Anda di halaman 1dari 7

Author's Name 4 words in the article title ………..

eywords
Vodka, gastric swelling,
liver damage

Info Artikel Abstrak


Histori Artikel Minuman beralkohol merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-
Diterima: hari pada kebudayaan tertentu. Konsumsi alkohol terus menerus dapat
Diperbaiki: mengakibatkan penyakit alkoholik dan menimbulkan kerusakan organ tertentu
Diterbitkan: pada tubuh. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa alkohol memberi
pengaruh signifikan pada organ Mencit (Mus musculus).
Kata Kunci Alkohol mengandung gugus hidroksil OH, dan gugus hidroksil terikat pada
Vodka, karbon tetrahidroksil. Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dapat
pembengkakan menyebabkan beberapa gangguan pada organ tubuh, seperti kerusakan pada
lambung, lambung, gangguan psikis, gangguan sistem saraf pusat (SSP), dan khususnya
kerusakan hati gangguan pada organ hati. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
minuman beralkohol (Vodka) terhadap organ hati dan lambung tikus putih (Mus
musculus).mencit betina sebanyak 3 ekor yang dibagi menjadi 3 perlakuan.
Kelompok perlakuan P (perlakuan), TP (tanpa perlakuan), dan Jantan sebagai
pembuahan. Perlakuan dilakukan selama 7 hari, dengan cara di kasih vodka
dengan ukuran 25ml per hari nya. hasil penelitian menunjukkan bahwa vodka
menyebabkan kerusakan pada salah satu organ pada mencit putih tersebut, pada
mencit P (perlakuan) mengalami kerusakan pada bagian lambung yang
membengkak, dan bagian usus yang menghitam dan kotor.
© 2022Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
Citations:

PENDAHULUAN

Minuman beralkohol merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari pada kebudayaan tertentu.
Konsumsi alkohol terus menerus dapat mengakibatkan penyakit alkoholik dan menimbulkan kerusakan
organ tertentu pada tubuh. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa alkohol memberi pengaruh signifikan
pada organ Mencit (Mus musculus).
Alkohol mengandung gugus hidroksil OH, dan gugus hidroksil terikat pada karbon tetrahidroksil.
kandungan alkohol pada minuman keras adalah etanol dengan gugus C 2H5O. (Kololu et al., 2014)
Setelah dikonsumsi, etanol tanpa diubah diserap dalam lambung dan usus halus, kemudian tersebar ke
semua jaringan dan cairan tubuh sesuai kadar di dalam darah. Sebagian besar alkohol dalam darah
mengalami biotransformasi menjadi asetaldehida oleh alkohol dehydrogenase dalam sitosol sel hati
dan mukosa lambung.
Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dapat menyebabkan beberapa gangguan pada
organ tubuh, seperti kerusakan pada lambung, gangguan psikis, gangguan sistem saraf pusat (SSP),
dan khususnya gangguan pada organ hati. (Rembang et al., 2020)
Alkohol yang dikonsumsi akan diabsorbsi, termasuk yang melalui saluran pernapasan. Penyerapan
terjadi setelah alkohol masuk ke dalam lambung dan diserap di usus kecil. Hanya 5 - 15% yang
diekskresikan secara langsung melalui paru-paru, keringat, dan urin. Alkohol mengalami metabolisme di
dalam ginjal, paru-paru, dan otot (Panjaitan, 2003).
Alkohol yang telah diabsorbsi akan masuk ke dalam darah, selanjutnya alkohol akan diedarkan ke
seluruh tubuh dan akhirnya mencapai jaringan dan sel (Anonim, 2002). Gejala keracunan alkohol sangat
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, March 2021. Vol. 3, |1
No.1
Author's Name 4 words in the article title ………..
bervariasi, mulai dari yang sifatnya ringan yaitu ataxia (sempoyongan) sampai berat yaitu koma
(Darmono, 2000). Saluran gastrointestinal (GI) merupakan salah satu organ yang terkena pengaruh
alcohol. Saluran GI adalah tempat penyerapan alkohol ke dalam aliran darah. Kontak langsung
minuman beralkohol dapat menyebabkan banyak perubahan metabolik dan fungsional pada mukosa,
perubahan ini dapat menyebabkan kerusakan mukosa, menimbulkan penyakit akut dan kronis, seperti
perdarahan gastrointestinal akut (pada lambung atau usus kecil) dan diare. Perubahan fungsional dan
kerusakan mukosa usus mengganggu pencernaan nutrisi lainnya ada hubungan dengan kekurangan gizi
dan penurunan berat badan yang sering diamati pada pecandu alkohol. Luka mukosa diinduksi alkohol
terutama di bagian atas usus halus memungkinkan molekul besar, seperti endotoksin dan racun
bakteri lainnya, untuk masuk lebih mudah ke dalam darah atau getah bening. Zat-zat beracun dapat
memiliki efek merusak pada hati dan organ lainnya.
konsumsi alkohol yang berlebihan dan sebanyak 40% dan 50% kematian disebabkan oleh
sirosis karena alkohol. Mengonsumsi minuman beralkohol sebanyak 80gr per hari dapat
menyebabkan kerusakan hati ringan dan reversible.
Salah satu jenis minuman beralkohol yang sering dijumpai di Indonesia adalah vodka. Vodka
biasanya berasal dari penyulingan biji-bijian, antara lain gandum, jagung, atau kentang, yang telah
difermentasi. Vodka merupakan minuman keras hasil penyulingan. jernih, tidak berwarna tanpa aroma
dan tanpa rasa, dengan kandungan alkohol berkisar antara 40% hingga 50%. Di polandia, vodka dapat
diproduksi dengan larutan gula dan khamir. Di amerika serikat vodka terbuat dari etanol 95%yang
diproduksi dalam jumlah besar oleh industry agrikultur.
Vodka mengandung air dan alkohol (etanol). Vodka biasanya memiliki kandungan alkohol
sebesar 35 sampai 60% dari isinya. Vodka Rusia klasik mengandung 40% (80° kandungan murni).
Menurut Museum Vodka di St. Petersburg, Rusia, Mendeleev berpendapat bahwa kandungan yang
sempurna yaitu 38%, tetapi karena minimal beralkohol pada waktu itu dikenakan pajak berdasarkan
kandungan alkoholnya presentasenya dinaikkan menjadi 40 untuk mempermudah perhitungan.vodka
merupakan bahan dasar dari sejumlah menuman populer, diantaranya Bloodry Mary, Bullshot dan
Vodka Martini.

