satu knot adalah panjang satu menit
garis bujur melalui katulistiwa yang
ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot =
1,852 km/jam = 0,5 m/d.

Tabel 2. Data Kecepatan dan Arah Angin


pada Tahun 2011

Perhitungan faktor tegangan angin :


Data angin yang akan digunakan untuk
peramalan tinggi dan periode gelombang
harus dikoreksi terhadap elevasi, stabilitas,
efek lokasi, dan koefisien seret untuk
mendapatkan wind stress factor atau faktor
tegangan angin (UA). Data angin yang
digunakan untuk perencanaan bangunan
pantai adalah data angin maksimum harian
yang akan menyebabkan tinggi gelombang
maksimum.
Hasil perhitungan angin dan gelombang
bulan Januari untuk tahun 2011 dapat dilihat
pada Tabel 4 berikut.

792
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

Tabel 4. Perhitungan Hindcasting Hindcasting gelombang dilakukan untuk


Gelombang Maksimum Bulan Januari Tahun setiap data angin maksimum harian selama
2011 11 tahun. Dari hasil hindcasting ini disusun
rekapitulasi tinggi, periode dan arah
gelombang terbesar dan dominan bulanan
dari tahun 2001 s/d 2011. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data
maksimum dan dominan dari setiap arah
sebagai acuan gelombang rencana.

Tabel 6. Tinggi, Periode dan Arah


Gelombang Terbesar dan Dominan Bulanan
Berdasarkan Wave Hindcasting untuk Tahun
2001 s/d 2011

Tabel 5. Perhitungan Hindcasting


Gelombang Maksimum Bulan Januari Tahun
2011 (lanjutan)

Dari tabel rekapitulasi di atas dapat


diketahui bahwa gelombang dominan dan
maksimum terjadi berasal dari arah Selatan.
Hal ini disebabkan gelombang dari arah
Selatan mempunyai daerah pembangkitan
gelombang yang lebih besar.
Peramalan gelombang dari data angin
maksimum harian akan menghasilkan tinggi
dan periode gelombang ekstrim yang
maksimum pula. Gelombang maksimum ini
akan digunakan dalam perencanaan
bangunan pantai, baik untuk menentukan
gelombang dengan periode ulang maupun
dalam desain dimensi bangunan pengaman
pantai yang akan direncanakan. Hal ini
dimaksudkan agar bangunan pengaman
pantai yang direncanakan tetap aman pada
saat gelombang besar datang. Akan tetapi
gelombang-gelombang ekstrim ini tidak

793
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

terjadi setiap hari sehingga tidak dapat tinggi gelombang maksimum dan periode
dianggap sebagai pola yang mewakili gelombang maksimum (11 tahun data
gelombang pantai. masukan) yang telah dihitung dengan
metode hindcasting untuk mendapatkan
persamaan dari grafik hubungan.

Gambar 4. Daerah Tinjauan Penelitian


(Google earth) Gambar 6. Grafik Hubungan Tinggi dengan
Periode Gelombang

Berdasarkan grafik hubungan H dan T


didapat persamaan :
y = -2.470x2 + 6,310x + 0,515
Untuk arah Selatan :
Ho = 1,4721m
To = -2,470.Ho2 + 6,310.Ho + 0,515
= 4,4513 det
d) Hitung panjang gelombang laut dalam
dengan rumus:
Lo = 1,56 T2
dimana:
Lo = Panjang gelombang laut dalam
T = Periode gelombang laut dalam
Gambar 5. Peta Potongan Ortogonal Daerah Lo = 1,56 * (4,4513)2
Tinjauan Penelitian Pantai Atep Oki = 30,909 m
Sumber : Balai Wilayah Sungai Sulawesi Utara e) Hitung nilai α
d/Lo = 25/30,909
Analisa Transformasi Gelombang = 0,81
Perhitungan Koefisien Refraksi Tabel 7. Pembacaan nilai d/L dan n
a) Tentukan sudut datang gelombang (α)
Sudut datang gelombang (α) = 45°
b) Tentukan kedalaman (d), untuk
mengetahui perubahan tinggi gelombang
akibat pendangkalan.
Kedalaman diambil mulai dari -25 m
sampai -0.1 m
c) Tentukan tinggi dan periode gelombang
rencana (yang paling maksimum dari
arah tinjauan).
Untuk memperoleh periode gelombang
maksimum berdasarkan perubahan Untuk d/L0 = 0,8100 didapat nilai:
kedalaman, maka dibuat hubungan antara d/L =0,81006 maka L= 30,862 m.

