berwarna
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
PUSAT PENILAIAN KOMPETENSI ASN (ASSESSMENT CENTER) 3X4
JL. Mayjend Soetoyo No 12. Jakarta Timur- 13640
Telp. 021 8093008.
FORM Q-KOMPETENSI
I. IDENTITAS PESERTA
1. Nomor : ............................................................................
2. Nama : AHMAD MAHENDRA
II. PEKERJAAN
Ada dua hal yang menjadi permasalahan terbesar yang ditemui dalam
menjalankan tugas.
1. Menjaga netralitas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) ketika
pimpinan lembaga bisa datang dari Partai Politik atau Golongan
tertentu. Cara mengatasinya tetap menjaga netralitas dan kerja
profesional.
2. Sering munculnya konflik kepentingan. Pada kerja – kerja kolaboratif
sebelumnya, yang cenderung “kolosal” dengan merangkul pemangku
kepentingan yang menyangkut kekuasaan politik daerah (pasca
otonomin daerah) hal seperti ini sering ditemui. Conflict of interest ini
tidak selalu dilatar belakangi oleh kepentingan politik dan pembagian
anggaran, maupun kepentingan ekonomi dalam kerja – kerja
Dengan kerja tim dan pembagian tugas, gotong royong dan kolaboratif
banyak persoalan dalam pelaksanaan terpantau dengan baik. Sejak
dari perencanaan yang melibatkan banyak pemangku kepentingan
(bukan dari sisi personel tapi mewakili kelompok kepentingan) banyak
celah yang dalam pelaksanaannya bisa menjadi faktor kelemahan
dapat terbaca atau terinventarisasi bahkan terpetakan dengan baik,
sehingga langkah pemecahan masalah dan antisipatifnya mudah
dilakukan. Kesiapan personel, penempatan personel sesuai
kompetensinya bahkan kesesuaian dengan potensinya menjadi modal
dalam melaksanakan rencana yang dibuat, terutama dalam perumusan
dan pembagian tugas antar personel maupun antar pemangku
kepentingan. Sudah tentu, hal ini dapat dilakukan karena adanya
pemahaman maupun informasi yang cukup pada pihak-pihak yang
terlibat telah Saya miliki. Kemudian dalam pelaksanaannya tetap
dilakukan monotoring yang memadai, disiplin tapi tidak kaku terhadap
tanggungjawab masing-masing pihak, dengan pola komunikasi secara
kekeluargaan.
Pemahaman atas kebutuhan “pihak lain” yang bisa kita penuhi dan kita
memiliki konsep untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah modal dari
suatu kerjasama (untuk pihak lain sebagai target “produk”). Sedangkan
untuk pihak lain sebagai target kerjasama sinergis, perlu pemahaman (dari
informasi yang memadai) bahwa kita dengan pihak lain ternyata memiliki
kebutuhan yang sama.
Pemahaman atas konsep kerja (program / kegiatan) yang hendak
diterapkan menjadi penting (dalam marketing biasa disebut product
knowledge) untuk meyakinkan pihak lain, sehingga terhindarkan dari sikap
keragu-raguan saat menyampaikan konsep kerja tersebut. Dan, sudah
tentu strategi komunikasinya tidak intimidatif, memahami psikologis “pihak
lain”, ramah dalam kesetaraan sehingga terbangun komitmen kerjasama.