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, March 2021. Vol. 3, |2
No.1
Author's Name 4 words in the article title ………..

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium IPA Terpadu Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Lamongan. Jenis penelitian ini adalah eksperimental
laboratorik. Subjek pada penelitian ini adalah mencit putih (Mus Musculus) betina
berusia 2-3 bulan, yang meliputi tikus betina bunting 1, tikus betina tidak bunting, dan
tikus Jantan 1.
Hewan uji ditempatkan pada kandang pemeliharaan dan kandang perlakuan. Hari
pertama mulai perlakuan terhadap tikus putih yang bunting, di minumi minuman alcohol
(vodka 40%) selama 7 hari dengan takaran per hari 25ml. sedangkan tikus betina yang
tidak bunting, dan tikus Jantan tidak di berikan perlakuan apa apa. setelah 7 hari akan
dilakukan pembedahan terhadap tikus putih bunting dan tikus putih tidak bunting, dan
pengambilan organ-organ dalam untuk mengatahui kerusakan organ pada mencit setelah
di kasih perlakuan terhadap minuman alcohol (vodka 40%) dan membandingkannya
dengan organ tikus putih yang tidak di kasih perlakuan terhadap minuman alcohol
( vodka 40%).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian pada organ lambung mencit betina dengan perlakuan minuman alcohol
(vodka 40%) dengan takaran 25ml per hari.
Perlakuan (P) Tidak Perlakuan (TP)

Organ lambung mencit betina yang tidak diberikan perlakuan pemberian vodka selama 14 hari
terlihat baik. Gambaran mikroskopik lambung mencit betina yang hanya diberi air biasa dan
makanan selama 15 hari menunjukkanlapisan dinding lambung yang normal. Tampak lapisan

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, March 2021. Vol. 3, |3
No.1
Author's Name 4 words in the article title ………..

mukosa, submukosa, muskularis dan serosa. Terlihat sel-sel radang terutama pada lapisan
submukosa.

Kelompok perlakuan 1 (B1) terdiri dari 1 ekor mencit betina yang diberikan minuman
alkohol vodka 40% alkohol sebanyak 2,5 ml per hari. secara kasat mata terlihat perbedaanya
dibandingkan dengan mencit betina yang ditidak diberikan perlakuan apapun. Menurut
penelitian yang dilakuan oleh Dewi2 secara mikroskopik tidak terlihat adanya erosi, dan
rugae masih ada. Tampak pada kelompok ini terdapat sel radang yang jauh lebih banyak
daripada yang terdapat pada mencit betina yang ditidak diberikan perlakuan apapun dan
didominasi pada lapisan submukosa.Selain itu terlihat pula adanya metaplasia intestinal dan
pelebaran pembuluh darah.

Kelompok perlakuan 2 (B2) terdiri dari 1 ekor mencit betina yang diberikan minuman
alkohol vodka 40% alkohol sebanyak 5 ml per hari. secara kasat mata terlihat perbedaanya
dibandingkan dengan B1. secara mikroskopis pada kelompok ini terlihat sel radang yang lebih
banyak dari kelompok B1. Selain itu terlihat pula adanya metaplasia intestinal dan pelebaran
pembuluh darah.

Kelompok perlakuan 3 (B3) terdiri dari 1 ekor mencit betina yang diberikan minuman
alkohol vodka 40% alkohol sebanyak 7,5 ml per hari. mencit betina mati bisa jadi diakibatkan
aspirasi saat perlakuan.. secara mikroskopis pada kelompok ini terlihat sel radang yang lebih
banyak dari kelompok B2. Selain itu terlihat pula adanya metaplasia intestinal dan pelebaran
pembuluh darah.

Alkohol memiliki efek pada setiap organ dalam tubuh, dan efek ini tergantung pada konsentrasi
alkohol dalam darah. Kira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorbsi di lambung dan
sisanya diabsorbsi di usus halus. saluran gastrointestinal merupakan salah satu organ yang
paling berpengaruh terhadap efek alkohol. Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan
pada permukaan lambung, hal ini dapat dibuktikan pada hewan coba. Pada penelitian ini
pemberian alkohol dari tingkat rendah sampai tinggi pada mencit betina dalam jangka waktu
15 hari menyebabkan kerusakan lambung, yang secara mikroskopik menunjukan gastritis akut.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bode dan Bode pada tahun 1992
tentang malnutrisi karna alkohol dan saluran gastrointestinal menyebutkan bahwa
konsentrasi alkohol
10 persen atau lebih mengganggu pertahanan mukosa lambung dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah kapiler mukosa.

Kontak alkohol pada permukaan lambung mengganggu sekresi mukosa dan merusak sel epitel,
hal ini dapat menyebabkan nekrosis sehingga lapisan mukosa terekspos dengan alkohol dan
asam lambung.Pada sediaan mikroskopik pada kelompok perlakuan didapatkan kerusakan
akibat alkohol bertambah seiring dengan tingginya kadar alkohol. Terlihat jumlah sel radang
bertambah banyak seiring dengan tingginya kadar alkohol dalam minuman.

Konsumsi alkohol pada konsentrasi lebih dari 25% mengubah mukosa lambung, selain itu
alkohol dapat memiliki kemungkinan mengubah gradient pH di seluruh lapisan mukosa. Secara
mikroskopik kelompok perlakuan B2 terlihat adanya erosi, sel radang yang lebih banyak
dibandingkan dengan kelompok perlakuan B3. Selain itu terlihat pula adanya metaplasia
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, March 2021. Vol. 3, |4
No.1
Author's Name 4 words in the article title ………..

intestinal dan pelebaran pembuluh darah. Dan pada kelompok perlakuan B3, terlihat adanya
hipermi, perdarahan dan bagian yang telah terjadi nekrosis dan erosi. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Beazell dan Ivy (1940) menyebutkan bahwa penyalahgunaan
diberikan vodka. Menurut penelitian secara mikroskopis yang dilakukan oleh Addie1
menunjukkan bahwa adanya kerusakan dan perubahan jaringan hati dibandingkan dengan
mencit yang tidak diberikan vodka. Gambar mikroskopis mencit betina yang diberikan vodka
2,5 ml terlihat sedikit perlemakan sel hati dan adanya regenerasi sel-sel hati.

Kelompok perlakuan 2 (B2) terdiri dari 1 ekor mencit betina yang diberikan minuman
alkohol vodka 40% alkohol sebanyak 5 ml per hari. apabila dilihat diperhatikan dengan detail
terdapat perbedaan warna yang sangat tipis antara antara yang diberikan vodka 2,5 ml
dengan yang diberikan vodka 5 ml. Secara mikroskopis menunjukkan bahwa adanya
kerusakan dan perubahan jaringan hati dibandingkan dengan B1. Gambar mikroskopis B2
menunjukkan adanya perlemakan yang lebih banyak dibandingkan B1 dibagian tepi dan juga
disekitar vena sentral serta terdapat sel-sel yang beregenerasi.

Kelompok perlakuan 3 (B3) terdiri dari 1 ekor mencit betina yang diberikan minuman
alkohol vodka 40% alkohol sebanyak 7,5 ml per hari. mencit betina mati bisa jadi
diakibatkan aspirasi saat perlakuan. Secara mikroskopis menunjukkan bahwa adanya
kerusakan dan perubahan jaringan hati dibandingkan dengan B2. Gambar mikroskopis B3
menunjukkan adanya perlemakan dan nekrosis sel-sel hati.

