Anda di halaman 1dari 20

Makalah Evaluasi Pembelajaran MI/SD

HUBUNGAN EVALUASI PEMBELAJARAN DENGAN UPAYA PENCAPAIAN


STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (PSNP), HUBUNGAN EVALUASI
PEMBELAJARAN ULANGAN HARIAN (TEST FORMATIF), TEST SUMATIF
(UAS), DAN UJIAN NASIONAL, BEBERAPA LANGKAH ASSESMENT DAN
KEGUNAANNYA

Dosen Pembimbing
Drs. H. Rizkan A. Rahman.,M.Pd.
Di susun oleh:
Muhamad Azril (1811240028)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Hubungan
Evaluasi Pembelajaran Dengan Upaya Pencapaian Standar Nasional Pendidikan
(PSNP), Hubungan Evaluasi Pembelajaran Ulangan Harian (Test Formatif), Test
Sumatif (UAS), Dan Ujian Nasional, Beberapa Langkah Assesment Dan
Kegunaannya” guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran MI/SD.
Sholawat salam dan doa penulis ucapkan untuk Nabi Muhammad saw., keluarga dan
sahabatnya sekalian.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
membantu saya menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Bapak Drs. H. Rizkan A.
Rahman.,M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Evaluasi Pembelajaran MI/SD yang
telah membimbing dan mengarahkan saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik
dan saran penulis harapkan kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
saya mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, 25 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………......1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan Evaluasi Pembelajaran Dengan Upaya Pencapaian Standar Nasional
Pendidikan (PSNP)...............................................................................3
B. Hubungan Evaluasi Pembelajaran Ulangan Harian (Test Formatif), Test Sumatif
(UAS), Dan Ujian Nasional..................................................................7
C. Beberapa Langkah Assesment Dan Kegunaannya...............................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………....16
B. Kritik dan Saran……………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Dengan
demikian, salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik adalah
kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses pembelajaran maupun penilaian
hasil belajar.
Kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan
dasar yang mesti dikuasai oleh seorang pendidik maupun calon pendidik sebagai salah
satu kompetensi professionalnya.
Evaluasi pembelajaran merupakan satu kompetensi professional seorang
pendidik. Kompetensi tersebut sejalan dengan instrumen penilaian kemampuan guru,
yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
a. Apa saja hubungan evaluasi pembelajaran dengan upaya pencapaian standar
nasional pendidikan?
b. Apa saja hubungan evaluasi pembelajaran dengan evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif?
c. Apa saja langkah-langkah assesment dan kegunaannya?

1
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa saja hubungan evaluasi pembelajaran dengan upaya
pencapaian standar nasional pendidikan?
b. Untuk mengetahui apa saja hubungan evaluasi pembelajaran dengan evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif ?
c. Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah assesment dan kegunaannya?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Evaluasi Pembelajaran Dengan Upaya Pencapaian Standar Nasional


Pendidikan (PSNP)
1. Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Pendidikan nasional Indonesia harus sejalan dengan amanat Pasal 31
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 tentang
Pendidikan dan Kebudayaan. Secara operasional pelaksanaan pendidikan merupakan
realisasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Melalui pendidikan nasional setiap warga negara Indonesia
diharapkan menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, cerdas, produktif, berdaya saing tinggi, dan bermartabat di tengah
pergaulan internasional. Dalam hubungan ini segala upaya perlu dilakukan agar
pelaksanaan pendidikan nasional dapat berhasil sehingga tujuan pendidikan nasional
dapat tercapai
. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005, SNP adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat. Fungsi SNP sebagai dasar dalam perencanaan,
terarah dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan
global. Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai SNP dilakukan
evaluasi, akreditasi dan sertifikasi. Selanjutnya, SNP disempurnakan secara
terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan perubahan kehidupan lokal,
nasional,dan global.
Lingkup SNP meliputi: a) Standar Isi; b) Standar Proses; c) Standar
Kompetensi Lulusan; d) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; e) Standar
Sarana dan Prasarana; f) Standar Pengelolaan; g) Standar Pembiayaan; dan h)
Standar Penilaian Pendidikan . SNP yang digunakan dalam penelitian ini adalah
standar yang dikeluarkan oleh PP 19/2005, karena Badan Akreditasi Nasional masih

3
menggunakan acuan PP 19 Tahun 2005 untuk hasil akreditasi tahun 2011, 2012 dan
2013. Masing-masing standar dijabarkan menjadi sebagai berikut:
a. Standar Isi
Standar Isi dalam Pasal 5 PP 19/2005 ayat (1) mencakup lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), dan kalender pendidikan/akademik.
b. Standar Proses
Dalam PP Nomor 19/2005 pasal 19 ayat (1), Proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (San
jaya, 2006) . Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam
proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan dan dalam PP Nomor 19
Tahun 2005 ayat (3), setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
c. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan dalam PP 19/2005 ayat (1) digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. Ayat (2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah. Ayat (3) Kompetensi
lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca
dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Dalam PP 19/2005/ayat (4),
kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan . Perangkat akreditasi menggunakan PP 19
tahun 2005 sebagai acuan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

4
Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan
Dasar dan Menengah. Pengertian SKL pada Pemendikbud tersebut cakupannya
masih sejalan dengan PP Nomor 19 tahun 2005 yakni SKL adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
d. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Sesuai dengan PP Nomor 19/2005 Pasal 28 ayat (1), pendidik harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Ayat (2) kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pada ayat (3), kompetensi
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: a) kompetensi pedagogik; b) kompetensi
kepribadian; c) kompetensi profesional; dan d) kompetensi sosial. Ayat (4)
seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan
diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan.
e. Standar Sarana dan Prasarana
Mengacu pada PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 42 ayat (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Ayat (2) setiap
satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,

5
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
f. Standar Pengelolaan
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dalam PP 19/ 2005 Pasal 49 ayat (1), menerapkan manajemen
berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas.
g. Standar Pembiayaan
Pembiayaan pendidikan dalam PP 19/2005 pasal 62 ayat (1) terdiri atas
biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Dalam ayat (2) Biaya investasi
satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan
modal kerja tetap. Ayat (3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan dan ayat (4)
Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
(i) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji, (ii) bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan (iii) biaya operasi
pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeli haraan
sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan
lain sebagainya.
h. Standar Penilaian
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam
PP 19/2005 pasal 63 ayat (1) terdiri atas: a) penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c) penilaian hasil belajar
oleh Pemerintah.

6
B. Hubungan Evaluasi Pembelajaran Ulangan Harian (TEST FORMATIF), Test
Sumatif (UAS), Dan Ujian Nasional
A. Penerapan Evaluasi Formatif
1. Pengertian Evaluasi
evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif- alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut
maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang
sengaja di rencanakan untuk memperoleh informasi atau data. Berdasarkan
data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Data atau informasi
yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan evaluasi
yang direncanakan.
2. Macam-Macam Evaluasi
a. Evaluasi Formatif
1) Pengertian Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap
akhir pembahasan suatu pokok bahasan atau topik, dan dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah
berjalan sebagaimana yang direncanakan.
2) Fungsi dan Tujuan Evaluasi Formatif
Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui
keberhasilan dan kegegagalan proses belajar mengajar. Dengan demikian
dapat dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya. Fungsi tes
formatif ini juga untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan
belajar mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran yang
digunakan guru, kelemahan dan kelebihan.
3) Manfaat Evaluasi Formatif
Berbicara mengenai manfaat, maka evaluasi formatif mempunyai
banyak manfaatnya, baik bagi siswa, guru maupun program itu sendiri.
4) Prinsip-Prinsip Evaluasi Formatif

7
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam merancang dan
melaksanakan evaluasi formatif adalah sebagai berikut:
a) Komprehensif
b) Progresif dan terintegrasi dengan baik ke dalam aktivitas didalam
kelas.
c) Sesuai dengan tujuan, outcome kompetensi yang mereka inginkan
untuk dinilai.
d) Jelas, bermanfaat, tidak ambigu.
e) Objektif
f) Konsistensi atas tujuan yang ingin dicapai.
g) Waktu yang cukup.
5) Teknik Evaluasi Formatif
Terdapat berbagai macam tehnik yang dapat digunakan sebagai
penilaian formatif. Teknik-teknik tersebut dapat dibagi kedalam tipe
tertulis dan tidak tertulis sebagai berikut:
Tidak Tertulis Tertulis
Pertanyaan Ujian
Observasi Esai
Wawancara/Konferensi Portofolio
Presentasi Penilaian Mandiri
b. Evaluasi Sumatif
1) Pengertian Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah suatu penilaian yang pelaksanaannya
itu dilakukan pada akhir semester dari akhir tahun. Jadi, tujuannya
adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa. Yaitu seberapa
jauh tujuan-tujuan kurikuler yang berhasil dikuasai oleh para peserta
didik. Penilaian ini pun dititik beratkan pada penilaian yang berorientasi
kepada produk bukan kepada sebuah proses.
2) Fungsi dan Tujuan Evaluasi Sumatif
a) Untuk menentukan nilai akhir peserta didik dalam periode tertentu.

