Anda di halaman 1dari 5

The Adventure of Dream

My Realm of Dream ...

Sunday, 16 November 2014

Sinopsis Dan Relevansi Lakon Wayang “Sang Bratasena” Dengan Zaman Sekarang

Sinopsis Dan Relevansi Lakon Wayang “Sang Bratasena” Dengan Zaman Sekarang

Mata Kuliah Telaah Drama

Oleh :

Henri Firmansah (C0112022)

PROGRAM STUDI SASTRA DAERAH

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014
Sinopsis dan Relevansi Lakon Wayang “Sang Bratasena” dengan Zaman Sekarang

a. Judul/Lakon wayang : “Sang Bratasena”

b. Dalang : Drs.Imam Sutarjo, M.Hum

c. Waktu/Tempat : 31 November 2014/ RRI Surakarta

Sinopsis

Ibu para Pandawa, Dewi Kunti melahirkan anak keduanya yang berupa jabang bayi yang terbungkus.
Namun selama empat tahun lamanya si bayi belum keluar juga. Di kayangan, Batara Narada berbicara
dengan Batara Bayu. Batara Narada menyuruh Batara Bayu untuk turun ke dunia dan memberikan
anugerah kekuatan kepada si bayi bungkus tersebut. Lalu anak itu punya nama Bayusiwi yang berarti
anaknya Bayu. Batari Durga, ratu segala setan, berusaha untuk membunuh Bayusiwi tetapi malah
terpukul oleh kekuatan luar biasa darinya.

Di tempat lain Batara Narada menemui Gajah Sena yang sedang bertapa. Ia bernama Gajah Sena. Narada
memberi petunjuk kepada Gajah Sena untuk memecah Bayusiwi yang masih terbungkus. Gajah Sena pun
kemudian mencoba untuk memecahnya. Setelah berkali-kali diseru-duk akhirnya pecah juga bungkus
tersebut dan muncullah pemuda gagah perkasa. Sang pemuda yang merasa sakit karena diseruduk lalu
membalas perbuatan dari Gajah Sena. Gajah Sena pun kalah dan sukmanya masuk ke dalam tubuh
Bayusiwi. Bayusiwi kebingungan, lalu Batara Nara-da menceritakan asal usulnya dan sang pemuda itu
diberi nama Bratasena dan Pandusiwi karena ia juga anak Pandu.

Bratasena pun kemudian pulang ke negaranya. Dalam perjalanan ia bertemu dengan Semar. Ia diberi
wejangan untuk bertemu dengan guru yang tepat yaitu Begawan Durna. Di tengah perjalanan ia bertemu
dengan Anoman. Anoman mengatakan bahwa Begawan Durna bukanlah guru yang tepat, tetapi tekad
Bratasena kokoh dan telah bulat.

Di Sokalima, Begawan Durna didatangi oleh Patih Sengkuni dan Dursasana, mereka menyuruh Begawan
Durna untuk menyingkirkan para Pandawa. Sang begawan menolaknya karena mereka adalah murid-
murid yang hebat. Namun karena kelicikan Sengkuni akhirnya sang begawan pun menyanggupinya.
Setelah Sengkuni dan Dursasana pergi, lalu datanglah Bratasena yang meminta diajari ilmu
kesempurnaan pada dirinya. Begawan Durna pun menyetujuinya dengan
syarat harus membawa gung susuhuning angin dan tirta pawitrasari sebagai ganti ilmu yang akan
diajarkan. Bratasena segera berangkat mencarinya. Ia pergi ke Gunung Candradimuka. Dan mengobrak-
abrik gunung tersebut, tetapi malah bertemu dengan dua raksasa bernama Rukmala dan Rukmuka.
Terjadi peperangan sengit antara mereka. Pada akhirnya Bratasenalah yang berhasil menang. Setelah itu
datanglah Batara Indra dan Bayu memberitahukan bahwa di situ tidak ada sesuatu yang dicarinya. Ia pun
pergi ke dasar samudra atas petunjuk dari Begawan Durna.

Sebelum berangkat, Bratasena berpamitan dengan ibunya dan semua saudaranya. Semula mereka
semua tidak sanggup untuk mengizinkan Bratasena untuk pergi. Tetapi tekad Bratasena yang tidak
mungkin goyah lagi segera pergi. Ketika itu, Krsna memberi kejelasan dan pencerahan kepada mereka
semua agar mendoakan keselamatan Bratasena.

Bratasena telah sampai di tepi samudra. Ia sedikit takut karena ombaknya yang besar. Tetapi ia ingat
akan tekatnya lalu menceburkan dirinya ke samudra. Di dasar samudra ia bertemu dengan seekor naga.
Ia pun bertarung dengan naga tersebut sampai ia terlilit oleh tubuh naga itu. Dengan kuku
pancanakanya, ia berhasil membunuh naga tersebut. Lalu ia sampai di kayangan Sunyaruri tempat Dewa
Ruci tinggal. Di sana ia mendapatkan wejangan tentang hidup ini. Setelah mendapatkan wejangan yang
sangat berharga itu, Bratasena kembali ke rumahnya dan mengamalkan ajaran-ajarannya. Di sana Semar
telah menantinya dengan bangga melihat keberhasilan Bratasena.

Relevansi cerita Bratasena dengan kehidupan sekarang sangatlah banyak. Antara lain bisa kita contoh
sikap dari Bratasena yang begitu taat dengan gurunya. Sudah tidak banyak murid-murid pada zaman
sekarang yang sebegitu menuruti ajaran dari gurunya. Lalu tekadnya yang tidak mudah berubah
membuatnya sangat konsisten. Betapa banyaknya orang yang inkonsisten pada zaman ini. Ada juga
sifatnya yang tidak gentar melihat bahaya yang menghadang juga tidak banyak ada pada jiwa orang-
orang di zaman sekarang. Kemudian bagaimana Bratasena yang mengamalkan ajaran-ajaran dari Dewa
Ruci. Kita sebaiknya mencontoh perbuatan-perbuatan dan sikap yang baik dari Bratasena. Karena sangat
banyaknya kebijaksanaan muncul dari pelbagai cerita wayang salah satunya cerita tentang Bratasena ini.

Unknown at 11/16/2014 07:27:00 pm

Share

No comments:

Post a Comment


Home

View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai