Anda di halaman 1dari 62

Ml

Kiliaan, H.N. 19 19. Javaansch Spraakkunst. s' l'r:wenhage: Martinus Nijhoff.


Nimpoena, R.S. & H.J. Naula. 1918. Tjara Djawi. Groningen : J.B. Wolters.
Padmosoekotjo, S. 1956. Pathine Paramasastra. Djakarta: Nodhoff-Kolff. PEDOMAN UMUM

Poerw adarminta , W.J.S . 1953. Sarinil1g P aramas as tra Djawa. Djakarta:


Nordhoff-Kolff. EJAAN BAHASA JAWA

Roorda, T 1855. Javaansche Grammatico. Amsterdam : Johannes Muller.


HURUF LATIN

HlkJlH t=RIJ\ ~ l'i YANG DISEMPURNAKAN

1- --EDISI -REVISI

BALAI BAHASA YOGYAKARTA


Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa

PERPUSTAn....u......

(1)
I III
00001861

, ;

PENERBIT KANISIUS

54
Tjabang Bagian Bahasa Djawatan Kebudayaan Kementrian P.P. dan K. 1955.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa Huruf Latin Yang Disempurnakan
Tatanan Njerat Basa Djawi. Djogjakarta: Tjabang Bagian Bahasa
023499
Djawatan Kebudayaan Kementrian P.P. dan K.
© Kanisius 2006
Kamus

PENERBIT KANISIUS (Anggota lKAPI) Pigeaud, Th. Javaans-Nederlands Handwoordenboek. Batavia: 1.B. Wolters.

11. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281


Kotak Pos 11251Yk, Yogyakarta 55011 Poerwadarminta, w.1.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: 1.B. Wolters .

Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349 _ _ _ _ 1948 . Baoesastra Djawi-Indonesia. Djakarta: Bale Poestaka.

Website: www.kanisiusmedia.com Prawiraatmadja, S. 1957. Baoesastra Djawa-Indonesia. Surabaja: Expres dan

E-mail: office@kanisiusmedia.com Marfiah.

Tata Bahasa
Diterbitkan dalam kerja sarna dengan
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Abdoellah, M. 1910 . Paramasastra Djawa minangka Gegaran kanggo
BALAIBAHASAYOGYAKARTA Marsoedi pewe. Semarang: G.C. van Dorp.
11. 1. Dewa Nyoman Oka 34 Bezemer, T.J. 1923. Beknopte Javaansche Grammatica. Zwolle: Tjeenk Willink.
Yogyakarta 55224
Darmasiswaja, Ki. 1955. Paramasastra Djawa. Jogjakarta: Pertjetakan Persatuan.
de Groot, A.D. Cornets. 1843. Javaansche Spraakkunst. Amsterdam: Johannes
Cetakan ke- 5 4 3 2 Muller.
Dwijasusana, R.I.W. 1953. Paramasastra Djawa Modern . Semarang: Kanisius.
Tahun 10 09 08 07 06
Grashuis, GJ . 1911 . Handleiding voor het Anleeren van het Javaansch.
s 'Gravenhage M. Holt.
Hadiwidjana, R.D.S . 1967. Tata Sastra. Jogjakarta: UP Indonesia.
Herrfuth, Hans. 1964. Lehrbuch des Modernen Djawanisch. Leipzig: VEB Verlag
EnsycJopedia.
Horne, Eliner C. 1961. Begining Javanese. New Havens: Yale University Press.
ISBN 979-21-1199-9 - - - 1963. Interm ediate Javanese. New Havens: Yale University Press.
Janz. P. 1862. Javaansche Spraakkunst. Semarang : G.CT van Dorp & Co.
Hak cipta dilindungi undang-undang Kats , J. & M. Koesrin. 1930. Spraakkunst en Taalessen van het Javaansch.
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan Weltevreden: NV Boekhandel Visser & Co.
cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit
Kementrian Pengajaran, Pendidikan dan Kebudajaan. 1946. Karti Basa. Djakarta:
Diee1ak oleh Pelw wkan Kanisius Yogyakarta Kementrian Pengajaran dan Kebudajaan.

53
DAFTAR PUSTAKA
KATAPENGANTAR
KEPALA BALAI BAHASA YOGYAKARTA

Ejaan Pedoman ejaan bahasa Jawa yang disempurnakan, yang berlaku secara resmi,
Arifin, Syamsul et al. 1985. "Naskah Pedoman Lengkap Ejaan Bahasa lawa yang sampai sekarang, merupakan bagian dari Pedoman Ejocln Bahasa Daerah Bali,
Disempumakan". lakalia: Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Jawa, dan Sunda y ang Disempurnakan. Pedoman itu diterbitkan berdasarkan
Daerah . Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 070(lJ / 1974. Pada tahun
Pendidikan dan Kebudayaan. 1977 pedoman itu terbit dalam seri penyuluhan, salah satunya ialah Pedoman Ejaan
Berg, c.c. 1941. "Beschouwing over de Grondslagen der Spelling" dalam Tijdschriff Bahasa Jawa y ang Disempurnakan.
van het Bataviaasch Genootschap LXXXI. Batavia.
Bertsch, L.G. et af. 1913. Jogja Sasfra. Betawi: Commissie voor de Volkslectuur. Pedoman ejaan bahasa lawa yang terbit pada ta hun 1974 dan 1977 itu kurang
Departemen Pend idikan dan Kebudayaan Republik Indonesia . 1972. Pedoman lengkap. Oleh karena itu, dilak ukan penyempurnaan. Hasilnya diterbitkan sebagai
Ej aan Bahasa indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Depattemen edisi lampiran di dalam buku Tafa Bahasa Baku Bahasa Jawa dan sebagai satu
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. terbitan terpisah pada tahun 1991 , dengan judul Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Jawa yang Disempurnakan. Proses sosialisasinya dilakukan bersamaan dengan
Panitia Edjaan Lembaga Bahasa dan Kesusastraan. 1966. "Edjaan Baru Bahasa
pelaksanaan Kongres Bahasa lawn I di Semarang pada tahun 1991 . Sayang, setelah
Indonesia". Djakarta: Lembaga Bahasa dan Kesusastraan Direktorat
Kongres Bahasa Jawa I, ejaan bahasa lawn yang disempurnakan itu kurang me­
Djenderal Kebudajaan. Departemen Pendidikan dan Kebudajaan.
masyarakat.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1977 . Pedomal1 Ejaan Bahasa
Jawa y ang Disempurnakan. lakarta: Departemen Pe ndidikan dan
Kebudayaan. Berdasarkan pertimbangan bahwa (I ) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa
yang Disempurnakan itu belum berlak'll secara resmi; (2) masih terjadi kesalahan
Subalidinata, R.S . dan Marsono Nartoatmojo. 1975 . "Sejarah Ejaan Bahasa lawn
penggunaan pedoman ejaan bahasa lawn pada media massa cetak; (3) ada kaidah
dengan HurufLatin: Ejaan Bahasa Jawa yang Disesuaikan dengan Ejaan
yang belum dirumuskan, dan (4) bahasa lawn senantiasa berkembang seiring
Bahasa Indonesia yang Disempumakan" dalam Widy aparwa No. 12.
dengan berkembangnya kehidupan sosio-kultural masyarakat pemakainya, Balai
Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.
Bahasa Yogyakarta merevisi ulang Pedoman Cmum Eiaan Bahasa Jawa yang
Sutikna. 1953. "Seraf Pifedah Bab Panjera fipun Basa Djawi Ngangge Aksara Disernpurnakan (/991). Hasilnya dibicarakan dalam Semi/oka Pedoman Um um
Latin" dalam Medan Bahasa Th. IlV6,7. Djakarta: Bagian Bahasa Dja­ Ejaan Bahasa Jawa yang Disempurnakan. Kegiatan itu dilaksan aka n dalam
watan Kebudayaan. Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. bentuk kerja sama antara Balai Bahasa Yogyakarta dan Penerbit Kanisius, Yogya­
karta. Semiloka itu dihadiri oleh pakar maupun praktisi bahasa l awa, baik sebagai

52 III
wakil institusi tertentu atau sebagai pribadi. Mereka mewakili tiga wilayah-utama a . Selain pemakaian huruf konsonan rangkap seperti yang telah diatur di dalam
pemakaian bahasa Jawa, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengahj kaidah ejaan ini, kadang-kadang terdapat pemakaian hurufkonsonan rangkap
dan Jawa Timur. Pedoman ini merupakan rumusan tim perumus setelah mem­ lh, wh, nh, misalnya pada kata (e)lho, lha, wherr, nhah, untuk menggam­
perhatikan berbagai masukan para peserta semiloka. barkan pemantapan ujaran. Secara kebetulan hurufkonsonan rangkap ini (se­
cara insidental) ada yang bersifat distingtif jika dikontraskan dengan yang
tidak rangkap, misalnya (e)lho (kata seru) vs (e) lo (nama pohon). Karena
Semoga buku pedoman ini berguna untuk pemakai dan pecinta bahasa Jawa,
pemakaian huruf konsonan rangkap ini bersifat insidental dan fakultatif,
khususnya yang menginginkan terciptanya kemantapan tata tuJis Jawa dengan huruf
pemakaiannya tidak perlu diatur, bahkan kalau perlu ditiadakan.
Latin.
b. Penyerapan kata asing yang mengandung unsur -ian tidak konsisten dan belum
diatur di dalam pedoman ejaan ini .

Yogyakarta, Agustus 2006


Contoh:

vegetarian wigetarian

Syamsul Arifin, M. Hum. lesbian lesbian

tetapi
politician politikus; politisi
accademician akadhemiklls; akadhemisi
c. Unsur asing yang sudah terlanjur mapan tidak perlu diubah.
Contoh:
post pos
sport seporet
Kla~lflkasi sterk sterek
. }.-oC, ~Jow
~11' .i..1/ /]'".2.. Tgi. ' -' merk merek
, PF D Ttd. bard bar 'papan tulis '
borg boreg
kaart kartu (kertu)
pomp pompa
prism prisma
bank (Belanda) bangku

IV 51
trottoir trotoar
repertoire rtipertoar
-or (Inggris) yang tidak identik dengan - eur (Belanda), tetap -or
dictator
dhiktator DAFTARISI
manipulator
manipulator
corrector
korektor
-rd, -rt rnenjadi -r Kata Pengantar Kepala Balai Bahasa Yogyakarta ................ .
m
billiard biliar; bilyar Daftar lsi ....... .... .. ... ... ... .... .....
v
standard standhar
1. PEMAKAIAN HURUF ... .
export ekspor
A. Huruf Abjad ... ... .. ... ................ .. ........... .. .. .

transport transpor
B. HurufVokal
-st rnenjadi -s
C. Huruf Konsonan ...... . 2
post pos
D . Gabungan-Huruf Konsonan ................ . 3

analiyst analis
II. PEMENGGALAN KATA ..... 4
capitalist kapitalis
A. Pernenggalan Kata Dasar 4
-0', -teit (Belanda) rnenjadi -las
B. Pernenggalan Kata Turunan ........... ...... ... 6

university; universiteit univers itas


III. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL, HURUF MIRING,
faculty; faculteit fakultas
DAN HURUF TEBAL ....... . 7
quality; kwaliteit kualitas
A. Pernakaian Huruf Kapital ... 7
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
B. Pernakaian Huruf Miring 13
literature; literatuur literatur
C. Pernakaian Huruf Tebal .. .. 14
procedure; proceduur prosedhur
IV. PENULISAN KATA ... ............... 15

structure; structuur struktur


A . Kata Dasar .. ........................ 15

Catatan Akhir B. Kata Turunan ..... .... ........ .... 15

Pada hakikatnya kaidah ejaan yang dirnuat di dalarn buku Pedoman Umum C. Kata Ulang .... 16
Ejaan Bahasa Jawa Huruf Latin yang Disempurnakan adalah kaidah tulis­
D. Kata Majernuk ............. . 16

rnenulis secara urnurn. Hal-hal khusus, lebih-lebih yang bersifat insidental, tidak
diatur di dalarnnya. Oleh karena itu, di sini rnasih diperlukan pernikiran lebih lanjut E. Partikel ..... ........... 17

untuk rnernecahkan rna salah yang belurn dicantumkan pada peraturan itu. F. Angka dan Larnbang Bilangan ............ ..... .......... ... . 17

50 v
V. TANDA BACA ... ............. ............ .
..... .... .... ............... .. ................. 21 practisch ; practical praktis
A. Tanda Titik (.) .. .. .
21 logics"; logical log is
B . Tanda Koma (,) ..
24 -ism. -isme (BeLanda) menjadi - isme
C. Tanda Titik Koma (;) .........
27 nationalism ; nationalisme nasionalisme
D . Tanda Titik D ua (:) ............ .. ... " .. " .... " ... " ... "....... .. ................... .. ........... 27
capitalism ; capitalisme kapitalistne
E . Tanda Hubung (-) ............. " ................................. .. .................. .... " ....... 29
nepotism : nepolisme mipotisme

F. Tanda Pisah (-) .... ....... .. .. .... .... .. .... ................ ...... .. ..... ...... . .. ........ .. ..... .. 30
-ist menjadi - is
G Tanda E lipsis ( .. . ) ..... ..... ................ ...... .. .. .. ............ .. ............... 31
capitalist kapita fis
H . Tanda Tanya (?)....... ............... ......................... ..... ... .. ..... ... .. ......... .... .. .. 31
egoist egois

I. Tanda Seru (!) ............... .. .... .................... ................... .... ....... ... .... .. ... .... 32
nationalist nasionalis

J. Tanda Kurung (( ... )) .............. ... .... ... .. ......... .. ................... .. ....... .. ...... ... 32
-ive, - ief menjadi - if

K . Tanda Kurung Siku ([ . .. ]) .......... .... ................ ........ .. ... .. .. .. ......... ......... 33
primitive primitif

L. Tanda Petik Rangkap (" ... ") .. 34

sensitive sensitif
demo nstrative dhemol1stratif
M . Tanda Petik Tunggal (' .. . ') .............. .. .... .. ... .. .. .. .... .... .. 35

N. Tanda Garis M iring (I) ........... . 36


-logue (Inggris), -Ioog (Belanda) menjadi -log
dia/oglle: dialoog dhialog
V I. PENULISAN UNSUR SERAPAN ........... . .. ............... 37

monolog ue; monoloog mon% g


A. Penga ntar .................. .. .............................. . .. .......... .......... 37

analogue; analoog analog


B. Pedoman Penulisan 1Jnsur Serapan .............. .............. .. ....... ... ............. 37

-logy (Inggris), -logie (Belanda) menjadi -logi


D A FTAR PU STAKA ................ .. .. ..... ........................... .... ..... ........ .... .. .. .......... 52

technology; technologie teknologi


etymology; etymologie etim%gi
criminology: criminologie krimin% gi
-nt menj adi - 11

age"t agen
patient pasi(m
consonant konson an
-oir (e) menjadi -oar
abattoir aba/oar

VI 49
-ary, -air (Belanda) menjadi - er
primary; primair primer
secondary; secundair sekundher
complementary; complementalr komplementer
I. PEMAKAIAN HURUF
-(a)tion (-aie, Belanda) menjadi -asi, -si
action; actie aksi
publication; publicatie publikasi
A. HurufAbjad
communication; communicatie komunikasi
Huruf abjad Latin yang digunakan di dalam ejaan bahasa Jawa sebagai berikut.
-eur (Belanda) menjadi - ur Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.
condecteur kondhektur
Huruf Nama Hurut" Nama Huruf Nama
inspecteur inspektur
A a a J J je S s es
directellr dhirektur
B b be K k ka T t te
Unsur -eur yang sudah terlanjur mapan diserap menjadi -ir, misalnya ama­
teur menjadi amatir, tidak perlu diubah lagi . Unsur asing -eur yang identik dengan
c c ce L I el U u u

- er (Inggris) kadang-kadang mengalami kekacauan di dalam penyerapannya. Kata D d de M m em v v ve


administrateur (Belanda) yang identik dengan administrator (Inggris) diserap E e e N n en w w we
menjadi administratur di dalam bahasa Jawa dan menjadi administrator di dalam F f ef 0 0 0 x x eks
bahasa Indonesia. p y
G g ge p pe y ye
-ic, -ics, -ique, iek, -ica menjadi -ik, -ika H h ha Q q ki Z z zet
logic; logic a logika I 1 1 R r er
physics; physica flsika
phonetics; phonetiek fonetik B. Huruf Vokal
technique; techniek teknik Huruf Contoh Pemakaian di dalam Kata
-ile, -iel (Belanda) menjadi -if Vokal Pada Awal Di Tengah Pada Akhir
mobile; mobiel mobil a alon 'perlahan' mari'sembuh' ora'tidak'
textile; textiel tekstil ana 'ada ' kana 'sana' sida 'jadi '
ala 'buruk' wanda 'sosok' piala 'keburukan '
-isch (Belanda) yang identik dengan -ic (Inggris) menjadi -ik dan - isch (Belanda)
aku 'saya' wanda 'suku kata' piala ' piala'
yang identik dengan -ical (Inggris) menjadi -s
e enak 'enak' tembok ' tembok' sore 'sore'
elektronisch ; electronic elektronik
e emas 'emas ' sega ' nasi' kodhe 'isyarat'
mechanisch; mechanic mekanik I

