Abstrak
Penomoran nomor rekam medis yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan
atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan kesehatan, tentunya jika
didukung dengan sistem yang baik. Sumber daya manusia yang bermutu dan prosedur atau
tata kerja yang baik serta sarana atau fasilitas yang memadai. Jenis penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalahmetode observasional deskriptif dengan desain cross-sectional,
populasi dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis pasien rawat jalan di rumah sakit
umum daerah tais, dengan sample sebanyak 233 berkas rekam medis dengan teknik
pengambilan sample secara Sistematic Random Sampling. Menggunakan data primer dengan
cara melakukan wawancara tentang penetapan SOP yang belum ada di tetapkan di bagian
unit rekam medis, KIUP yang belum tersedia di unit rekam medis, Pendidikan Rekam Medis
dan data sekunder dengan cara melakukan telaah nomor dokumen rekam medis pasien rawat
jalan yang tersusun di dalam box, diolah secara univariat. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei sampai Juni 2016 di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Tais. Hasil
analisa univariat, dari 233 berkas rekam medis 32 (13,73%) terjadi duplikasi penomoran
berkas rekam medis, dan 201 (86,26%) tidak terjadi duplikasi nomor rekam medis.
Diharapkan petugas di unit rekam medis agar dapat menjalankan pelayanan yang sesuai
dengan kaedah-kaedah yang berlaku yaitu ketersediaan standar operasional prosedur, sarana
dan prasarana khususnya KIUP dan sumber daya manusia supaya kejadian duplikasi nomor
rekam medis dapat diatasi.
Kata kunci : SOP,KIUP, Pendidikan
PENDAHULUAN
sedangkan rangkap adalah dua tiga helai dan kurang mengetahui tentang sistem
melekat menjadi satu. Menurut Kemenkes penomoran rekam medis.
RI tahun 2006 dalam rahayu (2013), Rumah Sakit Umum Daerah Tais
duplikasi penomoran adalah pengulangan merupakan salah satu rumah sakit
dua tiga kali pencatatan nomor yang sama. pemerintah tipe C yang ada di Provinsi
Pemberian Nomor Cara Unit (Unit Bengkulu yang terletak di Kabupaten
Numbering System) Istilah yang biasa Seluma, yang menyediakan pelayanan
digunakan adalah “Unit Numbering kesehatan untuk masyarakat, jumlah
System”, berbeda dengan sistem seri. petugas rekam medis Di Rumah Sakit
Didalam sitem pemberian nomor secara Umum Daerah Tais berjumlah 12 orang
unit ini, pada saat pasien datang pertama petugas, dimana hanya 1 orang petugas
kali untuk berobat rawat jalan maupun yang lulusan D-III perekam medis, 2 orang
rawat inap (dirawat) maka pasien berobat petugas lulusan S1 kesehatan, 2 orang
akan mendapatkan satu nomor rekam medis petugas lulusan S1 pendidikan, 5 orang
yang mana nomor tersebut akan dipakai petugas lulusan D-III kesehatan dan 2
selamanya untuk kunjungan–kunjungan orang petugas lulusan SMA di ruangan
selanjutnya baik untuk rawat jalan, rawat rekam medis di Rumah Sakit Umum
inap maupun kunjungan ke unit-unit Daerah Tais.
penunjang medis dan instalasi lain untuk Berdasarkan survei awal yang
mendapatkan pelayanan kesehatan disuatu penulis lakukan di Rumah Sakit Umum
rumah sakit. Berkas rekam medis pasien Daerah Tais dan setelah dilakukan
tersebut akan tersimpan didalam satu wawancara dengan petugas rekam medis
berkas dengan nomor pasien, menurut bahwa pada sistem penomoran berkas
revisi buku pedoman pengelolaan rekam rekam medis pasien rawat jalan di Rumah
medis (2006). Sakit Umum Daerah Tais dengan cara unit
Berdasarkan hasil dari penelitian (Unit Numbering System). Namun sering
Ikka Muldiana 2016 di Rumah Sakit Atma terjadi duplikasi penomoran berkas rekam
Jaya terjadi duplikasi nomor rekam medis medis, dimana ditemukan nomor rekam
sebanyak 18 sample, dengan faktor-faktor medis yang sama dengan identitas yang
penyebab terjadinya duplikasi nomor rekam berbeda, dikarenakan kondisi tempat
medis dikarenakan kualifikasi pendidikan, penyimpanan berkas rekam medis rawat
pengetahuan, dan pengalaman kurang teliti jalan tahun 2015 yang masih belum tertata
dengan rapi, berdasarkan data yang mengetahui berkas rekam medis yang
diperoleh dari hasil observasi di RSUD terduplikasi dengan menggunakan rumus
Tais dari 7 Box terdapat 700 berkas rekam Stratified Random Sampling yaitu
medis dan 105 ditemukan berkas rekam pengambilan sampel dimana populasi yang
medis yang terjadinya duplikasi bersifat heterogen dibagi dalam lapisan-
penomoran. lapisan (stara). Jumlah populasi berkas
rekam medis dalam satu rak terdapat 7 box
METODE berjumlah 700 BRM. Berdasarkan
Jenis penelitian ini adalah perhitungan sampel didapatkan jumlah
Observasional Deskriptif dengan rancangan sampel 233 BRM yang akan diteliti.
cross-sectional. Penelitian Observasional Dalam penyajian data dilakukan
adalah penelitian yang dilakukan dengan analisis secara univariat yaitu distribusi
cara observasi, pengamatan dan frekuensi dan narasi. Analisis univariat
pengukuran terhadap variabel yang diteliti. bertujuan untuk
yang menjadi populasi adalah petugas RM menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik
dan seluruh berkas rekam medis sebanyak masing–masing variabel (Hastono, 2007).
700 berkas rekam medis pasien rawat jalan Analisa data ini menggunakan tabel
di Rumah Sakit Umum Daerah Tais Tahun dan narasi. Data tentang SOP, pendidikan,
2015 yang mengalami duplikasi KIUP disajikan secara narasi, data
penomoran. duplikasi dalam bentuk tabulasi
Teknik pengambilan sampel ada 2
yaitu yang pertama untuk mengetahui data HASIL
yang ingin diambil yaitu pendidikan dan 1. Gambaran Umum Rekam Medis
ketersedianya KIUP dengan cara RSUD Tais
mewawancarai 1 orang petugas kepala Dari hasil wawancara dengan
ruangan rekam medis dan memilih kepala ruangan rekam medis di ketahui
responden secara total sampling yaitu bahwa pada bagian rekam medis di
memilih responden berdasarkan pada RSUD Tais memiliki 12 tenaga petugas
pertimbangan subyektifnya, bahwa rekam medis dengan latar belakang
responden tersebut dapat memberikan pendidikan 1 orang petugas lulusan D-
informasi memadai untuk menjawab III rekam medis, 2 orang petugas
pertanyaan penelitian. Yang ke dua untuk tamatan S1 kesehatan, 2 orang petugas
(n) Penyimpanan
nomor baru kepada pasien, maka dari cara yang harus dilakukan dalam
itu terjadinya duplikasi berkas rekam memberi nomor rekam medis .
medis. Standar operasional prosedur
dibuat berdasarkan kebijakan dari
5. Jumlah SDM Di Bagian Rekam instalasi Rumah Sakit sendiri dengan
Medis ketetapan dari PERMENKES No.
Lulusan D-III perekam medis 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
dan informasi kesehatan juga pada Rekam Medis, yang menyatakan
Rumah Sakit Umum Daerah Tais bahwa di setiap unit pelayanan rekam
masih sangat sedikit sehingga medis harus memiliki standar
pengetahuan tentang penomoran rekam operasional prosedur (SOP). Sistem
medis masih sangat terbatas dan penomoran di unit rekam medis
petugas di unit rekam medis karena merupakan salah satu bagian penting
keterbatasan biaya dan karena di dalam melakukan registrasi pasien,
Rumah Sakit Umum Daerah Tais karena sistem penomoran merupakan
kebanyakan lulusan dari bidan salah satu identitas pasien, yang
,perawatan, dan SMA sehingga membedakan antara pasien satu dengan
kepedulian terhadap rekam medis pasien yang lain. Maka standar
masih sangat kurang. Akibatnya operasional prosedur tentang
indikasi duplikasi nomor rekam medis penomoran harus ditetapkan agar
bisa terjadi. terciptanya pelayanan yang baik dan
sesuai dengan kaedah-kaedah atau
PEMBAHASAN standar yang berlaku di pengelolaan
1. Gambaran Standar Operasional rekam medis bagian penomoran
Prosedur (SOP) Terhadap Duplikasi registrasi pasien dan menimalisir
Penomoran Berkas Rekam Medis terjadinya duplikasi penomoran rekam
Dari hasil yang diamati di RSUD medis.
Tais belum tersedianya SOP (Standar
Prosedur Operasional) tentang 2. Gambaran Penggunaan KIUP
penomoran berkas rekam medis, hal ini Terhadap Duplikasi Penomoran
dapat mengakibatkan petugas belum Berkas Rekam Medis
mengetahui langkah apa saja dan tata