Makalah Kelenjar Hipofisis
Makalah Kelenjar Hipofisis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau
saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural)..
Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon
yang mengatur aktivitas tubuh. Salah satu bagian dari sistem endokrin yaitu kelenjar
hipofisa/putuitari.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kelenjar hipofisis ?
2. Dimana letak kelenjar hipofisis ?
3. Apa bagian dan bagaimana fungsi kelenjar hipofisis ?
4. Apa saja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui dan memahami tentang anatomi dan fisiologi kelenjar hipofisis
2. Tujuan khusus
a. Mampu menjelaskan definisi kelenjar hipofisis
b. Mampu menjelaskan letak kelenjar hipofisis
c. Mampu menjelaskan bagian dan fungsi kelenjar hipofisis
d. Mampu menjelaskan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengambil
makna dari anatomi dan fisiologi kelenjar hipofisis sehingga dapat dijadikan referensi
dalam memberikan asuhan keperawatan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam
struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi
memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Jika hipofisa membesar, akan
cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari
mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.
3
Hipofisis terdiri dari dua kelenjar yang bersatu secara anatomis tapi mempunyai fungsi yang
berbeda:
1. Neurohipofisis (posterior pituitary, neurohypophysis, neural pituitary) yang berkembang
dari jaringan saraf, terdiri dari bagian yang besar, pars nervosa, dan yang lebih kecil
infundibulum. Infundibulum terdiri atas stem dan eminentia mediana. Neurohifisis
merupakan perpanjangan dari hipotalamus yang terbentuk dari sekelompok akson dari
hypothalamic neurosecretory neurons yang berselingan dengan sel glial.
2. Adenohipofisis (anterior pituitary, adenohypophysis, glandular pituitary) merupakan
bagian dari hipofisis yang muncul dari oral ectoderm dan terdiri dari tiga bagian: pars
distalis, atau lobus anterior; bagian cranial, pars tuberalis, yang mengelilingi
infundibulum; serta pars intermedia. Dari studi mikroskopik terhadap adehipofisis,
ditemukan tiga jenis sel yaitu asidofil, basofil dan kromofob.
4
C. Bagian dan Fungsi Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
1. Bagian anterior
Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. Bagian ini
melepaskan hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik yang normal
atau merangsang aktivitas kelenjar adrenal, kelenjar tiroid serta indung telur atau buah
zakar. Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar
endokrin lainnya juga akan melepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Salah satu hormon yang dilepaskan oleh lobus anterior adalah kortikotropin (ACTH,
adenocorticotropic hormone), yang merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan
kortisol dan beberapa steroid yang menyerupai testosteron (androgenik). Tanpa
kortikotropin, kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti menghasilkan
kortisol, sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.
TSH (thyroid-stimulating hormone) juga dihasilkan oleh lobus anterior dan berfungsi
merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid. Terlalu banyak TSH
menyebabkan pembentukan tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme), terlalu sedikit TSH
menyebakbn berkurangnya pembentukan hormon tiroid (hipotiroidisme).
Salah satu hormon terpenting yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah hormon
pertumbuhan, yang merangsang pertumbuhan otot dan tulang serta membantu mengatur
metabolisme. Hormon pertumbuhan dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak,
5
merangsang pembentukan protein di hati dan otot serta memperlambat pembentukan
jaringan lemak.
6
tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya, tetapi langsung mempengaruhi organ
target.
Alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat lainnya menekan pembentukan hormon
antidiuretik. Kekurangan hormon ini menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu
keadaan dimana ginjal terlalu banyak membuang air. Kadang hormon antidiuretik
diproduksi secara berlebihan, misalnya pada SIADH (syndrome of inappropriate
secretion of antidiuretic hormone). Pada SIADH, kadar hormon antidiuretik terlalu
tinggi sehingga tubuh menahan air dan kadar beberapa elektrolit dalam darah (misalnya
natrium) menurun. Sindroma ini terjadi pada penderita gagal jantung dan penderita
penyakit hipotalamus. Kadang hormon antidiuretik dibuat diluar hipofisa, terutama oleh
beberapa kanker paru-paru. Karena itu jika ditemukan kadar hormon antidiuretik yang
tinggi, selain dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi kelenjar hipofisa, juga dilakukan
pemeriksaan terhadap kanker.
7
Hipofisa posterior menghasilkan hormon yang berfungsi :
a. Mengatur keseimbangan air
b. Merangsang pengeluaran air susu dari payudara wanita yang menyusui
c. Merangsang kontraksi rahim.
8
2. Hormon yang dihasilkan posterior hipofisis
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam
struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi
memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Jika hipofisa membesar, akan
cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari
mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca khususnya mahasiswa/i Stikes Binahusada Bali dapat
memahami anatomi dan fisiologi kelenjar hipofisis serta meningkatkan kemampuan
individu masing masing dalam melakukan fokus pengkajian, diagnosa keperawatan yang
muncul, serta intervensi yang diberikn pada klien yang mangalami gangguan dalam
kelenjar hipofisis.
10
DAFTAR PUSTAKA
Amin & Hardi . 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta
Dosen Keperawatan medikal bedah , 2017. ‘’ Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah :
Diagnosis NANDA I 2015-2017 Intervensi NIC Hasil NOC’’ , Jakarta : EGC
Heardman, T . Heather . 2015. NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan Definisi &
Klasifikasi 2015-2017 edisi 10. Jakarta :EGC
Dini, S. (2017) Aksis Hipotalamus Hipofesis . Universitas Yarsi Fakultas Kedokteran .
Diperoleh tanggal 2 Oktober 2017, http: //scholar.google.keperawatan
Hardianti, W (2017). Imaging Pitutary . Universitas Udayana Fakultas Kedokteran . Diperoleh
tanggal 2 Oktober 2017, http: //scholar.google.keperawatan
11