Anda di halaman 1dari 7

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah penduduk terbesar keempat dunia, menurut Badan Pusat Statistik
Indonesia memiliki 260.580.739 penduduk yang tersebar luas pada lebih dari 600
pulau berpenghuni. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang sangat besar dimana
indonesia berada diposisi keempat setelah Tiongkok India dan Amerika Serikat dengan
presentase 3,44 persen dari populasi dunia dan kosentrasi penduduk Indonesia terdapat
pada Jawa-Madura-Bali. Dengan tingginya angka penduduk dan selalu meningkat
maka penggunaan energi di Indonesia sangat lah besar.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah 1,905,000,000 km²


dimana duapertiga nya merupakan daerah perairan. Sehingga bisa dikatakan bahwa 70
persen wilayah indonesia merupakan perairan. Dari kondisi geografis tersebut tentu
saja sangat cocok untuk dimanfaatkan dalam bidang energi khususnya Hydropower.
Laut Indonesia memiliki potensi sumber daya yang sangat besar, namun dari yang kita
lihat sekarang pemerintah justru lebih fokus kedaratan. Energi di Indonesia masih
didominasi oleh energi dari fossil fuel, dan bahkan harus mengimpor 50 persen nya.
Potensi tenaga air di Indonesia adalah sekitar 75 MW, namun saat ini hanya 4 persen
dari air kecil yang di gunakan. Listrik merupakan hal yg sangat vital, hampir semua
kegiatan manusia bergelut pada listrik. Diperkirakan bahwa kebutuhan listrik Indonesia
pada tahun 2030 adalah 90 MW, sedangkan sekarang Indonesia baru dapat
menyediakan sebesar 30 MW. Hydropower sebagai energi yang ramah lingkungan dan
bersih dari polusi tentu saja merupakan pilihan yang tepat untuk dikembangkan di
Indonesia. Namun mengapa pemerintah belum merealisasikan itu sekarang dan justru
lebih mendominasi energi dari fossil fuel yang bahkan harus mengimpor 50 persennya
dari luar?

Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan besar: tingkat pengguran masih


tinggi; kemiskinan sangat parah di pedesaan dan di daerah pinggiran kota; serta akses
layanan umum seperti listrik, air, saluran pembuangan, transportasi, perdagangan,
Pendidikan, dan kesehatan yang masih terbatas. Tantangan pada sektor energi masih
banyak mungkin yang terpenting adalah merosotnya produksi minyak dan gas di
Indonesia dan pesatnya kebutuhan bahan bakar minyak dan gas di dalam negeri; masih
diberikannya subsidi listrik, BBM, dan control harga; serta masih terbatas nya kejelas
dalam pengelolaan sektor energi, koordinasi dan pengambilan keputusan.

Kanada merupakan salah satu negara terbesar di dunia yang terletak di Benua
Amerika Utara. Luas wilayah yang sebesar 9.984.670 km2 ini menjadikannya sebagai
negara terluas kedua di dunia ini setelah Rusia. Meskipun merupakan negara terbesar
kedua di dunia, Kanada bukan merupakan negara dengan penduduk yang terpadat.
Jumlah penduduk Kanada hanya sekitar 35,36 juta jiwa dan menduduki peringkat ke-
39 di antara negara-negara di dunia. Secara geografis, Kanada berbatasan dengan
Amerika Serikat di sebelah Barat dan Selatannya. Selain berbatasan dengan Amerika
Serikat (Alaska), di sebelah Barat Kanada juga terdapat Samudera Pasifik. Sedangkan
di sebelah Utara Kanada adalah Samudera Arktik dan sebelah Timurnya adalah
Samudera Atlantik, Selat Davis dan Teluk Baffin.

Kanada dengan produksi energi terbarukan sebesar 397.344 GWh, dan membuat
energi ini menyuplai 64.48% total energi listrik dari Kanada. Angka ini cukup menarik
karena dapat dikatakan Kanada menjadi salah satu dari sedikit negara yang berhasil
memiliki proporsi energi terbarukan yang lebih besar dari pada energi fosil untuk
menyuplai kebutuhan energinya. Untuk saat ini, Hydro Power memiliki porsi paling
besar dengan kapasitas total sebesar 75 GW, hal ini wajar karena potensi dari tenaga
air yang sangat besar dimiliki oleh negara Kanada.

Dibandingkan dengan kanada indonesia masih tertinggal jauh dalam hal


penggunaan hydropower ini dikarenakan pemamfaatan hydropower di kanada lebih
besar dibandingkan dengan indonesia. Maka dari itu kami ingin membandingkan
kondisi bisnis hydropower di indonesia dengan kanada.
BAB II TEORI DASAR

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada
air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir).
Hydropower atau tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir.
Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi
mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan
menggunakan kincir air atau turbin yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau
aliran air di sungai. Sejak awal abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan sebagai
penggerak penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki
abad 19 turbin air mulai dikembangkan. Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu
sumber air bergantung pada besarnya head atau beda ketinggian antara muka air pada
reservoir dengan muka air keluar dari kincir atau turbin air dan bergantung pada debit
air.1

Menurut Laboratorium Nasional energi di seluruh dunia, hydropower


memproduksi sekitar 24 persen listrik dari dunia dan pasokan listrik lebih dari 1 miliar
orang dengan daya. Output hydropower Dunia sebanyak 675.000 megawatts, energi
setara dengan 3,6 miliar barel minyak2. Hydropower yang benar-benar berdasarkan
konsep yang agak sederhana, suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan
ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air
dan generator.Berdasarkan kapasitas dayanya, hydropower dapat dibagi menjadi 5
(lima) jenis, sebagai berikut:

1. Large-hydro. Memiliki daya lebih dari 100 MW dan digunakan sebagai


pembangkit tenaga listrik berskala besar
2. Medium-hydro. Memiliki daya antara 15 dan 100 MW dan digunakan
sebagai pembangkit listrik berskala menengah
3. Small-hydro. Memiliki daya antara 1 dan 15 MW dan digunakan sebagai
pembangkit listrik berskala menengah ke bawah

1
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/72/jbptppolban-gdl-rioanugrah-3596-3-bab2--4.pdf
2
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21804/Chapter%20II.pdf;sequence=4
4. Mini-hydro. Memiliki daya di atas 100 kW namun di bawah 1 MW dan
digunakan untuk pembangkit tenaga tertentu;(5) Micro-hydro. Memiliki
daya antara beberapa ratus Watt untuk pengisian ulang (recharge) baterai
dan 100kW untuk aplikasi pengolahan makanan. Jenis micro-hydro
mengalirkan daya untuk masyarakat kecil atau industri pedesaan di daerah
pelosok yang letaknya jauh dari pusat pembangkit listrik.

Mengenai tipe untuk aliran sumber air, terdapat 3 tipe yang baik untuk
membangkitkan listrik3, yaitu:

1. tipe yang pertama, Impoundment Facilities atau bendungan berupa infrastruktur


besar untuk menahan air adalah teknologi yang umum untuk menopang
terbentuknya Reservoir yang menyimpan air dalam jumlah besar untuk
menghasilkan listrik lebih dari 30 MW.
2. Tipe yang kedua, Pumped Storage Facilities. Memiliki kemiripan dengan tipe
pertama, namun terdapat reservoir kedua pada bagian setelah bendungan untuk
menampung air yang dapat digunakan kembali dengan cara dipompa ke bagian
bendungan atas pada saat terjadinya kekeringan atau masalah pada kemudian
hari.
3. Tipe ketiga, Run-of-river facilities. lebih memanfaatkan arus yang mengalir
secara alami, membagi air sungai secara sebagian untuk dapat memutar turbin
tanpa harus membangun waduk atau bendungan. Sistem yang sangat cocok
apabila dimanfaatkan untuk micro-hydro power.

3
https://thebusinessofenergy.wordpress.com/2017/08/24/energi-yang-luput-dari-perhatian-
hydropower/
BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1.Kondisi Bisnis

Pembangunan pembangkit listrik tenaga air ( PLTA) di Indonesia masih minim.


Dari total potensi pembangkit listrik tenaga air (hidropower) sebesar 72 Gigawatt
(GW), Indonesia baru memanfaatkan 4,2 GW.4Pasar di Indonesia dinilai
menunjukkan perkembangan yang sangat menjanjikan untuk bisnis penyedia
teknologi pembangkit listrik tenaga air skala kecil (mini hydro). Global Hydro.

“Di sini (Indonesia) kami menemukan kondisi ideal untuk teknologi


pembangkit listrik tenaga air skala kecil. Permintaan akan produk baru ini sangat
tinggi, dan sebagai anak perusahaan, PT Global Hydro Indonesia yang berbasis di
Jakarta, akan merasakan keuntungan secara langsung” kata Risky Mountazea,
Managing Director PT Global Hydro Indonesia.

