Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205


http://jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP

PENGARUH PEMBERIAN TUAK TERHADAP GAMBARAN


HISTOPATOLOGI HATI MENCIT (Mus musculus) ICR
JANTAN
St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat, Ria Rizki
Amelia
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
E-mail: aisyah.sijid@uin-alauddin.ac.id

DOI: dx.doi.org/10.26418/jpmipa.v11i2.36623

Abstract
Liver damage or liver disease is caused by many factors, one of which
is by consuming drinks that contain alcohol. Tuak is one of the drinks
that contain alcohol. This study aims to determine the effect of palm
wine administration on the histopathological picture of male ICR mice
(Mus musculus) liver. This study used 20 mice consisting of 4
treatments namely P0 = 0 mL / day / head; P1 = 0.1 mL / day / head;
P2 = 0.2 mL / day / head and P3 = 0.3 mL / day / head. The parameters
observed were body weight of mice, liver weight and liver
histopathology of mice. The results showed that administration of palm
wine to male ICR mice at different doses gave an influence on the
histopathological picture of male ICR mice (Mus musculus).

Keywords: Liver, Histopathology, Mice, Tuak

Abstrak
Kerusakan hati atau penyakit liver disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah dengan mengkonsumsi minuman yang mengandung
alkohol. Tuak merupakan salah satu minuman yang mengandung
alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
tuak terhadap gambaran histopatologi hati mencit (Mus musculus) ICR
jantan. Penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit yang terdiri dari 4
perlakuan yaitu P0 = 0 mL/hari/ekor; P1 = 0,1 mL/hari/ekor; P2 = 0,2
mL/hari/ekor dan P3 = 0,3 mL/hari/ekor. Parameter yang diamati
adalah berat badan mencit, berat hati dan histopatologi hati mencit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tuak pada mencit ICR
jantan dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh terhadap
gambaran histopatologi hati mencit (Mus musculus) ICR jantan.
Kata Kunci: Hati, Histopatologi, Mencit, Tuak

Received : 08/10/2019
Revised : 21/01/2020
Accepted : 26/07/2020
194
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

PENDAHULUAN perubahan fungsional dan perubahan


Salah satu penyakit yang yang tidak dapat diubah. Hati
dikategorikan penyakit yang berlemak alkoholik merupakan tahap
mengancam jiwa adalah penyakit awal dari penyakit hati yang diinduksi
liver atau kerusakan hati. Penyakit ini alkohol dan sepenuhnya dapat
merupakan kelainan atau gangguan dibalikkan setelah alkohol tidak
pada hati yang disebabkan oleh dilanjutkan (Teschke & Gellert,
banyak faktor, salah satunya adalah 1988).
dengan mengkonsumsi minuman Konsumsi alkohol yang
yang mengandung alkohol. Pada berlebihan adalah masalah kesehatan
tahun 2010, konsumsi alkohol global. Hati mengalami tingkat
diseluruh dunia mencapai 6,2 liter cedera jaringan terbesar dengan
pada setiap orang yang berusia diatas meminum banyak alkohol karena hati
15 tahun atau setara dengan 13,6 merupakan organ utama yang
gram alkohol murni per hari dan memetabolisme alkohol (Osna, et al.,
menyebabkan kematian dari 3,3 juta 2017). Konsumsi alkohol berlebihan
orang setiap tahunnya atau 5,9% dari dapat menyebabkan stress oksidatif
semua kematian (Pribadi, 2017). yang memunculkan kondisi patologis
Terdapat 3 mekanisme pada di hati (Ighodaro & Omole, 2012).
metabolisme alkohol diantaranya Penyakit Hati Alkoholik (PHA)
melibatkan jalur alcohol merupakan kondisi penyakit hati yang
dehydrogenase (ADH), sistem dapat ditemui pada peminum alkohol
oksidasi etanol mikrosomal (MEOS), berat. Pada kondisi ini beberapa
dan katalase. Ketiga jalur ini masing- didefinisikan dengan fitur
masing menghasilkan radikal bebas histopatologi (steatosis alkohol,
yang mempengaruhi sistem oksidan steatohepatitis, dan sirosis alkoholik)
(Zakhari, 2006). dan lain-lain terutama gejala klinis
Hati merupakan organ eksresi (hepatitis alkoholik). Steatosis
yang berfungsi untuk merupakan suatu kondisi yang terjadi
mendetoksifikasi zat-zat toksik pada 90% peminum alkohol berat.
sehingga adanya kerusakan hati Sedangkan hepatitis alkoholik dan
merupakan petunjuk apakah suatu zat sirosis merupakan kondisi yang lebih
itu bersifat toksik atau tidak (Lee, et parah dan berkembang 10-20% dari
al., 2006). Jika hati terus menerus peminum berat, sebagian besar
terpapar obat dan zat kimia dalam ditemui pada orang-orang dengan
jangka panjang maka sel-sel pada hati konsumsi alkohol selama 10-20 tahun
dapat mengalami perubahan terutama atau lebih (O’shea, 2010).
pada sel hepatosit seperti degenerasi Sopi atau di sulawesi selatan
lemak dan nekrosis yang dapat disebut dengan tuak merupakan
menurunkan kemampuan regenerasi minuman alkohol hasil fermentasi
sel sehingga menyebabkan kerusakan dari nira atau sadapan lontar.
permanen sampai kematian sel Penelitian telah menunjukan bahwa
(Anggraeny, et al., 2014). mengkonsumsi alkohol sebanyak 80 g
Hati adalah organ utama perhari selama beberapa tahun dapat
untuk metabolisme alkohol dan menyebabkan terjadinya hepatitis
karena itu cenderung untuk berbagai alkoholik dan dapat menyebabkan

