i
RINGKASAN
Sulawesi merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia yang tidak luput
dari rutinnya kejadian alam gempa bumi. Hal ini diakibatkan adanya sejumlah patahan
yang melintasi wilayah pulau Sulawesi dari bagian utara hingga selatan.
Pulau Sulawesi berada di pertemuan antara Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia
dan Lempeng Mikro Filipphina. Akibat dari pertemuan lempeng tersebut, Sulawesi
memiliki beberapa sesar aktif yang berpotensi menimbulkan aktifitas seismik/bencana
gempa. Sesar-sesar itu adalah Sesar Palu Koro terbentang dari Teluk Palu hingga ke
Lembah Koro, kemudian berbelok ke Sesar Matano di sebelah timur.
Banyak cara untuk mengidentifikasi adanya sesar, dengan cara menggunakan
salah satu metoda geofisika, yaitu metode gaya berat. Dimana data gaya berat yang di
dapat akan mampu memperlihatkan keberadaan sesar dengan adanya perubahan nila
gaya berat di sekitar sesar yang diteliti dengan adanya peningkatan kerapatan garis-
garis kontur.
Tahapan pengolahan data gayaberat ini menggunakan surfer15 digunakan
untuk mendapatkan Peta Anomali SBA dan Anomali Residual, Pengolahan GMT
digunakan untuk mendapatkan sebaran episenter gempa yang telah terjadi sebelumnya
dan Microsoft Excell digunakan untuk melakukan perhitungan pada tahap-tahap
pengolahan.
Data gaya berat dapat menunjukkan letak sesar palu koro dengan nilai densitas
antara -18 sampai 18 mGal dan Data GMT menunjukkan sebaran episenter gempa yang
telah terjadi. Setelah melakukan studi geologi dapat disimpulkan bahwa sesar palu koro
bersifat sesar geser dan mampu menjelaskan posisi sebaran episenter lebih banyak di
sebelah kanan sesar palu koro karena batuan yang berada di sisi kanan sesar palu koro
lebih lunak dibandingkan batuan sisi kiri sesar palu koro.
Kata kunci : Sesar, Gravity, Anomali SBA, Anomali residual, dan GMT
ii
IDENTIFIKASI SESAR PALU KORO MENGGUNAKAN
DATA ANOMALI GAYA BERAT
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program
Studi S-I Teknik Geofisika
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
SLAMAT RIADY SILALAHI
F1D314010
Disetujui:
Dosen Pembimbing
Diketahui:
iv
RIWAYAT HIDUP
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
petunjuk-Nya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang dengan Judul
“Identifikasi Sesar Palu Koro menggunakan data anomaly gaya berat”. Laporan
ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada
program S-I Teknik Geofisika.
Tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, semua kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan oleh penulis. Pada akhirnya, penulis
mengucapkan terima kasih kembali atas dukungan semua pihak dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat.
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
1
I. PENDAHULUAN
terukur di permukaan bumi. Secara umum anomali gaya berat terdiri dari
Anomaly Bouger, Anomaly Regional dan Anomaly Residual. Anomali Bouger
yang terukur dari permukaan merupakan penjumlahan dari semua
kemungkinan sumber anomaly yang ada di bawah permukaan.
Dimana salah satunya merupakan target event. Jika target event adalah
anomali residu, bahwa anomali Bouger merupakan superposisi dari anomali
regional dan anomali residu, dimana anomali Bouger merupakan selisih antar
harga gaya berat teoritis yang seharusnya terukur untuk titik pengamatan
tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan magang ini adalah sebagai berikut :
1. Mampu mengolah data Gaya Berat menggunakan beberapa software
serta mengorganisir data dengan baik dan benar
2. Mampu melakukan pemisahan anomali regional dan residual .
3. Memberi informasi tambahan dan sebagai data pendukung kepada
peneliti dalam penelitian selanjutnya.
3
1.3 Manfaat
Manfaat kegiatan magang ini adalah agar mahasiswa dapat terlibat
langsung dalam peranan dan pekerjaan seorang geofisikawan dalam dunia
kerja selama magang di BMKG. Memberi informasi tambahan kepada
pembaca serta memberi informasi berupa data pendukung kepada Peneliti
dalam penelitian selanjutnya untuk identifikasi sesar di kawasan palu ,
Sulawesi Tengah untuk pemetaan daerah rawan bencana.
4
Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi
Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan
Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.Pada
tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi
Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah
Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi
suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan
Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen
Perhubungan.Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan
48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah
Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan
Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga
Pemerintah Non Departemen.Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009)
Visi
Mewujudkan BMKG yang handal, tanggap dan mampu dalam rangka
mendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan pembangunan
nasional, dan berperan aktif di tingkat Internasional. Terminologi di dalam visi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
7
Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi BMKG, maka diperlukan visi yang jelas
yaitu berupa langkah-langkah BMKG untuk mewujudkan Misi yang telah
ditetapkan yaitu :
1. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara
dan geofisika.
2. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika yang handal dan terpercaya.
3. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi,
klimatologi , kualitas udara dan geofisika.
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional di Bidang meteorologi,
klimatologi , kualitas udara dan geofisika.
Secara lebih rinci, maksud dari pernyataan misi di atas adalah sebagai berikut :
a. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas
udara, dan geofisika artinya BMKG melaksanakan operasional pengamatan
dan pengumpulan data secara teratur, lengkap dan akurat guna dipakai
untuk mengenali dan memahami karakteristik unsur-unsur meteorologi,
klimatologi, kualitas udara, dan geofisika guna membuat prakiraan dan
informasi yang akurat.
b. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas
udara, dan geofisika kepada para pengguna sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan tingkat akurasi tinggi dan tepat waktu.
c. Mengkoordinasi dan Memfasilitasi kegiatan sesuai dengan kewenangan
BMKG, maka BMKG wajib mengawasi pelaksanaan operasional, memberi
pedoman teknis, serta berwenang untuk mengkalibrasi peralatan
meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional artinya BMKG dalam
melaksanakan kegiatan secara operasional selalu mengacu pada ketentuan
8
Bentuk Logo
Logo Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berbentuk lingkaran
dengan warna dasar biru, putih dan hijau, di tengah-tengah warna putih
terdapat satu garis berwarna abu-abu. Dibawah logo yang berbentuk lingkaran
terdapat tulisan BMKG.
Makna Logo
Makna dari logo BMKG menggambarkan bahwa BMKG berupaya
semaksimal mungkin dapat menyediakan dan memberikan informasi
10
Arti Logo
Bentuk lingkaran melambangkan BMKG sebagai institusi yang dinamis;
1. 5 (lima) garis di bagian atas melambangkan dasar Negara RI yaitu
Pancasila;
2. 9 (sembilan) garis di bagian bawah merupakan angka tertinggi yang
melambangkan hasil maksimal yang diharapkan;
3. Gumpalan awan putih melambangkan meteorologi;
4. Bidang warna biru bergaris melambangkan klimatologi;
5. Bidang berwarna hijau bergaris patah melambangkan geofisika;
6. 1 (satu) garis melintang di tengah melambangkan garis khatulistiwa;
7. Warna biru diartikan keagungan/ ketaqwaan;
8. Warna putih diartikan keikhlasan/ suci;
9. Warna hijau diartikan kesuburan;
10. Warna abu-abu diartikan bebas/ tidak ada batas administrasi
12
1. 119 – 124 BT
2. 2.3 LS – 2.3 LU
Data Topography
Data Topography yang digunakan dalam pengolahan gravity adalah data
berupa koordinat longnitut(UTM X), latitut(UTM Y) dan ktinggian (topo). Tiap
parameter memiliki 83.678 data, maka jumlah semua data yang digunakan
sebanyak 418.390 data.
14
Data Gravity
Data Topography yang digunakan dalam pengolahan gravity adalah data
berupa koordinat longnitut(UTM X), latitut(UTM Y) dan gravity. Tiap parameter
memiliki 83.678 data, maka jumlah semua data yang digunakan sebanyak
418.390 data.
15
Dari kedua data tersebut berupa titik koordinat Lokasi sesar palu koro,
Sulawesi Tengah yaitu data Topography dan data Gravity dilakukan
perhitungan pada microsoft excell untuk mendapatkan nilai Bouger Correction
dan Anomaly Bouger(SBA). Anomali Bouguer merupakan data anomali gaya
berat yang sudah terkoreksi variasi pasang surut (tidal), drift, lintang,
ketinggian, Bouguer dan medan (terrain). Secara umum Anomali Bouguer
mengandung komponen anomali regional dan residual. Kemudian dilakukan
pemisahan antara anomali regional anomali residual.
mGal
Analisa Data
Peta SBA
Peta SBA didapat dari hasil grid data yang didapat dari hasil data
grav dan data topografi berdasarkan citra satelit TOPEX. Data yang
didapat dari citra satelit diolah di Microsoft Excel untuk melakukan
pengolahan untuk mendapatkan nilai SBA. Pertama mencari nilai BC
dengan rumus
Gambar 8. Peta Residual yang telah dianalisa. Garis Hitam menunjukkan posisi
sesar
Dari data rekam gempa tersebut dapat menentukan pusat gempa yang telah
terjadi.
Pengolahan GMT
Setelah dilakukannya perbaikan dan susunan data pada Microsoft excel, Maka
akan dilakukan pengolahan data scrip pada software notepad++.
Analisa Data
5.1 Kesimpulan
1. Dalam pengolahan data gravity terlebih dahulu menentukan koordinat
lokasi untuk mengetahui batasan area, pengolahan ini menggunakan
beberapa software yaitu Surfer 15 yang digunakan untuk mendapatkan
peta SBA dan residual, GMT digunakan untuk mengetahui sebaran
episenter gempa yang telah terjadi rentan waktu yang kita ingini dan
Microsoft Excell digunakan untuk melakukan perhitungan pada tahap-
tahap pengolahan.
2. Data gaya berat dapat menunjukkan letak sesar palu koro dengan nilai
densitas antara -18 sampai 18 mGal dan Data GMT menunjukkan
sebaran episenter gempa yang telah terjadi. Setelah melakukan studi
geologi dapat disimpulkan bahwa sesar palu koro bersifat sesar geser dan
mampu menjelaskan posisi sebaran episenter lebih banyak di sebelah
kanan sesar palu koro karena batuan yang berada di sisi kanan sesar
palu koro lebih lunak dibandingkan batuan sisi kiri sesar palu koro.
5.2 Saran
1. Pada saat melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai anomali
Bougeur, nilai estimasi densitas harusdiperhatikan.
2. Dalam melakukan filter gausian metode matriks elkin harus hati-hati
agar terhindar dari kesalahan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Julius, Admiral dkk. 2014. Interpretasi Posisi dan Struktur Segmen Sunda
dengan Pengolahan Data Anomali Gaya Berat. Buletin Artikel Ilmiah
MKKUGBBMKG II Ciputat Vol.4 no.11-November 2014.
LAMPIRAN