Anda di halaman 1dari 18

Definisi larutan : campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran

partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat
dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel
penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih.
Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di
dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan
demikian, larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka
pelarutnya adalah volume terbesar.

Cairan : istilah yang dipakai dalam kedokteran untuk menyebutkan cairan-cairan tubuh,
sebenarnya lebih tepat didefenisikan sebagai campuran yang bersifat heterogen . Sifat
heterogen ini terlihat dari partikel-partikel pembentuknya(solute dan solvent) yang masih
menunjukkan sifat dari masing partikel-partikel pembentuk tersebut. Selain itu, cairan
khususnya cairan tubuh, biasanya bersifat koloid ataupun suspensi, dimana ukuran partikel
pembentuknya lebih besar dari ukuran partikel pembentuk larutan solute (terlarut).

Klasifikasi larutan

Larutan dapat diklasifikasikan berdasarkan empat klasifikasi :

1. Berdasarkan kepekatannya, dibagi atas 3 macam :


a. Larutan tidak jenuh, yakni larutan yang pada kondisi standar (tekanan 1 atm dan
suhu 25 derajat C) masih dapat melarutkan solute.
b. Lautan jenuh, yakni larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi
melarutkan solute. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute
yang larut dan yang tidak terlarut.
c. Larutan lewat jenuh, yakni larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut
melebihi konsentrasi zat terlarut pada keadaan jenuh.
2. Berdasarkan daya hantar listriknya, dibagi atas 2 macam :
a. Larutan elektrolit, yakni larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adapun
larutan elektrolit dibagi lagi atas 2 macam yaitu larutan elektrolit kuat dan
larutan elektrolit lemah.
b. Larutan non elektrolit, yakni larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
3. Berdasarkan fasa/wujud

Solvent Solut Larutan


No Fasa Contoh Fasa Contoh
1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus
2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las
3 Cair Air Padat Garam Larutan garam
4 Padat Pd Gas H2 Gas oven
5 Padat Cd Cair Hg Amalgam gigi
6 Padat Au Padat Ag Sinsin
7 Gas O2 Gas He Gas untuk
menyelam
8 Gas Udara Cair Minyak wangi Spray
9 Gas O2 Padat naftalen Kamfer

4. Berdasarkan kemampuan menyerap atau melepaskan kalor dibagi atas 2 :


a. Larutan ideal yakni larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal
tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan.
b. Larutan tak ideal yakni larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak
ideal ini dapat dibagi dua yaitu :
 Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran
sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari
hukum Roult.
 Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang
menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

Klasifikasi cairan

a. Cairan ekstraseluler (CES)

Seluruh cairan di luar sel semuanya disebut cairan ekstraseluler. Cairan ini merupakan 20%
dari berat badan atau sekitar 14 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.
Dua kompertemen terbesar dari cairan ekstraseluler adalah :

1. Cairan interstisial
Adalah cairan yang terdapat di ruang-ruang antar sel dan merupakan lingkungan
internal sejati yaitu cairan yang membasahi sel-sel jaringan. Oleh karena itu sering
disebut cairan jaringan. Cairan ini membentuk 4/5 dari seluruh kompartemen CES
atau sekitar 15%.
2. Cairan intravascular atau plasma
Plasma adalah bagian darah nonselular dan terus menerus berhubungan dengan
cairan interstisial melalui celah-celah membran kapiler. Celah ini bersifat sangat
permeable untuk hampir semua zat terlarut dalam CES. Oleh karena itu, CES secara
konstan terus bercampur sehingga antara plasma dan cairan interstisial memiliki
komposisi yang sama kecuali protein yang konsentrasinya lebih tinggi dari plasma.
Plasma membentuk 1/5 dari seluruh kompartemen CES atau sekitar 5%. Plasma juga
adalah satu-satunya cairan yang dapat langsung diatur volume dan komposisinya.
3. Cairantranseluler, yang beradadalamrongga-ronggakhusus, misalnyacairanotak
(likuorserebrospinal), bola mata, sendi.

Cairanekstraselberperansebagai:

 Pengantarsemuakeperluansel (nutrient,oksigen,berbagai ion, dan regulator


hormon)
 Pengangkut CO2 , sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Contoh : Na sebagaikation, kloridasebagai anion

b. Cairan intraseluler (CIS)

Cairan yang terdapat didalam sel tubuhmanusia. Cairan yang membentuk sekitar 2/3 dari
cairan tubuh total atau sekitar 40% dari berat badan total pada pria rata-rata. Cairan ini
memiliki berbagai konstituen yang memiliki komposisi yang sangat serupa oleh karena itu
CIS dari seluruh sel yang berbeda dianggap sebagai satu kompartemen cairan yang besar.

Perbedaan antara CIS dan CES adalah:

1. Adanya protein sel di CIS yang tidak dapat menembus membran untuk keluar sel.
2. Pada CIS, Distribusi tidak setara Na dan K serta anion-anion yang ada akibat kerja
dari pompa Na-K ATPase di membran yang terapat di semua sel. Na adalah kation
utama CES dan Cl adalah anionnya. Sedangkan K adalah kation utama CIS dan
anionnya adalah PO4

Semua pertukaran H2O dan konstituen lain antara CIS dan lingkungan eksternal harus
melalui CES. Air yang ditambahkan ke cairan tubuh pertama kali selalu memasuki
kompartemen CES dan cairan selalu keluar dari tubuh malalui CES. Karena plasma adalah
satu-satunya cairan yang dapat langsung diatur volume dan komposisinya maka setiap
mekanisme kontrol yang bekerja pada plasma pada dasarnya mengatur CES keseluruhan.
CIS pada gilirannya dipengaruhi oleh perubahan CES sampai ke tingkat yang diperbolehkan
oleh permeabilitas sawar.

Menjelaskan fungsi larutan dan cairan

Fungsi Larutan :
Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solut(zat yang
dilarutkan) dan solvent(zat pelarut)
Fungsi Cairan :

a. Mengatur suhu tubuh


Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

b. Melancarkan peredaran darah


Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut
akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

c. Membuang racun dan sisa makanan


Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun
dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni,
dan pernafasan.

d. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air
dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas
kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

e. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup
akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan
usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.

f. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida
keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca,
maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada
kaca.

g. Sendi dan otot


Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh
akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum
air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot
dan kelelahan.

h. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
Menjelaskan faktor-faktor keseimbangan cairan tubuh
1. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia
Berpengaruh terhadap :
a. proporsi tubuh,
b. luas permukaan tubuh,
c. kebutuhan metabolik,
d. serta berat badan.

- Bayi dan anak pada masa pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh
banyak dibandingkan orang dewasa. Karenanya, jumlah cairan yang
diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan
orang dewasa.
- Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh
laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belu matur
dibandingkan ginjal orang dewasa.
- Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari
kulit dan pernapasan. Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit sering disebabkan oleh masalahjantung atau gangguan ginjal

2. Aktivitas
 Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses
metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran
cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan
juga meningkat.
 Selain itu, kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss)
juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.

3. Iklim
- Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu
panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui
kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak
dapat disadari (insensible water loss, IWL).
- Besarnya IWL dipengaruhi :
a. suhu lingkungan
 Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah
dengan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami
kehilangan cairan dan elektrolit. Umumnya, akan kehilangan cairan
sebanyak 700 ml/jam
 Orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka
dapat kehilangan cairan sebanyak lima liter sehari melalui keringat.
 sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat
kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
b. Tingkat metabolisme,
c. Usia.
4. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit.
Jika asupan makenan tidak seimbang, tubuh berusaha memecah simpanan
protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen.
Kondisi ini
menyebabkan penurunan kadar albumin.

5. Stress
 Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot.
 Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium. Disamping itu, stress
juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat
mengurangi produksi urine.

6. Penyakit
 Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan
elektrolit dari sel atau jaringan yang rusak (mis. Luka robek, atau luka
bakar). Pasien yang menderita diare mengalami peningkatan kebutuhan
cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal.
 Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena
kemampuan pompa jantung menurun, tubuh akan melakukan penimbunan
cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban
cairan (hipervelomia). Lebih lajut, kondisi ini dapat menyebabkan edema
paru.
 Urine dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untuk menyeimbangkan
cairan dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh. Apabila
asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak dan
menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat.
 Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan menurunkan
produksi urine dengan berbagi cara. Peningkatan reabsorpsi tubulus,
retensi natrium dan pelepasan renin.
 Apabila ginjal mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan
regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis, gagal
ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 400 ml/
24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam)

7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapa
menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.

8. Pengobatan
 Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh.
 Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunaan diuretik
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
 Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air
dalam tubuh.

9. Pembedahan
Pasien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa pasien dapat kehilangan banyak darah
selama perode operasi, sedangkan beberapa pasien lainya mengalami
kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama
pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat
anastesia.

10. Sel-sel lemak


Semakin banyak tubuh mengandung lemak maka semakin berkurang kandungan
air dalam tubuh.
Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya
elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di cairan
ekstrasel. Akibat dari keadaan ini akan terjadi peningkatan natrium dalam ekstrasel sehingga
cairan intrasel akan masuk ke ekstrasel (volume cairan intrasel berkurang). Dengan kata lain,
dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intra dan ekstrasel secara bersamaan
(pengurangan volume air tubuh total); 40% dari cairan yang hilang berasal dari ekstrasel dan
60% berasal dari intrasel.