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
195
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

terjadinya sirosis hepatis. Selain itu bagian tubuh diantaranya pada sistem
hasil penelitian juga menunjukan hepar dimana tempat metabolisme
bahwa orang dengan sirosis hepatis hati, jika terjadi gangguan akibat
yang gagal berhenti mengkonsumsi stress oksidatif yang diinduksi
alkohol memilki kurang dari 50% alkohol akan menyebabkan penyakit
kesempatan hidup selama 5 tahun hati kronis dan steatosis hati (Rizky,
(Kristina, et al., 2019). et al., 2019).
Pemberian tuak pada mencit Penelitian tentang Kerusakan
dengan dosis yang lebih tinggi dan hati akibat keracunan alkohol
dalam waktu yang cenderung lebih berulang pada tikus wistar dengan
lama dapat mempengaruhi fungsi menggunakan minuman alkohol 5%
organ vital yang terdapat dalam tubuh dan 20% selama 6 minggu
mencit, salah satunya adalah organ mengakibatkan perubahan struktur
mencit. Tujuan dari penelitian ini mikroskopis (nekrosis) jaringan hati
adalah untuk mengetahui pengaruh pada tikus Wistar (Suaniti, et al.,
pemberian tuak terhadap gambaran 2012).
histopatologi hati mencit (Mus
musculus) ICR jantan serta sebagai METODE
sumber informasi kepada masyarakat ALAT DAN BAHAN
tentang bahaya tuak yang telah Alat yang digunakan adalah
mengandung alkohol. kandang mencit, tempat pakan, botol
Hepar merupakan kelenjar minum, seperangkat alat bedah,
paling besar dalam tubuh yang cawan petri, kanula, spoit,
mempunyai banyak fungsi termasuk microtome, kamera, dan kaca
sebagai metabolisme di dalam tubuh preparat. Bahan yang digunakan
(Arfatul & Sumirat, 2017). Bahan- adalah mencit (Mus musculus) ICR
bahan makanan/minuman yang jantan dewasa sebanyak 20 ekor,
masuk ke dalam tubuh akan melalui tuak, NaCl 0,9%, sekam, pakan AD
proses pencernaan, untuk selanjutnya 2, air minum, larutan formalin Buffer
akan diserap oleh usus. Setelah Fosfat 10%, aquadest, alkohol dalam
diserap oleh usus makanan/minuman beberapa konsentrasi (70%, 80%,
tersebut akan di detoksifikasi di 90% dan 100%), acid alkohol 1 %,
dalam hati. Ada empat fungsi hati toluene I dan II, Xylol I, II, III, IV,
yaitu pembentukan dan sekresi V, Parafin cair, larutan pewarna HE
empedu, metabolisme zat-zat penting (Hematoksilin-Eosin).
bagi tubuh, berperan dalam
pertahanan tubuh baik berupa Tahap Persiapan
detoksifikasi maupun fungsi Tuak diperoleh dari Desa
perlindungan, serta fungsi vaskuler Julukanaya, Kecamatan Pallangga
(Kurniawan, et al., 2014). Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Konsumsi bahan kimia secara Kemudian menyiapkan hewan uji
terus menerus dapat mengakibatkan yaitu mencit (Mus musculus) ICR
akumulasi dari kandungan toksik jantan dewasa sebanyak 20 ekor
yang dapat diikuti kerusakan organ dengan berat antara 24-30 gram.
hati (Kardena & Winaya, 2011). Sebelum diberi perlakuan, hewan uji
Alkohol dapat mempengaruhi seluruh

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
196
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

tersebut diaklimatisasi selama satu dilakukan pemeriksaan dengan


minggu. mikroskop dengan pembesaran 100X
lalu dilanjutkan dengan pembesaran
Tahap Pelaksanaan 400X.
Perlakuan hewan uji dilakukan
selama 30 hari berturut-turut dengan Analisis Data
menggunakan Rancangan Acak Analisis yang digunakan
Lengkap (RAL) satu faktor, yang adalah analisis kualitatif. Adapun
terdiri dari empat perlakuan yaitu P0 analisis kualitatif meliputi data visual
(kontrol): 0 ml/hari/ekor, P1: 0,1 yang dianalisis dengan menggunakan
ml/hari/ekor, P2: 0,2 ml/hari/ekor, metode deskriptif.
P3: 0,3 ml/hari/ekor. Pada hari ke-31
dilakukan pembedahan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
mengambil hatinya. Pembuatan Adapun hasil penelitian
preparat histopatologi dan pewarnaan adalah pada penelitian ini setelah
HE. dilakukannya pengambilan sampel
yaitu berupa hati mencit (Mus
Tahap Pengamatan musculus) dilakukanlah uji
Prosedur preparat histologi histopatologi pada sampel tersebut.
mengikuti prosedur dari Adapun hasil dari uji histopatologi
Laboratorium Patologi Rumah Sakit yang didapatkan dapat dilihat pada
Pendidikan Unhas, kemudian tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Histopatologi


Organ No Kode Keterangan
1 Kontrol (P0) Normal, tidak ada kelainan
Peradangan, dilatasi sinusoid, degenerasi
2 0,1 ml (P1)
hidrofilik
Hati
Dilatasi sinusoid, radang, kongesti, degenerasi
3 0,2 ml (P2)
lemak, degenerasi hidrofilik
4 0,3 ml (P3) Radang, degenerasi hidrofilik, nekrosis
Sumber : (Data Primer, 2019)

1. Perlakuan P0 (0 mL/Hari/Ekor)

Gambar 1. Histopatologi hati mencit (Mus musculus) ICR Jantan (perbesaran


400x, pewarnaan HE) normal tanpa ada kerusakan.

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
197
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

2. Perlakuan P1 (0,1 mL/Hari/Ekor)

1
2

Gambar 2. Histologi hati mencit (Mus musculus) ICR Jantan (perbesaran 400x,
pewarnaan HE). Keterangan: 1. Peradangan, 2. Dilatasi sinusoid dan
3. Degenerasi hidrofilik

3. Perlakuan P2 (0,2 mL/Hari/Ekor)

Gambar 3. Histopatologi hati mencit (Mus musculus) ICR Jantan (perbesaran


400x, pewarnaan HE). Keterangan: 1. Dilatasi sinusoid, 2. Radang,
3. Kongesti, 4. Degenerasi lemak, 5. Degenerasi hidrofilik.

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
198
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

4. Perlakuan P3 (0,3 mL/Hari/Ekor)

2
1

Gambar 4. Histopatologi hati mencit (Mus musculus) ICR Jantan (perbesaran


400x, pewarnaan HE). Keterangan: 1. Radang, 2. Degenerasi
hidrofilik, 3. Nekrosis keseluruhan.
1. Berat Organ Mencit (Mus pada setiap kelompok. Pada
musculus) Setelah Diberi kelompok kontrol memiliki rata-rata
Perlakuan Selama 30 Hari berat 2,02, untuk kelompok perlakuan
Hasil analisis pengaruh P1=0,1 mL/Hari/Ekor memiliki rata-
pemberian tuak dengan dosis yang rata berat 1,65, untuk kelompok
berbeda-beda menunjukkan bahwa perlakuan P2=0,2 mL/Hari/Ekor
adanya faktor dosis memberikan memiliki rata-rata berat 1,81, dan
pengaruh terhadap kerusakan serta untuk kelompok perlakuan P3=0,3
berat dari organ hati mencit tersebut. mL/Hari/Ekor memiliki rata-rata
Hal ini disebabkan tuak mengandung 2,15. Perlakuan P1 dan P2 berada di
alkohol yang bersifat toksik dan bawah kontrol karena pada saat
memberikan efek yang semakin setelah dilakukannya pemberian tuak
tinggi seiring dengan meningkatnya mencit tersebut mengalami beberapa
dosis yang diberikan. faktor salah satu faktornya adalah
Berdasarkan tabel diatas stress sehingga berat hati pada mencit
analisis rata-rata organ pada mencit P1 dan P2 lebih kecil dibanding
selama 30 hari perlakuan dengan kontrol. Adapun posisi
menunjukkan adanya perbedaan berat tertinggi terdapat pada kelompok
organ hati pada mencit. Setiap perlakuan dengan dosis yang paling
kelompok pada tabel tersebut tinggi yaitu P3= 0,3 mL/Hari/Ekor.
menunjukkan adanya perbandingan Pada penelitian ini membuktikan

