*E_mail: liahkdrh@gmail.com
Abstrak
Konsumsi alkohol berlebih mempengaruhi otot rangka dan jantung. Mekanisme senyawa kimia yang
mempengaruhi kerusakan jantung berasal dari adduksi protein-aldehida, modifikasi partikel lipoprotein dan
apolipoprotein, akumulasi etil ester asam lemak, dan stres oksidatif, yang dapat memicu kelainan pada jaringan
jantung. Bawang putih memiliki kandungan senyawa aktif berupa Allisin yang diduga dapat menurunkan kadar
lemak dalam tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi jantung tikus wistar
sebelum dan sesudah pemberian etanol 50% dan ektrak bawang putih (Allium sativum). Metode penelitian
eksperimen, dengan sample tikus wistar sebanyak 25 ekor yang terbagi ke dalam 5 kelompok perlakuan. K1,
kelompok kontrol negatif, tikus hanya diberi akuadest, K2, kelompok kontrol positif, tikus diberi etanol 50% dari
hari ke-9-ke-14, K3, K4, dan K5 kelompok perlakuan dosis I,II dan III, setelah pemberian etanol 50% pada hari
ke-9 – hari ke-14 dilanjutkan dengan pemberian ekstrak bawang putih dosis masing-masing 200 mg/g BB, 400
mg/gr BB dan 600 mg/g BB, lalu semua tikus diambil organ jantung di hari ke-15 untuk diamati kondisi
jaringannya. Hasil penelitian menunujukkan bahwa pengamatan secara mikroskopik pada kelompok K1, K3, K4
dan K5 tidak didapatkan sel lemak pada histopatologi jantung, sedangkan kelompok K2 didapatkan sel lemak
pada sediaan histopatologi jantung. Simpulan penelitian ini adalah pemberian ekstrak bawang putih dapat
mengurangi penumpukan sel lemak pada histopatologi jantung tikus wistar yang diinduksi etanol 50%.
Abstract
Excessive alcohol consumption affects skeletal and heart muscles. The mechanism of chemical compounds that
affect heart damage comes from protein-aldehyde adduction, modification of lipoprotein and apolipoprotein
particles, accumulation of fatty acid ethyl esters, and oxidative stress, which can trigger abnormalities in heart
tissue. Garlic contains an active compound in the form of Allisin which is thought to reduce fat levels in the
body. The purpose of this study was to determine the histopathological description of the heart of wistar rats
before and after administration of 50% ethanol and garlic extract (Allium sativum). Experimental research
method, with a sample of 25 wistar rats which were divided into 5 treatment groups. K1, negative control group,
rats were only given aquadest, K2, positive control group, rats were given 50% ethanol from 9-14 days, K3, K4
and K5 treatment groups at doses I, II and III, after administration of 50 ethanol % on the 9th - 14th day
followed by administration of garlic extract at a dose of 200 mg/g BW, 400 mg/g BW and 600 mg/gr BW, then all
rats were taken heart organ on the 15th day to observe the condition of the network. The results showed that
microscopic observations in groups K1, K3, K4 and K5 did not reveal fat cells in cardiac histopathology, while
in group K2 fat cells were found in cardiac histopathology preparations. The conclusion of this study is that the
administration of garlic extract can reduce the accumulation of fat cells in the heart histopathology of Wistar
rats induced by 50% ethanol.