794
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

Cepat rambat gelombang: Setelah perhitungan koefisien refraksi dan


Co = Lo / T = 6,944 m/det shoaling, akan didapat nilai tinggi
C = L / T = 6,933 m/dt gelombang yang baru :
C H = Ho.Kr.Ks = 1,471 m
Sin α = sin  o
Co Tabel 10. Perhitungan Koefisen Shoaling
6.933
= sin 45 = 0,706
6,944
α = 44,912°

Tentukan nilai Koefisien Refraksi (Kr)


Koefisien refraksi:
cos  o
Kr 
cos 
Perhitungan Gelombang Pecah
Kr  0,9992 Perhitungan dilakukan dengan meng-
gunakan grafik yang tersedia yaitu grafik
Tabel 8. Perhitungan Refraksi untuk yang menyatakan hubungan antara H’o/gT2
Potongan 1 Arah Selatan dan Hb/H’o.
1. Tentukan nilai H’o dan Hb
H’o = Ho / (Ks)
= 1,4721 / 1,000
= 1,4721 m
H’o/gT2 = 1,4721 / (9,81 x 4,45132)
= 0,0076

Nilai Hb didapatkan dari hasil plot antara


Tabel 9. Perhitungan Refraksi Untuk nilai H’o/gT2 dan kemiringan pantai (m)
Potongan 1 Arah Selatan (lanjutan) pada Gambar 7. Grafik Penentuan Tinggi
Gelombang Pecah.

Perhitungan Koefisien Shoaling


Koefisien pendangkalan:
no Lo
Ks  ,
nL
dimana:
no = (dilaut dalam) 0,5 ; Lo = 30,909 m

Dari Tabel 10 perhitungan shoaling untuk Gambar 7. Grafik Penentuan Tinggi


nilai d/Lo = 0,8100 diperoleh nilai n dengan Gelombang Pecah
melakukan pembacaan pada tabel pem- Sumber: Triatmodjo, 1999
bacaan nilai d/L dan n.
Untuk nilai d/L0= 0,8100 maka Plot pada grafik untuk :
didapat nilai n = 0,5004 H’o/gT2 = 0,0076 dan m = 0,0806
0,5.30.909 Didapat:
Ks  Hb/H’o = 1,17
0,5004.30,862
Hb = (Hb/Ho) x H’o
= 1.723 m
Ks  1,000

795
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732

Tabel 11. Perhitungan Gelombang Pecah PENUTUP

Dari kajian yang dilakukan terhadap


transformasi gelombang di perairan Atep
Oki dengan menggunakan data angin (masa
lalu) 11 tahun dan peta lokasi perairan
tersebut maka didapat karakteristik
gelombang pecah dengan:
1. Tinggi Gelombang Pecah
Gambar 8. Grafik Hubungan Tinggi, maksimum
Kedalaman dan Sudut Datang Gelombang Hb = 1,723 m
di Potongan 1 2. Gelombang Pecah pada Kedalaman
Db = 25 m
3. Pada jarak 310 m kearah garis pantai
(daerah pesisir).
Karakteristik gelombang pecah pada saat
menyentuh bibir pantai, dengan:
- (kedalaman (d) + amplitude (a))
gelombang pecah maksimum = 1,5 m
- kedalaman didaerah downrush = 1,0 m
- kedalaman didaerah uprush = 0.09 m
- jarak downrush ke uprush = 5,50 m
- jarak downrush ke Berms (daerah pesisir)
= 13,40 m
- jarak downrush sampai rumah warga
= 14,40 m.
Berdasarkan hasil analisa di atas,
Jadi berdasarkan Grafik Hubungan Tinggi, gelombang yang terjadi di pantai Atep Oki
Kedalaman, dan Sudut datang Gelombang di dapat merusak pantai tersebut dan dapat
Potongan 1 maka diperoleh: mengakibatkan erosi atau abrasi yang
Tinggi Gelombang Pecah = 1,4 m disebabkan oleh pelepasan energi dari
pada kedalaman = 0,7 m gelombang pecah dan bangkitan arus.

DAFTAR PUSTAKA

CERC, 1984. Shore Protection Manual. US Army Coastal Engineering, Research Center.
Washington.
Danial, M. M., 2008. Rekayasa Pantai, Alfabeta. Bandung.
Triatmodjo, Bambang., 1999. Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.
http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/95010007-Rian-M.-Azhar.pdf
www.indonesia/portal/nasionalRI.go.id,2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembean_Timur,_Minahasa

796

Anda mungkin juga menyukai