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
199
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

bahwa pada mencit yang diberi lingkungan mencit tersebut. Analisa


perlakuan 0,3 mL/Hari/Ekor histologi dapat dijadikan sebagai
memiliki berat dengan nilai tertinggi parameter yang sangat sensitif dan
karena ginjal pada kelompok P3 ini penting didalam menentukan
memiliki ukuran organ hati terbesar perubahan struktur sel yang terjadi di
diantara kelompok lainnya. Hal ini organ dalam seperti ginjal, hati, dan
terjadi disebabkan karena terjadinya gonad (Khaisar, 2006).
edema pada hati yang membuat Perubahan struktur histologis
ukuran dari hati tersebut membesar. hati dipengaruhi oleh jumlah dan
Menurut Irfai (2013), kelainan jenis senyawa yang masuk ke dalam
pada hati ditandai dengan organ hati, termasuk pemberian
pertambahan ukuran dan bobot hati etanol (Prasetyo, et al., 2019).
dimana terjadi pembengkakan dan Hepar merupakan organ yang
penebalan pada salah satu lobulus berperan penting dalam tubuh
hati. Selain itu hati akan bekerja lebih manusia. Metabolisme intermedier
keras agar zat toksik tersebut tidak dari seluruh bahan makanan
merusak tubuh sehingga bobot hati berlangsung di hepar. Hepar
akan semakin bertambah. merupakan tempat utama untuk
Data diatas menerangkan aktivitas sintesis, katabolik, dan
bahwa berat hati mengalami detoksifikasi dalam tubuh. Kerusakan
peningkatan. Peningkatan berat hati hepar dapat disebabkan oleh berbagai
menandakan bahwa hati masih dalam agen antara lain virus, alkohol, dan
keadaan degenerasi. Degenerasi sel obat-obatan (seperti isoniazid,
sering diartikan sebagai kehilangan aspirin, tetrasiklin). Agen-agen
struktur normal sel sebelum kematian tersebut dapat menyebabkan
sel, hal ini menjadi tanda awal gangguan fungsi hepar berupa
kerusakan sel yang disebabkan oleh karsinoma, sirosis hepatis, fibrosis
toksin. (Madihah, et al., 2017; Sari, et al.,
2014). Apabila sel hati mengalami
2. Histopatologi Hati Mencit kerusakan oleh berbagai sebab maka
(Mus musculus) Setelah Diberi serangkaian perubahan morfoligi
Perlakuan. dapat dijumpai (Niendya, et al.,
Histopatologi merupakan ilmu 2011). Semua jelas pada hati
yang mempelajari tentang menimbulkan gambaran patologi
pengamatan sel, jaringan, atau organ yang sama yaitu terjadinya degenerasi
makhluk hidup di bawah mikroskop dan akumulasi intraseluler, nekrosis,
untuk mendiagnosa suatu penyakit inflamasi, regenerasi, dan fibrosis
(Bavelander, 1998). Apabila terjadi (Huang, et al., 2003).
perubahan struktur sel akibat terkena Berdasarkan hasil pengamatan
penyakit, bakteri, virus, cendawan gambaran histopatologi hati pada
atau adanya substansi berbahaya mencit (Mus musculus), gambaran
seperti logam berat, disebabkan mikroskopik jaringan hati pada
karena mampu merubah faktor fisika mencit (Mus musculus) P0 sebagai
(suhu) dan kimia (salinitas, pH, dan kontrol terlihat normal atau tidak ada
DO) lingkungan, hal ini menunjukkan terdapat kerusakan. Sedangkan
bahwa terjadi perubahan pada kondisi pengamatan gambaran histopatologi

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
200
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

hati pada mencit (Mus musculus) Berdasarkan Surasa, et al.