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, March 2021. Vol. 3, |5
No.1
Author's Name 4 words in the article title ………..

Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kelainan pada hati seprti perlemakan pada hari, hepatitis
alkoholik, dan sirosis hati. Vodka merupakan minuman beralkohol dengan kadar alcohol tinggi
yaitu 40%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kerusakan sel hati pada mencit yang
diberikan perlakukan dibandingkan dengan mencit yang tidak diberikan perlakuan apapun.

Perlemakan hati yang terjadi pada mencit yang diberikan perlakuan pemberian vodka dapat
terjadi karena gangguan akumulais asam lemak oleh hasil metabolism alcohol di hati.
Metabulisme alcohol dpaat menurunkan PPAR a (Peroxisome Proliferator-Activated Receptor
a) yang berperan pada oksidasi dan transportasi asam lemak di hati.alkohol dapat juga
memberikan pengaruh berupa penurunan enzim AMPK (adenosis monophosphate-activated
protein kinase) yang berperan penting dalam meningkatkan aktivitas metabolism penghasil
energi termasuk oksidasi asam lemak. Penurunan enzim AMPK ini mengakibatkan terjadinya
penurunan oksidasi dan peningkatan sinteisi asam lemak di hati.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian minuman beralkohol berupa vodka
dengan kadar alkohol 40% pada mencit betina sebanyak 2,5 ml, 5 ml, 7,5 ml selama kurang
lebih 14-15 hari menyebabkan kelainan/gangguan pada hati berupa perlemakan sel hati pada
kelompok perlakuan B1dan B2, serta nekrosis sel hati pada kelompok perlakuan B3. Pada
organ lambung juga mengalami kelainan/gangguan yaitu gastritis akut, serta nekrosis lambung
pada kelompok perlakuan B3.

SARAN
Perlunya penambahan jumlah sampel agar mengurangi resiko bias pada hasil penenlitian dan
cadangan apabila terjadi kematian subyek pada proses penetilian. Dan juga perlengkapan dan
tempat yang memadai untuk mendapatkan sampel mencit betina yang maksimal sehingga hasil
penelitian yang didapatkan juga lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, R., Lidesna, A., Amat, S., Agnes, M., Dedy, E., Winarso, A., & Organisation, W. H.
(2019). PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERALKOHOL ( SOPI , BIR DAN
VODKA ) TERHADAP KADAR GLUTATION TEREDUKSI ( GSH ) TIKUS PUTIH (
Rattus norvegicus ) GALUR Sprague dawley. 16(2), 87–93.

Dillasamola, D., A, A., Desri, A., & Diliarosta, S. (2018). Uji Efek Teratogenik dari
Yoghurt Terhadap Fetus Mencit Putih (Mus musculus). Jurnal Sains Farmasi &
Klinis, 5(1), 28. https://doi.org/10.25077/jsfk.5.1.28-32.2018

Kololu, D. F., Lintong, P. M., & Loho, L. (2014). Gambaran Histopatologis Lambung Tikus
Wistar (Rattus Novergicus) Yang Diberikan Alkohol. Jurnal E-Biomedik, 2(2), 442–
451. https://doi.org/10.35790/ebm.2.2.2014.4997

Niendya, A., Djaelani, M. A., & Suprihatin, T. (2012). Rasio Bobot Hepar-Tubuh Mencit
(Mus musculus L.) setelah Pemberian Diazepam, Formalin, dan Minuman Beralkohol.
Buletin Anatomi Dan Fisiologi, XIX(1), 16–27.

Rembang, A. A., Kairupan, C. F., & Lintong, M. P. (2020). Pengaruh Minuman Tradisional

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, March 2021. Vol. 3, |6
No.1
Author's Name 4 words in the article title ………..

Beralkohol Khas Sulawesi Utara Dosis Bertingkat terhadap Gambaran Morfologik Hati
Tikus Wistar (Rattus norvegicus). EBiomedik, 8(1), 156–162.

Triana, N., Ilyas, S., & Hutahean, S. (2013). Gambaran histologis pulmo mencit jantan ( Mus
musculus L .) setelah dipapari asap rokok elektrik. Saintia Biologi, 1(3), 1–7.

Yusuf, A. R., Tana, S., Saraswati, T. R., Biologi, P. S., Sains, F., & Diponegoro, U. (2021).
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6 Nomor 2 Agustus 2021 Pengaruh Pemberian
Minuman Beralkohol ( Ciu ) Terhadap Histomorfometri Ren Mencit ( Mus musculus L .)
Effect of Giving Alcoholic Beverages ( Ciu ) on Histomorphometry of Ren Mencit ( Mus
musculus. 6.

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, March 2021. Vol. 3, |7
No.1

Anda mungkin juga menyukai