Anda di halaman 1dari 29

PENINGKATAN MUTU PENILAIAN

(PENGEMBANGAN SOAL HOTS)

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2019

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………….. 1
B. Tujuan ……………………………………………………….. 2
C. Dasar Hukum ……………………………………………… 2
BAB II PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN
A. Instrumen dan Bentuk Penilaian ……………………… 4
B. Prinsip-Prinsip Penilaian ………………………………… 4
C. Prosedur Penilaian Pembelajaran dan Hasil Belajar
(Oleh Pendidik) …………………………………………….. 6
D. Langkah Penyusunan Soal ……………………………… 6
E. Kaidah Penulisan Soal …………………………………… 6
F. Penyusunan Kisi-Kisi …………………………………….. 9
BAB III PENGEMBANGAN SOAL HOTS
A. Pengertian Soal HOTS ……………………………………. 13
B. Karakteristik Soal HOTS ………………………………… 15
C. Teknik Penulisan Soal HOTS …………………………… 16
D. Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS …………. 16
E. Contoh-Contoh Soal HOTS ……………………………… 17
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………… 27

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, pada Pasal 63 dijelaskan bahwa
menurut Standar Penilaian Pendidikan, penilaian pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas a) penilaian
hasil belajar oleh pendidik, b) penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan, dan c) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Adapun
konten dalam kegiatan penilaian mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan PMK dan turunannya.

Penilaian harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk


memperoleh informasi yang valid tentang efektivitas proses
pembelajaran dan tingkat pencapaian hasil belajar. Evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan
program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala,
menyeluruh, transparan dan sistemik untuk menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan.

Proses pembelajaran pada PMK diarahkan untuk mencapai tujuan


yang dikembangkan berdasarkan profil lulusan yaitu: (1) beriman,
bertakwa, dan berbudi pekerti luhur; (2) memiliki sikap mental yang
kuat untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan; (3)
1
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki
keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan; (4) memiliki
kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk
bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan (5) berkontribusi
dalam pembangunan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi
pasar global. Proses Pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis
aktivitas secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
dan memotivasi peserta didik. Selain itu proses pembelajaran juga
memberikan ruang untuk berkembangnya keterampilan abad XXI
yaitu kreatif, berfikir kritis, penyelesaian masalah, kolaborasi, dan
komunikasi yang memberikan peluang bagi pengembangan prakarsa
dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan
psikologis peserta didik. Oleh karena itu, aktivitas penilaian di SMK
harus pula memfasilitasi kebutuhan proses pembelajaran dan
menjamin ketercapaian kompetensi lulusan serta meningkatkan
peluang kebekerjaan.

B. Tujuan

1. Meningkatkan mutu pelaksanaan penilaian di SMK;

2. Mengembangkan butir soal yang mengukur HOTS (Higher-order


Thinking Skills);

3. Pengembangan bank soal uji kompetensi keahlian, bank soal


ujian nasional teori kejuruan, dan bank soal ujian sekolah
bertandar nasional (USBN);

4. Mengembangkan proses penilaian berbasis elektronik.

C. Dasar Hukum

Landasan Hukum yang digunakan dalam Panduan Penilaian Proses


dan Hasil Belajar Peserta Didik SMK ini adalah:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah untuk terkahir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 205 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

2
3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter.

4. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK


Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber
Daya Manusia Indonesia.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan SMK/MAK

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh
Pemerintah.

8. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

9. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

10. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah


Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan
Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program
Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3).

11. Surat Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor


5819/H/TU/2018 tentang Rapor Akademik dan Non Akademik.

3
BAB II
PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN

A. Instrumen dan Bentuk Penilaian

1. Instrumen penilaian yang digunakan adalah bentuk tes dan


nontes;

2. Instrumen penilaian dalam bentuk tes berupa isian, uraian,


pilihan, dan pengamatan menggunakan daftar cek (checklist);

3. Instrumen penilaian dalam bentuk nontes berupa penilaian sikap


dan kinerja melalui pengamatan dengan menggunakan pedoman
dan/atau rubrik;

4. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi,


konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas isi sesuai
dengan materi pelajaran;

5. Instrumen penilaian memberikan hasil yang dapat


diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antartahun,
dan

6. Instrumen penilaian yang digunakan secara luas harus melalui


uji coba untuk mengetahui karakteristik dan kualitas instrumen.