Di kanada proyek hydropower tergantung pada hukum dan peraturan di dalam


yurisdiksi mereka. Alberta adalah satu-satunya pasar akses yang sepenuhnya
terbuka, namun, struktur pasarnya tidak menanamkan pembangunan pembangkit
listrik tenaga air. Ontario dan Maritimes (New Brunswick, Nova Scotia dan Prince
Edward Island) memiliki pasar kompetitif dengan proses investasi terarah yang
tersedia untuk menghasilkan tenaga air. Provinsi-provinsi lain memiliki akses
terbuka transmisi, dengan utilitas terintegrasi secara vertikal yang secara berkala
membeli tenaga air dengan cara perjanjian pembelian listrik. Peningkatan fokus di
tingkat federal terhadap emisi karbon juga dapat lebih merangsang minat provinsi
yang ada di sumber energi terbarukan seperti tenaga air.

Pada tahun 2013, 620 TeraWatt-jam (TWh) listrik dihasilkan di Kanada, 388
TWh atau 62,5 persen dihasilkan dari tenaga air. Meskipun pembangkit listrik
tenaga air merupakan bagian dari campuran generasi di hampir semua provinsi dan
wilayah Kanada, sebagian besar kapasitas dan keluaran pembangkit listrik tenaga

4
https://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/03/192637226/72.tahun.merdeka.mengapa.pe
mbangunan.plta.di.indonesia.masih.minim
air Kanada ditemukan di Québec dan British Columbia.Pada 2013, manfaat
ekonomi langsung, tidak langsung dan imbas gabungan terkait investasi dalam
infrastruktur pembangkit listrik tenaga air dan produksi pembangkit listrik tenaga
air menyumbang $ 37 miliar kepada PDB Kanada dan mendukung 135.000
pekerjaan.

Menurut perkiraan, berdasarkan data publik di kanada yang tersedia, investasi


dalam infrastruktur pembangkit listrik tenaga air di Kanada berjumlah lebih dari $
10 miliar ($ 10,1 miliar) pada tahun 2013. Pengeluaran operasi yang terkait dengan
produksi, transmisi dan distribusi listrik tenaga air berjumlah hampir $ 5,4 miliar.
Industri tenaga air kanada telah bekerja sama dengan komunitas tuan rumah dalam
perencanaan, kontruksi, dan pelaksanaan proyek. Pengembangan proyek in

3.2.Tantangan

Menurut Ismet Rahmad Kartono, Generation Specialist PT Poso Energy, faktor


penghambatnya pembangkit tenaga air di Indonesia adalah permodalan. Saat ini,
rata-rata pembiayaan dari bank sekitar 7 tahun , padahal proyek-proyek konstruksi
seperti PLTA ini rata-rata payback periodnya sekitar 15 tahun. "Di sini kesulitan
financing terjadi. Sementara perusahaan kami pembangunan PLTA ditopang 4
bank yakni BNI, BRI, Panin dan Exim," lanjut dia. Penghambat lainnya, yakni
faktor alam. Rata-rata potensi PLTA berada di atas pegunungan atau daerah yang
sulit dijangkau. Untuk membangunnya bahkan butuh ratusan kilometer untuk
membuka jalan menuju site lokasi. "PLTA berbeda dengan pembangkit listrik
energi terbarukan lain, sebab tidak bisa diaplikasikan secara sama di tempat lain.
PLTA merupakan proyek bergantung alam," paparnya. Penghambat selanjutnya
yakni regulasi. Saat ini pemerintah memang sedang menggencarkan pembangunan
energi listrik dari energi baru dan terbarukan, namun sejumlah aturan turunannya
ada yang belum sinkron. "Terkadang dari LSM seperti enggan bekerja sama.
padahal proyek listrik ini memberikan dampak keekonomian untuk masyarakat,"
pungkasnya.5

BAB IV KESIMPULAN

Jadi Kanada memiliki potensi bisnis yang cukup besar di bidang hydropower. Dan
Kanada telah menggunakan potensi tersebut sebagai sumber energi bagi
penduduknya. Dibandingkn dengan Indonesia yang juga memiliki potensi bisnis
hydropower yang besar tetapi Indonesia belum memanfaatkanya dengan baik dan
benar dan juga belum di kelola dengan baik. Makadari itu Indonesia perlu
meningkatkan teknologi hydopowernya.

5
https://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/03/192637226/72.tahun.merdeka.mengapa.pe
mbangunan.plta.di.indonesia.masih.minim

Anda mungkin juga menyukai