Ketika keseimbangan cairan dalam tubuh mulai terganggu, misalnya rasa haus akan muncul.
Tubuh lalu menghasilkan hormon anti-diuretik (ADH) untuk mereduksi produksi kencing di
ginjal. Tujuannya menjaga agar cairan yang keluar tidak banyak. Air yang kita minum
umumnya cukup untuk mengganti cairan yang hilang saat beraktivitas normal seperti
bernafas, berkeringat, buang air kecil, atau buang air besar.

Menjelaskan faktor yang menyebabkan dehidrasi


 Aktivitas
Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui
keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas.
 Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan
dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena
dehidrasi akibat diare.
 Usia . Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun
 Muntah.Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit
untukmenggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.
 Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan
yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan
cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.
 Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis
akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga
penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
 Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan
berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
 Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab
rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.
 Gastroenteritis. Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi. Jika disertai muntah
dan diare, dehidrasi akan semakin mudah terjadi.
 Stomatitis. Nyeri dapat membatasi asupan oral.
 Diabetic ketoasidosis (DKA). Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik.
Penurunan berat badan disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan dan
katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang
buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif.
 Demam penyakit. Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan
dapat mempengaruhi nafsu makan.
 Pharyngitis. Ini dapat mengurangi asupan oral.
 Congenital adrenal hiperplasia. berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi,
hiperkalemia, dan hiponatremia.
 Heat stroke. Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan status mental dapat terjadi.
 Cystic Fibrosis. mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menempatkan
pasien pada risiko hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi parah.
 Diabetes insipidus. output urin yang berlebihan yang sangat encer dapat
mengakibatkan kerugian besar air bebas dan hipernatremia.
 Tirotoksikosis. Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat. Diare
terjadi

Gejala dehidrasi pada anak

Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :

 Dehidrasi Ringan
Pada dehidrasi ringan jarang terjadi gejala yang signifikan, sehingga biasanya
merasakan kondisi patologis dehidrasi pada tahapan dehidrasi sedang. Pada tahapan
dehidrasi ringan tubuh juga kehilangan cairan mencapai 5% berat badan. Serta
perkiraan defisit cairan berkisar antara 30-50 mL/kg sehingga dianjurkan agar banyak
minum air sehingga tidak berlanjut pada dehidrasi sedang

 Dehidrasi Sedang
Pada dehidrasi sedang sudah terlihat tanda patologis, sehingga terjadi perubahan
kondisi fisik yang signifikan, diantaranya :
 Menangis tanpa air mata
 Mulut dan bibir kering. Jika tubuh kekurangan cairan hampir seluruh tubuh
akan menjadi kering. Kondisi ii biasanya ditandai pada bagian mulut dan bibir
yang kering.
 Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang, tubuh kehilangan cairan
diantara 5%-10% berat badan.
 Lihat ubun-ubunnya, bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya
kemungkinan besar merupakan dehidrasi.
 Jarang buang air kecil.
 Mata anak tampak cekung dan seakan terbenam.
 Tidak bergairah, lemas dan selalu mengantuk.
 Perkiraan defisit cairan 60-90 mL/kg
 Kulit tampak pucat, kering dan tidak elastis.
 Demam, terjadi jika peningkatan suhu tubuh sampai 38 derajat Celcius
bahkan lebih.
 Dehidrasi berat
Pada dehidrasi berat tubuh kehilangan cairan > 10% berat badan. Selain itu pada
tahapan ini keadaan juga semakin kritis sehingga dibutuhkan perawatan intensif
serta dibutuhkan terapi rehidrasi parenteral melalui infus. Gejala dehidrasi berat :
 Kesadaran menurun, nafas jadi cepat dan denyut jantung meningkat.
 Hilang kesadaran. Hal ini karena cairan yang sngat dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh berkurang, maka seluruh sistem kerja organ tubuh
menjadi terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna.
 Pengeluaran cairan makin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh, yakni
bisa mencapai 200-250 cc/kg berat badan dalam sehari.kondisi ini membuat
berat badan anak turun secara drastis, yaitu lebih dari 10% berat badan
asalnya.
 Tangan dan kaki yang dingin dan lembab
 Ketidakmampuan untuk minum
 Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan
 Jika menangis tidak ada air mata
 Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut
 Berkurangnya volume air seni

