Anda di halaman 1dari 8

EFEK DARI PECANDU ALKOHOL TERHADAP

PENINGKATAN KERUSAKAN HATI

Kristina Simanjuntak
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, UPN “Veteran” Jakarta
Jl R.S. Fatmawati, Pondok Labu Jakarta Selatan - 12450
Telp 021 7656971

Abstract

Alcohol drinking are favorite drink in are people. The like is drink of etanol are want to know
taste, emotional and low pshycic. After alcohol drinking, in low level will be to influence happy taste,
and than if consumed alcohol to high level actually they most talked, nausea, dizzing, tasty, blood
pressure low. Alcohol dependent to pshycological and social actually self no control. The characteristic
of alcohol toxic in the body , because they are faster to damage of lever and brain tissue. The
damage liver from alcoholism can be via induced enzyme alcohol dehydrogenase and high free
radical level. The alcohol dehydrogenase enzyme can change alcohol to acetaldehyde and than
finally to oxidized to acetat or acetil koA form. Acetil koA are first agent to lipogenesis process, and
than to causing accumulation high lipid in liver, to formed hiperlipidimia,cirrhosis and finally to death.
The react alcohol metabolism will be to free radical and react to macromolecule which causing
stress oxidative cell.

Key Words: Alcohol, Exposure, Free Radical, Liver Injury

PENDAHULUAN pikiran (40 %), bergabung dengan teman (25 %),


Minuman alkohol terutama dalam bentuk ingin tahu (11 %) dan acara pesta-pesta 4 %)
etil alkohol (etanol) adalah minuman yang (Joewana S, 1989, Bachtiar, 2000).
digemari di kalangan remaja dan masyarakat. Berdasarkan data RISKERDAS 2007,
Ketagihan untuk minum alkohol disebabkan tingkat konsumsi alkohol di ibukota Jakarta
karena remaja masih bersifat labil dan sifat ingin adalah sebagai berikut, Jakarta Pusat (5,6 %),
tahu yang lebih besar. Konsumsi alcohol dan Jakarta Utara (5,2 %) dan Jakarta Selatan
merokok merupakan suatu pergaulan antar remaja menempati urutan ketiga yaitu (4,1 %). Minuman
agar untuk dapat lebih mudah diterima di alkohol di masyarakat Barat sampai abad ke
lingkungannya. Penyebab dari ikut sembilan belas.yang paling digemari adalah bir
mengkonsumsi alkohol adalah tuntutan proaktif dan anggur. Minuman ini menempati urutan
dan berpikir dewasa dalam segala hal paling tinggi dibandingkan air. Di Amerika
kejiwaannya yang mengalami perubahan mental Serikat sebesar 75 % dari populasi dewasa
dan emosi (Joewana S, 1989, Bachtiar, 2000). mengkonsumsi alkohol secara terus menerus.
Berdasarkan penelitian (Bachtiar, 2000), Mayoritas populasi tersebut menikmati alkohol
konsumsi alkohol dikalangan remaja ataupun temukan sebagai pemuas tanpa memikirkan
mahasiswa didapatkan bahwa, hampir 50 % kondisi kesehatannya. Data kerugian medis akibat
mahasiswa pernah konsumsi minuman alkohol. penyalahgunaan alkohol adalah sekitar 30 %
Minuman yang paling banyak digemari oleh pasien yang masuk rumah sakit akibat konsumsi
kalangan remaja adalah martini (29 %), mension minuman beralkohol. Setiap tahun ribuan anak
house (20 %) dan bir (14 %). Alasan untuk di Amerika Serikat,dilahirkan dengan cacat
konsumsi alkohol di kalangan remaja didapatkan morfologis dan fungsional akibat paparan alkohol
data sebagai berikut : (1) Untuk menenangkan selama kehamilan.