yang diberi perlakuan minuman tuak (2014), sinusoid dapat dengan mudah
dengan dosis P1 (0,1 mL) mengalami kontak dengan toksikan
menunjukkan adanya gambaran dari hepatosit. Dinding sinusoid
peradangan, dilatasi sinusoid, dan terdiri dari sel-sel endotel. Sinusoid
degenerasi hidrofilik seperti pada dan hepatosit hanya dibatasi oleh
gambar 4. Radang adalah reaksi celah subendotel yang mengandung
jaringan hidup terhadap semua bentuk mikrovili dari hepatosit. Hal ini
jejas. Jejas pada proses toksik terjadi memudahkan kontak antara
karena reaksi antara zat beracun dan permukaan hepatosit dengan
molekul pada tubuh baik subseluler sinusoid, sehinggsa memudahkan
maupun seluler (Amanda & Simon, terjadinya pertukaran senyawa
2014). Radang merupakan respon termasuk toksikan.
fisiologi lokal terhadap cedera Selain terjadinya peradangan
jaringan. Infiltrasi sel radang limfosit dan dilatasi sinusoid, terjadi pula
pada venasentralis disebabkan karena degenerasi hidrofilik. Degenerasi
rusaknya sel endotel yang sangat peka hidrofilik merupakan salah satu lesi
terhadap zat racun, peradangan pada yang terjadi karena kongesti. Price
hepar dimulai pada vena sentralis (2006) menyatakan bahwa degenerasi
sebagai tempat penampungan darah hidrofilik merupakan respon awal
yang berasal dari arteri hepatika dan hepatosit terhadap bahan-bahan yang
vena porta. Semakin lama paparan bersifat toksik. Degenerasi hidrofilik
toksik terjadi maka infiltrasi sel adalah perubahan yang bersifat
radang akan difusi dan menyebar dari reversible, sehingga apabila paparan
daerah porta ke daerah sentralis toksik dihentikan sel yang mengalami
(Makiyah & Khumaisah, 2018). kerusakan akan kembali normal.
Selain mengalami peradangan, Degenerasi yang terus berlanjut akan
terjadi pula dilatasi sinusoid seperti menyebabkan kematian sel. Kematian
pada gambar 4. Dilatasi (pelebaran) sel hati menyebabkan hepatosit tidak
sinusoid hepar merupakan tanda dapat kembali ke bentuk normal
terjadinya kerusakan sinusoid hepar. (irreversible). Degenerasi hidrofilik
Dilatasi sinusoid pada hepar mencit merupakan peristiwa meningkatnya
diduga disebabkan oleh adanya kadar air di intraseluler yang
hepatosit yang mengalami nekrosis menyebabkan sitoplasma dan
(Hayati & Sunaryo, 2014). Hepatosit organel-organel membengkak dan
yang mengalami nekrosis memiliki membentuk vakuola-vakuola.
bentuk yang tidak teratur, sehingga Rusaknya permeabilitas membran sel
susunan hepatosit pada lobulus menyebabkan terhambatnya aliran
menjadi tidak teratur pula. Akibatnya, sodium keluar dari sel, sehingga
sinusoid yang berbatasan dengan menyebabkan ion-ion dan air masuk
hepatosit menjadi melebar. Pelebaran secara berlebihan ke dalam sel.
sinusoid juga dapat disebabkan oleh Degenerasi hidropis bisa disebabkan
tingginya kadar toksikan dalam darah karena kurangnya oksigen, defisiensi
yang melalui sinusoid untuk menuju kalsium, shok berat, dan diabetes
vena sentralis (Madihah, et al., 2017). mellitus.

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
201
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

Selanjutnya gambaran disediakan, kekurangan oksigen di


histopatologi hati pada mencit (Mus dalam jaringan, adanya intoksikasi
musculus) yang diberi perlakuan dan ketuaan umur jaringan. Apabila
minuman tuak dengan dosis P2 (0,2 degenerasi lemak terjadi terus
ml) menunjukkan adanya gambaran menerus, nantinya hepatosit dapat
dilatasi sinusoid, radang, kongesti, mengalami nekrosis (Sudiono, et al.,
degenerasi lemak, degenerasi 2003).
hidrofilik seperti pada gambar 5. Degenerasi lemak pada hepar
Selain pada dosis P1 (0,1 ml), pada juga ditunjukkan dengan vakuola-
dosis P2 (0,2 ml) terjadi pula dilatasi vakuola kosong beragam ukuran
sinusoid, radang, dan degenerasi dalam sitoplasma hepar. Proses
hidrofilik. Hanya saja pada dosis P2 perlemakan ini bersifat reversible dan
(0,2 ml) dilatasi sinusoid, radang, dan disebabkan oleh pengeluaran transfer
degenerasi hidrofilik, gambarannya lipid dari dalam sel terhambat dan
terlihat lebih banyak dibandingkan ketidakseimbangan sintesis dan juga
pada dosis P1 (0,1 ml). pelepasan trigliserida oleh sel
Selain mengalami dilatasi parenkim ke sirkulasi (Fransisco, et
sinusoid, radang, dan degenerasi al., 2018).
hidrofilik, terjadi pula degenerasi Kongesti atau biasa disebut
lemak dan kongesti. Degenerasi dengan bendung darah, secara
lemak yaitu merupakan akumulasi mikroskopis yang ditunjukkan
lemak dalam sitoplasma sel. Biasanya dengan adanya sel-sel darah yang
terjadi dalam sel-sel parenkimatosa, terdapat didalam pembuluh darah,
seperi sel hepar. Pada pewarnaan dan letaknya memenuhi lumen dalam
hematoksilin eosin (HE), lemak yang pembuluh darah. Kongesti
hilang akibat proses dehidrasi dengan merupakan peningkatan volume
alkohol akan terbentuk vakuola- darah akibat adanya pelebaran
vakuola sehingga sering disebut pembuluh darah kecil (kapiler)
dengan degenerasi vakuola (Akhila, (Robbins & Kumar, 1992).
et al., 2007). Degenerasi melemak Selanjutnya gambaran
atau steatosis adalah penimbunan histopatologi hati pada mencit (Mus
abnormal dari trigeliserida dalam sel musculus) yang diberi perlakuan
parenkim. Penyebab steatosis adalah minuman tuak dengan dosis P3 (0,3
toksin, malnutrisi protein, diabetes mL) menunjukkan adanya gambaran
mellitus, obesitas dan anoksia peradangan, degenerasi hidrofilik,
(Mulyono, et al., 2013). dan nekrosis seperti pada gambar 6.
Degenerasi lemak dapat terjadi Selain peradangan dan degenerasi
pula akibat adanya gangguan hidrofilik yang terjadi pada dosis P1
metabolisme lemak, seperti gangguan dan P2, terjadi pula pada P3. Hanya
terhadap fungsi mitokondria, saja peradangan dan degenerasi
hipoksia yang dapat menghambat hidrofilik pada dosis P3 ini terjadi
oksidasi lemak yang nantinya masuk lebih besar dibandingkan dengan
ke dalam sel, dapat juga disebabkan dosis kelompok lainnya. Hal inilah
terjadinya malnutrisi protein. yang menyebabkan kerusakan
Degenerasi sel biasanya terjadi jaringan pada P3 ini lebih besar
karena kurangnya pakan yang dibandingkan dengan dosis P1 dan