Menjelaskangejala-gejala dehidrasi
TandadanGejala DehidrasiRingan DehidrasiSedang DehidrasiBerat
Kehilanganberatbadan 3-5 6-9 10 ataulebih
(%)
Kondisiumum Haus,sadar, gelisah Haus,sadar, hipotensi Biasanyasadar;ektremitasd
postural kaki berkerut;kejangotot
Nadi radial Kecepatandantekanan Cepatdanlemah Cepat, sangatlemah,kadan
normal
Respirasi Normal Dalam, mungkincepat Dalamdancepat
Fontanella anterior Normal Cekung Sangatcekung
Tekanandarahsistolik Normal Normal ataurendah: Rendah, mungkintidakteru
hipotensiortostatik
Elastisitaskulit Cubitansegerakembali Cubitankembaliperlahan Cubitantidaksegerakemba
Mata Normal Cekung Sangatcekung
Air mata Ada Tidakadaatauberkurang Tidakada
Keluarankencing Normal Jumlahberkurangdanpekat Anuria/oliguria berat

Gejala dehidrasi pada usia lanjut


 Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan
mata cekung sering tidak jelas.
 Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat
badan akut lebih dari 3%.
 Tanda klinis obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi
dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.
 Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-
RSCM :
a. Ditemukan aksila lembab/basah,
b. Suhu tubuh meningkat dari suhu basal,
c. Diuresis berkurang,
d. Berat jenis (bj) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya
glukosuria dan proteinuria),
e. Rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9
(tanpaadanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat
dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%.
Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat – obat
sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload
(gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan hipertensi portal, penyakit
ginjal kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).

Jenis Cairan untuk Rehidrasi


 Cairan Rehidrasi Oral (CRO)
Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula lengkap
mengandung NaCl, KCL,NaHCO3 dan glukosa: Oralit
CRO yang tidak mengandung keempat komponen diatas: larutan gula garam, larutan
tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin mengandung
glukosa polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh. Protein
poliglukosa yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses lebih
padat.
 Cairan Rehidrasi Parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental.jenis
cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang akan diberikan infuse,
tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.Rehidrasi
Parental untuk Dehidrasi Berat
Komposisi larutan RL pada bayi (<12 bulan) :
 1 jam pertama : 30 ml/kgbb
 5 jam berikutnya : 70ml/kgbb
Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :
 1 jam pertama : 30 ml/kgbb
 3 jam berikutnya : 70 ml/kgbb
Memahami tentangMineral ;Natrium(Na), Kalium (K) danKlorida(Cl)

SumberdanKebutuhan Mineral

1. Natrium (Na)
 Sumber : garam dapur, roti, keju, ketan, tiram, biskuit, gandum, wortel,
lobak, bayam, kol, telur, kerang.
 Kadar normal : 135 mEq / L
 Fungsi : kation utama dalam cairan ekstrasel, mempertahankan tekanan
osmotik, cairan tubuh, preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas
sel.
 Kelebihan : Hipernatremia
 Kekurangan : Hiponatremia, penyakit addison, berat badan menurun.
 Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg), kulit (25
mg).
 Absorpsi : mudah diserap oleh ileum, pada tubulus proksimal (dipengaruhi
oleh hormon aldosteron, norepinefrin, angiotensin II), lengkung henle
(kotranspor NaCl), dan lengkung henle (kotranspor Na𝐾2 Cl).
 Distribusi Natrium dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq / L


Seluruh darah 160 70
Plasma 330 143
Sel 85 37
Jaringan otot 60 – 160
Jaringan saraf 312

2. Kalium (K)
 Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging anak
kerbau.
 Kadar normal : 3,5 – 5 mEq / L
 Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi keseimbangan
asam basa dan tekanan osmotik, penting untuk metabolisme, penting dalam
biosintesis protein, penting pada fungsi saraf dan otot.
 Kelebihan : hiperkalemia
 Kekurangan : hipokalemia
 Eksresi : dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks adrenal. Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi
oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.
 Absorpsi : pada usus halus.
 Dsitribusi Kalium dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq / L


Seluruh darah 200 50
Plasma 20 5
Sel 440 112
Jaringan otot 250 – 400
Jaringan saraf 530

3. Klorida (Cl)
 Sumber : garam dapur
 Kadar normal : 96 - 106 mEq / L
 Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena
fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam
getah lambung.
 Kelebihan : hiperkloremik
 Kekurangan : hipokloremik
 Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium,
tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang
pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada
obstruksi pilorus atau duodenum
 Distribusi klorida dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq / L


Seluruh darah 250 70
Plasma atau serum 365 103
Sel 190 53
Cairan spinal 440 124
Jaringan otot 40
Jaringa saraf 171