B. Prinsip-Prinsip Penilaian

Penilaian Hasil Belajar peserta didik dilakukan berdasarkan pada


prinsip- prinsip sebagai berikut:

1. Sahih, berarti interpretasi hasil penilaian didasarkan pada data


yang mencerminkan kemampuan peserta didik dalam kaitannya
dengan kompetensi yang dinilai sebagaimana diamanatkan oleh
Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya;

2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria


yang jelas dalam pemberian interpretasi, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai, dimulai dari pengembangan instrumen
penilaiannya sampai dengan analisis hasil penilaian;

3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan


peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial

4
ekonomi, dan gender;

4. Terpadu, berarti penilaian mencakup ranah sikap, pengetahuan,


dan keterampilan secara terintegrasi dan merupakan komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar


pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan;

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup


ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;

7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan


bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku sesuai
tahapan pelaksanaan kurikulum;

8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran


Kriteria Pencapaian Kompetensi yang ditetapkan sesuai Standar
Kompetensi Lulusan;

9. Akuntabel, berarti hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan,


baik dari segi mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya;

10. Reliabel, berarti penilaian memberikan hasil yang dapat


dipercaya, dan konsisten apabila proses penilaian dilakukan
secara berulang dengan menggunakan instrumen setara yang
terkalibrasi; dan

11. Autentik, berarti penilaian didasarkan pada keahlian, materi,


atau kompetensi yang dipelajari sesuai dengan norma dan
konteks di tempat kerja.

Pinsip-prinsip penilaian otentik (Griffin, 2012):

1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;

2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;

3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik;

4. Berbasis kinerja peserta didik;

5. Memotivasi belajar peserta didik;

5
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta
didik;

7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi


responnya;

8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan


keterampilan;

9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen;

10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.;

11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;

12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;

13. Terkait dengan dunia kerja;

14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata,


dan

15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.

C. Prosedur Penilaian Pembelajaran dan Hasil Belajar (Oleh


Pendidik)

1. Menetapkan tujuan penilaian;

2. Menyusun kisi-kisi penilaian;

3. Membuat instrumen penilaian berikut pedoman penskoran;

4. Melakukan analisis kualitas instrumen;

5. Melakukan penilaian;

6. Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil


penilaian;

7. Melaporkan hasil penilaian, dan

8. Menindaklanjuti laporan hasil penilaian.

D. Langkah Penyusunan Soal

1. Menganalisis SKL, KI, dan KD;

2. Menjabarkan KD ke dalam IPK,

3. Menjabarkan IPK ke dalam soal;

4. Menyusun kisi-kisi dan kartu soal;


6
5. Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang
digunakan, dan

6. Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan,


baik substansi/materi, konstruksi, maupun bahasa.

E. Kaidah Penulisan Soal

1. Soal Bentuk Pilihan Ganda

Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan
jawaban (option). Untuk tingkat SMK biasanya digunakan 5 (lima)
pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah
satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling
tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).

Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut:

a. Materi

1) Soal harus sesuai dengan indikator;

2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi


materi;

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar


atau yang paling benar.

b. Konstruksi

1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas;

2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus


merupakan pernyataan yang diperlukan saja;

3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban


benar;

4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat


negatif ganda;

5) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama;

6) Pilihan jawaban jangan mengandung Pernyataan: “Semua


pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan
jawaban di atas benar”;

7
7) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka
tersebut, atau kronologisnya;

8) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang


terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi, dan

9) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal


sebelumnya.

c. Bahasa

1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai


dengan kaidah bahasa Indonesia;

2) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika


soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional;

3) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif,


dan

4) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang


bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

2. Soal Bentuk Uraian

a. Substansi/Materi

1) Soal sesuai dengan indikator KD dan menuntut tes bentuk


uraian;

2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai;

3) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi, dan

4) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis


sekolah, dan tingkat kelas.

b. Konstruksi

1) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal;

2) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata


tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai.
Gunakanlah kata-kata: mengapa, uraiakan, jelaskan,
tafsirkan, bandingkan, buktikan, hitunglah, dan hindari
pertanyaan: siapa, apa, bila;

8
3) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas
dan berfungsi, dan

4) Ada pedoman penskoran.

c. Bahasa

1) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif;

2) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku;

3) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan


penafsiran ganda atau salah pengertian;

4) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan, dan

5) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku daerah tertentu


atau bahasa tabu.

F. Penyusunan Kisi-Kisi

Kisi-kisi adalah suatu format berupa matriks yang memuat


informasi/kriteria yang dapat dijadikan pedoman untuk
menulis/merakit soal. Kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam
penulisan soal hingga menghasilkan soal yang siap digunakan
sesuai dengan tujuan tes. Melalui kisi-kisi dapat diketahui arah dan
tujuan setiap soal. Kisi-kisi yang baik akan dapat menghasilkan
perangkat soal yang baik pula. Indikator soal yang baik
memungkinkan disusunnya banyak variasi soal dan mampu
mengukur kemampuan higher order thinking skill (HOTS) peserta
didik yakni kemampuan dalam melakukan analisis, evaluasi, dan
mengreasi.

Syarat kisi-kisi soal adalah:

1. Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat;

2. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami, dan

3. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk


soal yang ditetapkan.

Komponen kisi-kisi terdiri atas:

1. Identitas
 Nama Institusi
 Program/Kompetensi Keahlian
 Mata Pelajaran
9
 Semester
 Tahun Pelajaran

2. Format kisi-kisi soal


 Kompetensi Dasar
 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
 Materi yang akan dijadikan soal
 Indikator soal
 Level kognitif
 Bentuk soal
 Nomor urut soal

Kompetensi Dasar adalah kemampuan minimal yang harus


dikuasai peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran
tertentu. Kompetensi Dasar diambil dari kurikulum.

Indikator adalah rumusan tingkah laku yang dapat diamati


sebagai pertanda atau indikasi tujuan pembelajaran (kompetensi
dasar) sudah dikuasai oleh peserta didik. Rumusan indikator
harus dapat diukur dan menggambarkan tingkat kemampuan
peserta didik dari suatu topik bahasan. Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dengan kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Syarat-syarat indikator yang baik adalah:


 Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur;
 Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur;
 Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih;
 Dapat dibuatkan soalnya.

Teknik merumuskan indikator:


 Bila soal mengandung stimulus, maka rumusan
indikatornya: “Disajikan …, peserta didik dapat menganalisis
….”

 Bila soal tidak mengandung stimulus, maka rumusan


indikatornya: “Peserta didik dapat membedakan ….”

Materi adalah bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik


berdasarkan kompetensi dasar yang akan diukur. Penentuan
10
materi yang akan diambil disesuaikan dengan indikator yang
akan disusun. Uraian materi dapat dirumuskan secara spesifik
atau umum.

Materi yang dipilih adalah materi esensial yang akan dikeluarkan


dalam tes. Untuk memilih materi esensial dapat berpatokan pada
kriteria-kriteria berikut:
 merupakan materi penting yang harus dikuasai oleh peserta
didik;
 merupakan materi lanjutan dan pendalaman dari satu materi
yang sudah dipelajari sebelumnya;
 merupakan materi yang sering diperlukan;
 merupakan materi yang berkesinambungan yang terdapat
pada semua jenjang kelas;
 merupakan materi yang memiliki nilai terapan dalam
kehidupan sehari-hari, dan
 untuk mempelajari bidang studi lain.

Indikator soal merupakan penjabaran dari Indikator Pencapaian


Kompetensi (yang telah diseleksi) ke ranah yang lebih
operasional.

Indikator soal dianjurkan meliputi A (Audience), B (Behavior), C


(Condition), dan D (Degree).

Contoh:

“Disajikan gambar rangkaian listrik, peserta didik dapat


menghitung arus listrik yang mengalir pada salah satu cabang”.

A (Audience) = peserta didik


B (Behavior) = menghitung arus listrik yang mengalir
C (Condition) = disajikan gambar rangkaian listrik
D (Degree) = salah satu cabang

Level kognitif C1-C2 minimalnya memenuhi pola A-B

Level kognitif C3-C5 minimalnya memenuhi pola A-B-C

Level Kognitif merupakan tingkatan proses kognitif yang terdiri


dari Level 1, Level 2, dan Level 3.

Menurut Anderson & Krathwohl, Level 1 merupakan


pengetahuan dan pemahaman atau berfikir tingkat rendah

11
(Lower Order Thinking Skill/LOTS, meliputi C1 dan C2; Level 2
penerapan (C3), dan Level 3 adalah penalaran (C4, C5, dan C6).
Pada level penalaran inilah yang termasuk pada berfikir tingkat
tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS).

12
Contoh Kisi-Kisi
KISI-KISI SOAL
Nama Sekolah : SMK ………………….
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Teknik Otomotif
Kelas : ………………
Semester/Tahun : ………………

Ranah/Level Kognitif
Indikator
Kompetensi Lingkup Pengetahuan Penalaran Bentuk Nomor
Pencapaian Indikator Soal Aplikasi/
No Dasar Materi dan dan Soal Soal
Kompetensi Penerapan
Pemahaman logika
1 Menghitung Menghitung Tahanan, Disajikan gambar V/L2 PG 1
tahanan, daya listrik arus, dan rangkaian listrik,
arus, dan pada tegangan siswa dapat
tegangan rangkaian pada menghitung daya
pada kelistrikan rangkaian listrik pada
rangkaian Otomotif. seri dan rangkaian
seri dan paralel. kelistrikan
paralel. otomotif.
2 Menganalisis Mendiagnosis Listrik Disajikan sebuah V/L3 PG 3
ganguan gangguan Otomotif pernyataan
pada pada baterai. tentang baterai,
baterai. siswa dapat
mengdiagnosis
gangguan
pada baterai

13
BAB III
PENGEMBANGAN SOAL HOTS

A. Pengertian HOTS

Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill


(HOTS) adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan
materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan
aktivitas mental yang paling dasar. (Resnick:987)

ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

Keterampilan berpikir sesuai ranah Sebagai


kognitif, afektif, dan psikomotor
Transfer
sebagai kesatuan dalam proses
pembelajaran.
Knowledge

Keterampilan
Berfikir
Tingkat
Tinggi

Sebagai
Sebagai
Critical and
Promblem
Creative
Solving
Thingking

Keterampilan yang mendorong Keterampilan yang dikerahkan dalam


untuk dapat memecahkan memecahkan permasalahan dan
masalah kehidupan sehari-hari. mengambil keputusan: menganalisis,
menginvestigasi, dan menyimpulkan.

Gambar: Aspek Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Edward Glaser (1941:5) mendefinisikan berpikir kritis sebagai: (1)


suatu sikap yang mau berpikir secara mendalam tentang
14
masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan
pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode
pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu
keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.
Berpikir kritis merupakan upaya keras untuk memeriksa setiap
keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti
pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang
diakibatkannya.

Robert W. Bailey (1989), pemecahan masalah merupakan suatu


kegiatan yang kompleks dan tingkat tinggi dari proses mental
seseorang yang mengombinasikan gagasan cemerlang untuk
membentuk kombinasi gagasan yang baru berdasarkan
penalaran.

Cotton K (1991), berpikir kreatif memiliki karakteristik sebagai


berikut: fluency (membangun banyak ide), flexibility (dapat
mengubah-ubah pandangan dengan mudah), originality
(menghasilkan sesuatu yang baru), dan elaboration (membangun
ide-ide berdasarkan ide-ide yang lain).

Horold dan Cyril O’Donnell, pengambilan keputusan adalah


pemilihan di antara alternatif mengenai suatu cara bertindak
yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

Dimensi Proses Kognitif


(Anderson & Krathwohl, 2001)
Level kognitif Definisi
Mengambil pengetahuan yang
Mengingat C1
relevan dari ingatan jangka
(Remember)
Level 1 panjang.
Pemahaman Mengambil arti/makna dari
(LOTS) Mengerti C2 instruksi yang diberikan,
(Understand) termasuk komunikasi secara
oral/lisan, tulisan dan grafik.

Mengikuti atau menggunakan


Level 2 Menerapkan C3
prosedur di situasi yang
Penerapan (Apply)
berbeda/tidak lazim.

15
Level kognitif Definisi
Memisahkan bahan menjadi
bagian-bagian dan menentukan
bagaimana tiap bagian tersebut
Menganalisis C4
saling berhubungan satu sama
(Analyse)
lain dan terhadap suatu
struktur atau fungsi secara
keseluruhan.
Level 3
Penalaran Mengevaluasi C5 Membuat penilaian berdasarkan
(HOTS) (Evaluate) kriteria dan standar.
Menyatukan elemen-elemen
agar membentuk sebuah
Mengkreasi C6 kesatuan yang logis atau
(Create) fungsional; menyusun kembali
elemen-elemen menjadi sebuah
pola atau struktur baru.

B. Karakteristik Soal HOTS

1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, meminimalkan


aspek ingatan atau pengetahuan.

2. Menuntut kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,


metakognitif, dan berpikir kreatif.

3. Meminimalkan kemampuan mengingat kembali informasi (recall),


tetapi lebih mengukur kemampuan:
a. transfer satu konsep ke konsep lainnya,
b. memproses dan menerapkan informasi,
c. mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
d. menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
e. menelaah/menguji ide dan informasi secara kritis.

4. Menggunakan penalaran dan logika untuk:


a. Mengambil keputusan (evaluasi)
b. Memprediksi & Refleksi
c. Menyusun strategi baru untuk memecahkan masalah

Catatan:
• Soal HOTS tidak berarti soal lebih sulit.
• Soal mudah bisa termasuk HOTS.

C. Teknik Penulisan Soal HOTS

1. Perhatikan cakupan materi yang diharuskan untuk level


16
pendidikan.

2. Perhatikan beberapa kompetensi yang diharapkan pada tiap level


pendidikan yang kemudian diturunkan menjadi beberapa
indikator dan tujuan dari pembelajaran berdasarkan anjuran
yang tertuang pada kurikulum.

3. Penggunaan pengetahuan dasar untuk suatu cakupan materi


sangat mungkin berbeda sesuai dengan level pendidikan.

4. Menggunakan pengetahuan atau kemampuan dasar untuk


menyelesaikan permasalahan yang ada.

5. Dalam taksonomi Bloom tingkatan yang paling rendah dapat


menjadi pengetahuan dasar untuk menjawab pertanyaan ke
tingkatan selanjutnya.

6. Dianjurkan untuk menyediakan berbagai macam data


(pernyataan, tabel, grafik, hasil dari percobaan yang dilakukan,
laporan, bahan bacaan, hasil observasi, dll) sebagai stimulus
untuk menjawab soal-soal HOTS.

Stimulus sangat dianjurkan diambil dari konteks dunia nyata/


kehidupan sehari-hari (situasi yang otentik).

Pada stimulus, soal berupa cerita atau kalimat jangan


mengandung unsur kekerasan, pornografi, SARA, atau politik
dan juga hindari gambar, kalimat atau slogan yang mengandung
unsur iklan.

7. Berbagai macam data yang disediakan memberikan informasi


kepada peserta didik merujuk kepada pengetahuan atau
kemampuan dasar sehingga dapat diolah lebih lanjut.

8. Mengacu pada kaidah-kaidah penulisan soal Pilihan Ganda/


Uraian.

9. Menulis soal tertulis HOTS dapat berupa soal PG atau


esei/uraian.

D. Langkah-langkah Menyusun Soal HOTS

1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS.

Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Oleh


karena itu guru-guru secara mandiri atau melalui forum MGMP

17
dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan
soal-soal HOTS.

2. Menyusun kisi-kisi soal

Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu


para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-
kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a)
memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi
pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan
indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.

3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual

Stimulus yang digunakan hendaknya menarik dan konstektual,


artinya mendorong peserta didik untuk membaca stimulus.
Stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong
peserta didik untuk membaca.

4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal

Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan


butir soal HOTS.dan setiap butir soal ditulis pada kartu soal.

5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban

Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan


pedoman penskoran dan kunci jawaban. Pedoman penskoran
dibuat untuk bentuk soal uraian, sedangkan kunci jawaban
dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda.

E. Contoh-Contoh Soal HOTS

Contoh 1

Indikator Soal:

Disajikan gambar dan hasil pengambilan data teknisi terkait kondisi


mesin, peserta didik dapat menyimpulkan kondisi mesin tersebut.

Rumusan Soal:

Di sebuah bengkel motor seorang teknisi telah memperbaiki mesin 4 tak


dan mengambil data dari mesin dengan kondisi sebagai berikut:

18
Pengambilan Pemampatan Daya Buang
Piston bergerak dari Piston bergerak Piston terlempar dari kruk as memberikan
titik mati atas ke titik kembali dari TMB ke TMA menuju TMB gaya menggerakkan
mati bawah TMA piston dari TMB ke
TMA

Berdasarkan data di atas, kesimpulan yang dapat diambil oleh teknisi


adalah ….

A. tekanan piston membuat campuran bahan bakar dan juga udara


menjadi kabut yang di hisap melalu intake port.

B. posisi katub yang tertutup meningkatkan tekanan udara


sehingga mampu menstabilkan temperatur ruangan.

C. transformasi energi secara bolak-balik yang dilakukan oleh


piston disebabkan oleh klep in-let menutup penuh.

D. ledakan hasil pembakaran busi dapat mendorong piston


menghasilkan gas pembuangan ke port exhaust.

E. kondisi piston yang terlempar menuju titik mati atas dan bawah
digerakkan oleh putaran noken as.

Contoh 2

Indikator Soal:

Disajikan gambar rangkaian listrik, peserta didik dapat


menyimpulkan keadaan lampu-lampu yang terpasang.

19
Rumusan Soal:

Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut!


L1
A

L2
S

Mula-mula saklar S dihubungkan menyebabkan arus listrik


mengalir sehingga lampu L1 dan L2 sama terangnya.

Kemudian pada kawat A - B dipasang lampu L3 yang sejenis dengan


lampu L1 dan L2. Ketika saklar S dihubungkan, bagaimana keadaan
lampu-lampu tersebut?

A. L1 akan padam, sedangkan L2 menyala sama terang dengan L3.

B. Ketiga lampu L1, L2, dan L3 menyala dengan sama terang.

C. Ketiga lampu menyala, namun lampu L2 lebih terang daripada L1


dan L3.

D. Ketiga lampu menyala, namun lampu L3 lebih terang daripada L1


dan L2.

E. Ketiga lampu menyala, namun lampu L1 lebih terang daripada L2


dan L3.

Contoh 3

Indikator Soal:

Disajikan kebutuhan Personal Computer pelanggan/individu, siswa


dapat merencanakan spesifikasi Personal Computer sesuai
kebutuhan pelanggan/individu tersebut.

Rumusan Soal:

Bapak Amir ingin merakit sendiri Personal Computer untuk


putranya yang berkuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual.
Adapun perangkat lunak aplikasi yang akan digunakan lebih
banyak berkaitan dengan image editing, video editing, design dan

20
rendering 3D. Di bawah ini, spesifikasi yang tepat untuk kebutuhan
tersebut adalah ....

A. CPU 8 Core 3,2 GHz; VGA DDR5 4GB; DDR3 4 GB; HDD SATA3 1
TB.

B. CPU 8 Core 3,2 GHz; VGA DDR5 4GB; DDR2 8 GB; HDD SATA3 1
TB.

C. CPU 8 Core 3,2 GHz; VGA DDR3 8GB; DDR2 8 GB; HDD SATA2 2
TB.

D. CPU 8 Core 3,2 GHz; VGA DDR3 8GB; DDR2 8 GB; HDD SATA2 2
TB.

E. CPU 6 Core 2,4 GHz; VGA DDR3 8GB; DDR2 8 GB; HDD SATA2 2
TB.

Contoh 4

Indikator Soal:

Disajikan gambar konfigurasi FTP server, peserta didik dapat


menyimpulkan konfigurasi FTP tersebut dengan hak akses di server.

Rumusan Soal:

Diketahui gambar konfigurasi FTP server sebagai berikut:

Kesimpulan yang bisa diambil dan keterkaitannya dengan hak akses


file adalah…

A. User security bisa masuk ke folder www, supaya bisa menulis di


folder tersebut lakukan chmod terhadap www dengan nilai 747.

B. User security bisa masuk ke folder www, supaya bisa menulis di


21
folder tersebut lakukan chmod terhadap web dengan nilai 747.

C. User security tidak bisa masuk ke folder www, supaya bisa


menulis di folder tersebut masuk dulu di folder web.

D. User security bisa masuk ke folder www, supaya bisa menulis di


folder tersebut lakukan chmod terhadap www dengan nilai 744.

E. User security bisa masuk ke folder www, supaya bisa menulis di


folder tersebut lakukan chmod terhadap web dengan nilai 447.

Contoh 5

Indikator Soal:

Disajikan tabel ukuran kabel, peserta didik dapat menganalisis


tahanan yang terjadi.

Rumusan Soal:

Berdasarkan tabel di atas, manakah pernyataan di bawah ini yang


benar?

A. Jika kabel ukurannya semakin kecil maka penyekatnya akan


semakin kecil.

B. Jika kabel ukurannya semakin besar maka resistensi


penghantarnya akan kecil.

C. Jika penghantarnya ingin lebih besar maka penyekatnya di


perkecil.

D. Jika penghantarnya ingin kesil maka penyekatnya harus lebih


besar.

E. Jika penyekatnya ingin lebih kecil maka penghantarnya harus


besar.

22
Contoh 6

Indikator:

Disajikan gambar rangkaian kelistrikan Peserta didik dapat


menganalisis lampu yang menyala di rangkaian dengan benar

Rumusan Soal:

Perhatikan gambar di atas!

Jika lampu yang digunakan memiliki daya yang sama, manakah


pernyataan di bawah ini yang benar:

A. Jika saklar 1 dan 2 mati dan saklar 3 menyala, maka yang


menyala lampu a, b dan c.

B. Jika saklar 1 dan 3 dinyalakan dan saklar 2 dimatikan, maka


lampu yang menyala a, c dan d.

C. Jika saklar 2 dan 3 dinyalakan dan saklar 1 dimatikan, maka


lampu yang menyala adalah b, c dan d.

D. Jika saklar 1 dan 2 dinyalakan dan saklar 3 dimatikan, maka


lampu yang menyala adalah a, b dan c.

E. Jika saklar 1 dan 3 dinyalakan dan saklar 2 dimatikan, maka


lampu yang menyala a, b dan d.

Contoh 7

Indikator Soal:

Mendiagnosa kerusakan sensor pada sistem bahan bakar bensin

23
injeksi elektronik.

Rumusan Soal:

Perhatikan gambar berikut!

1 2

3 4

Seorang teknisi ingin mendiagnosis beberapa sensor yang


digunakan pada kendaraan ringan, karena terdapat keluhan dari
pelanggan mengenai kondisi gas mobil yang putus sambung
sehingga tidak stabil. Sensor yang harus dilakukan pengecekan
terdapat pada nomor …

A. (1) dan (2)

B. (1) dan (3)

C. (2) dan (3)

D. (2) dan (4)

E. (3) dan (4)

Contoh 8

Indikator Soal:

Disajikan kutipan novel, peserta didik dapat mengkritisi karya


sastra yang dibaca.
24
Rumusan Soal:

Cermatilah kutipan novel berikut!

“Belajar apaan?” Sam memandang Ali dengan pertanyaan.

“Belajar berbakti. Belajar berbakti kepada orang yang telah


membesarkanku.”

“God will angry if you not do it, isn’t it?”

Ali berdehem seraya tersenyum lebar, tetapi lebih tampak seperti


menahan gelak tawa. “Ini mah kewajiban yang dapat dilakukan
nanti.”

“And God will give you a heaven if you do it?”

“Berbakti pada orang tua mutlak harus dilakukan, Sam. Jasa


orang tua tak terbalaskan sampai kapan pun.”

Kalimat resensi berupa kelemahan sesuai dengan kutipan novel


tersebut adalah …

A. Novel ini sebagian menggunakan bahasa asing sehingga sulit


memahami cerita.

B. Novel ini tidak disukai oleh pembaca karena banyak


menggunakan bahasa asing.

C. Pengarang kurang jelas mendeskripsikan watak tokoh sehingga


sulit dipahami.

D. Pembaca novel tidak tertarik membaca novel berbahasa


campuran.

E. Novel ini tidak menggambarkan persahabatan dua remaja.

Contoh 9

Indikator soal:

Disajikan gambar perpindahan kalor dalam kehidupan sehari hari,


peserta didik dapat menganalisis laju perpindahan kalor secara
konduksi.

Rumusan Soal:

Perhatikan dua buah panci di bawah ini:

25
Konduksi termal bahan
Aluminium 200 W/mK
Stainless steel 15 W/mK
Kayu 0,115 W/mK

(1) panci dengan bahan dari aluminium dan pegangan kayu.


(2) panci dengan bahan dari stainless steel dan pegangan plastik.

Kedua panci memiliki ukuran yang sama digunakan untuk


memanaskan air, maka pernyataan yang paling tepat tentang laju
perpindahan kalor kedua panci adalah ….

A. Laju perpindahan kalor kedua panci sama besar, karena


ukurannya sama.

B. Laju perpindahan kalor stainless steel lebih kecil, karena


konduksi termalnya lebih kecil dari aluminium.

C. Laju perpindahan kalor stainless steel lebih besar, karena


konduksi termalnya lebih besar dari aluminium.

D. Laju perpindahan kalor tidak dipengaruhi oleh konduktifitas


termal bahan.

E. Laju perpindahan kalor kedua panci tidak dipengaruhi oleh jenis


bahan.

Contoh 10

Indikator Soal:

Disajikan pernyataan tentang hikmah pernikahan, peserta didik


dapat menyimpulkan dengan benar.

Rumusan Soal:

26
Istri yang setia kepada suaminya berarti telah mengimbangi
kewajiban suaminya kepadanya. Ketaatan istri kepada suami hanya
dalam hal kebaikan. Jika suami meminta istri untuk melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan syariat Allah SWT., maka istri
harus menolaknya.

Tidak ada ketaatan kepada manusia dalam kemaksiatan kepada


Allah SWT. Hikmah pernikahan dari pernyataan di atas yang paling
tepat adalah….

A. Terjalinnya kerja sama antara suami dan istri dalam mendidik


anak, baik dalam hak maupun kewajiban.

B. Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam


ikatan suci yang halal dan diridhai Allah SWT.

C. Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan dan


terpeliharanya kehormatan suami istri dari perbuatan zina.

D. Menjaga penampilan lahiriah dalam rangka merawat keutuhan


cinta dan kasih sayang di antara keduanya.

E. Timbulnya hubungan mahram di antara mereka berdua,


sehingga istri diharamkan menikah dengan ayah suami dan
seterusnya.

27

Anda mungkin juga menyukai