E BOOK Pengantar Ekonomi Islam PDF
E BOOK Pengantar Ekonomi Islam PDF
PENGANTAR
EKONOMI ISLAM
Editor:
Muhammad Nizar
Muhammad Nizar
Dosen Pengampu Matakuliah
Pengantar Ekonomi Islam
NURUL LAILIA
BAB 1
PENGANTAR EKONOMI ISLAM
Oleh Nurul Lailia
MUTIMATUL HASANAH
BAB 2
LANDASAN AQIDAH, MORAL, DAN YURIDIS DALAM
PENGEMBANGAN EKONOMI ISLAM
Oleh Mutimatul Hasanah
A. Pendahuluan
Tujuan dari sebuah sistem ekonomi pada prinsipnya di
tentukan oleh pandangan masyarakat pendukungnya tentang dunia,
jika manusia berpandangan bahwa alam semesta ini terjadi dengan
sendirinya, maka mereka tidak akan bertanggung jawab atasnya
kepada siapapun, dan mereka akan bebas hidup sesukanya. Tujua n
hidup mereka hanya untuk mencapai kepuasan maksimum, dengan
mengabaikan hal itu di peroleh dan bagaimana hal itu berpengaruh
pada orang lain atau alam sekitar
Ekonomi merupakan bagian dari kehidupan dan tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan. Tetapi ekonomi bukanlah fondasi
bangunannya dan bukan tujuan risalah Islam. Fondasi (asas) dalam
Islam, sebagaimana telah disebutkan adalah akidah. Akidah ini
merupakan dasar keseluruhan tatanan kehidupan dalam Islam,
termasuk tatanan ekonomi. Ekonomi Islam adalah ekonomi yang
berlandaskan akidah Ketuhanan Yang Maha Esa (tauhid). Akidah
yang diturunkan Allah Swt dengan sengaja kepada Rasul-Nya untuk
umat Islam.
Tujuan ekonomi, membantu manusia untuk menyembah
Tuhannya yang telah memberi rizki, dan untuk menyelamatkan
manusia dari kemiskinan yang bisa mengkafirkan dan kelaparan yang
bisa mendatangkan dosa. Oleh karena itu, rumusan sistem Islam
berbeda sama sekali dari sistem-sistem yang lainnya. Sebagai sistem
ekonomi, ia memiliki akar dalam syari‟ah yang menjadi sumber
pandangan dunia, sekaligus tujuan dan strateginya. Oleh karena itu,
semua aktifitas ekonomi, seperti produksi, distribusi, konsumsi,
.
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang
baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah.
.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al Kitab
.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman pada malaikat,
sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi.
Begitu juga dalam surat Lukman ayat 20:
D. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa
ekonomi Islam sangat memperhatikan keadilan demi tercapainya
keharmonisan antara manusia dengan manusia, dan demi
meningkatkan rasa keimanan dan ketakwaan manusia kepada Allah.
Manusia dalam menjalani kegiatan ekonomi memperhatikan prinsip
dan landasan ekonomi islam yang telah ditentukan oleh al-Qur‟an,
sunnah Rasul, dan ijtihad sehingga dalam mendapat nikmat umat
muslim tidak melupakan kodratnya sebagai hamba Allah yang
senantiasa selalu bersyukur, rizki yang telah diperolehnya dan
senantiasa menjauhkan diri dari praktek riba.
Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani
Press, 1997.
INSTRUMEN-INSTRUMEN DALAM
EKONOMI ISLAM
A. Pendahuluan
Untuk dapat dibedakan dengan paham-paham yang lain,
suatu paham ekonomi memiliki karakteristik tertentu. suatu paha m
ekonomi biasanya dibangun oleh suatu tujuan, prinsip, nilai, da n
paradigma. Misalnya, paham liberalisme dibangun atas tujua m
terwujudnya kebebasan setiap individu untuk mengembangka n
dirinya. Kebebasan ini akan terwujud apabila setiap individ u
memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Denga n
demikian, kesempatan merupakan prinsip yang akan dipegang yang
pada akhirnya akan melahirkan suatu paradigma persaingan bebas.
Karakteristik ekonomi Islam yang membedakan denga n
sistem ekonomi lain, menurut Yusuf Qardhawi, ia adalah ekonomi
rabbaniyah, ilahiyah, insaniyah (berwawasan kemanusiaan),
ekonomi berakhlak, dan ekonomi pertengahan. Sebagai ekonomi
ilahiyah, ekonomi Islam memiliki aspek-aspek transenden yang suci,
yang memadukannya dengan aspek materi, dunia (profan). Titik
tolaknya adalah Allah dan tujuannya adalah untuk mencari karunia
Allah melalui jalan (thariqah) yang tidak bertentangan dengan apa
yang telah digariskan oleh Allah.
Sebagai ekonomi kemanusiaan, ekonomi Islam melihat aspek
kemanusiaan (humanity) yang tidak bertentangan dengan aspek
ilahiyah. Manusia dalam pandangan ekonomi Islam merupaka n
pameran utama dalam mengelola dan memakmurkan alam semesta
disebabkan karena kemampuan menajerial yang telah dianugerahka n
Allah kepadanya.
Dengan demikian sesungguhnya kegiatan ekonomi di mana-
mana adalah sama. Hal yang dapat membedakannya, menurut
.
G. Kesimpulan
Ekonomi syariah merupakan bagian integral dari ajaran Isla m
yang universal dan komprehensif. Al-Qur‟an secara tegas
mendeklarasikan kekomprehensifan Islam tersebut. Sebagaimana
pada surat Al-An‟am ayat 38, “Sedikitpun tidak kami lupakan d i
dalam kitab suci Al-Qur‟an (QS. 6:38); surat Al-Maidah ayat 3
“Pada hari ini Kusempurnakan bagi kamu agamamu da n
Kusempurnakan bagi kamu nikmatKu dan Aku ridho Islam itu
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2200531-definisi-
maslahah/#ixzz1phIoWpwJ.
http://qyuranies.blogsome.com/2007/09/18/prinsip-pengambilan-
keputusan- menurut-islam/ trackback.
http://iaeipusat.org/index.php?option=com_content&view=article&id=87:road-
map-ekonomi-syariah&catid=48:artikel-ekonomi-syariah&Itemid=77.
ZAINURI
BAB 4
KEUANGAN PUBLIK ISLAM
Oleh Zainuri
A. Pendahuluan
Untuk mencapai falah yang maksimum, tidak seluruh aktifitas
ekonomi bisa diserahkan pada mekanisme pasar. Ada kalanya
mekanisme pasar gagal menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat ataupun mekanisme pasar tidak bekerja
secara fair dan adil, fair dalam arti berprinsipkan saling ridho dan adil
dalam arti tidak berbuat zalim kepada pihak lain. Dalam hal ini
pemerintah atau masyarakat perlu mengambil alih peran mekanisme
pasar dalam menyediakan barang atau jasa tersebut.
Permasalahan selanjutnya yang muncul adalah barang atau
jasa apakah yang perlu disediakan masyarakat atau pemerintah, dari
mana sumber dana yang digunakan untuk penyediaan barang atau
jasa tersebut, bagaimana alokasi dan distribusi barang atau jasa yang
disediakan oleh masyarakat atau pemerintah tersebut, apakah kriteria
untuk memutuskan bahwa barang atau jasa tertentu layak disediakan
oleh pemerintah atau masyarakat, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam tahap awal perlu dikaji bagaimana
keuangan public ini dipraktikkan oleh Rasulullah Saw, dan para
sahabatnya, prinsip-prinsip apakah yang bisa disarikan dari sunnah
Rasulullah Saw. dan sahabatnya, dan bagaimana implementasi
keuangan publik Islam dalam masa kekinian. Diantara instrument
keuangan publik Islam yang terbentuk sejak awal yaitu: zakat, infaq
waqf dan sebagainya.