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
202
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

P2. Kerusakan tersebut Hal ini sebagaimana dengan


mengakibatkan terjadinya nekrosis penelitian yang telah dilakukan oleh
pada jaringan hati tersebut. Fiqih KM, dengan memberikan
Nekrosis adalah perubahan etanol 40% selama 30 hari
morfologi (Kematian) sel hepar atau menunjukan perubahan gambaran
jaringan hepar diantara sel yang mikroskopis hepar tikus yaitu berupa
masih hidup. Tahapan nekrosis kerusakan hepatosit mulai dari tahap
berkaitan dangan tepi perubahan inti. degenerasi parenkimatosa hingga
Perubahan itu adalah piknosis, nekrosis yang meluas (Murti, et al.,
karyoreksis dan keryolisis. Pada 2016).
piknosis, inti sel menyusut dan Apabila senyawa racun yang
tampak adanya “awan gelap”. “Awan masuk terlalu besar sehingga bersifat
gelap” ini dikarenakan kromatin yang karsinogenik pada hepar, maka akan
memadat. Pada karyoreksi terjadi menimbulkan degenerasi jaringan
penghancuran inti dengan hepar. Kemudian terjadi nekrosis
meninggalkan pecahan-pecahan yang yang dapat merusak jaringan hepar
terbesar didalam inti. Sedangkan pada dan semakin sedikit dosis yang
saat karyolisis inti menjadi hilang diserap tubuh, kerusakan yang terjadi
(lisis) sehingga pada pengamatan hanya terbatas dan masih dapat
tampak sebagai sel yang kosong dikompensasi oleh sel sehat lainnya
(Price, 2006). untuk dapat menjalankan fungsi
Menurut Adikara & Winaya normal organ (Lalitha, et al., 2012).
(2013), nekrosis diawali dengan
perubahan morfologi inti sel yaitu SIMPULAN DAN SARAN
piknosis (menghitam). Tahap Pemberian tuak pada mencit
berikutnya yaitu inti pecah ICR jantan dengan dosis yang yang
(karioheksis) dan inti menghilang berbeda antara dosis 0,1
(kariolisis). Piknosis dapat terjadi mL/hari/ekor, 0,2 mL/hari/ekor dan,
karena adanya kerusakan di dalam sel 0,3 mL/hari/ekor memberikan
antara lain kerusakan membran yang pengaruh terhadap gambaran
diikuti oleh kerusakan mitokondria histopatologi hati mencit (Mus
dan aparatus golgi sehingga sel tidak musculus) ICR jantan dan dosis yang
mampu mengeliminasi air dan paling berpengaruh adalah 0,3
trigliserida sehingga tertimbun dalam mL/hari/ekor. Saran dalam penelitian
sitoplasma sel. Nekrosis dapat ini adalah sebaiknya dilakukan
disebabkan oleh bermacam-macam pemeriksaan terhadap organ-organ
agen dan dapat menyebabkan vital lainnya yang diakibatkan oleh
kematian dalam beberapa hari. Agen pengaruh tuak.
penyebabnya yaitu racun kuat (misal
fosfor, jamur beracun dan lainnya), DAFTAR PUSTAKA
gangguan metabolik (biasanya pada Adikara, I. P. A., Winaya, I. B. O.
metabolisme protein), infeksi virus (2013). Studi Histopatologi
yang menyebabkan bentuk fluminan Hepar Tikus Putih (Rattus
atau maligna virus (Swarayana & Norvegicus) Yang Diberi
Sudira, 2012). Ekstrak Etanol Daun Kedondong
(Spondias Dulcis G.Forst) Secara

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
203
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

Oral. Bul. Vet. Udayana, 5(2), Hayati, S., & Sunaryo. (2014). Efek
107–113. Hepatoprotektor Fraksi Asetat
Daun Sangitan (Sambucus
Akhila, J. S., Shyamjith, Deepa & Canadensis L.) pada Tikus
Alwar, M. C. (2007). Acute Sprague Dawley. Media Farm,
Toxicity Studies And 11(1), 55–61.
Determination Of Median Lethal
Dose. Curr Sci, 93(7), 917-920. Huang, K. L., Wu, C. P., Chen, Y. L.
(2003). Heat Stress Attenuates
Amanda, K., Simon, B. W. (2014). Air Bubble-Induced Acute Lung
Toksisitas Subakut Tepung Injury: A Novel Mechanism Of
Glukomanan (A. Muelleri Diving Acclimatization. J Appl
Blume) Terhadap SGOT Dan Physiol, 94, 1485–1490.
Natrium Tikus Wistar Secara In
Vivo. Jurnal Pangan Ighodaro, O. M., & Omole, J. O.
Agroindustri, 2(1), 1-7. (2012). Ethanol–Induced
Hepatotoxicity In Male Wistar
Anggraeny, E., Tjdanrakirana, & Nur Rats: Effect Of Aqueous Leaf
D. (2014). Pengaruh Pemberian Extract Of Ocimum
Filtrat Tauge Kacang Hijau Gratissimum. Journal of
Terhadap Histologi Hepar Medicine and Medical Science,
Mencit Yang Terpapar MSG. 3(8), 499-505.
Jurnal Lenterabio, 3(3), 186-
191. Irfai. (2013). Efektifitas Pemberian
Kenikir (Cosmos caudatus
Arfatul, M., & Sumirat, T. (2017). Uji Kunth.) terhadap Bobot Karkas,
Toksisitas Akut Yang Di Ukur Organ Pencernaan, Hati, dan
Dengan Penentuan LD50 Ekstrak Kolesterol Daging Ayam
Etanol umbi iles-iles Kampung (Gallus gallus
(Amorphophallus variabillis bl.) Domesticus). Bogor: Fakultas
terhadap tikus putih strain wistar. Peternakan Institut Pertanian
MKB, 49(3), 145-55. Bogor.

Bavelander. (1998). Dasar-Dasar Kardena, I. M., & Winaya, I. B. O.


Histologi. Jakarta: Erlangga. (2011). Kadar Perasan Kunyit
yang Efektif Memperbaiki
Fransisco, J. S., Waldo, S., Garcia, J., Kerusakan Hepar Mencit yang
Isadora, L., & Karin, S. (2018). Dipicu Karbon Tetraclhorida. J.
Histopathological and Vet., 12(1), 34-39.
Immunohistochemical
Characterisation Of Hepatic Khaisar. (2006). Kandungan Timah
Granulomas In Leishmania Hitam (Pb) dan Kadmium (Cd)
Donovani-infected BAL/c dalam Air, Sedimen dan
mice:a time-course study. Bioakumulasi Serta Respon
Parasites Vector J, 11(73), 1-9. Histopatologis Organ Ikan Alu-
Alu (Sphyraena barracuda) di

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
204
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

Perairan Teluk Jakarta. Bogor: Strain Wistar yang Diinduksi


Fakultas Perikanan dan Ilmu Aspirin Pasca Pemberian Ekstrak
Kelautan, Institut Pertanian Etanol Umbi Iles-iles
Bogor. (Amorphophallus variabilis Bl)
Selama 7 Hari. Artikel
Kristina, T. L., Sasputra, I. N., Debora Penelitian, 50(2), 93-101.
S. L. (2019). Efek Pemberian
Minuman Sopi Dibandingkan Murti, F. K., Amarwati, S.,
Alkohol Jenis Lainnya Terhadap Wijayahadi, N. (2016). Pengaruh
Gambaran Histopatologi Hati Ekstrak Daun Kersen (Muntingia
Tikus Putih (Rattus norvegicus) Calabura) Terhadap Gambaran
Galur Sprague dawley. Cendana Mikroskopis Hepar Tikus Wistar
Medical Jurnal, 16(1). Jantan Yang Diinduksi Etanol
Dan Soft Drink. Jurnal
Kurniawan, I. W. A. Y., Wiratmini, Kedokteran Diponegoro, 5(4),
N. I., Sudatri, N. W. (2014). 871-83.
Histologi Hepar Mencit (Mus
musculus L.) yang diberi ekstrak Mulyono, A., Farida, D. H., Soesanti
daun Lamtoro (Leucaena Nor. (2013). Histopatologi Hepar
leuchocephala). Jurnal Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
Simbiosis, 2(2), 226-235. Infektif Patogenik Leptospira
SPP. Jurnal Vektora, 5(1), 7-11.
Lalitha, P., Sripathi, S. K., Jayanthi,
P. Acute Toxicity Of Eichhornia Niendya, W. A., Muhammad, A. D.,
Crassipes (MART) Solms. Asian & Teguh, S. (2011). Rasio Hepar
J Pharm Clin Res., 5(4), 59-61. Bobot Tubuh Mencit (Mus
musculus) setelah Pemberian
Lee, T. A., B. H. Sci., & Counsel. Diazepam, Formalin, dan
(2006). The Food From Hell Minuman Beralkohol. Buletin
Food Colouring. The Internet Anatomi dan Fisiologi XI Maret.
Journal of Toxicologi, 2(2), 101-
110. O’Shea, Robert. (2010). Practice
Guideline Committee Of the
Madihah, Ratningsih, N., Malini, D. American Association For the
M., Faiza, A. H., & Iskandar. Study Of Liver Disease.
(2017). Uji Toksisitas Akut Alcoholic Liver Disease.
Ekstrak Etanol Kulit Buah
Jengkol (Archidendron Osna, A. N., Donohue, T. M.,
pauciflorum) terhadap Tikus Kharbanda, K. K. (2017).
Wistar Betina. Pros. Semin. Nas. Alcoholic Liver Disease:
Masy. biodiversitas Indones, Pathogenesis and Current
3(1), 33–38. Management. Alcohol Research,
38(2), 147-161.
Makiyah, A., Khumaisah, L. L.
(2018). Studi Gambaran Prasetyo, Y. E., Merdana, M. I.,
Histopatologi Hepar Tikus Putih Kardena, M. I., Sudira, W. I.

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan
205
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 2 (2020) h. 193-205

(2019). Perubaham Histopatologi (2003). Ilmu Patologi. Jakarta:


Hati Mencit Yang Diberikan EGC - Penerbit Buku
Ekstrak Etanol Tanaman Sarang Kedokteran.
Semut. Buletin Veteriner Udaya,
11(1), 44-50. Surasa, N. J., Utami, N. R., & Isnaeni.
(2014). Struktur Mikroanatomi
Pribadi, E. T. (2017). Hati dan Kadar Kolesterol Total
Penyalahgunaan Alkohol di Plasma Darah Tikus Putih Strain
Indonesia: Analisis Determinan, Wistar Pasca Suplementasi
SWOT, dan CARAT. Jornal of Minyak Lemuru dan Minyak
Health Science and Prevention, Sawit. Biosaintifika, 6(2), 141–
1(1), 22-37. 151.

Price, S. A. (2006). Patofisiologi Suaniti, N. M., Djelantik, A. A.,


Konsep Klinis Proses-Proses Suastika, K., Astawa, N. M.
Penyakit. Jakarta: EGC-Penerbit (2012). Kerusakan Hati Akibat
Buku Kedokteran. Keracunan Alkohol berulang
pada tikus wistar. Jurnal
Rizky, A. K , Rahmanisa, S., Sari, M. Veterenir, 13(2), 199-204.
I. (2019). Pengaruh Pemberian
Ektrak Kulit Batang Bakau Swarayana, I. M. I., Sudira, I. W.
Bruguiera Gymnorrhiza (2012). Perubahan Histopatologi
Terhadap Gambaran Hepar Mencit (Mus Musculus)
Histopatologi Hepar Tikus Putih Yang Diberikan Ekstrak Daun
Jantan Rattus Novergicus Galur Ashitaba (Angelica Keiskei).
Sprague Dawleyyang Diinduksi Buletin Veteriner Udayana, 4,
Alkohol. Jurnal Intelektualita: 119–125.
Keislaman, Sosial, dan Sains,
8(1), 83-92. Teschke, R., Gellert, J. (1988). The
Liver and Alcohol. National
Robbins, S. L., & Kumar (1992). Library of Medicine, 3(26), 9-35
Buku Ajar Patologi I (Basic
Pathology Part II). Jakarta: Zakhari, S. (2006). Overview: How Is
EGC-Penerbit Buku Kedokteran. Alcohol Metabolized by the
Body. Alcohol Research, 29(4),
Sari, D. P., Hadisusanto, S., Istriyati. 245-45.
(2014). Struktur Histologis
Hepar, Intestinum, dan Ren
Burung Cerek Jawa (Charadrius
javanicus Chasen 1938) Dengan
Kontaminasi DDT di Delta
Sungai Progo Yogyakarta.
Biogenesis, 2(2), 126-131.

Sudiono, J. B., Kurniadhi,


Hendrawan, A., & Djinantoro.

St. Aisyah Sijid, Cut Muthiadin, Zulkarnain, Ar. Syarif Hidayat


Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan

Anda mungkin juga menyukai