48 1
Huruf Contoh Pemakaian di dalam Kata Di samping pedoman penulisan unsur serapan tersebut, berikut ini didaftar
akbiran asing dan beberapa huruf yang mengakbiri kata-kata asing serta penye­
Vokal PadaAwal Di Tengah Pada Akhir
suaiannya di dalam bahasa Jawa. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang
1 ibu'ibu' lintang 'bintang' pari 'padi' utuh, misalnya akbiran -asi pada transportasi, - isasi pada modhernisasi, - al
ingkang 'yang' sing 'yang' - pada prosedhural, di samping kata serapan transpor, modhern, prosedU/c
0 omah 'rumah' rodha 'roda' mengko 'nanti' Berikut ini akbiran asing dan beberapa huruf yang mengakbiri kata-kata asing
ompong 'ompong' dhoyong 'condong' -
beserta kaidah penyerapannya.
u udan 'hujan' bumi 'bumi' lucu ' lucu'
-aat (Belanda) menjadi -at

- sabun 'sabun' -
- - - - - advocaat advokat

Untuk kepentingan tertentu, huruf vokal e seperti pada kata enak 'enak',
candidaat kandhidhat
tembok 'tembok', sore 'sore' dilambangkan dengan e; huruf vokal e seperti pada
conglomeraat konglomerat
kata esem 'senyum', cet 'cat', Zegen 'nira' dilambangkan dengan e.
-age menjadi -ase

C. Huruf Konsonan percentage persentase


etalage etalase

Huruf
Contoh Pemakaian di dalam Kata

sabotage sabotase

Konsonan
PadaAwal
Di Tengah
Pada Akhir

-aZ (Inggris) dan -aal, -eel (Belanda) menjadi -aZ


b
basa 'bahasa'
aba 'aba'
bab ' bab '
structural; structuraal struktural
c
cangkem 'mulut'
ancas 'maksud'
-

formal; formeel formal


d
dara 'merpati'
kudu 'harus'
tekad 'tekad'

normal; normeel normal


f
fakir 'fakir'
kafan 'kafan'
wakaf 'wakaf'

g
gajah 'gajah'
sega 'nasi'
grobag 'gerobag'
-ant menjadi -an
h
hawa 'hawa'
tahu 'tahu'
adoh 'jauh'
accountant akuntan
J
jogan ' Iantai'
pojok 'sudut'
mikraj'mikraj'
informant in/orman
k
kudu 'harus'
siksa 'siksa'
watak 'watak'

commandant komandhan
I
Zarang 'maha!'
aZus 'halus'
sikil 'kaki'

consultant konsultan
m
mripat 'mata'
ama 'hama'
marem 'puas'

n
nila 'nila'
ana 'ada'
awan 'siang'
-archy, -archie (Belanda) menjadi -arki
p
pasa 'puasa '
apa 'apa'
urip 'hidup
anarchy; anarchie anarki
q
Quran 'Quran'
Furqan 'Furqan'
-

monarchy; monarchie monarki


r
rosa 'kuat'
piring 'piring'
nalar 'akal'

oligarchy; oligarchie oligarki


s
sapa 'siapa'
isih'masih '
adus'mandi'

t
tapa ' bertapa '
atos ' keras'
obat 'obat'

'--­ -

2 47
television televisi H uruf Cootoh Pemakaiao di dalam Kata
private privat Koosonao PadaAwal Pada Akhir
Di Tengah
x di tengah atau pada akhir suku kata menjadi ks
v ~ - vitamin 'vitamin' revolusi ' revolusi' ~ - ..
extra
ilkstra w wani 'berani' sawah 'sawah' -

latex
latilks y yuta 'juta' ayu 'cantik' -

textiel
tekstit z zakat 'zakat' mukjizat'mukjizat' juz 'juz '
- - - '-----­

taxi
taksi
xc di depan e menjadi ks D. Gabungan-Huruf Konsooao

excess eks es Di dalam bahasa Jawa terdapat enam gabungan-huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu dh, kh, ng, ny, sy, dan tho
exceptie eksepsi
xc di depan a, u, dan konsonan menjadi ksk Huruf
Cootoh Pemakaiao di dalam Kata
excavation ekskavasi Koosonan
PadaAwal Di Teogah Pada Akhir
excursive
ekskursif dh dhokter ' dokter' padha 'sama' -

exclusive
eksklusif kh khusuk 'khusuk' akhlak 'akhlak' tarikh 'tarikh'
excretion ekskresi ng ngaku ' mengaku' angop 'menguap' larang 'mahal'
ny nyata ' nyata ' anyar 'baru' -
xt pada akhir kata menjadi ks syarat 'syarat' masyarakat arasy 'arasy'
sy
text teks ' masyarakat ' I

context konteks th thuthuk 'pukul ' bathuk'dahi' -


- I

y jika dilafalkan i, menjadi i Nama geografi, badan hukum, nama orang, dan nama diri yang lain, penulisannya
type tipe disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disem­
dynamo dhinamo purnakan, kecualijika ada pertimbangan khusus atau untuk kepentingan alih aksara
dari Jawa ke Latin.
psychology psikologi
Contoh:
z tetap z
Dhokter 101'0 iku, yaiku dr. Sudibya Zan dr. Mawardi kelairan Klaten
zenith
zen it
dudu Bandung.
zero
zero ' Kedua dokter itu, yaitu dr. Sudibya dan dr. Mawardi kelahiran Klaten bukan
zodiac
zodhiak Bandung. '

Unsur serapan yang sudah lazim dieja secara Jawa tidak perlu lagi diubah. Misalnya, Adipati Patlti iku, asmane Pragola Pati
kabar, perlu, bingkil, andhil, blm-vu, riil. 'Nama Adipati Pati itu Pragola Pati. '

46 3
thermos term os
methode metodhe
u tetap u
unit unit
II. PEMENGGALAN KATA
institute institut
ua tetap ua
aquarium akuarium
A. Pemenggalan Kata Dasar
quality kllalitas
1. Jika di tengah kata ada dua huruf vokal yang berturutan, pemenggalan dilakukan
di antara kedua hurufvokal itu. ue tetap ue
frequency jrekllensi
Contoh:

la-os 'Iengkuas'
conseq lIent konsekuen
pa-e-dah ' faedah '
ui jika dilafalkan ui, tetap ui
ta-un 'tahun'
quitantie kuitansi
Huruf diftong ai, au., dan oi, pada kata serapan, tidak dipenggal.
equivalent ekuivalen
ku-cai 'kucai'

Unsur ui jika dilafalkan i atau u, menjadi i atau u. Misalnya, quinine diserap


au-rat 'aurat'

menjadi kinine atau kina, guitar diserap menjadi gitar, buis diserap menjadi bis,
boi-kot 'boikot'

dan kakhuis diserap menjadi kakus.


2. Jika di tengah kata ada huruf konsonan di antara dua buah huruf vokal,
uo tetap uo
pemenggalan dilakukan sebelum hurufkonsonan itu.
quota kuota
Contoh:

quorum kuorum
ba-pak 'bapak'

pe-lem 'mangga'
Uti menjadi u
pi-tik 'ayam'
prematuur prematur
Awal danJatau akhir kata dasaryang terdiri atas satu hurufvokal tidak dipenggal. vacuum vakul11
iki'ini'
cultuur kultllr
aku 'saya'
kyai 'kiai' Unsur uu yang sudah mapan diserap menjadi i tidak perlu diubah menjadi u.
Misalnya, zllurzak diserap menjadi sirsat tidak perlu diubah menjadi sursat atau
3. Jika di tengah kata ada gabungan huruf-konsonan yang melambangkan sebuah surzak.
fonem konsonan, gabungan-huruf konsonan itu tidak dipisahkan sehingga
v tetap v
pemenggalan dilakukan sebelum atau sesudah gabungan-huruf konsonan itu.
vitamin vitamin
quarto
kuarto Contoh:

quitantie
kuitansi bang-sa 'bangsa'

ba-ny ak ' angsa '

rh menjadi r
ba-thok 'tempurung'

rhythm; rhytme ritme g o-dhong ' daun'

rheumatic; rheumatiek re matik


4. Jika di tengah kata ada dua hurufkonsonan yang berturutan dan bukan gugus
rhetoric retorik
hurufkonsonan, pemenggalan dilakukan di antara dua hurufkonsonan itu.
sc di depan a, 0, dan konsonan menjadi sk Contoh:

scala skala mum-pung 'senyampang'

scandal skandhal pan-ti ' panti, tempat (kediaman),

score skor sir-na 'sirna '

scrip tie skripsi 5. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berturutan dan merupakan
gugus hurufkonsonan, gugus hurufkonsonan itu tidak dipisahkan.
sc di depan e, jika pelafalarmya sk menjadi sk dan jika pelafalarmya s menjadi s
Contoh:

scenario
skenario
ka-wruh 'pengetahuan'

sceptic
skeptis
ke-plok 'tepuk '

scenog raphy
senograJi mi-tra 'sahabat'

sch di depan vokal menjadi sk 6. Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan dan bukan merupakan gugus
schema skema hurufkonsonan, pemenggalan dilakukan di antara hurufkonsonan yang pertama
schedule skedhul dan kedua.

sh menjadi s Contoh:

jinish am-byur 'mencebur'

jinis
gam-blang 'jelas'

romusha romusa
tin-trim ' mencekam '

s mash smes
7. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu un sur itu dapat
t di depan i, j ika pelafalannya s, menjadi s
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (a) di antara
action aks i unsur-unsur itu atau (b) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah butir 1
national nasional sampai dengan butir 6.
patient pasie n Contoh :
ass imilation asimilasi astro-Iogi, as-tro-Io-gi

bio-graji, bi-o-gra-ji

th menjadi t
Joto-kopi, Jo-to -ko-pi

th eory teori

5
B. Pemenggalan Kata Turunan koboi koboi
I. Pemenggalan kata turunan dilakukan di antara kata dasar dan awalan, dan 00 yang dilafalkan 0 menjadi 0
atau akhiran. kompor
komfoor
Contoh:
provoost provos
dak-waca (ngoko) 'saya baca'

kantoor kantor
dipun-waos-aken (krama) 'dibacakan'

jupuk-en 'ambillah'
spioon spion

Awalan dan akhiran yang terdiri atas satu huruf vokal tidak dipenggal. 00 yang dilafalkan u menjadi u

Contoh:
cartoon kartun
di-tulis i 'ditulisi'
proof pruf
nu-/isa 'menulislah'

00 (vokal ganda) tetap 00


ase-silih 'bemama'

coordination koordhinasi
2. Pemenggalan kata turunan, yang mengalami perubahan bentuk, mengikuti kaidah
pemenggalan kata dasar. zoology zoologi

Contoh:
ou yang dilafalkan u menjadi u
nu-ku 'membeli' tu-ku-nen 'belilah'
coupon kupon
tu-kon 'belian' tu-kok-na 'belikan'
group grup
3. Pemenggalan kat a bersisipan mengikuti kaidah pemenggalan kata dasar. gouverneur gubernur
Contoh:
ph menjadif
gu-me-lar , terbentang , si-nam-bung 'disambung'
pharmacy farmasi
lu-ma-ku 'berjalan' ti-nan-dur ' ditanam'
photocopy fotokopi
paragraph paragraf
telegraph telegraf
ps tetap ps
psycology psikologi
psychiatry psikiatri
psychosomatic psikosomatik
q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi

6 43
fihak pihak
faham paham
g dan gh menjadi g jika tidak bervariasi denganj atau h
agent
agen III. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL,

garment
garmen HURUF MIRING, DAN HURUF TEBAL

sorghum
sorgum
megha
mega
A. Pemakaian Huruf Kapital
g jika bervariasi denganj, menjadij
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
general jendh(e)ral kalimat.
German Jerman Contoh:
manager manajer Dalane menggak-menggok tur lunyu.
'Jalannya berkelok-kelok lagi pula licin.'
g (Belanda) yang bervariasi atau dilafalkan h menjadi h
Ing desaku akeh wong ngingu sapi.
anslaag
anslah
'Di desa saya banyak orang memelihara lembu.'
beslag
beslah
Dhumateng sinten kula kedah matur?
doors lag
dhorslah
'Kepada siapakah saya harus berbicara?'
toes lag
tuslah
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
ie yang dilafalkan i, menjadi i
Contoh:
commissie komisi Bapak ngendika, "Kowe aja lunga adoh-adoh!"
koerier kurir 'Ayah berkata, "Kamu jangan pergi jauh-jauh!'"
politiek politik "Kowe lungguha kene", ngendikane Ibu, "kene isih sela!"
antiek antik "'Silakan kamu duduk di sini," kata Ibu, "di sini masih kosong!'"
ie yang dilafalkan ie tetap ie 3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama di dalam ungkapan yang
patient pasien berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, dan agama termasuk kata ganti
efficient efisien untuk Tuhan.

client klien Contoh:

Allah ' Allah'

orientation orientasi
Gusti Ingkang Mahaagung 'Tuhan Yang Mahabesar'

oi tetap oi
Alquran 'Alquran'

boikot boikot

42 7
Alkitab ' Al kitab'
theatre teater
Wedha 'Weda'
areaal areal
agama Islam 'agama Islam'
eau menjadi 0

Manungsa iku titahing Allah, mula aja lali ndedonga marang


beureau biro
Panjenengane.

plateau plato
'Manusia itu ciptaan Allah, maka jangan lupa berdoa kepada-Nya.'
ei tetap ei
4. Hurufkapital dipakai sebagai hurufpertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang. seismograph seismograf

Contoh: eigendom eigendhom


Pangeran Puger 'Pangeran Puger' eo tetap eo
Raden Ajeng Kartini 'Raden Ajeng Kartini'
stereo stereo
Kaji Sujak 'Haji Sujak'
theory teori
HUlllf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
theology teologi
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

eu jika tidak bervanasi dengan e atau i, tetap eu


Contoh:

neutron neutron
Rara Mendut yen gelem digarwa Tumenggung Wiraguna bakal
sinengkakake ing ngaluhur kanthi sebllf(1I1 raden ayu. 'Rara Mendut neurology neurologi
kalau mau dipersunting oleh Tume11ggung Wiraguna akan diangkat eu jika bervariasi dengan e atau i, menjadi e atau i
derajatnya dengan sebutan raden ayu.'
neutral nitral
Kang lenggah ngarep kae pangeran, dudu wong lumrah.
keur kir
'Yang duduk di depan itu pangeran, bukan orang biasa.'
amateur amatir
Taun kepungkur Mas Rahmat munggah kaji.
'Tahun yang lalu Mas Rahmat naik haji.' f atau ff menjadi f
fanati c fanatik
5. Hurufkapital dipakai sebagai hurufpertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang, tetapi dipakai dalam penyapaan final final
atau pengacuan . buffet bute t
Contoh: effective etektif
Mangga Raden tindak rumiyin.
Unsur asing f yang sudah terlanjur mapan diserap menjadi p tidak perlu diubah
' Silakan Raden berjalan dahulu.'
menjadi f.
Kersanipun Pangeran kados pundi?
fabri ck pabrik
'Kehendak Pangeran bagaimana?'

8 _
41
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s . Sinten ingkang mapag, Kyai?
echelon eselon 'Siapakah yang menjemput, Kiai?'

machine mesin 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
simpanse yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
chimpanzee
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
ch yang dilafalkan c menjadi c
Contoh:
check cek
Walikota Kotamadya Yogyakar fo 'Walikota Kotamadya Yogyakarta'
charter carter Bupati Semarang 'Bupati Semarang'
chocolate cok(e)lat Gubernur Jawa Timur 'Gubemur Jawa Timur'

ck menjadi k Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
ticket tiket yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

picket piket Contoh:


Dadi walikota utawa bupati kuwi ora gampang.
truck truk
'Menjadi walikota atau bupati itu tidak mudah.'
9 (~dan .? (Sansekerta) menjadi s Arya Penangsang, adipati ing Jipang.
~abda (oobda) sabda 'Arya Penangsang, adipati di Jipang.'
~astra (oostra) sastra 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
pu~pa puspa Contoh:
pu ~pita puspita Martaatmaja

tak ~aka taksaka Sudarya Cakra Siswara

d (Indonesia) menjadi dh Hurufkapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
demokrasi dhemokrasi
Contoh:
pendidikan pendhidhikan
iwak mujair
presiden pres idh i!l1
tela mukibat
e tetap e
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
etalage etalase
Contoh:
embryo embrio bangsa Indonesia

meditation midhitasi suku Asmat

ea (eaa Belanda) menjadi ea basa Jawa 'bahasa Jawa'

idealist idhealis dhialek BanYt/mas 'dialek Banyumas'

40 9
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan cubic kubik

bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. comma koma

Contoh:
classic klasik

dUawakake 'diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa'

critic kritik

kumlanda-landa 'kebelanda-belandaan'

c di depan e, i, dan y menjadi s


ngindones iake ' mengindonesiakan'

central sentral
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, wuku,
centsen
hari raya, dan peristiwa sejarah .
circulation sirkulasi
Contoh:

cigarrete sigaret
taun Alip 'tahun Alip'

cyclone siklon
sasi Sura 'bulan Sura'

cylinder silindher
dina Selasa 'hari Selasa'

cc di depan 0, u, dan konsonan menjadi k


wuku Sungsang 'wuku Sungsang'

accomodation akomodhasi
riyaya Paskah 'hari raya Paskah'

accu aki
perang Bubad 'perang Bubad'

accumulation akumulasi
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
acclamation aklamasi
Contoh:

accreditation akredhitasi
Asia Kidul Wetan 'Asia Tenggara'

cc di depan e dan i menjadi ks


Gunung Semenl 'Gunung Semeru'

accent aksen
Kali Brantas 'Kali Brantas'

acceleration akselerasi
Tlaga Sarangan 'Telaga Sarangan'

accessory aksesori
Huruf kapital tidak dipakai sebagai (a) huruf pertama nama geografi yang
vaccine vaksin
dipakai sebagai nama jenis, dan (b) huruf pertama istilah geografi yang tidak
menjadi unsur nama diri. cch atau ch di depan a, 0, dan konsonan menjadi k

Contoh:
saccharin sakarin
gedhang ambon 'pisang ambon; pisang meja'
mechanic mekanik
gula jawa 'gula jawa' cholera kolera
kacang hogor 'kacang bogor' technique teknik
adus neng kali 'mandi di sungai' chrome krom
munggah gunung 'mendaki gunung '

10 39
Unsur asing ee (Belanda) yang sudah terlanjur mapan diserap menjadi i tidak diubah II. Hurufkapital dipakai sebagai huruf pertama semua unSLlr nama negara, lembaga
rnenjadi e. pemerintah atau swasta, serta dokumen resmi kecuali kata tugas.(kalau ada)_
andeel andhil
Contoh:
p ere ee I persil
Repub/ik Indonesia

ae yang tidak bervariasi dengan e tetap ae B alai B ahasa Yogyakarta

aerol it oerolit P aheman Radyapustaka

maestro maestro Un dang- Undang Dasar 1945

ae jika bervaliasi dengan e, menjadi e Hurufkapital tidak dipakai sebagai hwufpertama kata yang bukan nama negara,
anaemia anemza lembaga pemerintah atau swasta, serta nama dokumen resmi.

paedagogisch pedhagogis Contoh:

ai tetap ai Iran wis dadi negara republik.


'Iran sudah menjadi negara republik.'
taiso taiso
bonsai bonsai 1ng paheman mau bab iki uga dirembug.

trailer trailer 'Di dalam perrnusyawaratan tadi hal ini juga dibicarakan.'
Bangsa Indonesia wis du we undhang-undhang dhasar.
ao jika tidak bervariasi dengan 0 tetap ao
, Bangsa Jndones ia sudah mempunyai undang-undang dasar.'
aorta aorta
daoke dhaoke 12. Hurufkapital dipakai sebagai hurufpertama setiap unsur bentuk ulang sempuma
yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah, serta dokumen resmi.
taoco taoco
Contoh:
tetapi saoto dapat menjadi saoto atau soto
Perserikatan B angsa-Bangsa

au jika tidak bervariasi dengan 0, tetap menjadi au


Undang- Undang Dasar 1945

aula au la

R ancangan Undang-Undang Kepegawaian

aurat aurat

13. Hurufkapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata
auditorium audhitorium

ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan
mandau mandhau

kecuali kata tugas seperti ing 'di', menyang 'ke', saka 'dari', sing atau kang
au jika bervmiasi dengan 0, menjadi 0 ' yang', kanggo 'untuk' yang tidak terletak pada pos isi awal.
automotive otomotif Contoh:
automatic otomatis lodho kang Pinasthi

c di depan a, u, 0 dan konsonan menjadi k Sempulur

cabine kabin Kedaulatan R akyat

38 11
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (dhoktor)

VI. PENULISAN UNSUR SERAPAN

Prof (projesor)

Sdr. (sedherek 'saudara')

15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak 'bapak' , ibu 'ibu', kakang 'kakak, abang' , paman A. Pengantar
'paman' yang dipakai di dalam penyapaan dan pengacuan. Bahasa Jawa hidup dan berkembang selaras dengan kemajuan masyarakat
Contoh: pemakainya. Di dalam perkembangannya, bahasa Jawa menyerap unsur dari ber­
bagai bahasa lain. Penyerapannya cenderung melalui bahasa Indonesia.
Mangga Bu, lenggah ing ngajeng!
'Silakan Bu, duduk di depan!' Berdasarkan taraf keterserapannya dan penulisannya, unsur serapan di dalam
Nuwun sewu Kisanak, kula tilar sakedhap . bahasa Jawa dapat diklasifikasi menjadi dua golongan besar.
'Maaf Saudara, saya tinggal sebentar. ' I. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya sudah disesuaikan dengan
Ayo Dhi, mangkat saiki! kaidah bahasa Jawa, misalnya riset, tume, aki, persen, amatir.
'Ayo Dik, berangkat sekarang! ' 2. Unsur asing yang belum sepenulmya terserap ke dalam bahasa Jawa, misalnya

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
make up. drop out, headphone. Unsur itu digunakan di dalam konteks bahasa
Jawa, tetapi pengucapan dan penulisannya masih mengikuti lafal dan ejaan
kekerabatan yang tidak dipakai di dalam pengacuan dan penyapaan.
asing. Pada umurnnya golongan itu berkaitan dengan bidang ilmu dan teknologi;
Contoh:
jadi, di dalam konteks kebudayaan modem.
Anak kudu tansah bekti marang bapak Ian ibune.
'Anak harus berbakti kepada ayah dan ibunya.' B. Pedoman Penulisan Unsur Serapan
Sadulur-sadulure, adhi, kakang, mbakyu, paman. Ian kaponakane, Pada prinsipnya pedoman penulisan unsur sera pan ini mengikuti kaidah ejaan
kabeh padha teka. yang berlaku bagi penulisan unsur serapan di dalam bahasa Indonesia .
' Saudara-saudaranya, adik, abang, kakak , paman, dan kemenakannya
aa, ee, dan ULi masing-masing menjadi a, e, dan u
semua datang.'
baa I bal
16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar atau jabatan yang
didahului oleh kata ganti atau sapaan. paal pal

Contoh:
systeem sistem

Bapak Lurah 'Bapak Lurah'


apotheek apotek
Jbu 'Presiden 'Ibu Presiden '
temperatuur temperatur
Paman Patih 'Paman Patih'
vacuum vakum

12 37
Contoh: 17. Huruf kapital dipakai di dalam singkatan yang terdiri atas huruf awal kata
Tembung widya iku tegese 'iimzi' utawa 'sesurupart' . nama badan, lembaga pemerintah atau swasta, lembaga nasional dan
'Kata widya itu maknanya 'ilmu' atau 'pengetahuan'.' intemasional, serta nama dokumen resmi.

Kanthi rerenggan 'mural art " Ngayogyakarta saya mundhak asri. Contoh:

'Dengan hiasan 'mural art' Yogyakarta kian bertambah asri.' MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)

LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

N. Tanda Garis Miring (I) KBW (Kridha Beksa Wirama)

I. Tanda gar is miring dipakai di dalam nomor surat serta nomor pada alamat dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945)

Contoh:
18. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama akronim nama badan, lembaga
No. 17IKGIUN1999
pemerintah atau swasta, serta peristiwa penting yang berhubungan dengan
Sindurejan MJ Il/143
pemerintahan dan ketatanegaraan.

Taun Anggaran 199811999


Contoh:

Makarja (Masyarakat Karawitan Jawa)

2. Tanda garis miring dapat dipakai sebagai pengganti kata utawa 'atau', dan
saben 'tiap'.
Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional)

Contoh:
PemiZu (Pemilihan Umum)

Bapakl/bu

B. Pemakaian Huruf Miring


LurahlKepaZa Desa

Hurufmiring di dalam cetakan dipakai untuk


Rp3.500,OOlkg

1. menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip di dalam tulisan:
(Rp3.500,OO saben sekilogram) '(Rp3.500,OO tiap satu kilogram)'

Serat Kalatidha anggitane R. Ng. Ranggawarsita.


lOkg/jiwa

'Serat Kalatida karangan R. Ng. Ranggawarsita. '


(10 kg saben j iwa) '(10 kg tiap orang),

Bab kuwi tau kapacak ing kalawarti Jaya Baya.


'Hal itu pemah dimuat di dalam majalah Jaya Baya.'
Dheweke langganan ariwarti Jawa Pos.
' Dia beriangganan harian J awa Pos.'

2. menegaskan at au mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok


kata:
Aksara d Zan t kang dumunung ing pungkasaning tembung iku meh
padha pakecapane.
'Hurufd dan t yang teredapat pada akhir kata itu hampir sarna ucapannya.'

36
Su ing tembung susastra ateges linuwih. 3. Tanda petik rangkap dipakai untl.lk mengapit istilah yang kurang dikenal atau
'Su pada kata susastra berarti indah.' kata yang mempunyai arti khusus.
Manungsa mono dumadi saka anasir hilmi, geni. banyu, Ian angin. Contoh:
'Manusia itu terbentuk dari unsur bumi , api, air, dan angin.' Dheweke kuwi pancen seneng "ngompas" kanca-kancane.
Gawea ukara nganggo tetembungan mhangun turut. 'Dia itu memang suka "mengompas" teman-temannya.'
' Buatlah kalimat dengan kata mbangun tunzt. '
4. Tanda petik rangkap penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
3. menul iskan istil ah ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan langsung.
eJ aannya: Contoh:
Ketapang kuwi saka tembung Latin terminalia catapa. Pitakenipun, "Jenengmu sapa?"
'Ketapang itu dari istilah Latin terminalia catapa.'
'Pertanyaannya, "Siapakah namamu?'"
Clean governance iku dadi gegayuhaning bangsa Indonesia.

Wicantenipun, "Asrep sanget ngriki menika. "


'Clean governance itu menjadi cita-cita bangsa Indonesia.'

'Katanya, "Dingin sekali di sini.'"


Ing kabar mau presiden ngendi sing arep dikudhita?
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda
'Di dalam berita tadi presiden mana yang akan dikudeta?'
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus.
Catatan
Contoh:
D i dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf, kata, bagian kata, atau bagian
kalimat yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya. Jika teks Sarehne lemu banget, Sidin diparabi "Gombloh ".
pengantar sudah dicetak miring, pengkhususan dilakukan dengan cetak miring­ 'Karena gemuk sekali, Sidin dijuluki "Gombloh".'

teba!' Erna diunekake "toko mlaku "; dheweke nesu banget.

'Erna dikatakan "toko berjalan"; dia sangat marah.'

C. Pemakaian Huruf Tebal


Huruftebal di dalam cetakan dipakai untuk M. Tauda Petik Tuuggal (' ... ')

1. menuliskan judul karangan yang bukan bagian suatu teks: 1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Karti Basa

Contoh:
Nguri-uri Basa Jawi

Ibu ndangu, "Apa pikolehe nggonmu metu 'piknik' menyang


2. menuliskan judul bab dan subbab di dalam buku atau karangan:
Tawangmangu? "
Bab 1. Widyaswara 'Ibu bertanya, "Apakah manfaat kepergianmu ikut ' piknik' ke
1.1 Swara Tawangmangu?"
1.2 Vokal 2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan, penjelasan kata, dan
1.3 Umlaut ungkapan Indonesia atau asing.
1.4 Konsouan

14 35
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, at au kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
oleh orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu
memang terdapat di dalam naskah aslinya.
Contoh: Iv. PENULISAN KATA

Resi Wara Bi[s]ma sanget ing dukanira.


'Resi Wara Bi[ s]ma sangat marah.'
Paribasan fan uga [jenenging] des a, kali, gunung, nagara, uwong, ora
A. Kata Dasar
kena dikramakake.
'Peribahasa dan juga [nama] desa, sungai, gunung, negara, orang, tidak boleh Kata yang berupa bentuk dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
dikramakan. ' Contoh:
Aku tuku klambi. 'Saya membeli baju.'
L. Tanda Petik Rangkap ("...")
Buku kuwi isih anym: 'Buku itu masih baru.'
1. Tanda petik rangkap dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Sapa sing duwe klarnbi iki? 'Siapakah yang memiliki baju ini?'
Contoh:
B. Kata Thrunan
"Sapa kuwi," pandangune Bapak, "mlebua!"

"'Siapa itu," tanya Ayah, "Masuklah!'"


1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasamya.

Bapak ngendika maneh, "Ya wis, enggal mangkata!" Contoh:


'Bapak berkata lagi, "Sudahlah, lekas berangkat!" daktulis 'saya tulis'
Yadi mangsuli, "Ing:;;ih sendika." dipuntulisaken (krarna) 'dituliskan'
'Yadi menjawab, "Ya, baiklah.'"
tinulis ' ditulis'

2. Tanda petik rangkap dipakai untuk mengapit judul karangan dan bab buku fulisen 'tulislah'

yang menjadi bagian kalimat.


2. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan atau akhiran,
Contoh:
gabungan kata itu ditulis terpisah.
Aku wis tau :naca "Lampahan Kilat Buwana" ana ing buku Lakon

Contoh:

Carangan.

dipunwulang wuruk 'dididik'

'Saya sudah pemah membaca "Lampahan Kilat Buwana" di dalam buku


niba tangi 'jatuh bangun'

Lakon Carangan.'
sanak sadherekipun 'sanak saudaranya'

Kz:!a aturi maos bab "Pejahipun Putri Cina" ing Serat Menak Cina

3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
jilid IV.

sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.


'Silakan membaca bab "Pejahipun Putri Cina" di dalam Serat Menak

Cina jilid lV.'

34 15
Contoh: Contoh:
dipllnsewudinteni 'diseribu hari' Kabare (embuh nyatane) ragade ora ana.
ditapakastani ' ditandatangani' 'Kabarnya (entah kenyataannya) biayanya tidak ada.'
mitungsas(!n; 'menujuh bulan'
Pak Sastra (bapakne kancaku) arep tuku omah.
4. Jika satuan bilangan terdiri atas dua suku kata bergabung dengan kata bilangan
'Pak Sastra (ayah ternan saya) akan membeli rumah.'
yang terdiri atas dua suku kata, satuan bilangan itu ditulis terpisah dengan kata
bilangannya. 3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
Contoh: dalam teks dapat dihilangkan.

Contoh:

telu likur ' dua puluh tiga'


patang puluh 'empat puluh' Tembung "(h)agnya" iku mengku teges 'prentah', 'pakon'.
sangang atus 'sembilan ratus' 'Kata "(h)agnya" itu mengandung makna 'perintah', 'suruhan.'

5. Gabungan satuan bilangan dan kata bilangan yang salah satu atau keduanya Wong kae mau manggone ana ing (kutha) Semarang.
terdiri atas satu suku kata ditulis serangkai. 'Orang itu tadi bertempat tinggal di (kota) Semarang.'

Contoh: 4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka at au hurufyang memerinci satu
rolas 'dua belas' seri keterangan.

telulas ' tiga belas' Contoh:

patlikur 'dua puluh empat' Ubarampene kinang iku (1) suruh, (2) enjet, (3) gambir.
nematus 'enam ratus' 'Ramuan sirih sekapur itu (1) sirih, (2) kapur sirih, (3) gambir.'

c. Kata Ulang Kabutuhane wong urip iku warna-warna, kayata, (1) sandhang, (2)

pangan, (3) papan.

Kata ulang penuh ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
'Kebutuhan orang hidup itu bermacam-macam, seperti, (I) pakaian, (2)

Contoh: pangan, (3) temp at tinggal.'

jaga-jinaga 'saling menjaga'


kumudu-kudu 'sangat tinggi kemauannya untuk .. . ' K. Tanda Kurung Siku (I...])
I. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan di dalam kalirnat penjelas
mloka-mlaku 'berjalan berulang-ulang'
yang sudah bertanda kurung.

wora-wari 'nama bunga'


D. Kata Majemuk Contoh:

(Bab menika sampun kasaruwe sawatawis ing ngajeng [kaca 27])


I. Unsur kata majemuk ditulis terpisah.
'(Hal itu sudah disinggung sedikit di bagian depan [lihat hal. 27]).'
Contoh:
Bab panindaking upacara (ubarampene upacara wis diterangake
kembang gula 'gula-gula'
ing Bab II [delengen kaca 16-27]) perlu dibeberake ing kene.
lambe sumur 'bibir sumur' 'Bab pelaksanaan upacara (perlengkapan upacara sudah diterangkan pada
undha usuk 'tingkatan'; 'tingkat tutur' Bab II [Iihat halaman 16-27]) perlu diuraikan di sini.'

16 33
Apa Srini isih turu? 'Apakah Srini masih tidur?' 2. Kata majemuk berikut ditulis serangkai.
Saiki j ampira? 'Sekarang pukul berapa?' Contoh:

2. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat ewadene 'meskipun demikian'

yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. kayata 'misalnya'

Contoh:
mbokmenawa 'mungkin'

Buku iki regane RpI5 .000,00 (?)


ubarampe 'perlengkapan'

'Buku ini harganya Rp 15.000,00 (?)'

Amir menyang Surabaya (?) golek gawean.


E. Partikel
'Amir ke Surabaya (?) mencari pekerjaan.'
1. Kata tugas tak, di, dipun, ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
I. Tanda Seru (!)
Aku tak njupuk cathetan. 'Saya akan mengambil catatan.'
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan yang menyatakan seruan atau perintah,
Di ngati-ati lakumu! 'Harap berjalan berhati-hati!'
kesungguhan, ketidakpercayaan, dan emosi yang kuat.
Dipun ngatos-atos anggenipun momong. 'Harap berhati-hati meng­
Contoh:
asuhnya.'
Gawanen mrene buku kuwi! 2 . Partikel penegas kok, mak, mbok, pating (ting) , rak, rak ya, ta, wong,
'Bawalah kemari buku ini!' ditulis terpisah dari kata yang mendahului atau mengikutinya.

Adhuh, abote! Contoh:

'Bukan main beratnya!'


Kowe wingi kok ora mlebu sekolah?
Mosok , dhewCke tega ninggal anak bojone!
'Mengapa kamu kemarin tidak masuk sekolah?'
'Masakan ia sampai hati meninggalkan anak istri!'
Mbok aja ngono ah! 'Sebaiknya jangan begitu!'
Ad/nih Gusti, nyuwun pangapunten!
Ayo gek mulih tal 'Ayolah pulang segera!'
'Va Tuhan, mohon ampun! '

F. Angka dan Lambang Bilangan


J. Tanda Kurung (( ...»
1. Angka dipakai untukmenyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan. tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh: Contoh:
Kecamatan Jetis (Kabupaten Bantul) kondhang KUD-ne. AngkaArab: 0,1,2,3 , 4,5, 6,7,8,9.

'Kecamatan letis (Kabupaten Bantul) terkenal KUD-nya (Koperasi Unit


Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII , VIII , IX, X.

Desa-nya). '
2. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, (b) satuan waktu, (c) nilai
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
uang, dan (d) kuantitas.
bagian integral pokok pembicaraan.

32 17
Contoh: Contoh:

(a) 10 meter (b) I jam 20 menit 1930-1945

4 liter taun 1928 'tahun 1928' tanggal 9 - 19 September 1999

5 gram 17 Agustus 1945 Jakarta - Bandung

(c) 2.000 I1Ip iyah '2.000 rupiah' (d) wong 30 '30 orang'
100 yen G Tanda Elipsis (... )
3. Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, atau 1. Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
kamar pad a alamat. Contoh:
Contoh: Yen ngono .. . ya wis, Mas Riyanta :ltaturi kondur wae.
Jalan I Dewa Nyoman Oka 34 'Kalau begitu ... sudahlah, Mas Riyanta dipersilakan pulang saja.'
Hotel lVlutiara, Kamar 17 2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa di dalam suatu petikan ada bagian yang
4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. dihilangkan.
Contoh:

Contoh:
Bab X, pasal 5, kaca 252 'Bab X, pasal 5, halaman 252' Kalawarti Jawa wiwit ... diklumpukake.

'Majalah Jawa sejak ... dikumpulkan.

Surat Yasin: 9 'Surat Yasin ayat 9'


Yohanes 1:1--3 ' Yohanes I ayat 1--3' Catatan
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah
5. Lambang bilangan dengan huruf ditulis sebagai berikut.
titik; tiga buah titik untuk menandai penghilangan bagian teks dan satu titik untuk
(a) Bilangan utuh menandai akhir kalimat deklaratif. Jika kalimat itu berupa kalimat imperatif atau
Contoh: interogatif, tanda titik terakhir itu diganti dengan tanda seru (!) atau tanda tanya (7)
rolas 12 Contoh:
telu likur 23 Omahe telu, mobile papat, bojone ....
rongatus selawe 225 'Rumahnya tiga buah, mobilnya empat buah, istrinya .... '

(b) Bilangan pecahan Sapa wong kang kuwat .. .7

Contoh: 'Siapa orangnya yang tahan ...7'

setengah Y2 Panganen yen kowe ... !

telung prapat % 'Makanlah jika kamu ... !'

telu rongprotelon 3 2/3


H. Tanda Tanya (?)
6. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang
I. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
berikut.
Contoh:

18 31
Contoh: Contoh:
sa-Indonesia 'se-Indonesia' 1auI? 50-an~ atautaun seketan
taun 50-an 'tahun 50-an' 'tahun lima puluhan'

sinar-X dhuWll 5000-an atau dhuwit limangewon an


' uang lima ribuan '
di-PHK ' di-PHK'
Menteri-Sekretaris Negara dIm wit 500-an lima atau dhuwit limangatusan lima
'uang lima ratusan lima'
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Jawa dengan unsur
bahasa asing. 7. Lambang bilangan yang dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
hurufkecualijika beberapa lam bang bilangan dipakai secara berturutan, seperti
Contoh:
dalam hal perincian dan pemaparan.
di-check up 'diperiksa'

Contoh:
di-go public-ake 'dipasarkan (saham), dimasukkan ke bursa'

Amir nonton sekaten nganti ping telu.


,Arnir melihat sekaten sampai tiga kali. '
F. Tanda Pisah (-)
Ibu mundhut endhog rong puluh iji.
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata, kelompok kata, atau anak kalimat
' Ibu membeli telur dua puluh butir.'

yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.


Aku tuku pelem 10 iji, jeruk 15 iji, Ian salak 20 iji.

Contoh:
'Saya membeli mangga 10 buah,jeruk 15 buah , dan salak 20 buah.'

Karepku mono - Ian pandm iya wis mangsane - Sumi arep takomah­
8. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
omahake ing sasi Besar ngarep iki.
, Maksud saya - dan memang sudah waktunya - Sumi akan saya nikahkan Contoh:
pada bulan Besar yang akan datang.' Rongpuluh dina suwene olehe nggarap sawah.
Kabeh barang darbekmu - klasa, bantal, Ian penganggo - gawanen! 'Penggarapan sawahnya selama dua puluh hari.'
'Semua barang milikmu - tikar, bantal, dan pakaian - bawalah!' Bukan: 20 dina suwene olehe nggarap sawah.

2. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga 9. Angka yang menunjukkan bilangan besar sebagian dapat ditulis dengan kata
kalimat menjadi lebihjelas. agar mudah pembacaannya.

Contoh: Contoh:

lvf(~h
saben wong ngerti - uga wong manca - karo candhi Borobudur. Bapakku mentas oleh utangan 250 yuta rupiyah.
' Hampir setiap orang tahu - juga orang asing - akan candi Borobudur.' , Ayah saya baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.'

Anake Pak Karta - sing wingi mnine - saiki lara. 10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus, kecuali di dalam
'Anaknya 1'<..1< Karta - yang kemarin ke sini - sekarang sakit.' dokumen resmi, sepelti akta dan kuitansi.

Contoh:

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti 'sampai
dengan' atau di an tara dua nama kota yang berarti 'sampai ke'. Amat arep pamit rolas dina.

30 19
'Amat akan izin dua belas hari.' E. Tanda Hubung (-)
Aku butuh kertas seket lembar. I . Tanda hubung menyambung suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
'Saya memerlukan kertas lima puluh lembar.'
baris.

Bukan: Amat arep pamit 12 (rolas) dina.


Contoh:

Aku butuh kertas 50 (seket) lembar.


Raden Ayu Pramayoga sa­

11. Bilangan yang dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus nget sukur.

tepat. 'Raden Ayu Pramayoga sangat bersyukur.'

Contoh: 2. Tanda hubung menyambung unsur kata ulang.

Taklampiri kuitansi gunggunge Rp999,00 (sangang atus sangang puluh Contoh:

sanga rupiyah). bocah-bocah 'anak-anak'

'Saya lampirkan kuitansi sebesar Rp999,00 (sembilan ratus sembilan puluh wira-wiri 'hilir mudik'

sembilan rupiah).' diparan-paranana 'meskipun didatangi berulang-ulang'

atau sinuba-suba 'dipuja-puja'

Taklampiri kuitansi gunggunge 999 (sangang atus sangang puluh lung-tinulung 'saling menolong'

sanga) rupiyah. 3. Tanda hubung menyambung huruf pada kata yang dieja satu-satu dan bagian­
'Saya lampirkan kuitansi sebesar 999 (sembilan ratus sembilan puluh bagian tang gal.
sembilan) rupiah.'
Contoh:

n-a-g-a-s-a-r-l

17-08-1945

4. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan unsur kata atau
frasa agar tidak terjadi salah tafsir atau salah baca.
Bandingkan

dipungalih dengan dipun-galih 'dipikirkan'

putra-pangeran sing sekti 'putera-pangeran yang sakti'

dengan putra pangeran-sing sekti 'putera pangeran-yang sakti'

dipun-tir 'diter' dengan di-puntir 'dipilin'

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) sa- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapitaI, (b) angka dengan -an atau ka- (ke-), (c)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (d) nama jabatan
rangkap.

20 29
a. Pangarsa: Ahmad Wijaya
' Ketua

Panitra: S. Handayani

'Sekretaris '

Hartaka: Sugihalia

v. TANDA BACA

'Bendaharawan'

b. Papan parepatan : Pendapa Wiyatapraja


'Tempat sidang'
A. Tanda Titik (.)
Pranata cara: Bambang Sukisno
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
' Pembawa acara'

Contoh:
Dinten: Setu Paing, 9 September 1999
Raden Ajeng Tin nuli budhal.
' Hari : Sabtu Paing, 9 September 1999'
'Raden Ajeng Tin segera berangkat.'
Puku/: 09.00 Lawange dicet bim.
'Pukul ' 'Pintunya dicat biru. '
3. Tanda titik dua dipakai (i) di antarajilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara 2 . Tanda titik dipakai di belakang singkatan nama orang.
bab dan ayat di dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu Contoh:

karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan di dalam karangan.
Muh. Yamin (Muhammad Yamin)

Contoh:
A . Yani (Ahmad Yani)
Widyaparwa NomoI' 30: 9
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Surat Yasin: 12
Contoh:

Karangan Suparta Brata, Trem: Antologi Crita Cekak


Dr. (dhoktor)

Poerwadam1inta, W.J.S.1953. Sarining Paramasastra Djawa. Jakarta:


Prof (profesor)

Noordhoff-Kolff N.Y.
K.R.T. (kanjeng raden tumenggung)

4 . Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
Bp. (bapak)

pelengkap yang mengakhiri pemyataan.

4. Tanda titik dipakai pada singkatan atau ungkapan yang sudah umum. Singkatan
Contoh:

yang terdiri atas dua huruf masing-masing diikuti satu tanda titik; singkatan
Aku butuh kursi, meja, Ian lemari.
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik sesudah huruf
'Saya memerlukan kursi, meja, dan almari.'
terakhir.
Fakultas kuwi duwe jurusan Sastra Nusantara Ian Sastra Indonesia. Contoh:
' Fakultas itu mempunyai jurusan Sastra Nusantara dan Sastra Indonesia.'
i.p. (inggih punika 'yaitu')

28 21
lsp. (Ian sapanunggalane 'dan lain sebagainya')
C. Tanda Titik Koma (;)
upm. (upama 'misalnya')
1. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan
5. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf di dalam suatu bagan, ikhtisar, setara.

atau daftar.
Contoh:

Contoh:
Kancane wis mulih kabeh; Amir isih kudu ngrampungake gaweane.
(a) III. Kecamatan Prambanan 'Temannya sudah pulang semua; Amir masih harus menyelesaikan
A. Desa Sanggrahan pekerjaannya. '

B. Desa Tap Wengi saya sepi; dheweke isih durung bisa tUrLt.
'Malam semakin larut; ia belum juga dapat tidur.'
(b) 1. Unggah-ungguhing Basa
1.1 Ngoko 2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
1.1.1 Ngoko Lugu
Contoh:
1.1.2 Ngoko Andhap
Bapak tindak kantor; 1bu tindak pasar; adhiku dolanan montor­
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
montoran.
menunjukkan waktu.

, Bapak pergi ke kantor; Ibu pergi ke pasar; adik saya bermain mobil-mobilan.'
Contoh:

Kakang tuku klambi; aku tuku tas; adhiku tuku buku.


jam 01.20.15 Oam siji luwih rongpuluh menit limalas sekon) ,Abang membeli baju; saya membeli tas; adik saya membeli buku.'
'pukul satu lebih dua puluh menit lima belas detik')

7. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang D. Tanda Titik Dua (:)
menunjukkan jangka waktu.

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pemyataan lengkap yang diikuti
Contoh:
rangkaian atau pemerian.

2.25.20 jam (rong jam, selawe men it, rongpuluh sekon) Contoh:

2.25.20 jam ('duajam, dua puluh lima menit, dua puluh detik)'
Dheweke ditukokake piranti sekolah: tas, buku, potelod, Ian liya­
8. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya liyane.
yang menunjukkan jumlah.
'Ia dibelikan alat-alat sekolah: tas, buku, pensil, dan lain-lain.'
Contoh:
Kebutuhane wong urip iku akeh: sandhang, pangan, papan, Ian
3.330.350 kg (telung yuta telung atus telung puluh ewu telung atus liya-liyane.
seket kilogram) 'Kebutuhan orang hidup itu banyak: pakaian, makanan, tempat, dan lain­
3.330.350 kg ('tiga juta tiga ratus tiga puluh ribu tiga ratus lima puluh lain.'
kilogram')
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
9. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya
Contoh:
yang tidak menunjukkanjumlah.

22 27
Surabaya, 10 Mei 1960
Contoh:
Kuala Lumpur, Malays ia
Delengen kaca J1 25 ! 'Lihat halaman 1125!'

8. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya 10. Tanda titik tidak dipakai di dalam singkatan yang terdiri atas huruf-humf awal
untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.
kata atau suku kata, atau gabungall keduanya, yang terciapat di dalam nama
Contoh:
badan, lembaga pemerintah atau swasta, atau di dalam akronim yang sudah
diterima o1eh masyarakat.
R. Sumartana, S.E. (Raden Sumartana, Saljana Ekonomi)
Contoh:
Ny. Darmini, s.H. (Nyonya Oarrnini, Sarjana Hukum)
R. Suteja SH (Raden Suteja Soma Harsaya)
, KHP (Kawedanan Hageng Punakawan)
LIP! (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
Sumarsih SE (Sumarsih Sigit Endarja)
RW (mkun warga)
9. Tanda koma dipakai di depan angka persepuluhan (desimal) dan di antara Habirandha (Hambiwara Birawaning Dhalang)
rupiah dan sen di dalam bilangan. Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)
Contoh:

II. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
12,45 m
atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Rp12,50 Contoh:
10. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan Sejarah Kasusastran Jawa (judul karangan)
aposisi.
Sarasilahipun Darah Barata
Contoh:
12. Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat pengirim, (b) tanggal surat,
1ng desaku, upamane, isih akeh bocah sing ora sekofah. serta (e) nama dan alamat penerima surat.
'Oi desa saya, misalnya, masih banyak anak yang tidak sekolah.' Contoh:
Pak Nata, pamane Ali, uga rawuh. (a) Jalan! Dewa Nyoman Oka 34
'Pak Nata, pamannya Ali, juga datang.' Yogy akarta
oj

II. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain (b) 17 Mei 1973
di dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau (e) Katur Bp. Edi Sunarta
tanda seru, dan mendahului bagian lain di dalam kalimat itu. Jalan Taman Siswa 93
Contoh: Yogyakarta

"Kowe arep funga menyang endi? " pandangune Bapak. 13. Tanda titik tidak dipakai di dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
'''Kamu akan pergi ke mana?" tanya Ayah.' takaran, timbangan, dan mata uang.
"Kamar iki resikal1a!" dhawuhe !bu. Contoh:
Cu (kuprum) TNT (trinitrotoluen)
'''Bersihkanlah kamar ini!" perintah Ibu.'
10 em (10 sentimeter) 50 I (50 liter)
100 kg (100 kilogram) Rp500,00 (lima ratus rupiah)

26 23
B. Tanda Koma (,) 4 . Tanda koma dipakai di belakang kata seru seperti 0 , wah, adhuh, yang terdapat
I . Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur di dalam suatu perincian atau pada awal kalimat.

pembilangan.
Contoh:

Contoh:
0, dadi kowe kuwi saka Banyubiru ?
Aku tuku tas, dhompet, Ian klambi. '0, jadi kamu dari Banyubiru?'
'Saya membeli tas, dompet, dan baju.'
Wah , oleM omong seru banget!
Siji, loro, telu, .. . papat!
'Wah, bicaranya keras sekali! '
' Satu, dua, tiga, .. . empat!'
Adhuh, hawane panas banget!
,Aduh, udaranya sangat panas! '
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata, seperti, nanging, ananging, atau 5. Tanda koma dipakai di belakang penghubung antarkalimat yang terdapat pada
ning 'tetapi'. awal kalimat.

Contoh: Contoh:

Dudll bandha dudll rupa, nanging mung tulusing ati kang digoleki. (a) Malioboro saiki rame banget. Mula, kowe kudu ngati-ati.
'Bukan harta bukan rupa, tetapi ketulusan hati yang dicari .' 'Malioboro sekarang sangat ramai. Oleh karen a itu, kamu harus hati­
Kali iki cilik. ning iline santer banget. hati. '
' Sungai ini kecil, tetapi arusnya sangat deras. ' (b) Bapak saweg manggihi tamu. Awit saking menika, Panjenengan
kula aturi nengga sakedhap.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
'Bapak sedang menemui tamu . Oleh karena itu, Saudara saya persilakan
anak kalimat itu mendahului induk kaJimat.

menanti sebentar.'
Contoh:

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bag ian kalimat
Saupama aku ngerti, kowe mesthi takkandhani.
lain di dalam kalimat.

'Seandainya saya tahu, kamu pasti saya beri tahu.'


Contoh:

Yen kowe ora bisa teka, matura saiki. ..


' Kalau kamu tidak bisa datang, katakanlah sekarang.' "Aku bungah banget ", ngendikane lbu , "dene kowe lulus ."
"'Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus.'"
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat

jika anak kalimat itu mengikuti induk kalimat.


7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii ) bagian-bagian alamat,
Contoh:
~ (iii) temp at dan tanggal, dan (iv) nama dan tempat wilayah atau negeri, yang
ditulis berturutan.
Kowe mesthi takkandhani saupama aku ngerti .
' Kamu pasti saya beri tahu, seandainya saya tahu.' \ Contoh:

Matura saiki Yfm kowe ora bisa teka . Kepala Balaj Bahasa Yogyakarta,
'Katakanlah sekarang kalau kamu tidak dapat datang.' lalan 1 Dewa Nyoman Oka 34, Yogyakarta
lombor Earu, Sendangadi, Mlati, Siemon

24 25
B. Tanda Koma (,) 4. Tanda koma dipakai di belakang kata seru seperti 0, wah, adhuh, yang terdapat
I. Tanda koma dipakai..-dj~ autara... unsur-ll-nsur di dalam suatu perincian atau pada awal kahmat.

pembilangan.
Contoh:

Contoh:
0 , dadi kowe kuwi saka Banyubiru ?
'O,jadi kamu dari Banyubiru?'
Aku tuku tas, dhompet, Ian klambi.
' Saya membeli tas , dompet, dan baju. ' Wah, oleM omong seru banget!
'Wah, bicaranya keras sekali! '
Siji, /01'0 , telu, .. . papat!
' Satu, dua, tiga, ... empat!' Adhuh, hawane panas banget!
'Aduh, udaranya sangat panas! '
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata, seperti, nanging, ananging, atau 5. Tanda koma dipakai di belakang penghubung antarkalimat yang terdapat pada
ning 'tetapi'.
" awal kalimat.

Contoh: Contoh:

Dudu bandha dudu rupa, nanging mung tulusing ati kang digoleki. (a) Malioboro saiki rame banget. Mula, kowe kudu ngati-ati.
' Bukan harta bukan rupa, tetapi ketulusan hati yang dicali.' 'Malioboro sekarang sangat ramai . Oleh karen a itu, kamu hams hati­
hati. '
Kali iki cilik, fling dine santer banget.
'Sungai ini kecil, tetapi arusnya sangat deras .' (b) Bapak saweg manggihi tamu. Awit saking menika, Panjenengan
kula aturi nengga sakedhap .
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
'Bapak sedang menemui tamu. Oleh karena itu, Saudara saya persilakan
anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
menanti sebentar.'
Contoh:
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian kalimat
Saupama aku ngerti, kowe mesthi takkandhani.
lain di dalam kalimat.
' Seandainya saya tahu, kamu pasti saya beri tahu. '
Contoh:
Yen kowe ora bisa teka, matura saiki.
'Kalau kamu tidak bisa datang, katakanlah sekarang.'
"Aku bungah banget ", ngendikane Ibu, "dene kowe lulus ."
"'Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus.'"
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mengikuti induk kalimat. 7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian ala mat,
(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama dan tempat wilayah at au negeri, yang
Contoh:
ditulis berturutan.
Kowe mesthi takkandhani saupama aku ngerti.
'Kamu pasti saya beri tahu, seandainya saya tahu .' Contoh:

Matura saiki yen kowe ora bisa teka . Kepala Balai Bahasa Yogyakarta,
'Katakanlah sekarang kalau kamu tidak dapat datang.' Jalan I Dewa Nyoman Oka 34, Yogyakarta
Jombor Bam, Sendangadi, Mlati, Sleman

24
Surabaya, 10 Mei 1960
Contoh:
Kuala Lumpur, Malaysia
Delengen kaca lJ25! 'Lihat halaman 1125
"
8. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya 10. Tanda titik tidak dipakai di dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal
untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga. kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama
Contoh: badan, lembaga pemerintah atau swasta, atau di dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
R. Sumartana, SE . (Raden Sumartana, SaIjana Ekonomi)
Contoh:
Ny. Darmin i, SH. (Nyonya Dannini, SaIjana Hukum)
KHP (Kawedanan Hageng Punakawan)
R. Suteja SH (Raden Suteja Soma Harsaya)
• LIP! (Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia)
Sumarsih SE (Sumarsih Sigit Endarja)

RW (rukun warga)
9. Tanda koma dipakai di depan angka persepuluhan (desimal) dan di antara Habirandha (Hambiwara Birawaning Dhalang)
rupiah dan sen di dalam bilangan. Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)
Contoh:

11. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
12,45 m
atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Rp12,50 Contoh:
10. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan Sejarah Kasusastran Jawa (judul karangan)
apOSlSl. Sarasilahipun Darah Barata
Contoh: 12. Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat pengirim, (b) tanggal surat,
!ng desaku, upamane, isih akeh bocah sing ora sekolah. serta (e) nama dan alamat penerima surat.

'Di desa saya, misaln:va, masih banyak anak yang tidak sekolah.' Contoh:

Pak Nata, pamane Ali, uga rawuh. (a) Jalan! Dewa Nyoman Oka 34
'Pak Nata, pamannya Ali, juga datang.' Yogyakarta
, ..
11 . Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain (b) 17 k!ei 1973
di dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau (e) Katur Bp. Edi Sunarta

tanda seru, dan mcndahului bag ian lain di dalam kalimat itu. Jalan Taman Siswa 93

Contoh: Yogyakarta

"Kowe arep lunga menyang endi? " pandangune Bapak. 13. Tanda titik tidak dipakai di dalam singkatan Jambang kimia, satuan ukuran,

'''Kamu akan pergi ke mana?" tanya Ayah.' takaran, timbangan, dan mata uang.

"Kamar iki resikana!" dhawuhe !bu .. Contoh:

"'Bersihkanlah kamar ini!" perintah Ibu. ' Cu (kuprum) TNT (trinitroto[uen)


10 em (10 sentimeter) 50 I (50 liter)
100 kg (100 kilogram) Rp500,00 (lima ratus rupiah)

26 23
lsp. (Ian sapanunggalane 'dan lain sebagainya') C. Tanda Titik Koma (;)
upm. (upama 'misalnya') 1. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis daR
5. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf di dalam suatu bagan, ikhtisar, setara.
atau daftar.
Contoh:
Contoh:
Kancane wis mulih kabeh; Amir isih kudu ngrampungake gaweane.
(a) Ill. Kecamatan Prambanan 'Temannya sudah pulang semua; Amir masih harus menyelesaikan
A. Desa Sanggrahan pekerjaannya. '
B. Desa Taji Wengi saya sepi; dheweke isih durung bisa turu.
' Malam semakin larut; ia belum juga dapat tidur.'
(b) I. Unggah-ungguhing Basa
I.l N goko 2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
I. 1. 1 Ngoko Lugu
Contoh:
1. 1.2 Ngoko Andhap
Bapak tindak kantor; Ibu tindak pasa/'; adhiku dolanan montor­
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
montoran.
menunjukkan waktu.

' Bapak pergi ke kantor; Ibu pergi ke pasar; adik saya bermain mobil-mobilan.'
Contoh:

Kakang tuku klambi; aku tuku tas ; adhiku tuku buku .


jam 01.20.15 (jam siji luwih rongpuluh menit lima las sekon) ,Abang membeli baju; saya membeli tas; adik say a membeli buku. '
'pukul satu lebih dua puluh menit lima belas detik')

7. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang D. Tanda Titik Dua (:)
menunjukkanjangka waktu.

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pemyataan lengkap yang diikuti
Contoh:
rangkaian atau pemerian.
2.25.20 jam (rong jam, selawe menit, rongpuluh sekon) Contoh:
2.25.20 jam Cdua jam, dua puluh lima men it, dua puluh detik)'
Dheweke ditukokake piranti sekolah: tas, buku, potelod, Ian liya­
8. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya liyane.
yang menunjukkanjumlah.
'Ia dibelikan alat-alat sekolah: tas, buku, pens iI, dan lain-lain.'
Contoh:
Kebutuhane wong urip iku akeh: sandhang, pangan, papan, Ian
3.330.350 kg (telung yuta telung atus telung puluh ewu telung alus liya-liyane.
seket kilogram) 'Kebutuhan orang hidup itu banyak: pakaian, makanan, tempat, dan lain­
3.330.350 kg Ctiga juta tiga ratus tiga puluh ribu tiga ratus lima puluh lain.'
kilogram')
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
9. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan,jutaan, dan seterusnya
Contoh:
yang tidak menunjukkanjumlah.

27
a. Pangarsa: Ahmad Wijaya

' Ketua'

Panitra: S. Handayani

'Sekretaris'

Hartaka : Sugiharta

v. TANDA BACA
'Bendaharawan'

b. Papan parepatan: Pendapa Wiyatapraja

'Tempat sidang'
A. Tanda Titik (.)
Pranata cara: Bambang Sukisno
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
'Pembawa acara'

Contoh:
Dinten: Setu Paing, 9 September 1999
Raden Ajeng Tin nuli budhal.
'Hari : Sabtu Paing, 9 September 1999'
' Raden Ajeng Tin segera berangkat.'
Pukul: 09.00 Lawange dic et biru.
' Pukul' 'Pintunya dicat biru.'
3. Tanda titik dua dipakai (i) di antarajilid at au nomor dan halaman, (ii) di antara 2. Tanda titik dipakai di belakang singkatan nama orang.
bab dan ayat di dalamkitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu Contoh:

karangan , serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan di dalam karangan.
Muh. Yamin (Muhammad Yamin)

Contoh:

A. Yani (Ahmad Yani)


Widyaparwa Nomor 30: 9

3. Tanda titik dipakai pad a akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Surat Yasin: 12

Contoh:

Karangan Suparta Brata, Trem: Antologi Crita Cekak


Dr. (dhoktor)

Poenvadarminta, W.J.S.1953. Sarining Paramasastra Djmva. Jakarta: ~

Prof (profesor)
Noordhoff-Kolff N.V.
K.R. T. (kanjeng raden tumenggung)
4. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
Bp. (bapak)
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

4. Tanda titik dipakai pada singkatan atau ungkapan yang sudah umum. Singkatan
Contoh:

yang terdiri atas dua huruf masing-masing diikuti satu tanda titik; singkatan
Aku butuh kursi, meja, Ian lemari.
yang terdiri at as tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik sesudah huruf
'Saya memerlukan kursi, meja, dan almari.'
terakhir.
Fakultas kuwi duwe jurusan Sastra Nusantara Ian Sastra Indonesia. Contoh:
'Fakultas itu mempunyai jurusan Sastra Nusantara dan Sastra Indonesia.'
i.p. (inggih punika 'yaitu')

28 21
'Arnat akan izin dua belas hari. ' E. Tanda Hubung (-)
Aku butuh kertas seket lembar. J. Tanda hubung menyambung suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
'Saya memerlukan kertas lima puluh lembar.'
baris.

Bukan: Arnat arep pamit 12 (rolas ) dina.


Contoh:

Aku butuh kertas 50 (seket) lembar.


Raden Ayu Pramayoga sa­

1J. Bilangan yang dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus nget sukur.

tepat. ' Raden Ayu Pramayoga sangat bersyukur.'

Contoh: 2. Tanda hubung menyambung unsur kata ulang.


Taklampiri kuitansi gunggunge Rp999,00 (sangang atus sangang puluh Contoh:

sanga rupiyah). bocah-bocah 'anak-anak '

'Saya lampirkan kuitansi sebesar Rp999,00 (sembilan ratus sembilan puluh wira-wiri 'hilir mudik'

sembi Ian rupiah).' diparan-paranana 'meskipun didatangi berulang-ulang'

at au sinuba-suba ' dipuja-puja'

Taklampiri kuitansi gunggunge 999 (sangang atus sangang puluh lung-tinulung 'saling menolong'

sanga) rupiyah.
3. Tanda hubung menyambung hurufpada kata yang dieja satu-satu dan bagian­
'Saya lampirkan kuitansi sebesar 999 (sembilan ratus sembilan puluh
bagian tanggai.
sembiIan) rupiah.'
Contoh:
n-a-g-a-s-a-r-i

J7-08- I 945

4. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan unsur kata atau
frasa agar tidak terjadi salah tafsir atau salah baca.
Bandingkan

dipungalih dengan dipun-galih 'dipikirkan '

putra-pangeran sing sekti 'putera-pangeran yang sakti'

dengan putra pangeran-sing sekti 'putera pangeran-yang sakti'

dipun-tir 'diter' dengan di-puntir 'dipilin'

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) sa- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (b) angka dengan -an atau ka- (ke-), (c)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (d) nama jabatan
rangkap.

20 29
Contoh:
Contoh:
sa-Indonesia 'se-Indonesia'
taun 50-an atau taun seketan

taun 50-an 'tahun 50-an'


'tahun lima puluhan'

sinar-X
dhuwit 5000-an atau dhuwit limangewonan

'uang lima ribuan'

di-PHK 'di-PHK'

dhuwit 500-an lima atau dhuwit limangatusan lima

Menteri-Sekretaris Negara

' uang lima ratusan lima'

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Jawa dengan unsur
7. Lambang bilangan yang dinyatakan dengan satu at au dua kata ditulis dengan
bahasa asing.
hurufkeeualijika beberapa lambang bilangan dipakai seeara berturutan, seperti
Contoh:
dalam hal perine ian dan pemaparan.
di-check up 'diperiksa'

Contoh:
di-go public-aM 'dipasarkan (saham), dimasukkan ke bursa'

Amir nonton sekaten nganti ping telu.


'Amir melihat sekaten sampai tiga kali.'
F. Tanda Pisah (-)
Ibu mundhut endhog rong puluh iji.
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata, kelompok kata, atau anak kalimat 'Ibu membeli telur dua puluh butir.'

yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.


Aku tuku pelem 10 iji, jeruk 15 iji, fan salak 20 iji.

Contoh: 'Saya membeli mangga 10 buah, jeruk 15 buah, dan salak 20 buah.'

Karepku mono - Ian pancen iya wis mangsane - Sumi arep takomah­
8. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
omahake ing sasi Besar ngarep iki.
'Maksud saya - dan memang sudah waktunya - Sumi akan saya nikahkan Contoh:
pada bulan Besar yang akan datang.' Rongpuluh dina suwene olehl! nggarap sawah.
'Penggarapan sawahnya selama dua puluh hari.'

Kabeh barang darbekmu - klasa, bantal, Ian penganggo - gawanen!


'Semua barang milikmu - tikar, bantal, dan pakaian - bawalah!' Bukan: 20 dina suwene olehe nggarap sawah.

2. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga 9. Angka yang menunjukkan bilangan besar sebagian dapat ditulis dengan kata
kalimat menjadi lebih jelas. agar mudah pembaeaannya.

Contoh: Contoh:

lvfeh saben wong ngerti - uga wong manca - karo candhi Borobudur. Bapakku mentas o/eh utangan 250 yuta rupiyah.
'Hampir setiap orang tahu - juga orang asing - akan eandi Borobudur.' 'Ayah saya baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.'

Anake Pak Karta - sing wingi mrene - saiki lara. 10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus, keeuali di dalam
'Anaknya r~i.< Karta - yang kemarin ke sini - sekarang sakit.' dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi.

Contoh:

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti 'sampai
dengan' atau di antara dua nama kota yang berarti 'sampai ke'. Amat arep pam it rolas dina.

30 19
Contoh: Contoh:

-t
(a) 10 meter (b) I jam 20menit 1930 -- 1945
4 liter taun 1928 'tahun 1928 ' tanggal 9 - 19 September 1999
5 gram 17 Agustus 1945 Jakarta - Bundling

(c) 2.000 rupiyuh '2 .000 rupiah' (d) wong 30 '30 orang'

100 yen
G Tanda Elipsis (...)
3. Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, atau 1. Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
kamar pada alamat. Contoh:
Contoh: yen ngono .. . ya wis , Mas Riyanta 3iaturi kondur wae .
Jalan I Dewa Nyoman Oka 34
'Kalau begitu ... sudahlah, Mas Riyanta dipersilakan pulang saja.'
Hotel Mutiara, Kamar 17
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa di dalam suatu petikan ada bagian yang
4. Angka digunakanjuga untuk menomOli bagian karangan dan ayat kitab suci. dihilangkan.

Contoh:
Contoh:

Bab X, pasal 5, kaca 252 'Bab X , pasal 5, halaman 252 '


Kalawarti Jawa wiwit .. . diklumpukake.

'Majalah Jawa sejak ... dikumpulkan.

Surat Yasin: 9 'Surat Yasin ayat 9'

Yohanes 1:1 --3 'Yohanes I ayat 1--3'


Catatan
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah
5. Lambang bilangan dengan huruf ditulis sebagai berikut.
titik; tiga buah titik untuk menandai penghilangan bagian teks dan satu titik untuk
(a) Bilangan utuh
menandai akhir kalimat deklaratif. Jika kalimat itu berupa kalimat imperatif atau
Contoh:
interogatif, tanda titik terakhir itu diganti dengan tanda seru (!) atau tanda tanya (?)
ralas 12
Contoh:
telu likur 23
Omahe telu, mobile papat, bojone ....
rongatus selawe 225
'Rumahnya tiga buah, mobilnya empat buah, istrinya ... .'
(b) Bilangan pecahan
Sapa wong kang kuwat ... ?

Contoh:
' Siapa orangnya yang tahan .. .?'

setengah 1'2
Panganen yen kowe ... !

telung prapat ~
'Makanlah jika kamu ... !'
telu rongprotelon 3 2/3

H. Tanda Tanya (?)


6. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
berikut.
Contoh:

18 31
Apa Srini isih turu? 'Apakah Srini masih tidur?' 2. Kata majemuk berikut ditulis serangkai.
Saiki jam pira? 'Sekarang pukul berapa?' Contoh:

2. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat ewadene 'meskipun demikian'

yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. kayata 'misalnya'

Contoh:
mbokmenawa 'mungkin'

Buku iki regane Rp15.000,00 (?)


ubarampe 'perlengkapan'

'Buku ini harganya Rp 15.000,00 (?)'

AmiI' menyang Surabaya (?) golek gawean.


E. Partikel
,Amir ke Surabaya (?) mencari pekerjaan.'
1. Kata tugas tak, di, dipun, ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
I. Tanda Seru (!)
Aku tak njupuk cathetan. 'Saya akan mengambil catatan.'
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan yang menyatakan seruan atau perintah,
Di ngati-ati lakumu! 'Harap berjalan berhati-hati!'
kesungguhan, ketidakpercayaan, dan emosi yang kuat.
Dipun ngatos-atos anggenipun momong. 'Harap berhati-hati meng­
Contoh:
asuhnya.'
Gawanen mremi buku kuwi! 2. Partikel penegas kok, mak, mbok, paling (ting), rak, rak ya, ta, wong,
'Bawalah kemari buku ini!' ditulis terpisah dari kata yang mendahului atau mengikutinya.

Adhuh, abote! Contoh:

'Bukan main beratnya!'


Kowe wingi kok ora mlebu sekolah?
Mosok, dheweke tega ninggal anak bojone!
'Mengapa kamu kemarin tidak masuk sekolah?'
'Masakan ia sampai hati meninggalkan anak istri!'
Mbok aja ngono ah! 'Sebaiknya jangan begitu!'
Adhuh Gusti, nyuwun pangapunten!
Ayo gek mulih tal ' Ayolah pulang segera!'
'Ya Tuhan, mohon ampun!'

F. Angka dan Lambang Bilangan


J. Tanda Kurung ((...»
1. Angka dipakai untukmenyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan. tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh:
Contoh:
Kecamatan Jetis (Kabupaten Bantul) kondhang KUD-ne. AngkaArab: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.

'Kecamatan Jetis (Kabupaten Bantul) terkenal KUD-nya (Koperasi Unit


Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.

Desa-nya). '
2. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, (b) satuan waktu, (c) nilai
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
uang, dan (d) kuantitas.
bag ian integral pokok pembicaraan.

32 17
Contoh: Contoh:
dipunsewudinteni 'diseribu hari' Kabare (embuh nyatane) ragade ora ana.
ditapakastani 'ditandatangani' 'Kabamya (entah kenyataannya) biayanya tidak ada.'
mitungsaseni 'menujuh bulan'
Pak Sastra (bapakne kancaku) arep tuku omah.
4. Jika satuan bilangan terdiri atas dua suku kata bergabung dengan kata bilangan
'Pak Sastra (ayah ternan saya) akan membeli rumah.'
yang terdiri atas dua suku kata, satuan bilangan itu ditulis terpisah dengan kata
bilangannya. 3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Contoh:
telu likur 'dua puluh tiga '
patang puluh 'empat puluh' Tembung "(h)agnya" iku mengku teges 'prentah' , 'pakon'.
sangang atus 'sembilan ratus' 'Kata "(h)agnya" itu mengandung makna 'perintah', 'suruhan.'

5. Gabungan satuan bilangan dan kata bilangan yang salah satu atau keduanya Wong kae mau manggone ana ing (kutha) Semarang.
terdiri atas satu suku kata ditulis serangkai. 'Orang itu tadi bertempat tinggal di (kota) Semarang.'

Contoh: 4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau hurufyang memerinci satu
rolas ' dua belas' seri keterangan.

telulas 'tiga bel as ' Contoh:

patlikur 'dua puluh empat' Ubarampene kinang iku (I) suruh, (2) enjet, (3) gambir.
nematus 'enam ratus' 'Ramuan sirih sekapur itu (I) sirih, (2) kapur sirih, (3) gambir.'

c. Kata Ulang Kabutuhane wong urip iku warna-warna, kayata, (1) sandhang, (2)

pangan, (3) papan.

Kata ulang penuh ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
'Kebutuhan orang hidup itu bermacam-macam, seperti, (I) pakaian, (2)

Contoh: pangan, (3) tempat tinggal. '

jaga-jinaga 'saling menjaga'


K. Tanda Kurung Siku ((... J)
kumudu-kudu 'sangat tinggi kemauannya untuk ... '
I. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan di dalam kalirnat penjelas
mloka-mlaku 'berjalan berulang-ulang'
yang sudah bertanda kurung.

wora-wari 'nama bunga'


Contoh:

D. Kata Majemuk
(Bab menika sampun kasaruwe sawatawis ing ngajeng [kaca 27])
I. Unsur kata majemuk ditulis terpisah.
'(Hal itu sudah disinggung sedikit di bagian depan [lihat hal. 27]).'
Contoh:
Bab panindaking upacara (ubarampene upacara wis diterangake
kembang gula 'gula-gula'
ing Bab Il [delengen kaca 16- 27]) perlu dibeberake ing kene.
lambe sumur 'bibir sumur' 'Bab pelaksanaan upacara (perlengkapan upacara sudah diterangkan pada
undha lIsuk 'tingkatan'; 'tingkat tutur' Bab II [lihat halaman 16-27]) perlu diuraikan di sini. '

16 33
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bag ian kalimat yang ditulis
oleh orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu
memang terdapat di dalam naskah aslinya.
Contoh: IV. PENULISAN KATA
Resi Wara Bi[s]ma sanget ing dukanira.
'Resi Wara Bi[ s]ma sangat marah.'
Paribasan Ian uga [jenenging] desa, kali, gunung, nagara, uwong, ora
A. Kata Dasar
kena dikramakake.
'Peribahasa dan juga [nama] desa, sungai, gunung, negara, orang, tidak boleh Kata yang berupa bentuk dasar ditulis sebagai satu kesatuan .
dikramakan. ' Contoh:
Aku tuku klambi. 'Saya membeli baju.'
L. Tanda Petik Rangkap (" ... ")
Buku kuwi isih anyar. 'Buku itu masih baru.'
1. Tanda petik rangkap dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal
Sapa sing duwe klambi iki? 'Siapakah yang memiliki baju ini?'
dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
B. Kata Turunan
"Sapa kuwi," pandangune Bapak, "mlebua!"

'''Siapa itu," tanya Ayah, "Masuklah!'"


1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasamya.

Bapak ngendika maneh, "Ya wis, enggal mangkata!" Contoh:

'Bapak berkata lagi, "Sudahlah, lekas berangkat!" daktulis 'saya tulis'

Yadi mangsuli, "Ing:;ih sendika." dipuntulisaken (krama) ,dituliskan'

'Yadi menjawab, "Ya, baiklah.'"


tinulis 'ditulis'

2. Tanda petik rangkap dipakai untuk mengapit judul karangan dan bab buku tulisen 'tulislah'

yang menjadi bag ian kalimat.


2. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan atau akhiran,
Contoh:
gabungan kata itu ditulis terpisah.
Aku wis tau :naca "Lampahan Kilat Buwana" ana ing buku Lakon
Contoh:

Carangan .

dipunwulang wuruk 'dididik'

'Saya sudah pemah membaca "Lampahan Kilat Buwana" di dalam buku


niba tangi 'jatuh bangun'

Lakon Carangan.'
sanak sadherekipun 'sanak saudaranya'

KI:!a aturi maos bab "Pejahipun Putri Cina" ing Serat Menak Cina
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
jilid IV
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai .
'Silakan membaca bab "Pejahipun Putri Cina" di dalam Serat Menak
Cina jilid IV '

34 15
S u ing tembung susastra ateges lil1uwih. 3. Tanda petik rangkap dipakai untuk mengapit istilah yang kurang dikenal atau
' Su pada kata sus astra berarti indah.' kata yang mempunyai arti khusus.
Manungsa mono dumadi saka anasir bllmi, geni, banYli . Ian angin . Contoh:
' Manusia itu terbentuk dari unsur bumi, api, air, dan angin. ' Dheweke ku wi pancen seneng "ngompas " kanca-kancane.
Gawea ukara nganggo tetembungan mbanglln turut. ' Dia itu memang suka "mengompas" teman-temannya.'
'Buatlah kalimat dengan kata mbangun furut.'
4. Tanda petik rangkap penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
3. menuliskan istilah ilmiah atau ungkapan asing, keeuali yang telah disesuaikan langsung.
ejaannya: Contoh:
Ketapang ku wi saka tembung Latin terminalia catapa. Pitakenipun, "Jenengmu sapa?"
'Ketapang itu dari istilah Latin terminalia catapa. '
' Pertanyaannya, "Siapakah namamu?'''
Clean governance iku dadi gegayuhaning bal1gsa Indon es ia.

Wicantenipun, "A srep sanget ngriki menika. "


'Clean governance itu menjadi eita-eita bangsa Indonesia.'

, Katanya, "Dingin sekali di sini.'"


Ing kabar mau presiden ngendi sing arep dikudheta?
5. Tanda baca penutup kalimat atau bag ian kalimat ditempatkan di belakang tanda
'Di dalam berita tadi presiden mana yang akan dikudeta?'
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus.
Catatan
Contoh:

Di dalam tulisan tangan atau ketikan, hUIllf, kata, bagian kata, atau bagian
kalimat yang akan dieetak miring diberi satu garis di bawahnya. Jika teks Sarehne lemu banget, Sidin diparabi " Gombloh ".

pengantar sudah dieetak miring, pengkhususan dilakukan dengan eetak miring­ 'Karena gemuk sekali, Sidin dijuluki "Gombloh".'

teba!. Erna diunekake "toko mlaku "; dheweke nesu banget.


'Ema dikatakan "toko berjalan"; dia sangat marah.'
c. Pemakaian Huruf Tebal
HUIllftebal di dalam cetakan dipakai untuk M. Tanda Petik Tunggal (' ... ')

1. menuliskan judul karangan yang bukan bagian suatu teks:


1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Karti Basa

Contoh:
Nguri-uri Basa Jawi

Ibu ndangu, "Apa pikolehe nggonmu melu 'piknik ' menyang


2. menuliskanjudul bab dan subbab di dalam buku atau karangan:

Tawangmangu? "
Bab 1. Widyaswara
' Ibu bertanya, "Apakah manfaat kepergianmu ikut 'piknik' ke
1.1 Swara Tawangmangu?"
1.2 Vokal 2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan, penjelasan kata, dan
1.3 Umlaut ungkapan Indonesia atau asing.
1.4 K onsonan

14 35
Contoh: 17. Huruf kapital dipakai di dalam singkatan yang terdiri atas huruf awaJ kata
Tembung widya iku tegese 'ilmu' utGVVa 'sesurupan' . nama badan, lembaga pemerintah atau swasta, lembaga nasional dan
'Kata widya itu maknanya 'ilmu' atau 'pengetahuan'.' . intemasional, serta nama dokumen resmi.

Kanthi rerenggan'mural art', Ngayogyakarta saya mundhak ash. Contoh:

'Dengan hiasan 'mural art' Yogyakarta kian bertambah asri.' MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)

LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

N. Tanda Garis Miring (I) KBW (Kridha Beksa Wirama)

1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat serta nomor pada alamat dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945)

Contoh:
18. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama akronim nama badan, lembaga
No . 17IKGIUN1999
pemerintah atau swasta, serta peristiwa penting yang berhubungan dengan
Sindurejan MJ flII43
pemerintahan dan ketatanegaraan.
Taun Anggaran 199811999
Contoh:

Makarja (Masyarakat Karawitan Jawa)

2. Tanda garis miring dapat dipakai sebagai pengganti kata utGVVa 'atau', dan
saben 'tiap'.
Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional)

Contoh:
Pemilu (Pemilihan Umum)

Bapakl Jbu

B. Pemakaian Huruf Miring


LurahlKepala Desa

Hurufmiring di dalam cetakan dipakai untuk


Rp3.500,00lkg

1. menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip di dalam tulisan:
(Rp3.500,00 saben sekilogram) '(Rp3.500,00 tiap satu kilogram),

Serat Kalatidha anggitane R. Ng. Ranggawarsita.


10 kgljiwa

'Serat Kalatida karangan R. Ng. Ranggawarsita.'


(10 kg sabenjiwa) '(10 kg tiap orang)'

Bab kuwi tau kapacak ing kalawarti Jaya Baya.


'Hal itu pemah dimuat di dalam majalah Jaya Baya.'
Dheweke langganan ariwarti Jawa Pos.
'Dia berlangganan harian Jawa Pos.'

2. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok


kata:
Aksara dIan t kang dumunung ing pungkasaning tembung iku meh
padha pakecapane.
'Huruf d dan t yang teredapat pada akhir kata itu hampir sama ucapannya.'

36 13
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Contoh:
D,: (dhoktor)

VI. PENULISAN UNSUR SERAPAN


Prof (pro[esor)

Sd,: (s edh erek 'saudara ')

15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak 'bapak' , ibu 'ibu ', kakang 'kakak, abang' , paman A. Pengantar
' paman' yang dipakai di dalam penyapaan dan pengacuan. Bahasa Jawa hidup dan berkembang selaras dengan kemajuan masyarakat
Contoh: pemakainya. Di dalam perkembangannya, bahasa Jawa menyerap unsur dari ber­
bagai bahasa lain. Penyerapannya cenderung melalui bahasa Indonesia.
Mangga Bu, lenggah ing ngajeng!
'Silakan Bu, duduk di depan!' Berdasarkan taraf keterserapannya dan penulisannya, unsur serapan di dalam

Nuwun sewu Kisanak, kula tilar sakedhap. bahasa Jawa dapat diklasifikasi menjadi dua golongan besar.
' Maaf Saudara, saya tinggal sebentar.' 1. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya sudah disesuaikan dengan
Ayo Dhi, mangkat saiki! kaidah bahasa Jawa, misalnya riset, turne, aki, persen, amatir.
, Ayo Dik, berangkat sekarang! ' 2. Un sur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Jawa, misalnya
make up, drop out, headphone. Unsur itu digunakan di dalam konteks bahasa
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
Jawa, tetapi pengucapan dan penulisannya masih mengikuti lafal dan ejaan
kekerabatan yang tidak dipakai di dalam pengacuan dan penyapaan .
asing. Pada umurnnya golongan itu berkaitan dengan bidang ilrnu dan teknologi;
Contoh:
jadi, di dalam konteks kebudayaan modern.
Anak kudu tansah bekti marang bapak Ian ibune.
, Anak harus berbakti kepada ayah dan ibunya.· B. Pedoman Penulisan Unsur Serapan
Sadulur-sadulure, adhi, kakang, mbakyu, paman, Ian kaponakan e, Pada prinsipnya pedoman penulisan unsur serapan ini mengikuti kaidah ejaan
kabeh padha teka. yang berlaku bagi penulisan unsur serapan di dalam bahasa lndon·esia.
'Saudara-saudaranya, adik, abang, kakak, paman, dan kemenakannya
aa, ee, dan lIU masing-masing menjadi a, e, dan u
semua datang.'
baal bal
16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar atau jabatan yang
didahului oleh kata ganti atau sapaan. paal pal

Contoh:
systeem sistem

Bapak Lurah ' Bapak Lurah '


apotheek apotek
Ibu 'Presiden ' Ibu Presiden'
temperatuur temperatur
Paman Patih 'Paman Patih'
vacuum vakum

12 37
Unsur asing ee (Belanda) yang sudah terlanjur mapan diserap menjadi i tidak diubah 11. Humfkapital dipakai sebagai hW1lfpertama semua unsur nama negara, lembaga
menjadi e. pemelintah atau swasta, serta dokumen resmi kecuali kata tugas (kalau ada).
andeel andhi! Contoh:
perceel persil Republik Indonesia

ae yang tidak bervariasi dengan e tetap ae Ba/ai Bahasa Yogyakarta

aerolit aero lit Pahem an R adyapustaka

maestro maestro Undang- Undang Dasar 1945

ae jika bervariasi dengan e, menjadi e Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama negara,
anaemia anemia lembaga pemerintah atau swasta, serta nama dokumen resm i.

paedagogisch pedhagogis Contoh:

ai tetap ai Iran wis dadi negara republik.


'Iran sudah menjadi negara republik.'
taiso taiso
bonsai bonsai Ing paheman mau bab iki uga dirembug.

trailer trailer 'Di dalam permusyawaratan tadi hal ini juga dibicarakan.'
Bangsa Indonesia wis du we undhang- undhang dh asar.
ao jika tidak bervariasi dengan 0 tetap ao
' Bangsa Tndonesia sudah mempunyai undang-undang dasar. '
aorta aorta
daoke dh a oke 12. Humfkapital dipakai sebagai hurnf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pad a nama badan, lembaga pemerin tah, serta dokumen resmi.
taoco taoco
Contoh:
tetapi saoto dapat menjadi saoto atau soto
Perserikatan Bangsa-Bangsa

au jika tidak bervariasi dengan 0, tetap menjadi au


Undang- Undang Dasal' 1945

aula aula

Rancangan Undang- Undang Kepegawa ion

aural aurat

13. Humfkapital dipakai sebagai humf pertama semua kata (termasuk unsur kata
auditorium audhitorium

ulang sempuma) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, danjudul karangan
mandau mandhall

kecuali kata tugas seperti ing 'di', menyang 'ke', saka ' dari', sing atau kang
au jika bervariasi dengan 0, menjadi 0 , yang' , kanggo 'untuk' yang tidak terletak pada pos isi awal.
automotive otomotif Contoh:
automatic otomatis Jodho kang Pinosthi

c di depan a, u, 0 dan konsonan menjadi k Sempulur

cabine kabin Kedaulatan R akyat

lR
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan cubic
kubik
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. comma
kom
Contoh:
classic
klasik
dijawakake 'diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa'

critic
kritik
kumlanda-landa 'kebelanda- belandaan'

c di depan e, i, dan y menjadi s


ngindonesiake 'mengindonesiakan'

central sentral
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, wuku, centsen
hari raya, dan peristiwa sejarah.
circulation sirkulasi
Contoh:

cigarrete sigaret
taun Alip 'tahun Alip'

cyclone siklon
sasi Sura 'bulan Sura '

cylinder silindher
dina Selasa 'hari Selasa'

cc di depan 0, u, dan konsonan menjadi k


wuku Sungsang 'wuku Sungsang'

accomodation akomodhasi
riyaya Paskah 'hari raya Paskah'

accu aki
perang Bubad 'perang Bubad'

accumulation akumulasi
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
acclamation aklamasi
Contoh:

accreditation akredhitasi
Asia Kidul Wetan 'Asia Tenggara'

cc di depan e dan i menjadi ks


Gunung Semeru 'Gunung Semeru'

accent aksen
Kali Brantas 'Kali Brantas '

acceleration akselerasi
Tlaga S arangan 'Telaga Sarangan'

accessory aksesori
Huruf kapital tidak dipakai sebagai (a) huruf pertama nama geografi yang
vaccine vaksin
dipakai sebagai nama jenis, dan (b) hUlllf pertama istilah geografi yang tidak
menjadi unsur nama diri. cch atau ch di depan a, 0, dan konsonan menjadi k
saccharin sakarin
Contoh:

mechanic mekanik
gedhang ambon 'pisang ambon; pisang meja'

gula jawa 'gula jawa' cholera kolera


technique teknik
kacang hogor 'kacang bogor'
chrome krom
adus neng kali 'mandi di sungai'
munggah gunung 'mendaki gunung'

10 39
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s . Sin ten ingkang mapag, Kyai?

echelon eselon 'Siapakah yang menjemput, Kiai?'

machine mesin 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
chimpanzee simpanse yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
ch yang dilafalkan c menjadi c
Contoh:
check cek
Walikota Kotamadya Yogyakar to 'Walikota Kotamadya Yogyakarta'
charter carter Bupati Semarang 'Bupati Semarang'
chocolate cok(e)lat Gubernur Jawa Timur 'Gubernur Jawa Timur'
ck menjadi k Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
ticket tiket yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

picket piket Contoh:


Dadi walikota utawa bupati kuwi ora gampang.
truck truk
'Menjadi walikota atau bupati itu tidak mudah. '
9 (~ dan.? (Sansekerta) menjadi s
Arya Penangsang, adipati ing Jipang.
(abda (00 bda) sabda 'Arya Penangsang, adipati di Jipang.'
(astra (oostra) sastra 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama un sur nama orang.
pU$pa puspa Contoh:
pu $pita puspita Martaatmaja

tak $aka taksaka Sudarya Cakra Siswara

d (Indonesia) menjadi dh Hurufkapital tidak dipakai sebagai hurufpertama nama orang yang digunakan
demokrasi sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
dhemokrasi
pendidikan Contoh:
pendh idh ikan
iwak mujair

presiden presidhen
tela mukibat

e tetap e
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
etalage
italase
Contoh:
embryo
embrio
bangsa Indonesia

meditation
medhitasi suku Asma!

ea (eaa Belanda) menjadi ea basa Jawa 'bahasa Jawa'

idealist idhialis dhialek Banyumas 'dialek Banyumas'

40 9
Alkitab 'Alkitab'
theatre teater
Wedha · Weda '
areaa l areal
agama Islam ' agama Islam'
eau menjadi 0
Manungsa iku titahing Allah, mulu aja lati ndedonga marang beureall biro
Pan} enengane .
plateau plato
'Manusia itu ciptaan A llah , maka jangan lupa berdoa kepada-Nya.'
ei tetap ei
4. Hurufkapital dipakai sebagai hurufpertama nama gelar kehorrnatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang. seismograph seis mograf

Contoh:
eigendom eigendhom
Pangeran Puger 'Pangeran Puger '
eo tetap eo
Raden A}eng Kartini 'Raden Ajeng Kartini' stereo stereo
Ka}i StU'ak ' Haji Suj ak' theo ry teori
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehonnatan, theology teologi
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
eu jika tidak bervariasi dengan e atau i, tetap eu
Contoh:
neutron neutron
Rara Mendut y en gelem digarwa Tumen ggung Wiraguna bakal
sinengkakake ing ngaluhur kanfhi seblltrm raden ay u. 'Rara Mendut neurology neurologi
kalau mau dipersunting oleh Tumellggung Wiraguna akan diangkat eu jika bervariasi dengan e atau i, menjadi e atau i
derajatnya dengan sebutan raden ayu.'
neutral netral
Kang lenggah ngarep kae pangeran, dudu wong lumrah. kir
keur
'Yang duduk di depan itu pangeran, bukan orang biasa. '
amateur amatir
Taun kepungkur Mas Rahmat munggah ka}i.
'Tahun yang lalu Mas Rahmat naik haji. ' f atau.lf menjadi f
fanati c fanatik
5. Hurufkapital dipakai sebagai hurufpertama nama gelar kehomlatan, keturunan,
dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang, tetapi dipakai dalam penyapaan final final
at au pengacuan. buffet bujet
Contoh: effective ejektif
Mangga Raden tindak rumiyin .
Unsur asing f yang sudah terlanjur mapan diserap menjadi p tidak perlu diubah
'Silakan Raden berjalan dahulu.'
menjadi f.
Kersanipun Pangeran kados pundi?
fabrick pabrik
'Kehendak Pangeran bagaimana?'

8 _ 41
fihak pihak
faham paham
g dan gh menjadi g jika tidak bervariasi denganj atau h
agent
agen III. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL,

garment
garmen HURUF MIRING, DAN HURUF TEBAL

sorghum
sorgum
megha
mega
A. Pemakaian Huruf Kapital
g jika bervariasi denganj, menjadij
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
gen eral jendh(e)ral kalimat.

German Jerman Contoh:

manager manajer Dalane menggak-menggok tur lunyu.


'Jalannya berkelok-kelok lagi pula licin.'
g (Belanda) yang bervariasi atau dilafalkan h menjadi h
Ing d esaku akeh wong ngingu sapi.
anslaag
anslah
'Di desa saya banyak orang memelihara lembu.'
beslag
beslah
Dhumateng sinten kula kedah matur?
doors lag
dhorslah
'Kepada siapakah saya harus berbicara?'
toes lag
tuslah
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
ie yang dilafalkan i, menjadi i
Contoh:
commissie komisi Bapak ngendika, "Kowe aja lunga adoh-adoh!"
koerier kurir 'Ayah berkata, "Kamu jangan pergi jauh-jauh! '"
politiek politik "Kowe lungguha kene", ngendikane [bu, "kene isih sela!"
antiek antik ' ''Silakan kamu duduk di sini," kata lbu, "di sini masih kosong!'"
ie yang dilafalkan ie tetap ie
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama di dalam ungkapan yang
patient pasien berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, dan agama tennasuk kata ganti
efficient efisien untuk Tuhan.

client klien Contoh:

Allah 'Allah'

orientation orientasi
Gusti Ingkang Mahaagung 'Tuhan Yang Mahabesar'

oi tetap oi
Alquran 'Alquran'

boikot boikot

42 7
B. Pemenggalan Kata Turunan kobo; kobo;
1. Pemenggalan kata turunan dilakukan di antara kata dasar dan awalan, dan 00 yang dilafalkan 0 menjadi 0
atau akhiran.
komfoor
kompor
Contoh:
provoost
provos
dak-tvaca (ngoko) 'saya baca'

kantoor
kantor
dipun-waos-aken (krama) 'dibacakan'

jupuk-en 'ambillah'
spioon
spion

Awalan dan akhiran yang terdiri atas satu huruf vokal tidak dipenggal. 00 yang dilafalkan u menjadi u

Contoh:
cartoon kartun
di-tulisi 'ditulisi '
proof pruf
nu-lisa 'menulislah'

00 (vokal ganda) tetap 00


ase-s ilih 'bemama'

coordination koordhinasi
2. Pemenggalan kata turunan, yang mengalami perubahan bentuk, mengikuti kaidah
pemenggalan kata dasar. zoology zoologi

Contoh:
ou yang dilafalkan u menjadi u
nu-ku 'membeli' tu-ku-nen 'belilah'
coupon kupon
tu-kon 'belian' tu-kok-na ' belikan'
group grup
3. Pemenggalan kata bersisipan mengikuti kaidah pemenggalan kata dasar. gouverneur gubernur
Contoh: ph menjadif
gu-me-Iar 'terbentang' si-nam-bung 'disambung'
pharmacy farmasi
lu-ma-ku 'berjalan' ti-nan-dur ' ditanam'
photocopy fotokopi
paragraph paragraf
telegraph telfjgraf

ps tetap ps
psycology psikologi
psychiatry pSikiatri
psychosomatic psikosomatik
q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi

6 43
quarto
kuarto Contoh:

quitantie
kuitansi bang-sa 'bangsa'

ba-ny ak ' angsa'

rh menjadi r
ba-thok 'tempurung '

rhythm; rhytme ritme go-dhong ' daun'

rheumatic; rh eumatiek rematik


4 . Jika di tengah kata ada dua hurufkonsonan yang berturutan dan bukan gugus
rh etoric retorik huruf konsonan, pemenggalan dilakukan di antara dua huruf konsonan itu.
sc di depan a, 0, dan konsonan menjadi sk Contoh:

scala skala mum-pung 'senyampang'

scandal skandhal pan-ti 'panti, tempat (kediaman),

score skor sir-na 'sima'

scrip tie skripsi 5. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berturutan dan merupakan
gugus hurufkonsonan, gugus hurufkonsonan itu tidak dipisahkan.
sc di depan e, jika pelafalannya sk menjadi sk dan jika pelafalannya s menjadi s
Contoh:

scenario
skenario
ka-wruh 'pengetahuan'

sceptic
skeptis
ke-plok 'tepuk'

scenograp hy
senografi mi-tra 'sahabat'

sch di depan vokal menjadi sk 6. Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan dan bukan merupakan gugus
schema skema hurufkonsonan, pemenggalan dilakukan di antara hurufkonsonan yang pertama
schedule skedhul dan kedua.

sh menjadi s Contoh:

am-byur 'mencebur '

finish jinis
gam-blang 'jelas'

romusha romusa
tin-trim ' mencekam'

smash smes
7. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
t di depan i , jika pelafalannya s, menjadi s bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (a) di antara
action aksi unsur-unsur itu atau (b) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah butir 1
national nasional sampai dengan butir 6.
patient pasien Contoh:
ass imi/ation asimilasi astra-logl, as-tro-lo-gi

bio-grajL, bi-o-gra-jL

th menjadi t
joto-kopi, jo-to-ko-pi

tltemy teorl

44 5
th ermos term os
methode metodhe
u tetap u
unit unit
II. PEMENGGALAN KATA
institute institut
ua tetap ua
aquarium akuarium
A. Pemenggalan Kata Dasar
quality kualitas
1. Jika di tengah kata ada dua huruf vokal yang berturutan, pemenggalan dilakukan
di antara kedua huruf vokal itu. ue tetap ue
frequency frekuensi
Contoh:

la-os 'lengkuas'
consequent konsekuen
pa-e-dah 'faedah'
ui jika dilafalkan ui, tetap ui
ta-un 'tahun'
quitantie kuitansi
Huruf diftong ai, au, dan oi, pada kata serapan, tidak dipenggal.
equivalent ekuivalen
ku-cai ' kucai'

Unsur ui jika dilafalkan i atau u, menjadi i atau u. Misalnya, quinine diserap


au-rat ' au rat'

menjadi kinine atau kina , guitar diserap menjadi gitar, buis diserap menjadi bis,
boi-kat 'boikot'

dan kakhuis diserap menjadi kakus.


2. Jika di tengah kata ada huruf konsonan di an tara dua buah huruf vokal,
uo tetap uo
pemenggalan dilakukan sebelum hurufkonsonan itu.
quota kuota
Contoh:

quorum kuorum
ba-pak ' bapak'

pe-lem 'mangga'
uu menjadi u
pi-tik 'ayam'
prematuur pni matur
Awal danJatau akhir kata dasar yang terdiri atas satu hurufvokal tidak dipenggal. vacuum vakum
iki'ini'
cultuur kultur
aku 'saya'
kyai 'kiai' Unsur uu yang sudah mapan diserap menjadi i tidak perlu diubah menjadi u.
Misalnya, zuurzak diserap menjadi sirsat tidak perlu diubah menjadi sursat atau
3. Jika di tengah kata ada gabungan huruf-konsonan yang melambangkan sebuah surzak.
fonem konsonan, gabungan-huruf konsonan itu tidak dipisahkan sehingga
v tetap v
pemenggalan dilakukan sebelum atau sesudah gabW1gan-huruf konsonan itu.
vitamin vitamin

4 45
television televisi Ruruf Contoh Pemakaian di dalam Kata
private privat Konsonan PadaAwal Oi Tengah Pada Akhir
x di tengah atau pada akhir suku kata menjadi ks
v vitamin ' vitamin' revolusi 'revolusi' -
extra
ekstra w wani 'berani' sawah 'sawah' -

latex
lateks y yuta 'juta' ayu 'cantik' -
textiel
tekstil z zakat 'zakat' mukjizat'mukjizat' juz 'juz'
taxi
taksi
xc di depan e menjadi ks O. Gabungan-Huruf Konsonan
excess ekses Di dalam bahasa Jawa terdapat enam gabungan-huruf yang melambangkan
exceptie konsonan, yaitu dh, kh, ng, ny, sy, dan tho
eksepsi
xc di depan a, u, dan konsonan menjadi ksk Huruf Contoh Pemakaian di dalam Kata
excavation ekskavasi Konsonan PadaAwal Oi Tengab Pada Akhir
excursive
ekskursif dh dhokter ' dokter' padha 'sarna' -
exclusive
eksklusif kh khusuk 'khusuk' akhlak 'akhlak' tarikh 'tarikh'
excretion ekskresi ng ngaku 'mengaku' angop 'menguap' larang 'mahal'
ny nyata 'nyata' anyar ' baru' -
xt pada akhir kata menjadi ks
sy syarat 'syarat' masyarakat arasy 'arasy'
text teks 'masyarakat'
context konteks th thuthuk: 'pukul' bathuk'dahi' -

y jika dilafalkan i, menjadi i Nama geografi, badan hukurn, nama orang, dan nama diri yang lain, penulisannya
type tipe disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disem­
dynamo dhinamo purnakan, kecualijika ada pertimbangan khusus atau untuk: kepentingan alih aksara
dari Jawa ke Latin.
psychology psikologi
Contoh:
z tetap z
Dhokter loro iku, yaiku dr. Sudibya Ian dr. Mawardi kelairan Klaten
zenith zenit
dudu Bandung.
zero zero 'Kedua dokter itu, yaitu dr. Sudibya dan dr. Mawardi kelahiran Klaten bukan
zodiac zodhiak Bandung,'

Unsur serapan yang sudah lazim dieja secara Jawa tidak perlu lagi diubah. Misalnya, Adipati Pathi iku, asmane Pragola Pati
kabar, perlu, bingkil, andhil, blawu, riil. 'Nama Adipati Pati itu Pragola Pati,'

46 3
_HW'uf Contoh Pemakaian di dalam Kata Di samping pedoman penulisan unsur serapan tersebut, berikut ini didaftar
akhiran asing dan beberapa huruf yang mengakhiri kata-kata asing s~rta penye­
Vokal PadaAwal Di Tengab Pada Akhir
suaiannya di dalam bahasa Jawa. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang
ibu'ibu' lintang 'bintang' pari 'padi'
1
ingkang 'yang' sing 'yang'
- -
- -
utuh, misalnya akhiran -asi pada transportasi, -isasi pada modhernisasi, -al
pada prosedhural, di samping kata serapan transpor, modhern, prosedU/:
0 omah 'rumah' rodha 'roda' mengko 'nanti' Berikut ini akhiran asing dan beberapa hurufyang mengakhiri kata-kata asing
ompong 'ompong' dhoyong'eondong' - beserta kaidah penyerapannya.
u udan 'hujan ' bumi ' bumi' lueu'lueu'
-aat (Belanda) menjadi -at
- sabun 'sabun' -
-.J advocaat advokat
Untuk kepentingan tertentu, huruf vokal e seperti pada kata enak 'enak', candidaat kandhidhat
tembok 'tembok', sore 'sore' dilambangkan dengan e; huruf vokal e seperti pada
conglomeraat konglomerat
kata esem 'senyum', eet 'cat', legen ' nira' dilambangkan dengan e.
-age menjadi - ase
C. Huruf Konsonan percentage persentase
etalage etalase
Huruf Contoh Pemakaian di dalam Kata
sabotage sabotase
Konsonan PadaAwal Di Tengah Pad a Akhir
-al (Inggris) dan - aal, -eel (Belanda) menjadi -al
b basa ' bahasa' aba 'aba' bab 'bab' structural; structuraal struktural
e cangkem 'mulut' ancas 'maksud' - formal; formeel formal
d dara 'merpati' kudu 'hams' tekad 'tekad'
normal; norm eel normal
f fakir 'fakir' kafan 'kafan' wakaf 'wakaf'
g gajah 'gajah' sega 'nasi ' grobag 'gerobag' -ant menjadi -an
h haw a 'hawa' tahu 'tahu' adoh 'jauh' accountant akuntan
J jogan'lantai' pojok 'sudut' mikraj 'mikraj' informant informan
k kudu 'harus' siksa 'siksa' watak 'watak'
commandant komandhan
I larang 'mahal' alus 'halus' sikil 'kaki'
consultant konsultan
m mripat 'mata' ama 'hama' marem ' puas'
n nila ' nila' ana 'ada' awan 'siang' -archy, -archie (Belanda) menjadi -arki
p pasa 'puasa' apa 'apa' urip 'hidup anarchy; anarchie anarki
q Quran ' Quran' Furqan 'Furqan' -
monarchy; monarchie monarki
r rosa 'kuat' piring 'piring' nalar 'aka!'
oligarchy; oligarchie oligarki
s sapa 'siapa' isih 'masih' adus 'mandi'
t tapa 'bertapa' atos 'keras' obat ' obat'

2 47
-ary, -air (Belanda) menjadi -er
primary; prim air primer
secondary; secundair sekundher
complementary; complementair komplementer
I. PEMAKAIAN HURUF
-(a)tion (-aie, Belanda) menjadi -asi, -si
action; actie aksi
publication; publicatie publikasi
A. HurufAbjad
communication; communicatie komunikasi
Huruf abjad Latin yang digunakan di dalam ejaan bah as a J awa sebagai berikut.
-eur (Belanda) menjadi -ur Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.
condecteur kondhektur

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama


inspecteur inspektur

A a a J J je S s es
directeur dhirektur
I

B b be K k ka T t te
Unsur - eur yang sudah terlanjur mapan diserap menjadi - iI', misalnya ama­
teur menjadi amatir, tidak perlu diubah lagi . Unsur asing -eur yang identik dengan
c c ce L 1 el U u u

-er (Inggris) kadang-kadang mengalami kekacauan di dalam penyerapannya. Kata D d de M m em V v ve


administrateur (Belanda) yang identik dengan administrator (Inggris) diserap E e e N n en w w we
menjadi administratur di dalam bahasa Jawa dan menjadi administrator di dalam F f er 0 0 0 x x eks
bahasa Indonesia. p y
G g ge p pe y ye
-ic, -ics, -ique, iek, -ica menjadi -ik, -ika H h ha Q q ki Z z zet
logic; logic a logika r I i R r er
physics; physica fisika
phonetics; phonetiek fonetik B. Huruf Vokal
technique; techniek teknik Huruf
Contoh Pemakaian di dalam Kata
-i/e, -iel (Belanda) menjadi -il Vokal
Pad a Awal Di Tengah Pada Akhir
mobile; mobie! mobil a alon 'perlahan' mari 'sembuh' ora 'tidak'
textile; textie! teksti! ana 'ada' kana 'sana' sida 'jadi'
ala 'buruk' wanda 'sosok' piala 'keburukan'
-isch (Belanda) yang identik dengan -ic (Inggris) menjadi -ik dan -isch (Belanda)
aku 'saya' wanda 'suku kata ' piala 'piala'
yang identik dengan -ical (lnggris) menjadi -s
e enak 'enak' tembok'tembok' sore 'sore'
elektronisch; electronic elektronik
e emas 'emas' sega 'nasi' kodhe 'isyarat'
mechanisch; mechanic mekanik

48 1
V. TAN DA BACA ...... . 21
p ractiseh; p ractical praktis
A . Tanda Titik(.) .... ..... ... .-...-...-..-.. .-...-..-. - - - - - - - - - - 21
logicsl.; logical log is
B. Tanda Koma (,) ..... . ............. .... ... .. .. ... .... .. . 24
-ism, -isme (BeJanda) menjadi - isme
C. Tanda TitikKoma (;) 27
nmiona/ism; nuliona /islIIf! nasi() na /ism e
D. Tanda Titik Dua (:) ...... ... ... ..... .. ... ... ... ... ... .... .. ........... .. .. ... ... ...... ....... ...... 27
capitalism; capita/isme kapitalisme

E. Tanda Hubung (-) ... ... ... .. ..... ..... ......... ..... .. ... ... ....... ...... ... ... ............. ...... 29
nepotism : nepofisme nepotisme

F. Tanda Pisah (-) ..... . .... ........................... ..... 30


-ist menjadi -is
G Tanda Elipsis ( ... ) ..... . ............ ..... ..... ..... ... ... ........... ..... 31
capitalist kapitalis

H. Tanda Tanya (7) .. .. .......... ... ....... ....... .. .... .. .. .. ..... .... . 31
egoist egois

I. Tanda Seru (!)......... ...... ....................... ........ .......... .. ..... ........ ..... ........... 32
nationalist nasionalis

J. Tanda K urung ( ... )) ........... .. .. ... .... ... .... .. ..... ........ .. ........ .. .. ............. ..... 32
-ive, - ief menjadi -if

K. Tanda Kurung Siku ([ ... J) .......... ........................... ...... ... ............. .. .. ..... 33
primitive primitij
sensitive simsitij
L. Tanda Petik Rangkap (" ... ") .. .... ... .. ...... ... ........ ..... ..... .... .. .... .... ... .. .. .... . 34

demonstrative dhemonstratij
M . Tanda Petik Tunggal (' ... ') ... ........... .. ..... ..... ...... ... .. ... ........... ..... .... ...... 35

N . Tanda Gari s Miring (/) .......... .. ..... ....... .. .... .. .... .... ... ..... .. ... ... ... ..... ....... .. 36
-/ague (Inggris), -loog (Belanda) menjadi -log
dialogue; dia/oog dhialog
VI. PENULlSAN UNSUR SERAPAN ................................ ... ...... ...... ..... .. . 37

mon% glle; monoloog mon%g


A . Pen gantar .... .. . 37

analogue; ana/oog analog


B. Pedoman Penulisan 1Jnsur Serapan ....... ... .. .. .... .... ................ .............. . 37

-logy (Inggris), -logie (B elanda) menjadi - logi


DAFTAR PUS TAKA ................. ...... ... ... ................... ... ... ...... ............ ... ............ 52

techn ology; lechnalogie tekn ologi


etymology; etyma/ogie etimolog;
criminology: criminoiogie kriminologi
-l1t menjadi -/1
agent agen
patient pas ihl
consonant konsona n
-oil' (e) menjadi -oar
abattoir aba /oar

VI 49
trottoir trotoar
repertoire repertoar
-or (Inggris) yang tidak identik dengan -eur (Belanda), tetap -or
dictator
dhiktator DAFTARISI
manipulator
manipulator
corrector
korektor
-rd, -rt menjadi -r Kata Pengantar Kepala Balai Bahasa Yogyakarta ... ....... ............ . ill
billiard biliar; bi/yar Daftar lsi .. .... . v
standard standhar
I. PEMAKAIAN HURUF .......... ... ...
export ekspor
A. Huruf Abjad
transport transpor
B. HurufYokal
-st menjadi -s
C. Huruf Konsonan .. .. ..... ... ..... ..... . 2
post pos
D. Gabungan-Huruf Konsonan 3
analiy st analis
II. PEMENGGALAN KATA .... ..... ..... . 4
capitalist kapitalis
A. Pemenggalan Kata Dasar 4
-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
B . Pemenggalan Kata Turunan ..... . 6
univers ity; universiteit universitas
III. PEMAKAIAN HURUF KA PITA L, HURUF MIRING,
faculty; faculteit fakultas
DAN HURUF TEBAL 7
quality; kwaliteit kualitas
A. Pemakaian Huruf Kapital . 7
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
B. Pemakaian Huruf Miring 13
literature; literatuur litemtur
C. Pemakaian Huruf Tebal 14
procedure; proceduur prosedhur
IV. PENULISAN KATA .... ... .... ... .. 15
structure; structuur struktur
A. Kata Dasar ..... .. . . 15
Catatan Akhir B. Kata Turunan ............. . 15
Pada hakikatnya kaidah ejaan yang dimuat di dalam buku Pedoman Umum C . Kata Ulang .......... ..... ....... .. 16
Ejaan Bahasa Jawa Hurttf Latin yang Disempurnakan adalah kaidah tulis­
D. Kata Majemuk 16
menulis secara umum. Hal-hal khusus, lebih-lebih yang bersifat insidental, tidak
diatur di dalamnya. Oleh karena itu, di sini masih diperlukan pemikiran lebih lanjut E. Partikel .. . 17
untuk memecahkan masalah yang belum dicanturnkan pada peraturan itu. F. Angka dan Lambang Bilangan 17

50 v
wakil institusi tertentu atau sebagai pribadi . Mereka mewakili tiga wilayah-utama a. Selain pema.kaian huruf konsonan rangkap seperti yang telah diatur di dalam
pemakaian bahasa Jawa, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi .Iawa Tengahj kai-d ah ejaan ini, kadang-kadang terdapat pemakaran huruf konsonan rangkap
dan Jawa Timur. Pedoman ini merupakan rumusan tim perumus setelah mem­ lh, wh, nh, misalnya pada kata (e)lho, lha, when~ nhah , untuk menggam­
perhatikan berbagai masukan para peserta semiloka. barkan pemantapan ujaran . Secara kebetulan hurufkonsonan rangkap ini (se­
cara insidental) ada yang bersifat distingtif jika dikontraskan dengan yang
tidak rangkap , misalnya (e)lho (kata seru) vs (e)lo (nama pohon). Karena
Semoga buku pedoman ini berguna untuk pemakai dan pecinta bahasa Jawa,
pemakaian huruf konsonan rangkap ini bersifat insidental dan fakultatif,
khususnya yang menginginkan terciptanya kemantapan tata tulis Jawa dengan huruf
pemakaiannya tidak perlu diatur, bahkan kalau perlu ditiadakan.
Latin.
b. Penyerapan kata asing yang mengandung un sur - ian tidak konsisten dan belum
diatur di dalam pedoman ejaan ini.
Yogyakarta, Agustus 2006
Contoh:
vegetarian vegetarian
Syamsul Arifin, M. Hum. lesbian les bian
tetapi
politician politikus; politisi
accademician akadhemikus; akadhemisi
c. Unsur asing yang sudah terlanjur mapan tidak perlu diubah.
Contoh:
post pos
sport seporet
Klahlflkasl
t.r1·1-.i.1/ JJ2..
\ No. Induk ,
T91. i
J .",

?t~~;o lv
\
I sterk
merk
sterek
merek
<l PF D TId. : -f
bord bor 'pap an tulis '
borg boreg
kaart kartu (kertu)
pomp pompa
prism prisma
bank (Belanda) bangku

w 51
DAFTAR PUSTAKA
KATAPENGANTAR
KEPALA BALAI BAHASA YOGYAKARTA

Ejaan Pedoman ejaan bahasa Jawa yang disempumakan, yang berIaku secara resmi ,
Arifin, Syamsul et al. 1985. "Naskah Pedoman Lengkap Ejaan Bahasa Jawa yang sampai sekarang, merupakan bagian dari Pedoman Ejaan Bahasa Daerah Bali,
Disempumakan". Jakarta: Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Jawa, dan Sunda yang Disempurnakan. Pedoman itu diterbitkan berdasarkan
Daerah. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . Departe men SlIrat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 070ru11 974. Pada tahun
Pendidikan dan Kebudayaan. 1977 pedoman itu terbit dalam seri penyuluhan , salah satunya ialah Pedoman Ejaan
Berg, c.c. 1941 . "Beschouwing over de Grondslagen der Spelling" dalam Tijdschriff Bahasa Jawa yang Disempurnakan .
van het Bataviaasch Genootschap LXXXI. Batavia.
Bertsch, L.G. et al. 1913 . Jogja Sastra. Betawi: Commissie voor de Vo1kslectuur. Pedoman ejaan bahasa Jawa yang terbit pada tahun 1974 dan 1977 itu kurang
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1972. Pedoman lengkap. Oleh karena itu, dilakukan penyempumaan. Hasilnya diterbitkan sebagai
Ejaan Bahasa Indon esia yang Disempurnakan. Jakalia: Departemen edi si lampiran di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Jenl'Q dan sebagai satu
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. terbitan terpisah pada tahlln 1991, dengan judul Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Jawa yang Disempurnakan . Proses sosialisasinya dilakukan bersamaan dengan
Panitia Edjaan Lembaga Bahasa dan Kesusastraan. 1966. "Edjaan Baru Bahasa
pelaksanaan Kongres Babasa Jawa 1di Semarang pad a tahun 1991. Sayang, setelah
Indonesia". Djakarta: Lembaga Bahasa dan Kesusastraan Direktorat
Kongres Bahasa Jawa I, ejaan bahasa Jawa yang disernpumakan itu kurang me­
Djenderal Kebudajaan. Departemen Pendidikan dan Kebudajaan .
masyarakat.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1977. Pedomall Ejaan Bahasa
Jawa yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pe ndidikan dan
Kebudayaan . Berdasarkan pertirnbangan bahwa (1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jowa
yang Disempurnakan itu belurn berlaku secara resmi ; (2) masih terjadi kesalahan
Subalidinata, R.S. dan Marsono Nartoatmojo. 1975. "Sejarah Ejaan Bahasa Jawa
penggunaan pedoman ejaan bahasa Jawa pad a media rnassa cetak; (3) ada kaidah
dengan H uruf Latin: Ejaan Bahasa Jawa yang Disesuaikan dengan Ejaan
yang bel urn dirumllskan, dan (4) bahasa Jawa senantiasa berkembang seiring
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dalam Widyaparwa No . 12.
dengan berkernbangnya kehidupan sosio-kultural masyarakat pernakainya, Balai
Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.
Bahasa Yogyakarta merevisi ulang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa yang
Sutikna. 1953 . "Serat Pitedah Bab Panjeratipun Basa Djawi Ngangge Aksara Disempurnakan (1991). Hasilnya dibicarakan dalarn Semiloka Pedoman Um um
Latin " dalam Medan Bahasa Th. III/6,7. Djakarta: Bagian Bahasa Dja­ Ej aan Bahasa Jawa yang Disempurnakan . Kegiatan itu d ilaksanaka n dalarn
watan Kebudayaan. Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. bentuk kelja sarna an tara Balai Bahasa Yogyakarta dan Penerbit Kanisius , Yogya­
karta. Serniloka itu dihadiri oleh pakar rnallpun praktisi bahasa Jawa, baik sebagai

52 111
Tjabang Bagian Bahasa Djawatan Kebudayaan Kementrian P.P. dan K. 1955.
Pedoman Umum Ejaan Babasa Jawa HUfUr Latin Yang Disempuroakan
Ta/anan ~erarBasa Djawi. Djogfakarta: Tjabang Bagian Bahasa
023499
Djawatan Kebudayaan Kementrian P.P. dan K.
© Kanisius 2006
Kamus

PENERBIT KANISIUS (Anggota lKAPl) Pigeaud, Th. Javaans-Nederlands Handwoordenbo ek. Batavia: J.B. Wolters.

J1. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281


Kotak Pos 1125IYk, Yogyakarta 55011 Poerwadarminta, w.J .S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: lB. Wolters.
Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349 _ __ 1948. Baoesastra Djawi-Indonesia. Djakarta: Bale Poestaka.
Website: www.kanisiusmedia.com Prawiraatmadja, S. 1957. Baoesastra Djawa-Indonesia. Surabaja: Expres dan
E-mail: office@kanisiusmedia.com Marfiah.

Tata Bahasa
Diterbitkan dalam kerja sarna dengan
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Abdoellah, M. 1910 . Paramasastra Djawa minangka Gegaran kanggo
BALAI BAHASA YOGYAKARTA Marsoedi pewe. Semarang: Gc. van Dorp.
J1. I. Dewa Nyoman Oka 34 Bezemer, T.l 1923. Beknopte Javaansche Grammatica. Zwolle: Tjeenk Wiliink.
Yogyakarta 55224
Darmasiswaja, Ki. 1955. Paramasastra Djawa. Jogjakarta: Pertjetakan Persatuan.
de Groot, A.D. Cornets. 1843. Javaansch e Spraakkunst. Amsterdam: Johannes
Cetakan ke- 5 4 3 2 Muller.
Dwijasusana, R.I.W. 1953. Paramasastra Djawa Modern. Semarang: Kanisius.
Tahun 10 09 08 07 06
Grashuis, GJ. 191/. Handleiding voor het Anleeren van het Javaansch.
s 'Gravenhage M Holt.
Hadiwidjana, R.D.S . 1967. Tata Sastra. Jogjakarta: UP Indonesia.
Herrfuth, Hans. 1964. Lehrbuch des Modernen Djawanisch. Leipzig: VEB Verlag
Ensyclopedia.
Horne, Eliner C. 1961 . Begining Javanese. New Havens: Yale University Press.
ISBN 979-21-1199-9 _ _ _ 1963. Intermediate Javanese. New Havens: Yale University Press.
Janz. P. 1862. Javaansche Spraakkunst. Semarang: GC.T. van Dorp & Co.
Hak cipta dilindungi undang-undang Kats, J. & M. Koesrin. 1930. Spraakkunst en Taalessen van he! Javaansch.
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan Weltevreden: N .V. Boekhandel Visser & Co.
cara apa pun, tennasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit
Kementrian Pengajaran, Pendidikan dan Kebudajaan. 1946. Karti Basa. Djakarta:
Dicelak oleh Percelakan Kanisius Yogyakarta Kementrian Pengajaran dan Kebudajaan.

53
Kiliaan, H.N. 1919. lavaansch Spraakkunst. s 'r' r?venhage : Martinus N ijhoff.
Nimpoena, R.S . & H.J. Naula. 1918. l}ara Djmvi. Groningen : .l.B. Wo lters.
Padmosoekotjo, S. 1956. Pathine Paramasastra. Djakarta: Nodhoff-Kolff. PEDOMAN UMUM

Poerwadarminta, W.J.S. 1953. Sarining Paramasastra Djawa . Dja karta:


Nordho ff-Kolff. EJAAN BAHASAJAWA

Roorda, T. 1855. lavaansche Grammatica. Amsterdam: Johannes Muller.


HURUFLATIN

IkJlH i::K;'J ~ s- .\'I YANG DISEMPURNAKAN

l
EDISI REVISI I

BALAI BAHASA YOGYAKARTA

Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa

([)
I I II

00001861

, .'
PENERBIT KANISIUS

54
1
499.2
p
ISBN 979-21 -1199-9 PENERSIT KANISIUS (i)

J.lllll J1.I " liIMlillil~~li

Anda mungkin juga menyukai