Efek Dari Pecandu Alkohol ........ (Kristina Simanjuntak) - 35

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


Minuman alkohol bersifat toksik bagi menyebabkan banyak aspek biokimiawi tubuh
tubuh, Toksisitas alkohol didefinisikan sebagai terganggu (Halliwel B, 1989, Skrzydlewska dkk,
kemampuannya untuk merusak organ tubuh. 2002).
Proses perusakan terjadi apabila bahan toksik Dampak lain yang ditimbulkan akibat
atau metabolitnya telah menumpuk di target alkoholisme adalah kerusakan hati berupa
organ. Kerusakan organ sebanding dengan terakumulasinya lemak di hati, hiperlipidemia
tingginya konsentrasi bahan toksik yang terpapar dan akhirnya timbul sirosis. Efek penggunaan
dalam tubuh.. Konsentrasi bahan toksik yang alkohol secara akut lebih ringan dibandingkan
berada dalam tubuh yang terpapar berkaitan penggunaan alkohol secara kronis, namun data
dengan kecepatan absorpsinya dan jumlah yang yang pasti belum diketahui (Mansur 2008,
diserap. Penyerapannya sangat berhubungan Joewana S, 1989. Kerusakan hati akibat
dengan distribusi, metabolisme maupun ekskresi alkoholisme dapat terjadi melalui beberapa
bahan toksik tersebut (Frank C. Lu, 1995 ; mekanisme seperti melalui induksi enzim alkohol
Mansur,2008). Efek toksik maupun mekanisme dehidrogenase dan peningkatan radikal bebas
kerjanya sangat bervariasi terhadap sifat organ (Chaplin dalam Prabowo, Riyanti, 1998). Enzim
sasaran. Umumnya toksikan hanya alkohol dehidrogenase juga terdapat pada mukosa
mempengaruhi satu atau dapat beberapa organ lambung, tetapi aktivitasnya 60 % lebih rendah
saja, hal ini dapat disebabkan karena lebih pada wanita dibandingkan pada laki-laki.
pekanya suatu organ, atau lebih tingginya kadar Beberapa kelompok populasi Asia dan Amerika,
bahan toksik dan metabolitnya di organ. Efek cenderung mengalami reaksi yang merugikan
toksik dapat berubah karena berbagai hal seperti terhadap asetaldehid setelah minum alkohol,
perubahan absorbsi, distribusi dan ekskresi zat keadaan ini disebabkan oleh defek genetik pada
kimia, peningkatan atau pengurangan enzim aldehid dehidrogenase mitokondria (Dawn
biotransformasi dan perubahan kepekaan reseptor B.Marks et.al, 2000; Robert KM, dkk.2002).
pada organ sasaran (Frank C. Lu, 1995;
Mansur,2008). Alkohol
Alkoholisme terjadi akibat nafsu untuk Alkohol merupakan senyawa organik
mengkonsumsi alkohol yang bersifat kompulsif, dengan rumus kimia CnH2n+1-OH. Ada dua cara
sehingga penderita akan minum alkohol secara penamaan untuk alkohol yaitu : nama umum dan
berlebihan dan menjadi kebiasaan. Alkohol yang nama menurut IUPAC. Nama umum biasanya
diminum dalam jumlah kecil dapat menimbulkan dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil
perasaan tenang, misalnya penderita akan lebih lalu menambahkan gugus hidroksil, Gugus
mudah mengekspresikan emosi seperti rasa fungsional alkohol adalah hidroksil yang terikat
senang, sedih dan marah, sedangkan konsumsi pada atom karbon dengan hibridisasi sp3 misalnya
alkohol dalam jumlah banyak,dapat menyebabkan CH3-OH (metil alkohol), CH3-CH2-OH (etil
ekspresi jiwa yang lebih bebas akibat fungsi alkohol) (Ralp JF, Joan SF,1983 ; Miller NS dan
fisik motorik misalnya bicara cadel, pandangan Mark SG, 1991).
kabur sampai tidak sadarkan diri. Nama alkohol umum terdiri dari
Hati merupakan organ yang mempunyai isopropilalkohol atau akohol gosok, etilen glikol
kemampuan yang tinggi untuk mengikat zat-zat sebagai komponen utama antifreezer, gliserol
kimia (detoksifikasi) melebihi organ-organ lain. yang terikat minyak atau lipid dan fenol adalah
Hati mempunyai kemampuan untuk alkohol yang terikat pada cincin benzena.
memetabolisme dan mensekresi beberapa zat Penamaan menurut IUPAC dibentuk dengan
kimia. Mekanisme bagaimana sekresi bahan mengambil nama rantai alkananya,kemudian
toksik dari dalam darah perlu penelitian lebih menghapus huruf a dari alkana dan menggantikan
lanjut. Kerusakan akibat penggunaan alkohol dengan “ol” misalnya, CH3-OH (metanol), CH3-
yang berlebihan (kronis) dapat menyebabkan CH2-OH (etanol), CH3-CH2-CH3-OH (propanol),
pelemakan hati dan berakhir ke tingkat sirosis dan seterusnya (Ralp JF, Joan SF,1983 ; Miller
ataupun disfungsi hati. Kerusakan hati akan NS dan Mark SG, 1991).