8
b) Untuk memberikan keterangan tentang kecakapan atau keterampilan
peserta didik dalam periode tertentu.
c) Untuk memperkirakan berhasil tidaknya peserta didik dalam pelajaran
berikutnya yang lenih tinggi.
Tujuan dari evaluasi sumatif ini adalah menentukan nilai (angka)
berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya
dipakai sebagai angka rapor. Hasil penilaian sumatif juga dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh.
3) Manfaat Evaluasi Sumatif
Ada beberapa manfaat tes sumatif, dan 3 diantaranya yang
terpenting adalah :
a) Untuk nenentukan nilai.
b) Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti
kelompok dalam menerima program berikutnya. Dalam kepentingan
seperti ini maka tes sumatif berfungsi sebagai tes prediksi.
c) Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna
bagi orang tua siswa, pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah
serta pihak-pihak lain apabila siswa tersebut akan pindah ke sekolah
lain, akan melanjutkan belajar atau akan memasuki lapangan kerja.

C. Beberapa Langkah Assesment Dan Kegunaannya


A. Penilaian (Assessment)
1. Pengertian penilaian (assessment)
Menurut Linn dan Gronlund (Uno dan Satria, 2012), assessment (penilaian)
merupakan suatu istilah umum yang meliputi tentang belajar siswa (observasi, rata-
rata pelaksanaan tes tertullis) dan format penilaian kemajuan belajar. Selain itu,
assessment didefinisikan juga sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk
mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan
pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga,

9
organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Uno
dan Satria, 2012).
Menurut Angelo dan Croos (Abidin, 2014), penilaian merupakan sebuah
proses yang didesain untuk membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari
siswa di dalam kelas dan tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran. Sedangkan,
menurut Propham (Abidin, 2014), penilaian merupakan usaha formal yang dilakukan
untuk menjelaskan status siswa dalam variabel penting pendidikan yang meliputi
ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, menurut Miller, et al.
(Abidin, 2014), penilaian merupakan seluruh prosedur untuk mendapatkan informasi
tentang status belajar siswa dan membuat keputusan berdasarkan 8 peningkatan hasil
belajar siswa. Hal ini senada dengan, pengertian penilaian menurut Tim Penyusun
(2006) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa atau ketercapaian kemampuan
siswa. Sehingga, pengertian assessment adalah suatu kegiatan yang mengukur
kemampuan siswa baik pengetahuan, sikap maupun keterampilannya dalam proses
pembelajaran.
2. Fungsi dan tujuan penilaian (assessment)
Menurut Sudijono (Uno dan Satria, 2012) mengemukakan bahwa secara
umum, penilaian sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga
fungsi, yaitu (a) mengukur kemajuan, (b) menunjang penyusuan rencana, dan (c)
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Selain itu, menurut Uno dan
Satria (2012) fungsi penilaian, yaitu:
Fungsi penilaian pendidikan bagi guru adalah untuk (a) mengetahui
kemajuan belajar peserta didik, (b) mengetahui kedudukan masing-masing individu
peserta didik dalam kelompoknya, (c) mengetahui kelemahan-kelemahan cara
belajar-mengajar dalam proses belajar mengajar, (d) memperbaiki proses belajar-
mengajar, dan (e) menentukan kelulusan murid. Sedangkan bagi murid, penilaian
pendidikan berfungsi untuk (a) mengetahui kemampuan dan hasil belajar, (b)
memperbaiki cara belajar, dan (c) menumbuhkan motivasi belajar. Fungsinya bagi
sekolah adalah (a) mengukur mutu hasil pendidikan, (b) mengetahui kemajuan dan