.
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu
peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya
seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil, jika
kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang
kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad) di
hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan.
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pada tahun kedua Hijrah mulai diwajibkan zakat fitrah
setiap bulan Ramadhan. Sedangkan zakat mal mulai
diwajibkan pada tahun kesembilan Hijrah. Adapun harta
kekayaan yang dikenai pajak adalah sebagai berikut:
1) Emas.
2) Perak.
3) Binatang ternak seperti unta, sapi, dan kambing.
4) Barang dagangan.
5) Hasil pertanian.
6) Luqta, barang yang ditinggalkan musuh.
7) Luqothoh (barang temuan).
Dengan adanya perintah wajib ini, Rasulullah mulai
metentukan pegawai pengelolanya yang kebanyakan dari Bani
Umayah, yang mana mereka tidak digaji secara resmi tetapi
mereka mendapat bayaran tertentu dari dana zakat.
Kekayaan pertama diperoleh pada tahun keempat
Hijrah dari Bani Nadir yang berupa tanah dan barang yang
ditinggalkan ketika dideportasi dari tempat tinggalnya kare na
melanggar pejanjian Madinah. Sedangkan wakaf pertama
.
Sesungguhnya zakat- zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
- Mudarabah
Mudharabah adalah salah satu bentuk spesifik dari
Musyarakah. Dalam Mudarabah, salah satu pihak
berfungsi sebagai Shahibul Mal (pemilik modal)
dan pihak yang lain berperan sebagai Mudharib
(pengelola).
d) Akad Pelengkap
- Hiwalah
Hiwalah adalah transaksi pengalihan utang
piutang. Dalam praktek perbankan syariah,
F. Kesimpulan
Pada masa awal pemerintahan negara Islam, keuangan publik
Islami dan kebijakan fiskal belum banyak berperan dalam kegiatan
perekonomian. Rasulullah dan stafnya tidak mendapat gaji
sebagaimana lazimnya suatu pemerintahan. Penerimaan pemerintah
hanya berasal dari sumbangan masyarakat. Zakat belum diwajibkan
pada awal pemerintah Islam tersebut. kalau Rasulullah membutuhkan
dana untuk membantu fakir miskin, maka Bilal biasa meminjam dari
orang Yahudi.
Sumber penerimaan lainnya pada awal tahun pemerintahan
tersebut adalah harta yang diperoleh dari rampasan perang
(Ghonimah), Sumber keuangan lainnya berasal dari Jizyah yaitu
pajak yang dibayarkan oleh kelompok nonmuslim. Sumber-sumber
lainnya adalah Kharaj (pajak tanah yang dipungut dari nonmuslim),
Ushr (bea impor).
Dengan berjalannya waktu dan mulai terkumpulnya sumber-
sumber keuangan, pemerintahan mulai dapat membiayai berbagai
pengeluaran terutama digunakan untuk mempertahankan eksistensi
negara. Baru setelah itu, turun QS at-Taubah ayat 60 yang
menyangkut ketentuan pengeluaran dana zakat kepada delapan
golongan.
Dengan semakin berkembangnya Islam yang tercermin
dengan semakin luasnya daerah kekuasaan pemerintahan Islam, maka
peran dari kegiatan keuangan publik semakin penting. Pengumpulan
zakat melalui lembaga amil merupakan model pengumpulan dana
zakat yang ada pada waktu itu. Lembaga Baitul Maal merupakan
“departemen keuangan” atau lembaga penyimpanan kas
pemerintahan Islam yang berfungsi sebagai penerima pendapatan dan
membelanjakannya.
Al-Qur‟an Al-Kaim.
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I, Jakarta: Jaya Murni, Tth.
http://tutorq.blogspot.com/2011/05/keuangan-publik- islam.html
FIRMAWATI
BAB 5
PRINSIP KONSUMSI ISLAM
Oleh Firmawati
A. Pendahuluan
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan
naluri manusia. Sejak kecil, bahkan ketika baru lahir, manusia sudah
menyatakan keinginan untuk memenuhi kebutuhannya dengan
berbagai cara, misalnya dengan menangis untuk menunjukkan bahwa
seorang bayi lapar dan ingin minum susu dari ibunya. Semakin besar
dan akhirnya dewasa, keinginan dan kebutuhan seorang manusia akan
terus meningkat dan mencapai puncaknya pada usia tertentu untuk
seterusnya menurun hingga seseorang meninggal dunia.
Teori Perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari
bagaimana manusia memilih di antara berbagai pilihan yang
dihadapinya dengan memanfaatkan sumber daya (resources) yang
dimilikinya.
Teori perilaku konsumen rasional dalam paradigma ekonomi
konvensional didasari pada prinsip-prinsip dasar utilitarianisme.
Diprakarsai oleh Bentham yang mengatakan bahwa secara umum
tidak seorangpun dapat mengetahui apa yang baik untuk kepentingan
dirinya kecuali orang itu sendiri. Dengan demikian pembatasan
terhadap kebebasan individu, baik oleh individu lain maupun oleh
penguasa, adalah kejahatan dan harus ada alasan kuat untuk
melakukannya. Oleh pengikutnya, John Stuart Mill dalam buku On
Liberty yang terbit pada 1859, paham ini dipertajam dengan
mengungkapkan konsep “freedom of action” sebagai pernyataan dari
kebebasan-kebebasan dasar manusia. Menurut John Stuart Mill,
campur tangan negara di dalam masyarakat manapun harus
diusahakan seminimum mungkin dan campur tangan yang merintangi
B. Definisi Konsumsi
Konsumsi adalah suatu kegiatan manusia yang secara
langsung menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhannya dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan yang
berakibat mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang
atau jasa.
Motif seseorang bekerja adalah untuk mencari penghasilan,
penghasilan yang diperoleh akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan (untuk konsumsi) dan apabila memungkinkan sisanya
akan ditabung (saving), atau mungkin bisa diinvestasikan
(penanaman modal dalam perusahaan).
1. Menurut Drs. Hananto dan Sukarto T.J.
Konsumsi adalah bagian dari penghasilan yang dipergunakan
untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa guna memenuhi
hidup.
2. Menurut Albert C Mayers.
Konsumsi adalah penggunaan barang-barang dan jasa yang
langsung dan terakhir guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.
3. Menurut ilmu ekonomi
.
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
.
Dihalalkan bagimu binatang buruan lautdan makanan
(yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat
bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan, dan
diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat,
selama kamu dalam ihram, dan bertakwalah kepada Allah
yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
5. Prinsip moralitas
Seorang muslim diajarkan untuk menyebut nama Allah
sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepadanya setelah
makan.
D. Tujuan Konsumsi
Bagi sahabat Mu‟awiyah, kuncinya adalah bagaimana kita
mengatur anggaran pendapatan dan belanja rumah tangga.
“Pengaturan belanja yang baik itu merupakan setengah usaha, dan dia
dianggap sebagai setengah mata pencaharian”. Lalu bagaimana
seorang muslim mengatur anggaran rumah tangganya? Islam,
sebagaimana kita telah mengetahui, menganjurkan umatnya untuk
bekerja dan berusaha dengan baik. Islam juga memerintahkan agar
harta dikeluarkan untuk tujuan yang baik dan bermanfaat. Pada
intinya bila umat Islam dalam mencari harta sampai kemudian
membelanjakannya tetap berpedoman bahwa itu semua merupakan
bagian dari ibadah, insyaAllah tidak akan terjerumus pada
pembelanjaan yang ditujukan untuk keburukan yang bisa membawa
keluarga itu pada kemaksiatan.
Disadari atau tidak sesungguhnya pola konsumsi dan gaya
hidup kita cenderung merugikan diri sendiri. Dimulai dari pemenuhan
.
Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka
kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di
negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar.
Ujian dan cobaan Allah yang sangat beragam itu, tak lain
merupakan ujian keimanan dan kesabaran seorang hamba. Sebagai
dalam ayat di atas, salah satu ujian itu bisa berupa adanya rasa lapar,
dan kekurangan atas bahan makanan pokok. Sesungguhnya kehadiran
manusia di muka bumi hanyalah sekadar mewujudkan kehendak
Tuhan (masyiah Rabbaniyah). Sayyid Qutbh dalam Saad Marthon,
menjelaskan: “Masyiah Rabbaniyah adalah totalitas keinginan
seorang hamba untuk pasrah dan menyerahkan seluruh jiwa dan raga
terhadap keinginan dan ketentuan Tuhan dalam segala aspek
kehidupan, baik dalam proses pembuatan barang, penelitian dan
analisis kehidupan sosial, proses untuk memberdayakan hasil bumi
dan wewenang mengolah serta memakmurkan bumi yang telah
dititipkan Allah kepada manusia”.
http://id.shvoong.com/business- management/human-resources/2077036-
pengertian-konsumsi- menurut-para-ahli/#ixzz1nqW7Rc6s.
JUAL BELI
LISA UMAMI
BAB 6
JUAL BELI
Oleh Lisa Umami
A. Pengertian
Menurut etimologi, jual beli adalah pertukaran sesuatu dengan
sesuatu (yang lain). Kata lain dari jual beli adalah al-ba‟i, asy-syira‟,
al-mubadah, dan at-tijarah.
Menurut terminologi, para ulama berbeda pendapat dalam
mendefinisikannya, antara lain:
1. Menurut ulama Hanafiyah:
Jual beli adalah ”pertukaran harta (benda) dengan harta
berdasarkan cara khusus (yang dibolehkan).”
2. Menurut Imam Nawawi) dalam Al-Majmu‟:
Jual beli adalah ”pertukaran harta dengan harta untuk
kepemilikan.”
3. Menurut Ibnu Qudamah) dalam kitab Al- mugni„:
Jual beli adalah ”pertukaran harta dengan harta, untuk saling
menjadikan milik.”
Pengertian lainnya Jual beli ialah persetujuan saling mengikat
antara penjual (yakni pihak yang menyerahkan atau menjual barang)
dan pembeli (sebagai pihak yang membayar atau membeli barang
yang dijual). Pada masa Rasullallah harga barang itu dibayar dengan
mata uang yang terbuat dari emas (dinar) dan mata uang yang terbuat
dari perak (dirham).
Sunnah Nabi, yang mengatakan:
”Suatu ketika Nabi SAW, ditanya tentang mata pencarian
yang paling baik. Beliau menjawab, ”Seseorang bekerja
dengan tangannya dan setiap jual-beli yang mabrur.” (HR.
Bajjar, Hakim yang menyahihkannya dari Rifa‟ah Ibn Rafi)
F. Kesimpulan
Sesuatu hal yang sering kita lupakan menjadi hal yang dapat
merusak nilai amalan yang kita lakukan jual beli, jadi hal upaya
tentang penulisan ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang
pengertian, dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, hal yang
terlarang dalam jual beli, khiyar, dan jual beli as-salam. Agar
terciptanya lingkungan ekonomi perdagangan Islam yang sehat dalam
EMILIYA MUKMILAH
RIRIN NUR AINI
BAB 7
TEORI TENTANG HARTA
Oleh Emiliya Mukmilah dan Ririn Nur Aini
A. Pendahuluan
Semua harta atau kekayaan yang ada di bumi ini pada
hakekatnya adalah milik Allah secara mutlak dan tunduk kepada
aturan yang telah digariskanNya. Dan semua yang ada di langit dan
di bumi ini sebenarnya diperuntukkan bagi manusia untuk keperluan
hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur‟an surah
al-Baqarah: 29
.
.
.
G. Kesimpulan
Semua harta atau kekayaan yang ada di bumi ini pada
hakekatnya adalah milik Allah secara mutlak dan tunduk kepada
aturan yang telah digariskanNya. Pengertian harta (maal) dalam
bahasa Arab ialah apa saja yang dimiliki manusia. Ada beberapa
pendapat para ahli yang mendifinisikan tentang harta, diantaranya
secara Istilah madzhab Imam Hanafiyah: Harta adalah semua yang
mungkin dimiliki, disimpan dan dimanfaatkan. Ada pun hubungan
manusia dengan harta itu sendiri dapat implikasikan dalam 3 bentuk,
yaitu:
1. Allah sebagai pemilik hakiki dari kekayaan ini memberikan
mandat kepada manusia untuk mengatur harta benda yang mereka
milik dengan sebaik-baiknya.
http://www.enjoylecture.co.cc/2010/02/definisi-harta-dalam-fiqih-
muamalat.html(2 Januari 2010).
MARIA ULFA
BAB 8
ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH
Oleh Maria Ulfa
A. Pendahuluan
Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kebuktian iman kita
kepada Allah dan sesama muslim yang membutuhkannya. Kalau kita
melihat dari penggunaan ayat-ayat al-Qur‟an istilah shadaqah, zakat,
dan infaq sebetulnya menunjuk kepada satu pengertian yaitu sesuatu
yang dikeluarkan. Zakat, infaq dan shadaqah memiliki persamaan
dalam peranannya memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pengentasan kemiskinan.
Adapun perbedaannya yaitu zakat hukumnya wajib sedangkan
infaq dan shadaqah hukumnya sunnah. Atau zakat yang dimaksudkan
adalah sesuatu yang wajib dikeluarkan, sementara infaq dan shadaqah
adalah istilah yang digunakan untuk sesuatu yang tidak wajib
dikeluarkan. Jadi pengeluaran yang sifatnya sukarela itu yang disebut
infaq dan shadaqah. Zakat ditentukan nisabnya sedangkan infaq dan
sedekah tidak memiliki batas, zakat ditentukan siapa saja yang berhak
menerimanya, sedangkan infaq boleh diberikan kepada siapa saja.
B. Zakat
1. Pengertian Zakat
Menurut Bahasa (lughat), zakat berarti tumbuh atau suci,
sedangkan menurut syara‟ ialah kegiatan mengeluarkan sebagian
harta tertentu diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
beberapa syarat.
2. Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ke 3, sebab
itu hukum zakat adalah wajib (fardhu a‟in) atas setiap muslim
yang telah memenuhi syarat-syaratnya. Dalil yang menunjukkan
.
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-
orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
QS. At-Taubah: 60
5. Hikmah Zakat
Zakat salah satu bentuk ibadah untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Mengandung beberapa hikmah antara lain:
a. Sebagai ungkapan syukur dan terimah kasih kepasa Allah.
Yang telah memberikan bermacam- macam kenikmatan antara
lain berupa kekayaan. Ungkapan terimah kasih diwujudkan
dengan memberikan sebagian kekayaan itu kepada orang yang
sangat memerlikan.
C. Infaq
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan
sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi
syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan Islam. Jika zakat ada nisabnya, infaq tidak mengenal
nisab.
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang,
setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya.
Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan
jenis harta, berapa jumlah yang sebaiknya diserahkan.
Terkait dengan infak ini Rasulullah. bersabda dalam had its
yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa
berdo'a setiap pagi dan sore: "Ya Allah berilah orang yang berinfak,
gantinya. Dan berkata yang lain: "Ya Allah jadikanlah orang yang
menahan infak, kehancuran". (HR. Bukhori).
.
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.
D. Shadaqah
1. Pengertian
Shadaqah ialah pemberian sesuatu kepada seseorang yang
membutuhkan, dengan mengharap ridha Allah semata. Dalam
kehidupan sehari- hari biasa disebut sedekah. Hukum shadaqah
ialah sunnat, hal ini sesuai dengan perintah Allah, sebagai berikut:
http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat.
http://www.eramuslim.com/konsultasi/zakat/infaq-dan- zakat.htm.
MAULANA SAIKHUDIN
BAB 9
ETIKA BISNIS ISLAM
Oleh Maulana Saikhudin
A. Pendahuluan
Ketetapan “boleh” dan “tidak” dalam kehidupan manusia
telah dikenal sejak manusia pertama, Adam dan Hawa diciptakan.
Seperti dikisahkan dalam kitab suci al-Qur‟an, kedua sejoli ini
diperkenankan oleh Allah memakan apa saja yang mereka inginkan
di surga, namun jangan sekali-kali mendekati pohon yang apabila
dilakukan mereka akan tergolong orang-orang yang dzalim (al-
Baqarah: 35)
B. Definisi Etika
Menelusuri asal- usul etika tak lepas dari asli kata ethos dalam
bahasa Yunani yang berarti kebiasaan (custom) atau karakter
(character). Dalam kata lain seperti dalam pemaknaan dan kamus
Webster berarti “the distinguishing character, sentiment, moral
nature, or guiding beliefs of a person, group, or institution ” (karakter
istimewa, sentimen, tabiat moral, atau keyakinan yang membimbing
seseorang, kelompok atau institusi). Sementara ethics yang menjadi
padanan dan etika, secara etimologis berarti “the discipline dealing
with what is good and bad and with moral duty and obligation‟, „a
set of moral principles or values‟, „a theoru or system of moral
values.‟
Definisi lain yang tentang etika mengatakan sebagai
philosophical inquiry into the nature and grounds of morality‟.
Dalam makna yang lebih tegas, yaitu kutipan dari buku kuliah etika
mendefinisikan etika secara terminologis sebagai berikut: „The
systematic study of the nature or value concepts, good, bad, ought,
right, wrong, etc. and of the general principles which justify us in
applying them to anything; also called moral philosopy. Ini artinya,
bahwa etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai,
baik, buruk, harus, benar, salah dan lain sebagainya dan prinsip-
prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya
atas apa saja. Di sini etika dapat dimaknai sebagai dasar moralitas
seseorang dan di saat bersamaan juga sebagai filsufnya dalam
berperilaku.
Secara terminologis arti kata etika sangat dekat pengertiannya
dengan istilah al-Qur‟an al-Khuluq. Untuk mendeskripsikan konsep
C. Definisi Moral
Moral berasal dari kata Latin „mos‟ (bentuk jamaknya yaitu
„mores‟) yang berarti adat dan cara hidup. „Mores‟ dalam bahasa
inggris adalah morality yang berarti „general name for moral
judgment, standards, and rules of conduct.‟ Dalam makna lain
morality berarti „a doctrine or system of moral conduct/particular
moral principles or rules of conduct.‟
Ini artinya, bahwa moralitas merupakan sebutan umum bagi
keputusan moral, standar moral, dan aturan-aturan berperilaku yang
berangkat dari nilai- nilai etika. Hal itu tidak saja dalam format
keputusan, standar, dan aturan-aturan aktual yang ada dala m
masyarakat, tetapi juga meliputi keputusan-keputusan ideal yang
dibenarkan dengan alasan yang rasional.
D. Definisi Norma
Norma secara etimologis bermakna „an authoritative
standard‟ atau principle of right action bidding upon the members of
a group and serving to guide, control or regulate proper and
acceptable behavior. Artinya, bahwa norma merupakan alat ukur dan
standar yang punya kekuatan yang dapat mengarahkan anggota
kelompok, mengontrol, dan mengatur perilaku baiknya. Ia menjadi
kaidah dan aturan bagi sebuah pertimbangan dan penilaian.
http://astro.temple.edu/~dialogue/Codes/cmj codes.htm.
http://Prinsip-PrinsipDasardalamEtikaBisnisIslam- zonaekis.com.htm.
http://ETIKABISNISNABIMUHAMMADSAW_BISNISISLAMI.htm.
http://danang/e-riandyfikar.blogspot.com.