36 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 1, Edisi Oktober 2011, 35-42

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


Etanol merupakan cairan jernih tidak wanita dengan konsumsi lebih dari 16 unit
bewarna, rasanya pahit, mudah menguap, larut perminggu), dan (5) ketergantungan alkohol
dalam air dalam semua perbandingan dan bersifat (alcohol dependence).
hipnotik. Etanol memiliki titik didih 78 0 C, Kelompok pria yang konsumsi minuman
tekanan uap 44 mmHg pada temperatur 200C. keras lebih 20 unit per minggu, sedangkan pada
Etanol berguna sebagai pelarut, antiseptik, wanita konsumsi minuman keras lebih 16 unit
minuman, industri farmasi dan sebagai bahan per minggu. Alkoholisme adalah penyakit
bakar (Ralp JF, Joan SF,1983 ; Miller NS dan menahun yang ditandai dengan kecenderungan
Mark SG, 1991). untuk meminum alkohol lebih daripada yang
Alkohol adalah zat psikoaktif yang bersifat direncanakan. Gagalnya usaha untuk
adiktif. Zat psikoaktif adalah golongan zat yang menghentikan minum-minuman alkohol karena
bekerja secara selektif, terutama pada otak yang adanya sifat adiktif pada etanol. Alkoholisme
dapat merubah perilaku seperti, emosi, kognitif, adalah masalah yang sering terjadi, hampir 8%
persepsi dan kesadaran seseorang. Zat adiktif orang dewasa di Amerika Serikat memiliki
adalah zat yang menyebabkan kecanduan atau masalah dalam penggunaan alcohol (Joewana S,
ketergantungan terhadap jenis zat tertentu 1989 ; Miller NS dan Mark SG, 1991).
(Joewana S, 1989 ; Miller NS dan Mark SG, Alkohol menjadi penyebab ketergantungan
1991). baik fisik maupun psikis. Sifat ketergantungan
Minuman alkohol mengandung etanol, tersebut yang menyebabkan menjadi alkoholisme.
bukan metanol atau grup alkohol lainannya. Alkoholisme biasanya mempengaruhi
Etanol dihasilkan dari fermentasi biji-bijian, kemampuan seseorang untuk bersosialisasi dan
umbi, getah kaktus tertentu, sari buah dan gula. bekerja. Pecandu alkohol sering mengalami
Kadar alkohol hasil fermentasi tidak lebih dari keracunan alkohol, hampir 4 kali lebih sering
14 %, untuk menghasilkan kadar alkohol yang ditemukan pada pria dibandingkan pada wanita.
lebih tinggi melalui proses penyulingan. Bila kandungan alkohol dalam darah mencapai
Kandungan alkohol pada berbagai minuman kadar 5% maka peminum akan mengalami
keras berbeda-beda, seperti bir mengandung 3- sensasi positif, seperti perasaan tenang. Bila
5% alkohol, anggur 10-14%, (sherry, port, kandungan di atas 5% maka penderita merasa
muscatel) 40-50% (Miller NS dan Mark SG, tidak nyaman dan secara bertahap akan
1991). kehilangan kendali bicara, keseimbangan dan
emosi (Joewana S, 1989; Miller NS dan Mark
Peminum Alkohol SG, 1991).
Standar penggunaan alkohol untuk Timbulnya keadaan yang merugikan pada
Indonesia belum ada, karena penggunaannya pecandu alkohol diakibatkan oleh efek toksik
masih sangat terbatas. Ukuran per unit untuk dari alkohol tersebut. Kondisi penderita dapat
minuman keras adalah sebagai berikut : setengah menjadi lebih buruk secara bertahap, jika jumlah
pint bir = 1,5 unit, segelas kecil anggur = 1,5 alkohol yang dikonsumsi semakin tinggi.
unit dan 1 gelas minuman keras (vodka, whisky) Konsumsi etanol dengan kadar etanol di atas 5%
= 1 unit. Absorpsi alkohol dalam darah dicapai akan memberikan kondisi penderita semakin
dalam 30-90 menit setelah diminum (Joewana buruk bila kadarnya dinaikkan lagi menjadi (1)
S, 1989; Miller NS dan Mark SG, 1991). 0,1% penderita akan mabuk total, (2) 0,2%,
Peminum alkohol diklasifikasikan menjadi 5 penderita pingsan, (3) Jika mencapai 0,3%
kelompok yaitu: (1) tidak peminum alcohol, (2) penderita koma dan (4) 0,4% penderita akan
moderat drinking (kelompok pria dan wanita mati (Pribadi, 2008). Minuman yang mengandung
yang minum 1-10 unit perminggu), (3) at risk alkohol dikelompokkan menjadi 3 golongan
alcohol (kelompok pria dengan konsumsi 11-15 yaitu: (1) Golongan A dengan kadar (0,1–0,5)%,
unit/perminggu dan wanita dengan konsumsi 11- (2) Golongan B dengan kadar (0,5–20)%, dan
14 unit perminggu), (4) alcohol abuse (kelompok (3) Golongan C dengan kadar (20–50)%.
pria dengan konsumsi 16-20 unit/perminggu dan

Efek Dari Pecandu Alkohol ........ (Kristina Simanjuntak) - 37

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


Gangguan Penggunaan Alkohol negatif dari alkohol dikelompokkan menjadi 3
Berdasarkan sifat penyalahgunaan alkohol, golongan yaitu : (Joewana S, 1989; Miller NS
penggunaan alkohol dapat diklasifikasikan dan Mark SG, 1991): (1) Dampak fisik. Alkohol
menjadi lima kategori yaitu (Joewana S, 1989; berhubungan dengan kerusakan hati. Penyakit
Miller NS dan Mark SG, 1991): (1) Gangguan lain akibat konsumsi alkohol dapat menyebabkan
penggunaan alkohol yang bersifat eksperimental. kanker, penyakit jantung dan gangguan saraf.
Penggunaan alkohol dimulai oleh rasa ingin Sirosis hati paling banyak ditemukan pada
tahu dari seseorang (remaja) sesuai dengan peminum berat kronis. Paparan alkohol dalam
tumbuh kembangnya, remaja selalu ingin mencari tubuh beresiko pada peningkatan kanker seperti
pengalaman baru atau sering disebut dengan taraf kanker mulut, kerongkongan dan hati. Efek lain
coba-coba, (2) Gangguan penggunaan alkohol dari konsumsi alkohol berhubungan dengan
yang bersifat rekreasional, (3) Gangguan tekanan darah yang kurang teratur, stroke dan
penggunaan alkohol yang bersifat situasional. serangan jantung. (2) Dampak psikoneurologis.
Konsumsi alkohol untuk tujuan tertentu secara Alkohol tersebut dapat memicu gangguan saraf
individual merupakan cara yang digunakan untuk seperti demensia, bingung, sulit berjalan dan
mengatasi masalah, konflik, stress dan frustasi, kehilangan memori. Pengaruh dari sifat aditif
(4) Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat alkohol menyebabkan, imsonia, depresi dan
penyalahgunaan. Penggunaan alkohol yang sudah gangguan kejiwaan yang merusak jaringan saraf
bersifat patologis, dilakukan secara rutin ( 1 otak secara permanen. (3) Dampak sosial.
bulan) dan menyebabkan penyimpangan perilaku, Pengguna alkohol dapat menyebabkan penderita
dan (5) Penyalahgunaan alkohol yang bersifat menjadi sangat labil, mudah tersinggung dan
ketergantungan. Penggunaan alkohol cukup berat, kurang perhatian terhadap lingkungan sekitarnya.
yang menyebabkan ketergantungan fisik dan Kondisi tersebut disebabkan karena terjadi pada
psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan pusat pengendalian diri, sehingga penderita
adanya toleransi dan sindrom putus zat. menjadi agresif dan hilang kontrol kesadaran.
Beberapa faktor penyebab penyalahgunaan
alcohol pada remaja adalah rasa ingin tahu, PEMBAHASAN
adanya kesempatan, sarana dan prasarana, Mekanisme Interaksi Kimia Etanol
kepribadian serta emosi dan mental yang lemah. Toksisitas bahan kimia pada suatu
Peluang konsumsi alcohol pada masa remaja organisme dapat meningkat atau berkurang, bila
akan lebih besar, karena masa tersebut merupakan organisme itu terpajan pada bahan kimia lain
masa yang sangat kritis (labil) dari remaja untuk secara serentak. Bila efek gabungan ini sama
beralih menjadi dewasa (Joewana S, 1989). dengan jumlah efek tiap bahan-bahan bila
diberikan tersendiri, interaksi ini disebut bersifat
Dampak Negatif Konsumsi Alkohol aditif. Bila efek gabungan ini lebih besar dari
Minuman alkohol dapat menekan susunan jumlah efek untuk setiap bahan, interaksi ini
saraf pusat secara tidak teratur, kondisi tersebut disebut sinergistik misalnya, efek karbon
tergantung dari dosis alkohol yang diberikan. tetraklorida dan etanol terhadap hati (Frank.C.Lu,
Alkohol dalam jumlah akut dapat menyebabkan 1995; Mansur, 2008).
edema pada otak dan saluran gastrointestinal. Interaksi kimia terjadi melalui berbagai
Selain kerusakan hati, alkohol juga berbahaya mekanisme, salah satu jenis interaksi yang penting
pada pankreas, otot, darah, jantung, kelenjar melibatkan pengikatan zat kimia dengan reseptor
endokrin, sistem pernapasan dan penyebab khususnya. Antagonis menghambat kerja suatu
terjadinya sindrom alkohol fetus. agonis. Jenis interaksi yang penting lainnya adalah
Frank C. Lu (1995) menyatakan bahwa, akibat berubahnya biotransformasi zat kimia oleh
hipoksia karena alkohol akan mengurangi jumlah kerja zat kimia lain. Beberapa zat kimia
oksigen untuk proses metabolisme dalam sel, merupakan penginduksi enzim metabolisme
hal tersebut menjadi penyebab edema, hematoma xenobiotik. Zat-zat ini memperbesar aktivitas
dan berakhir pada kelainan bentuk. Dampak enzim, salah satunya melalui sintesis de nuvo.

38 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 1, Edisi Oktober 2011, 35-42

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


Pemberian zat kimia berulang kali dapat karena ekskresi asam urat dalam urin terhambat
menginduksi enzim metabolismenya (Dawn B.Marks, dkk, 2000; Robert KM, dkk,
(Frank.C.Lu, 1995; Mansur, 2008). 2002)
Faktor dominan dari pengaruh penggunaan Peningkatan kadar etanol dalam tubuh akan
zat kimia yang berulang adalah dosis dan lamanya meningkatkan konsentrasi ion ca 2 + yang
pajanan, sedangkan faktor yang kurang dominan menyebabkan kerusakan sitoskelet. Gangguan
adalah spesies, jenis kelamin, umur, status gizi lain dari alkohol tersebut adalah menurunnya
dan hormonal. Faktor lain yang turut berperan ATP intraseluler yang berpengaruh pada
adalah faktor fisik, lingkungan dan sosial, peningkatan blebs yang dapat menginduksi
disamping itu efek toksik suatu zat dapat kematian sel. Mekanisme pembentukan blebs
dipengaruhi oleh zat kimia lain yang diberikan masih belum jelas, namun banyak pendapat
bersamaan. Efek toksik dapat berubah karena menyatakan bahwa, perubahan membran sel dan
berbagai hal seperti perubahan absorpsi, distribusi sitoskelet merupakan penyebab pembentukan
dan ekskresi zat kimia, peningkatan atau blebs. (Jewel SA. dkk,1982; NS, Pospos 2005).
pengurangan biotransformasi serta perubahan
kepekaan reseptor pada organ sasaran (Frank C. Mekanisme Etanol Terhadap Perlemakan
Lu, 1995). Hati
Alkohol (etanol) bersifat toksik dalam Alkoholisme menyebabkan akumulasi
tubuh. Etanol bersifat larut dalam air, sehingga lemak di hati, hiperlipidemia dan akhirnya sirosis.
lebih memudahkan masuk ke dalam sel. Setelah Mekanisme kerja etanol yang sebenarnya dalam
alkohol dikonsumsi masuk ke dalam lambung jangka waktu lama masih belum pasti. Tidak
dan selanjutnya ke dalam usus halus, etanol jelas apakah mobilisasi asam lemak bebas
mengalami metabolisme di hati, ginjal, paru- berperan pada terjadinya penimbunan lemak.
paru dan otot. Metabolisme etanol di hati kira- Beberapa penelitian menunjukkan adanya
kira 7 gram etanol per jam, dimana 1 gram etanol peningkatan kadar asam lemak bebas pada tikus
sama dengan 1 ml alkohol 100%. Etanol yang setelah pemberian etanol dengan dosis tunggal
diekskresikan, hanya sebesar 5-15% melalui intoksikasi (Jawi IT, 2007. dkk; Robert KM, dkk,
paru-paru, keringat dan urin (Frank C. Lu, 1995; 2002).
Skrzydlewska E.dkk, 2002; NS, Pospos 2005). Konsumsi etanol untuk jangka waktu lama
Kerusakan sel akibat etanol disebabkan akan mengakibatkan penimbunan asam lemak
karena etanol berinteraksi dengan membran sel di hati yang berasal dari sintesis endogen dan
yang akan menyebabkan terganggunya fungsi bukan dari jaringan adiposa. Sintesis protein di
membran dalam menyampaikan sinyal antar sel. hati tidak terganggu setelah ingesti etanol.
Etanol yang masuk ke hati akan merangsang Terdapat bukti kuat mengenai peningkatan
enzim alkohol dehidrogenase untuk menginduksi sintesis triasilgliserol hepatik, penurunan oksidasi
asetaldehid serta menaikkan rasio NAD/NADH. asam lemak dan penurunan siklus asam sitrat,
Asetaldehid bersifat aktif untuk menyerang yang terjadi akibat oksidasi etanol di dalam
nukleofil dan bertanggung jawab pada kerusakan sitosol hepatik oleh enzim alkohol dehidrogenase
hati jika dosisnya berlebihan. Mekanismenya sehingga timbul produksi NADH berlebihan
adalah etanol yang masuk ke dalam sel hati akan (gambar 1) (Robert KM, dkk, 2002, Dawn
diubah menjadi asetaldehid oleh enzim alkohol B.Marks, dkk, 2000).
dehidrogenase dan oksidasinya berakhir menjadi
asetat (asetil koA). Pembentukan asetil koA
yang berlebihan sebanding dengan sintesis lipid
dihati yang menyebabkan pelemakan hati dan
berakhir sampai sirosis hati. Efek lain akibat
minum alkohol dapat meningkatkan asam laktat
dalam darah, yang menyebabkan asam urat dalam Gambar 1. Oksidasi etanol oleh alkohol
plasma meningkat. Keadaan tersebut terjadi dehidrogenase

Efek Dari Pecandu Alkohol ........ (Kristina Simanjuntak) - 39

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


NADH yang dihasilkan bersaing dengan Asetil koA yang terbentuk akan
ekivalen pereduksi dari substrat lainnya untuk menginduksi lipogenesis dan sintesis kolesterol
rantai respirasi yang menghambat oksidasinya. (Gambar 3).
Meningkatnya rasio [NADH/NAD+]
menyebabkan keseimbangan malat menjadi
oksaloasetat bergeser ke kiri, yang dapat
mengurangi aktivitas siklus asam sitrat. Efek
netto penghambatan oksidasi asam lemak adalah
menyebabkan peningkatan esterifikasi asam
lemak di dalam triasilgliserol, yang menjadi
penyebab pelemakan hati. Oksidasi etanol
menimbulkan pembentukan asetaldehid yang
dioksidasi oleh enzim alkohol dehidrogenase
yang terutama terdapat di mitokondria, sementara
asetat merupakan poduk akhir (Dawn B.Marks,
dkk, 2000; Robert KM, dkk, 2002).
Efek lain etanol mencakup peningkatan
lipogenesis dan sintesis kolesterol dari asetil Gambar 3.
koA. Meningkatnya rasio [NADH/NAD+] juga Iktisar jalan utama metabolisme lipid dan
akan meningkatkan rasio [laktat/piruvat] yang hubungannya dengan metabolisme
mengakibatkan hiperlaktasidemia, yang glukosa, asam lemak bebas (FFA)
selanjutnya menurunkan kapasitas ginjal untuk (Robert KM, dkk, 2002)
mengekskresikan asam urat. Hal ini dapat
menjadi penyebab memberatnya penyakit gout Mekanisme Etanol Terhadap Peningkatan Radikal
pada peminum alkohol. Meskipun jalur utama Bebas
untuk metabolisme etanol melalui lintasan alkohol Hati merupakan organ pertama yang
dehidrogenase, sebagian metabolisme berperan dalam metabolisme etanol. Metabolisme
berlangsung melalui sistem oksidasi etanol etanol dalam sel hati menyebabkan peningkatan
mikrosomal yang bergantung pada sitokrom P- radikal bebas dengan berbagai metabolit yang
450 dengan melibatkan NADPH dan O2. Sistem menyebabkan timbulnya stres oksidatif sel. Reaksi
ini tampak meningkat aktivitasnya pada etanol dengan hidrogen peroksida (Reactive
alkoholisme kronis dan dapat menjelaskan Oxygen Species = ROS) akan menghasilkan
terjadinya peningkatan bersihan metabolik pada radikal hidroksietil yang merupakan oksidan kuat,
peningkatan asetaldehid maupun asetat dalam reaksinya ditunjukkan dalam gambar 4.
darah. Etanol juga akan menghambat o
metabolisme beberapa obat, misalnya barbiturate CH3-CH2-OH+H2O2 CH3-CH2-O + H2O
yang akan bersaing dengan enzim yang
Etanol Hidrogen peroksida Radikal hidroksietil
bergantung pada sitokrom P-450 (Jewell S A,
Gambar 4. Pembentukan radikal hidroksietil
dkk, 1982; Dawn B.Marks, dkk, 2000; Robert
KM, dkk, 2002). Reaksinya ditunjukkan dalam
Radikal hidroksietil dapat mengoksidasi
gambar 2.
lipid membran sel membentuk peroksida lipid.
Radikal bebas tersebut juga bereaksi dengan
makromolekul lain seperti protein, karbohidrat
dan DNA dari sel hati. Kerusakan makromolekul
sel hati akan menyebabkan stres oksidatif sel.
Radikal bebas lain yang diperkirakan dari
peminum alkohol kronis belum jelas (Halliwel
B. Gutteridge JMC, 1999, Valco M, dkk, 2006).
Gambar 2. Oksidasi etanol pada sitokrom P450
Sumber radikal bebas endogen berupa

40 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 1, Edisi Oktober 2011, 35-42

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


superoksida anion dihasilkan dari metabolisme SIMPULAN
purin pada xantin oksidase. Enzim tersebut dapat Konsumsi etanol pada masa remaja karena
dihambat oleh etanol yang menyebabkan rasa ingin tahu yang lebih besar, adanya
penurunan radikal bebas (Halliwel B. Gutteridge kesempatan, sarana dan prasarana, kepribadian
JMC, 1999, Valco, M, dkk, 2006). Peningkatan serta emosi dan mental yang lemah. Etanol
radikal bebas akibat alkohol juga terjadi melalui mempunyai sifat adiktif, sehingga peminum akan
mekanisme enzim inducer. Alkohol akan selalu ketagihan (alkoholisme).
menginduksi sitokrom P-450 baik secara Etanol bersifat toksik dalam tubuh.
langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung Konsumsi alkohol jangka pendek memberikan
dapat meningkatkan radikal bebas superoksida rasa tenang, sedangkan untuk jangka waktu lama
anion dan secara tidak langsung melalui NADPH (kronis) akan mengakibatkan penimbunan asam
(Halliwel B. Gutteridge JMC, 1999; Beckman lemak di hati yang menyebakan perlemakan hati
dan Ames, 1998). sampai sirosis. Konsumsi jangka panjang akan
Peningkatan radikal bebas akibat alkohol meningkatkan sintesis lipid (triasilgliserol =
akan mengaktifkan nuclear factor yang akan TAG) hepatik, dimana alcohol dehidrogenase
meningkatkan Tumor Necrosis Factor (TNF alfa) selanjutnya meningkatkan produksi NADH dan
yang berperan terhadap nekrosis dan inflamasi laktat berlebihan yang menyebabkan penimbunan
hati (Chamulitrat W, dkk, 1988). Penelitian lain asam urat dalam plasma akibat ekskresi asam
menemukan terjadi peningkatan radikal bebas urat ke urin terhambat.
di dalam hepar akibat induksi mikrosom Efek etanol yang masuk dalam hati akan
sitrokrom P-450 oleh etanol (Skrzydleweska, menginduksi radikal bebas hidroksietil, kemudian
2002). Hasil penelitian lain berupa pemberian bereaksi dengan makromolekul sel-sel hati yang
etanol 0,8 gr/kgBB/hari pada binatang percobaan menyebabkan stres oksidatif sel. Peningkatan
yang dapat menyebabkan peningkatan radikal radikal bebas dari alkohol akan mengaktifkan
bebas, sehingga menyebabkan kerusakan sel-sel nuclear factor yang akan mengaktifkan Tumor
hepatosit dan menimbulkan inflamasi pada sel Necrosis Factor (TNF alfa) yang berperan
hati (Chamulitrat W, dkk, 1988) terhadap nekrosis dan inflamasi hati.
Jawi, et.al (2007) meneliti pengaruh alkohol Untuk mencegah kerusakan hati adalah
jangka pendek, menyatakan bahwa pemberian dengan menghentikan minum alkohol. Pola hidup
alkohol selama 14 hari pada tikus tidak sehat dengan konsumsi nutrisi yang seimbang
menimbulkan kenaikan SGPT dan SGOT secara dan olahraga teratur akan memulihkan sel-sel
bermakna. Kadar SGPT dan SGOT kelompok yang rusak. Nutrisi yang seimbang mencakup
kontrol sedikit lebih rendah dibandingkan dengan antioksidan eksogen yang mengandung vitamin
pemberian kelompok alkohol akut maupun A, vitamin E dan vitamin C untuk melindungi
alkohol kronis. Pemberian etanol akan sel hati dari kerusakan radikal bebas.
menurunkan enzim antioksidan seperti penurunan
aktivitas glutation peroksidase. DAFTAR PUSTAKA
Alkohol dapat menginduksi stres oksidatif Beckman KB, Ames BN, 1998, The free radical
sel. Kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal theory aging matures, Physiological
bebas terjadi karena jumlah antioksidan endogen Reviews,
tidak mencukupi untuk melindungi sel. Kerusakan
sel tersebut dapat diatasi dengan pemberian Chamulitrat W, Carnal J, Reed NM, Spitzer JJ,
antioksidan eksogen. Antioksidan bersifat 1988, In vivo endotoxin enhances biliary
melindungi sel dari radikal bebas. Konsumsi etanol-dependent free radical generation,
sayuran dan buah-buahan berupa vitamin A, AJP Gastrointestinal Liver Physiol
vitamin E dan vitamin C dapat melindungi sel
dari kerusakan radikal bebas. (Halliwell 1989, Dawn B.Marks, Allan D.Marks,Colleen M.Smith,
Beckman et.al, 1989, Valko, dkk, 2006). 2000, Biokimia Kedokteran Dasar, Sebuah
Pendekatan Klinis, Cetakan I, Penerbit

Efek Dari Pecandu Alkohol ........ (Kristina Simanjuntak) - 41

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


EGC Jakarta Cermin dunia Kedokteran International
Standard,
Frank C. Lu, 1995, Toksikologi dasar, Azas,
Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko, edisi Skrzydlewska E, Roszkowska, Kozusko B, 2002,
ke-2, PenerbitUniversitas Indonesia, UI Influence of etanol on oxidative stress in
Press. the liver, Przegl Lek Rusian.

Halliwel B. Gutteridge JMC, 1999, Free radical Valko M, dkk, 2006, Free radical, metal and
in biology and medicine, 3 rd Oxford antioxidants in oxidative stress-induced
University Press. cancer, J.Chem-Biol, Rusian.

Jewell SA, et al. 1982, Blebs formation in


hepatocytes during frug metabolism is
caused by disturbances in thiol and calcium
ion homoestatis, Sciences 217

Jawi IM, Sutirta-yasa WP, Saputra H, 2007,


Gambaran histologi hepar serta kadar
SGPT/SGOT darah mencit yang diberikan
alcohol secara akut dan kronis, Dexa
media, 1 (20)

Joewana S, 1989, Gangguan Penggunaan zat,


narkotika, alkohol dan zat aditif lainnya,
Gramedia, Jakarta

Miller NS dan Mark SG, 1991, Alcohol, Plenum


Medical book Co. New York London

Mansur, 2008, Toksikologi dan distribusi agent


t o k s i k , h t t p : / / l i b r a r y. u s u . a c . i d /
download/fk/kedokteran-mansyur2.pdf

Ralp J Fessenden, Joan S Fessenden,1983, Kimia


Organik, Edisi Keenam, jilid 1, Penerbit
Erlangga.

Robert KM, Daryl KG, Peter AM, Victor WR,


2002, Biokimia Harper, Edisi 27, Penerbit
buku Kedokteran EGC

Nelson Simanungkalit Pospos, 2002, Bukti


gambar, etanol merusak sel hati dan
pengaruhnya terhadap ATP intraseluler,
Medika No.1, Tahun XXVII.

Nelson Simanungkalit Pospos, 2005, L-ornitin-


L-Aspartat (LOLA) menghindari blebbing
akibat keracunan etanol pada hepatosit,

42 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 1, Edisi Oktober 2011, 35-42

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

Anda mungkin juga menyukai