10
kemunduran sekolah, (c) membuat keputusan kepada peserta didik, dan (d)
mengadakan perbaikan kurikulum.
Selain fungsinya, dijelaskan pula tujuan assessment oleh Sudjana (2005)
yaitu sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
yang ditempuh;
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah
tujuan pendidikan yang diharapkan;
c. Menentukan tindak lanjut hasil assessment, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya;
d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan jenis assessment
yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam memperoleh informasi yang
berkenaan dengan proses pembelajaran.
Menurut Suryabrata (1983), tujuan evaluasi pendidikan dapat dikelompokkan
dalam tiga klasifikasi, yaitu :
a. Klasifikasi berdasarkan fungsinya evaluasi bertujuan untuk memenuhi ke-
butuhan
1. Psikologik, evaluasi dapat dipakai sebagai kerangka acuan kemana dia harus
bergerak menuju tujuan pendidikan;
2. Didaktif/instruksional, tujuan evaluasi memotivasi belajar kepada peser ta
didik, memberikan pertimbangan dalam menentukan bahan pengajaran dan
metode mengajar serta dalam rangka mengadakan bimbinganbimbingan secara
khusus kepada peserta didik;
3. Administrative/manajerial, bertujuan untuk pengisian buku rapor, menentukan
indeks prestasi, pengisian STTB, dan tentang ketentuan kenaikan siswa.
b. Klasifikasi berdasarkan keputusan pendidikan, tujuan evaluasi dapat digunakan
untuk mengambil

11
1. Keputusan individual;
2. Keputusan institusional;
3. Keputusan didaktik instruksional;
4. Keputusan-keputusan penelitian.
c. Klasifikasi formatif dan sumatif
1. Evaluasi formatif diperlukan untuk mendapatkan umpan-balik guna
menyempurnakan perbaikan proses belajar-mengajar;
2. Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur keberhasilan seluruh program
pendidikan yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan proses belajar-mengajar
(akhir semester/tahun).
3. Objek dan jenis penilaian (assessment)
Menurut Arikunto (2008), objek penilaian meliputi tiga segi, yaitu (a) input
(siswa) dianggap sebagai bahan yang akan diolah, (b) transformasi dianggap sebagai
dapur tempat mengolah bahan mentah, dan (c) output dianggap sebagai hasil
pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai. 10 Menurut Sudijono
(2008), objek dari penilaian terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotor. Hal tersebut juga sejalan dengan Bloom dan kawan-
kawan (Sudijono, 2008) yang berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan)
tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah
binaan atau ranah) yang melekat pada diri siswa, yaitu (a) ranah proses berfikir
(cognitive domain), (b) ranah nilai atau sikap (affective domain), dan (c) ranah
keterampilan (psychomotor domain). Pada pelaksanaannya, penilaian kelas
dilaksanakan dalam berbagai teknik, seperti penilaian kinerja (performance),
penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian
produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian diri
(self assessment) (Uno dan Satria, 2012). Selain itu, menurut Pusat Kurikulum
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pendidikan Nasional, terdapat
beberapa jenis penilaian yaitu sebagai berikut:
a. Kuis, isian atau jawaban singkat yang menanyakan hal-hal prinsip;
b. Pertanyaan lisan, untuk mengukur pemahaman terhadap konsep, prinsip, dan
teorema;

12
c. Ulangan harian, dilakukan oleh guru secara periodik pada akhir pembela- jaran
Kompetensi Dasar (KD) tertentu;
d. Ulangan tengah semester dan akhir semeseter, dilakukan dengan materi yang
dinilai dari penggabunan beberapa KD dalam suatu kurun waktu tertentu;
e. Tugas individu, diberikan dalam waktu-waktu dan kebutuhan tertentu dalam
berbagai bentuk, misalnya laporan kegiatan, kliping, makalah, dan sebagainya;
f. Tugas kelompok, digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik dalam bekerja
kelompok;
g. Respons atau ujian praktik, digunakan pada mata pelajaran tertentu yang
membutuhkan praktikum, meliputi pra kegiatan untuk mengetahui kesiapan
peserta didik, dan pasca kegiatan, untuk mengetahui pencapaian KD tertentu;
h. Laporan kerja praktik, dilakukaan oleh guru pada mata pelajaran tertentu yang
memang membutuhkan praktikum dengan mengamati suatu gejala dan perlu
dilaporkan;
i. Penilaian portofolio, yaitu kumpulan hasil belajar/karya peserta didik (hasil-hasil
tes, tugas perseorangan, laporan praktikum dan hasil berwujud benda lainnya).
Penilaian berupa proses kemajuannya, baik secara analitik, holistik, atau
kombinasi dari keduanya.
4. Prinsip dan langkah-langkah penilaian (assessment)
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 menjelaskan bahwa penilaian hasil
belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai;
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan;
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya;
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak;