TABEL KEBUTUHAN MINERAL DALAM TUBUH

Usia (tahun) Natrium (mg) Kalium (mg) Klorida (mg)


Bayi 0 – 0,5 115 – 350 350 – 925 275 – 200
0,5 – 1 250 – 750 425 – 1275 400 – 1200
Anak-anak 1–3 325 – 975 550 – 1650 500 – 1500
dan remaja
4–6 450 – 1350 775 – 2325 700 – 2100
7 – 10 600 – 1800 1000 – 3000 925 – 2775
11 + 900 – 2700 1525 – 4575 1400 – 4200
Dewasa 110 - 3300 1875 - 5625 1700 - 5100

 MemahamitentangGangguanKeseimbanganElektrolit (Na,K) dalamTubuh

MemahamidanMenjelaskanGangguanKeseimbanganNatrium

Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular. Kadarnya di dalam tubuh
diatur oleh ginjal dan dipengaruhi oleh hormon aldosteron.
Fungsinya di dalam tubuh :
 Aktivitas neuromuskular
transmisi dan konduksi impuls syaraf
 Cairan tubuh
- Mengatur osmolalitas vaskular
- Mengatur keseimbangan air, bila kadar natrium meningkat akan terjadi retensi air

 Selular
- Pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari sel
secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro
muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel),
tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
- Aktivitas enzim
 Asam basa
Mengatur keseimbangan asam basa
Nilai normalnya di darah : 135-146 mEq/liter atau mmol/liter
Nilai normalnya di urin : 40-220 mEq/liter/hari
MemahamidanMenjelaskanGangguanKeseimbanganKalium

Kalium (K) merupakan kation terbanyak di dalam sel tubuh, sebanyak 90 % terdapatdi cairan
intrasel dan 2-3 % terdapat di cairan ekstrasel. Kadar K di dalam sel 150 mEq dan di cairan
ekstrasel 3,5 – 5,3 mEq.
Fungsi kalium di dalam tubuh :
 Aktivitas neuromuskular
- transmisi dan konduksi impuls syaraf
- kontraksi otot rangka, otot polos dan jantung
 Cairan tubuh
- mengatur osmolalitas intraselular
 Selular
- pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari
selsecara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas
neuro muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas
sel), tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi
repolarisasi
- aktivitas enzim untuk metabolisme selular
 Asam basa
mengatur keseimbangan asam basa

Dehidrasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :


1. Lingkungan. Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin
untuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadwal kegiatan atau
aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas
berlebihan pada siang hari.
2. Olahraga. Orang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas harus minum
lebih banyak cairan.
3. Umur. Umur muda dan tua sama beresikonya untuk mengalami dehidrasi.

Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan tertangani
dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.

Menjelaskan tata cara etika minum dalam islam

Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Berikut
merupakan etika minum menurut islam:

o Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala

Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah.
Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah
kepada Allah.
o Memulai minum dengan membaca basmallah.

Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan
hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang
sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-
Rahim.

Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku,
jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)

o Minum dengan tangan kanan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak
makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah
minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan
minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

o Tidak bernafas dan meniup air minum.

Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa
hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika
kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah
air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum
atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan
hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.

Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang
yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang
yang meniup akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum
dan meniupinya.

o Bernafas tiga kali ketika minum.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga
kali.” Dan beliau bersabda,“Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”

Anas mengatakan, “Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (HR. Bukhari
no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadits di atas
adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah tersebut dari mulut
terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah satu hal yang terlarang
sebagaimana penjelasan di atas.

o Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.

Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun
mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau
mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau
minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah
tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan
dishahihkan oleh Al-Albani)

Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk mengkompromikan
dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan, “Hadits
yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air itu berlaku dalam kondisi
terpaksa.”

o Minum dengan posisi duduk.

Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri.
Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk
memuntahkannya.” (HR. Ahmad)

Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri
diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara ulama
tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum sambil berdiri
diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena makan dan minum
sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

o Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.

Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-
niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari Ibnu Abas RA
berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti
minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’
jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”. (HR. Turmidzi).

o Menutup bejana air pada malam hari.

Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari. Sebagaimana hadits dari Jabir
bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,
“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika
ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air
yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)

o Tidak minum berlebihan

Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu
pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah makan.

o Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak

Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA,dia berkata,Rasullullah SAW bersabda:”Orang-orang


yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, sungguh telah menuangkan ke
dalam perutnya api dari neraka” (HR. Muslim)

o Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalah

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda,” Janganlah kalian
minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum dua-dua (teguk) atau tiga-
tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika minum dan membaca hamdalah
setelah minum”.(HR.Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai