A Tia LP Demam
A Tia LP Demam
Disusun Oleh:
Tia Anggraeni
1711020164
Kelas 5C
2019
LAPORAN PENDAHULUAN PROLONGED FEVER
A. DEFINISI
Demam (Febris) adalah meningkatnya suhu tubuh yang tidak normal yang
merupakan tanda klinis terjadinya gangguan fisiologi tubuh (Nurachmah, 2000).
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun
ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat
dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam
disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
6. Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti
oleh kenaikan suhu seperti semula.
B. ETIOLOGI
1. Suhu lingkungan.
2. Adanya infeksi.
3. Pneumonia.
4. Malaria.
5. Otitis media.
6. Imunisasi
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
D. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi
ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak
disertai peningkatan set point(Julia, 2000). Demam adalah sebagai mekanisme
pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk
ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan
merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen
endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)
yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di
hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam
arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ).
Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan
pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang
tinggi ini akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel
limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan
proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan
antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).
E. PATHWAYS
F. PEMERIKSAAN PENUNJANGAN
Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan demam berkepanjangan
(prolonged fever) terdiri dari pemeriksaan penunjang dasar dan pemeriksaan
penunjang lanjutan. Pemeriksaan penunjang dasar yaitu pemeriksaan darah tepi,
hitung jenis leukosit, laju endap darah, urinalisa, rontgen dada, serta
pemeriksaan serologi HIV. Pemeriksaan penunjang lanjutan pada pasien
dengan demam berkepanjangan sangatlah beraneka ragam. Pemilihan
pemeriksaan penunjang lanjutan tersebut dilakukan berdasarkan diagnosis kerja
namun ternyata tidak seluruh pasien dengan diagnosis kerja demam
berkepanjangan dilakukan seluruh pemeriksaan. Kuman terbanyak yang
ditemukan pada biakan darah, biakan urin dan biakan feses adalah masing-
masing Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan Escherichia coli
pathogen (Barry army bakry dkk, 2008).
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Secara Fisik
H. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24
jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang
demam ini juga tidak membahayan otak
3. Resiko persisten bakteremia.
4. Resiko meningitis
5. Resiko ke arah keseriusan penyakit
Intervensi :
Intervensi :
a. Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang
dimiliki klien/keluarga mengenai hipertermi
b. Berikan informasi pada klien/keluarga yang akurat tentang
penyebab hipertermi
c. Validasi perasaan klien/keluarga dan yakinkan
klien/keluarga bahwa kecemasan merupakan respon yang
normal
d. Diskusikan dengan klien/keluarga rencana tindakan yang
dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan
penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Bary Army., dkk. 2000 Etiologi dan Karakteristik Demam
Berkepanjangan Pada Anak di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo. Jurnal
Sari Pediatri, 10.
Carpenito, Lynda Juan. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi
8. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Guyton, 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Julia, Klaajte Kadang. 2000. Metode Tepat Mengatasi Demam. Google.
Com ( Diakses pada 19 november 2019).
Ngastiyah. 2012. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC
Noer, Sjaifulloh. 2004. Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Nurachmah, elly. 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC
Oswari, E. 2006. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Aauhan Keperawatan Penyaki Dalam. Edisi
1. Jakarta: Agung Setia.