13
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak inter-nal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya;
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Selain itu, menurut Abidin (2014), ada beberapa prinsip asesmen, yaitu (a)
asesmen harusnya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif, (b) harus
dibedakan antara penskoran (score) dan asesmen (grading), (c) dalam proses
pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu
pemberian yang non-referenced dan yang criterion referenced, (d) kegiatan
pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar;
5) asesmen harus bersifat komparabel. 12 Penilaian (assessment) dalam
pembelajaran harus memiliki prosedur/langkahlangkah tertentu. Menurut Uno dan
Satria (2012), terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan yaitu (a)
menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil belajar; (b)
menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator; (c) memetakan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, dan aspek yang terdapat pada rapor;
(d) memetakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan,
aspek penilaian, dan teknik penilaian; (e) menetapkan teknik penilaian dengan
mempertimbangkan ciri indikator.
Hal ini pula dijelaskan oleh Subali (2010) bahwa Agar dapat diperoleh alat
asesmen atau alat ukur yang baik perlu dikembangkan suatu prosedur atau langkah-
langkah yang benar, yang meliputi perencanaan asesmen yang memuat maksud dan
tujuan asesmen, yaitu:
1. Penyusunan kisi-kisi;
2. Penyusunan instrumen/alat ukur;
3. Penelahan (review) untuk menilai kualitas alat ukur/instrumen secara
kualitatif,yakni sebelum digunakan;
4. Uji coba alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan keandalan secara empiris;
5. Pelaksanaan pengukuran;
6. Asesmen yang merupakan interpretasi hasil pengukuran;
7. Pemanfaatan hasil asesmen.
Sedangkan, menurut Firman (2000), tahapan pokok dalam proses assessment

14
meliputi tiga tahapan, yaitu (a) tahap persiapan, (b) tahap pengumpulan informasi,
dan (c) tahap pertimbangan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Standar Nasional pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Fungsi SNP sebagai dasar dalam perencanaan, terarah dan berkelanjutan sesuai
dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global. Lingkup SNP meliputi: a)
Standar Isi; b) Standar Proses; c) Standar Kompetensi Lulusan; d) Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan; e) Standar Sarana dan Prasarana; f) Standar Pengelolaan;
g) Standar Pembiayaan; dan h) Standar Penilaian Pendidikan.
b. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan
suatu pokok bahasan atau topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.
Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui keberhasilan dan
kegegagalan proses belajar mengajar. Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu
penilaian yang pelaksanaannya itu dilakukan pada akhir semester dari akhir tahun.
Jadi, tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa. Yaitu
seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler yang berhasil dikuasai oleh para peserta didik.
Penilaian ini pun dititik beratkan pada penilaian yang berorientasi kepada produk
bukan kepada sebuah proses.
c. Penilaian (Assessment) adalah suatu kegiatan yang mengukur kemampuan siswa
baik pengetahuan, sikap maupun keterampilannya dalam proses pembelajaran.
B. Kritik dan Saran
Pada saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
serta sarannya dari pembaca untuk perbaikan ke depannya. Semoga makalah ini bisa
memberi manfaat kepada pembaca secara umun, terlebih bagi penulis sendiri.

16
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Meni. 2016. PENCAPAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN


BERDASARKAN HASIL AKREDITASI SMA DI PROVINSI DKI JAKARTA. Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan. 1 (2): 180-185.
Ediyanto. 2016. ‘Penilaian Formatif Dan Penilaian Sumatif’.
https://yudharta.ac.id/id/2016/11/penilaian-formatif-dan-penilaian-sumatif/. Diakses 25
April 2020.
Latif, Dega Abdul. 2012. ‘Assessment’.
http://abdullatif-abdullatif.blogspot.com/2012/01/makalah-assesmen-abdullatif.html. Diakses 25
April 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai