STEP 1
TRAD-CAM
Traditional complementary alternatif medicine
STEP 2
11. Apa tujuan dan isi dari permenkes ri no 1109 tahun 2007 ?
STEP 3
Bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sedian
sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun
berdasarkan resep nenek moyang adat istiadat dari suatu tempat.
Untuk pengobatan secara empiris. Dengan dilihat dari penggunaan sebelumnya
Komplemeter alternatif
- Dilihat dari keuangan lebih mahal
- ESO : minimal ( zat aktif lebih bisa menetralisir)
- Bisa diterima beberapa golongan saja
- Dosis belum pasti
- Holistik menyeluruh mengobatinya
- Menggunakan semua komponen
- Sangat sulit untuk kendali mutu ( zat mudah terkontaminasi)
Pengobatan konvesional
- murah
- ESO : terukur
- universal
- Sudah di uji klinis : pasti
- kuratif tidak holistik
- Hanya menggunakan zat aktif
- bahan baku sudah terstndarisasi
jamu
belum diuji senyawa toksisnya
pengalaman masyarakat
berlabel daun
penggunaan secara turun temurun brdasarkan pengalaman empiris
untuk klaim khasiat
bahan baku tidak terstandarisasi
digunakan untuk pengobatan sendiri
contoh : semua jamu-jamuan
herbal terstandar (OHT)/ ekstrak alam :
- belum diuji ke manusia
- sudah diketahui sifat toksisnya
- berlabel bintang
- dilakukan uji preklinik
- bahan baku terstadarisasi
- dujikan mengenai kandungan senyawa, standarisasi pembuatan ekstrak, uji
toksisitas
contoh : tolak angin, kiranti
fitofarmaka :
- sudah melalui beragai uji klinis, teknologi farmasi, uji preklinik
- sudah diujikan terhadap manusia
- berlabel kristal
- uji preklinik dan uji klinik
- bahan baku produk jadi sudah terstandarisasi
- pelayanan kesehatan formal
- contoh :
kelebihan kekurangan
ESO minimal Bahan baku belum terstandart
Ketepatan bahan dan obat untuk indikasi Belum sampai uji klinik
Efek komplementer dalam ramuan obat Mudah tercemar mikroorganisme
Efek farmakologi mengandung banyak zat Diantara daerah 1 dengan daerah lain
aktif belum tentu tersedia
Dapat diunakan untuk penyakit metabolik
degeneratif jangka panjang
Murah
spesifikasi
kegunaan
persyaratan tersendiri
jamu, OHT, Fitofarmaka dilarang mengandung bahan kimia yang diisolasi atau di
sintetik, narkotika, psikotropika, bahan terlarang, hewan/ tumbuhan yang dilindungi.
Dilarang dalam bentuk sediaan Intravaginal, tetes mata, parenteral, supossitoria ( boleh
untuk indikasi wasir) . kalau dibentuk dalam BSO cair tidak boleh mengandung etil alkhol
> 1% kecuali BSO tingtura dengan menggunakan pengenceran.
1. Tahap Pre-klinik : dilakukan secaa in vivo atau in vitro. Dosis yang diberikan sesuai
yang akan diberikan pada manusia namun waktunya berbeda.
- Uji toksisitas
- uji farmakodinamik : melihat efek obat
2. Uji teknologi farmasi : untuk standarisasi produk, dibuat simplisia atau bentuk lain
3. Uji Klinik : syaratnya jika uji pre=klinik menunjukan positif. Menggunakan RCT pada
manusia.
- fase 1 : dilakukan pada sukarelawan sehat, untuk menguji keamanan dan tolarebilitas
obat
Fase 2 awal (dilakukan pada pasien degan jumlah terbatas tanpa pembanding) fase 2
akhir (ada pembanding)
Fase 4 : setelah obat dipasarkan, untuk melihat efek setelah digunakan lama
obat tradisional bahan atau ramuan dst, yang sudah dijelaskan diatas.
10. Apa saja jenis pelaksana komplementer alternatif berdasarkan permenkes no 1109 -
2007 ?
11. Apa tujuan dan isi dari permenkes ri no 1109 tahun 2007 ?
12. Bagaimana perbedaan jamu, OHT, fitofarmaka untuk kesehatan fromal ? sudah
melalui uji klnik atau belum ?
TRAD-CAM
ADA 6 RUANG
LINGKUP
OBAT Uji
TRADISIONAL
Jamu
OHT
fitofarmaka