41
Pendahuluan nuklir, dan nekrosis miosit4. Sedangkan
Jantung merupakan organ vital dan pengamatan di bawah mikroskop electron
pusat kehidupan yang rentan mengalami akan terlihat adanya kerusakan fragmentasi
gangguan. Dibutuhkan kewaspadaan elemen kontraktil, edema retikulum
terhadap kesehatan dan kondisi jantung sarkoplasma, perluasan diskus interkalasi,
dari waktu ke waktu agar terhindar dari dan deposit lemak6. Hasil penelitian
masalah. Masalah yang biasa terjadi pada Colcimen, 2020 mengenai efek alkohol
jantung sangat beragam, bukan hanya terhadap histopatologi jantung adalah
penyakit gagal jantung, kanker atau ditemukannya cairan matriks ekstraselluler
lainnya yang sifatnya bahaya, namun juga yang lebih banyak dan muscle fiber yang
ada gangguan lain yang sifatnya masih bisa lebih lemah dibandingkan dengan grup
dikendalikan jika segera diketahui1. tanpa alkohol. Terlebih lagi kondisi jarak
Tingginya resiko kerusakan jantung antar myosit cenderung lebih lebar dari
dapat diakibatkan oleh gaya hidup tidak normal (intestitial fibrosis), myocitolisis,
sehat, merokok, asupan makanan tinggi dan myocyte hypertrophy.4
lemak dan konsumsi alhohol berlebih. Bawang putih (Allium sativum)
Konsumsi alkohol berlebih dapat merupakan umbi dari tanaman Allium
mempengaruhi otot rangka dan jantung. sativum, termasuk dalam famili
Kerusakan otot jantung terjadi sebagai Amarylidaceae, manfaat mengurangi
akibat dari konsumsi alkohol berat dan pembekuan darah dan mengurangi tekanan
dimanifestasikan sebagai jenis kelainan darah, sehingga penting dalam terapi
fungsi dan metabolisme, termasuk penyakit kardiovaskuler. Allisin dan
kardiomegali, hipertrofi ventrikel kiri, adenosin merupakan kandungan anti-
disfungsi diastolik, penurunan fraksi platelet paling penting dalam bawang
ejeksi, dan fibrilasi atrium2. Gangguan putih7. Bawang putih dapat membantu
metabolisme lain seperti aritmia, disfungsi memperbaiki fungsi kardiovaskuler karena
ventrikel kiri, dan kematian mendadak dapat mengatasi atherosklerosis,
adalah salah satu dampak besar dari hiperlipidemia, hiperkolesterolemia yang
gangguan kardiovaskular akibat alkohol3. disebabkan adanya radikal bebas. Bawang
Etanol diketahui dapat putih memiliki antioksidan yang dapat
mempengaruhi organel sel terutama mengimbangi radikal bebas 8, sehingga
retikulum sarkoplasma, membran diduga dapat memperbaiki kerusakan
sarkolema, fungsi mitokondria dan protein jantung yang diakibatkan oleh radikal
kontraktil serta mengganggu kontraksi bebas dan stress oxidative. Berdasarkan
jantung dan fosforilasi oksidatif latar belakang tersebut, peneliti bertujuan
mitokondria. Selain itu, metabolit etanol untuk melihat pengaruh ekstrak bawang
seperti asetaldehida dan asetat memiliki putih (allium sativum) terhadap gambaran
efek toksik langsung pada miokardium4. histopatologi jantung tikus (Rattus
Mekanisme senyawa kimia yang novergicus) yang diinduksi etanol 50%.
mempengaruhi kerusakan jantung berasal
dari adduksi protein-aldehida, modifikasi Metode
partikel lipoprotein dan apolipoprotein,
Penelitian ini dilakukan pada bulan
akumulasi etil ester asam lemak, dan stres
Agustus-November 2021 yang bertempat
oksidatif 5.
di Laboratorium Kimia Institut Kesehatan
Secara histologis, pengamatan
Rajawali, Laboratorium Farmakologi
dengan menggunakan mikroskop cahaya
Universitas Padjajaran dan Laboratorium
terlihat dampak yang muncul karena
Terpadu Politeknik Kesehatan Bandung.
konsumsi alkohol adalah adanya kerusakan
Penelitian dengan desain eksperimen
pada fibrosis interstitial, miosit, hipertrofi
43
Prosessing Jaringan air hangat agar dapat memuai. Setelah itu
ambil pita jaringan menggunakan objek
Kaset yang telah berisi jaringan
glass yang sebelumnya telah diberi
dimasukkan kedalam formalin buffer 10%,
albumin, kemudian keringkan.
pada tahap ini ada 2 fase yaitu : Fase I
yaitu Formalin buffer 10% selama
Staining (pewarnaan) dengan Harris
30 menit, Fase II Formalin buffer
Hematoxylin Eosin
10% selama 60 menit Pada proses ini
disebut Fiksasi. Setelah itu masukkan Objek glass dipanaskan
kedalam alkohol dimulai dari konsentari menggunakan selama 15-20 menit atau
70% sampai 100% . Pada proses ini sampai parafin cair pada suhu 40oC-60oC.
disebut dehidrasi. Setelah proses dehidrasi Rendam preparat dalam xilol Xilol I
selanjutnya kaset dimasukan kedalam selama 5 menit Xilol II selama 5 menit,
larutan xilol 1, xilol II dan xilol 3 dengan pada proses ini disebut Deparafinasi.
masing2 waktu 30 menit, 60 menit, dan 60 Setelah itu rendam kedalam alkohol
menit, proses ini disebut clearing. Sambil dimulai dari konsentasi 100% sampai 70%.
menunggu proses clearing tersebut Alkohol 100% selama 2 menit Alkohol 90
panaskan parafin pada suhu 56oC-60oC. % selama 2 menit Alkohol 80 % selama 2
Kemudian masukkan kedalam parafin cair, menit Alkohol 70% selama 2 menit, pada
Parafin I selama 60 menit dan Parafin II proses ini disebut rehidrasi. Kemudian
selama 12 jam. Pada proses tersebut kaset masukan kedalam aquadest selama 1
dimasukan kedalam oven agar parafin tetap menit, lalu masukkan ke dalam cairan
cair dengan suhu oven 56oC-60oC hematoksilin selama 3-5 menit. Setelah itu
(Impregnation). Setelah itu masukan rendam kedalam air selama 2-5 menit.
sedikit parafin cair pada alat blok Celupkan kedalam larutan acid alkohol
kemudian letakkan jaringan di tengah lalu 0,5% sebanyak 2 celup. Kemudian rendam
tambahkan parafin sampai penuh dan di air selama 1 menit. Kemudian masukkan
simpan dilemari pendingin agar blok kedalam lithium karbonat 0,5% selama 2
parafin menjadi padat. menit untuk mempertahankan warna biru.
Masukan kedalam air selama 1 menit.
Pemotongan Blok Jaringan
Kemudian masukan kedalam larutan Eosin
Meletakkan blok parafin dingin yang selama 3 menit. Masukan kedalam air
berisi jaringan pada tempat duduk parafin selama 1 menit. Masukkan ke dalam
pada mikrotom. Atur ketebalan potongan alkohol. Alkohol 70% selama 2 menit,
yang diinginkan biasanya ketebalan sangat Alkohol 80%, selama 2 menit, Alkohol
tipis yaitu 4-10 µm. Letakkan blok parafin 90%, selama 2 menit dan Alkohol 100%
kearah pisau kemudian potong blok secara selama 2 menit. Setelah itu memasukkan
teratur dan ritmis hingga jaringan terlihat. kedalam xilol untuk menstandarkan warna
Proses ini disebut trimming. Setelah itu merah dan biru. Xilol I selama 2 menit
lanjutkan memotong blok secara teratur Xilol II selama 2 menit. Terakhir yaitu
dan ritmis agar terbentuk pita-pita yang dengan meneteskan entelan lalu tutup
berisi jaringan. Ambil secara perlahan pita- dengan deck glass. Tunggu hingga kering
pita yang berisi jaringan menggunakan dan setelah kering diamati di bawah
bantuan pinset secara hati-hati. Hasil mikroskop.
potongan dimasukkan kedalam air dingin Pengamatan dilakukan pada
agar jaringan dapat dengan mudah preparat jaringan jantung yang diwarnai
dipisahkan. dengan pewarnaan HE, sehingga pada
pengamatan mikroskopik akan tampak inti
Mounting sel berwarna biru dan sitoplasma berwarna
Pita jaringan yang didapatkan merah. Pengamatan dilakukan pada
kemudian dimasukkan kedalam waterbath /
seluruh lapang pandang dengan perbesaran Kruskal Wallis pada kelima kelompok
40x. berbeda.
Analisis preparat dilakukan oleh
dokter spesialis Patologi Anatomi, untuk Hasil
membaca hasil preparat dan menentukan
presentasi/angka kerusakan pada preparat. Pembuatan ekstrak bawang putih
Pengamatan histologi dilakukan oleh dr. dilakukan dengan menggunakan metode
Komala, Sp. PA, selaku dokter spesialis maserasi. ekstraksi menggunakan teknik
Patologi Anatomi di RSUD Cimacan, maserasi dilakukan dengan beberapa kali
Kabupaten Cianjur. Penentuan tingkat proses pengocokan atau pengadukan pada
kerusakan struktur histologi jantung suhu ruang. Kelebihan metode ini adalah
berdasarkan pada jumlah persentase lebih mudah dan tidak perlu pemanasan
jumlah aterosklerosis dan nilai skoring12., sehingga kecil kemungkinan bahan alam
yaitu: menjadi rusak atau terurai 9. Alat yang
0 = tidak ada kerusakan, digunakan yaitu rotary evaporator dan
1 = kerusakan ringan (jika terdapat hasil yang didapatkan sebanyak 42 mL
aterosklerosis <25% dari seluruh lapang ekstrak kental.
pandang), Berdasarkan hasil pengamatan
2 = kerusakan sedang (jika terdapat mikroskopik jantung tikus wistar (Rattus
aterosklerosis 25-50% dari seluruh laang norvegicus) yang diberikan etanol 50%
pandang), dan ekstrak bawang putih (Allium sativum)
3 = kerusakan berat (jika terdapat selama 7 hari dengan melihat persentase
aterosklerosis >50% dari seluruh lapang (%) kerusakan pada histologi organ
pandang dan kerusakan lain yang lebih jantung.
berat Dari hasil uji Kruskal Wallis
Analisis Statistik didapatkan hasil bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap tingkat
Pengumpulan data menggunakan kerusakan kontrol positif, kontrol negatif,
teknik data primer di mana data di ambil perlakuan I, perlakuan II, dan perlakuan
langsung oleh peneliti. Hasil data yang III.
telah didapatkan disajikan dalam bentuk Preparat diamati dengan
gambaran. Data tersebut dianalisis secara menggunakan mikroskop perbesaran 40X.
statistik dengan metode deskriptif. Uji dapat dilihat pada tabel 1. Sementara
analisis data yang digunakan dalam pengamatan sediaan jaringan, dapat dilihat
penelitian ini yaitu uji statistik dengan uji pada tabel 2.
45
Tabel 1. Persentase Tingkat Kerusaan Jantung Secara mikroskopis
Kerusakan
Ulangan
K- K+ P1 P2 P3
1 0 2 2 2 2
2 0 1 1 0 2
3 0 2 0 0 2
4 0 2 0 0 1
5 0 1 0 0 0
Jumlah 0 8 3 2 7
Simpangan
0 0,54772256 0,89443 0,89443 0,89443
baku
Banyak data 5 5 5 5 5
±SEM 0 0,244948974 0,4 0,4 0,4
Keterangan :
SEM : Standard Error of Mean
K- : Kontrol Negatif
K+ : Kontrol Positif
P1 : Perlakuan pertama (200 mg/200 gramBB)
P2 : Perlakuan kedua (400 mg/200 gramBB)
P3 : Perlakuan ketiga (600 mg/200 gramBB)
A. B.
C.
D.
E.
47
terdapat inti sel berwarna biru keunguan pada miosit jantung pada banyak tempat
yang mengikat basa (hematoxylin), (membran, reseptor, mitokondria, ribosom,
sitoplasma berwarna merah muda yang sarkolema, DNA, atau sitoskeleton). Hal
mengikat asam (eosin), dan tidak terdapat ini terjadi karena molekul etanol memiliki
sel-sel lemak pada pembuluh darah arteri ukuran partikel yang kecil dan sangat
dan tidak terdapat perbedaan antara ketiga reaktif, dengan target sel yang banyak.
dosis ekstrak bawang putih.14 Selain itu, etanol memiliki difusi yang luas
Pembahasan karena penyebarannya melalui membran
sel, tidak hanya target reseptor dan
Penyalahgunaan etanol pada tingkat membrane channel, melainkan bagian
konsumsi dapat menyebabkan berbagai endoseluler dan nukleus sel 20.
masalah kesehatan, etanol menjadi faktor Bawang putih dapat mengurangi
keenam yang paling relevan dari penyebab pembekuan darah dan mengurangi tekanan
penyakit global dan bertanggung jawab darah, sehingga penting dalam terapi
atas 5,3% dari total angka penyebab penyakit kardiovaskuler. Kandungan anti-
kematian 15. Salah satu karakteristik yang platelet yang paling penting dalam bawang
membuat etanol berbahaya adalah efek putih adalah allisin dan adrenosin yang
toksik sistemiknya pada tubuh manusia. dapat diberikan kepada pasien penyakit
Telah digambarkan bahwa etanol memiliki jantung koroner dalam menghambat
efek pada semua organ tubuh manusia baik agregasi platelet secara in vivo. 21.
dalam konsumsi akut atau kronis16. Sistem Hasil penelitian ini menunjukkan
jantung dan pembuluh darah, sistem saraf bahwa jantung pada kelompok tikus yang
gastrointestinal, sistem saraf pusat, dan diberi bawang putih tidak mengalami
perifer, sistem endokrinologis, nutrisi, dan perlemakan, hal ini menunjukkan bahwa
sistem muskuloskeletal akan terpengaruh ekstrak bawang putih efektif dalam
oleh etanol 17. mengurangi penumpukan sel-sel lemak
Penggunaan etanol pada dosis dalam jantung, karena senyawa efektif
tinggi (lebih dari 60 g/hari untuk pria dan dalam bawang putih, yaitu Alliin dapat
40 g/hari untuk wanita) dan konsumsi meningkatkan kadar kolestrol HDL
kronis (biasanya lebih dari 10 tahun), dapat sekaligus memperlambat sintesis endogen
meningkatkan resiko aterosklerosis dengan kolesterol 22.
keterlibatan pembuluh darah koroner,
serebral, dan perifer 18. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan
Pemberian ethanol 50% dengan dosis
bahwa dengan pemberian etanol tanpa
2 ml/200 g BB pada tikus dapat
bawang putih menunjukkan presentase
menyebabkan terjadinya penumpukan sel
kerusakan paling tinggi dan pada sediaan
lemak pada jaringan jantung. Sedangkan
histologi dipenuhi oleh jaringan lemak, hal
ekstrak bawang putih (Allium sativum)
ini dapat diakibatkan oleh asetaldehida
dapat mengurangi terjadinya penumpukkan
pada etanol mampu berinteraksi dengan
sel-sel lemak pada gambaran histopatologi
protein dan menghasilkan senyawa
jantung tikus (Rattus norvegicus).
protein-adduct yang sangat reaktif dan
dapat menyebabkan kerusakan inflamasi Saran
jantung menurut penelitian yang dilakukan
oleh Meyer pada tahun 2016 dengan judul Saran dari hasil penelitian ini yaitu
Enzymes and signal pathways in the dilakukan penelitian lanjutan dengan
pathogenesis of alcoholic cardiomyopath19. durasi perlakuan yang lebih lama untuk
Proses metabolisme kerusakan memberikan gambaran tingkat perlemakan
jantung yang diinduksi etanol, adalah yang lebih nyata, lalu dilakukan penelitian
bahwa etanol memberikan efek merusak lanjutan serta penelitian lebih lanjut
menggunakan biomarker dan metode
49
atherosclerosis : Meta-analysis of effects on doi:10.1016/J.IJPHARM.2010.03.062
lipids and inflammation. Wien Klin 21. HERNAWAN UE, SETYAWAN AD.
Wochenschr. 2017;129(21-22):835-843. REVIEW: Organosulphure compound of
doi:10.1007/S00508-017-1235-6 garlic (Allium sativum L.) and its biological
19. Leibing E, Meyer T. Enzymes and signal activities. Biofarmasi J Nat Prod Biochem.
pathways in the pathogenesis of alcoholic 2003;1(2):65-76. doi:10.13057/biofar/f010205
cardiomyopathy. Herz. 2016;41(6):478-483. 22. Wignjosoesastro C. Artikel Penelitian
doi:10.1007/S00059-016-4459-8 Pengaruh Bawang Putih ( Allium Sativum )
20. Oliveira G, Beezer AE, Hadgraft J, Lane ME. Terhadap Pencegahan Hiperkolesterolemia
Alcohol enhanced permeation in model Pada Tikus the Effect of Garlic ( Allium
membranes. Part I. Thermodynamic and Sativum ) on Prevention of. Damianus J Med.
kinetic analyses of membrane permeation. Int 2014;13(1):9-16.
J Pharm. 2010;393(1-2):61-67.