Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

DISUSUN OLEH :

Nama : Sasmita Delfiana Purba


Nim : 1173171022
Kelas : PLS Reguler B
Mata Kuliah : Seminar
Dosen Pengampu : Prod.Dr Yusnadi, M.S

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat RahmatNya, saya dapat menyelesaikan penyusunan kritikan buku ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan. CBR ini saya selesaikan dalam pemenuhan tugas
mata kuliah “Seminar”. Saya juga mengucapkan Terimakasih banyak kepada
bapak Prof.Dr. Yusnadi, M.S selaku dosen mata kuliah untuk bimbingan dan
arahan kepada kami selama proses pengerjaan tugas kritikan ini dan semoga dapat
memberikan kita semua banyak manfaat dan menambah wawasan atas CBR yang
saya perbuat ini.

Demikianlah CBR ini saya buat, saya tahu bahwa CBR ini sangat jauh
dari kata sempurna dan kami bersedia menerima kritikan dan saran. Harapan saya
semoga CBR ini bermanfaat bagi kita semua. Atas segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang bersangkutan.

Medan, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................................ii

Identitas Buku...................................................................................................................iii

Bab I pendahuluan

A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................................1
C. Manfaat ......................................................................................................................1

Bab II Ringkasan .............................................................................................................2

Bab III Pembahasan

A. Kelebihan ...................................................................................................................9
B. Kelemahan..................................................................................................................9

Bab IV Penutup

A. Kesimpulan.................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................11

ii
IDENTITAS BUKU

A. BUKU UTAMA
Judul Buku : Standar Kompetensi PTK-PNF
dan Sistem Penilaian
Pengarang : Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Nonformal
Tahun : 2006
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 28 Halaman
ISBN :-

B. BUKU PEMBANDING
Judul Buku : Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Pengarang : Trianto
Penerbit : Kecana
Tahun : 2011
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 232 Halaman
ISBN : 978-602-8730-23-5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan


melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Tenaga Kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan nonformal. Tenaga kependidikan PNF bertugas
melaksanakan administrasi kegiatan belajar mengajar, pengelolaan sarana dan
prasarana, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan.

Berdasarkan PP Nomor 8 tahun 2005 pasal 65, Direktorat Pendidik dan


Tenaga Kependidikan PNF (PTK-PNF), Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Direktorat Jenderal PMPTK) mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis, supervisi, dan evaluasi dibidang pembinaan pendidikan dan tenaga
kependidikan pada pendidikan nonformal.

Di samping itu juga, PTK-PNF masih banyak yang kurang profesional bahkan
sudah lulusan jurusan PLS tetapi masih belum juga profesional. Oleh karena itu,
diperlukan pendidikan profesi pamong/tutor sebagai salah satu cara untuk
peningkatan mutu profesinya. Sebagai PTK-PNF (pamong/tutor), mereka sering
diberi kesempatan untuk mengambil program S1 program studi PLS (disesuaikan
dengan pra jabatannya).

Berdasarkan Standar Kompetensi Pendidik & Tenaga Kependidikan PNF


meliputi empat komponen yaitu : 1). Kompetensi pedagogi, 2). Kompetensi
Kepribadian, 3). Kompetensi Sosial, 4). Kompetensi Profesional. Banyak sekali
pendidik yang kurang memaknai kompetensi sosial ini dan kurang
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Seminar”
2. Untuk menambah informasi mengenai kompetensi sosial yang ada dalam buku
ini.
3. Untuk mengkritisi kelebihan dan kelemahan dari buku.

C. Manfaat

Agar mahasiswa semakin mahir dalam membuat CBR ( Critical Book Report )

2
BAB II

RINGKASAN

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar belakang

Pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan


nonformal (PTK- PNF) harus segera dilakukan. Agar tolok ukur mutu akademik
dan keterampilan yang merupakan output pendidikan nonformal seperti yang
diharapkan, serta capaian layanan pendidikan nonformal sebanding dengan
jumlah kelompok sasaran yang harus dilayani diperlukan adanya kompetensi
minimal bagi PTK-PNF yang dirumuskan secara baku.

Kompetensi yang harus dikuasi oleh PTK-PNF perlu dinyatakan sedemikan


rupa agar dapat dinilai secara obyektif berdasarkan kinerja PTK-PNF, dengan
bukti penguasaan mereka pada aspek pedagogi dan andragogi, kepribadian dan
sosial serta profesional. Dalam menetapkan kriteria penilaian pertama perlu
adanya penetapan parameter untuk mengukur kompetensi yang dimiliki, kedua
perlu ditetapkan poin pada setiap parameter yang merupakan standar yang dapat
diterima. Standarisasi kompetensi dirancang sebagai suatu standar yang bersifat
nasional yang mengarah pada peningkatan kualitas PTK-PNF dan pola
pembinaan PTK-PNF yang terstruktur dan sistematis untuk digunakan sebagai
acuan pengembangan sistem uji kompetensi, dimana kebijakan umum dan teknis
penyelenggaraan mengacu pada suatu prosedur baku.

Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan No. 19 tahun


2005, menuntut adanya standar kompetensi dan kualifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan baik formal mapun nonformal. Kenyataan yang ada menunjukkan
bahwa untuk pendidikan nonformal belum memiliki standar nasional yang baku
khususnya tentang kompetensi PTK-PNF.

B. Tujuan Dan Manfaat Standar Kompetensi PTk – PNF

3
1. Tujuan
a) Menetapkan kompetensi/kemampuan dasar pendidik dan tenaga
kependidikan PNF yang berstandar nasional sesuai PP 19 tahun 2005.
b) Menetapkan kompetensi dasar yang harus dimiliki pendidik dan tenaga
kependidikan PNF yang profesional dibidangnya.
c) Menetapkan kompetensi dasar pendidik dan tenaga kependidikan PNF
dalam menghasilkan standar proses dan standar lulusan (output).
d) Menjadikan standar kompetensi sebagai acuan dalam sistem perekrutan,
penempatan, peningkatan mutu dan penetapan pendidik dan tenaga
kependidikan PNF.

2. Manfaat

Secara umum manfaat kompetensi antara lain:


a) Sebagai alat penentu kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
b) Sebagai standar mutu penyelenggaraan pendidikan atau pelatihan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan nonformal.
c) Sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan atau pelatihan tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan pendidikan nonformal.
d) Agar tidak terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam manafsirkan dan
mengimplementasikan kurikulum pelatihan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan nonformal.
e) Sebagai acuan bagi pihak-pihak terkait untuk melakukan evaluasi dan
pengembangan bahan ajar bagi diklat PTK-PNF.
f) Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi.

C. Ruang Lingkup

Yang termasuk dalam rumusan penataan kompetensi dasar pendidik dan


tenaga kependidikan pendidikan non formal adalah:

1. Tenaga Kependidikan Penilik


a. Penilik
b. Pengelola program pada satuan pendidikan nonfomal

4
2. Pendidik PNF
a. Pamong Belajar
b. Pendidik PAUD
c. Tutor Pendidikan Kesetaraan Paket A
d. Tutor Pendidikan Kesetaraan Paket B
e. Tutor Pendidikan Kesetaraan Paket C
f. Tutor Keaksaraan
g. Instruktur kursus
Bab 2

Standar Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan


Pendidikan Nonformal

A. Lingkup Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan


Non Formal
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Standar
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PNF meliputi empat
komponen yaitu:

1) Kompetensi Pedagogi / Andragogi

Kompetensi pedagogik (andragogi) merupakan kemampuan yang


berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik/warga belajar dan
pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif
kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, memahami kurikulum, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan
dalam kompetensi ini adalah :

a) Memahami peserta didik/warga belajar


b) Merancang pembelajaran
c) Melaksanakan pembelajaran.
d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
e) Mengembangkan peserta didik/warga belajar untuk mengaktualisasikan

5
berbagai potensi yang dimilikinya.

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang


mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik/warga belajar, dan berakhlak mulia.
Adapun indikator yang perlu diperhatikan yaitu :

a) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil


b) Memiliki kepribadian yang dewasa
c) Memiliki kepribadian yang arif
d) Memiliki kepribadian yang berwibawa
e) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan

3) Kompetensi social

Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai


bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik/warga belajar, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik/warga belajar, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut.

a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta


didik/warga belajar, baik lisan maupun tulisan.

b) Mampu berkomunikasi dan bermitra secara efektif dengan sesama pendidik


dan tenaga kependidikan.
c) Mampu berkomunikasi dan bermitra secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik/warga belajar dan masyarakat sekitar, sesuai dengan kebudayaan
dan adat istiadat.

4) Kompetensi professional

6
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di satuan PNF dan
substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta
menambah wawasan keilmuan sebagai PTK-PNF. Secara rinci masing-
masing elemen kompetensi tersebut memiliki subkompetensi dan indikator
esensial sebagai berikut :

a) Menguasai substansi keilmuan sosial dan ilmu lain yang terkait bidang
studi
b) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah
wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi pembelajaran
Khusus untuk tenaga kependidikan, standar kompetensi profesionalnya
berbeda dengan pendidik. Standar kompetensi tenaga kependidikan pada satuan
PNF, khususnya penilik adalah sebagai berikut:
1) Memahami tugas, peran dan fungsi satuan PNF
2) Memahami konsep manajemen satuan PNF
3) Mengidentifikasi dan mengembangkan jenis-jenis input satuan PNF
4) Meningkatkan output satuan PNF (kualitas, produktivitas, efisiensi,
efektivitas, dan inovasi)
5) Memahami dan menghayati Standar Pelayanan Minimal (SPM)
6) Memahami konsep manajemen mutu satuan PNF
7) Merencanakan sistem mutu satuan PNF
8) Menerapkan sistem nanajemen mutu satuan PNF
9) Mengevaluasi sistem manajemen mutu satuan PNF

Bab 3
Uji Kompetensi
1. Alat Ukur Uji Kompetensi
Pelaksanaan uji kompetensi menggunakan dua jenis alat ukur yang
dikembangkan berdasar indikator yang terdapat dalam standar kompetensi. Kedua
bentuk alat ukur tersebut adalah tes dan nontes. Alat ukur yang berbentuk tes
terdiri atas tes tertulis dan tes kinerja. Alat ukur yang bersifat nontes adalah

7
evaluasi diri dan penilaian portofolio yang dilakukan oleh teman sejawat dan
atasan dengan melihat dokumen- dokumen yang ada.

2. Materi Yang Diujikan


Materi yang diujikan mencakup empat aspek sebagaimana yang terdapat
dalam standar kompetensi yaitu:
1) Kompetensi Pedagogi (andragogi) materinya adalah:
 Rencana pembelajaran
 Pelaksanaan pembelajaran
 Evaluasi pembelajaran
 Landasan kependidikan
 Kebijakan pendidikan
 Tingkat perkembangan peserta didik (warga belajar)
 Pendekatan pembelajaran
2) Kompetensi Kepribadian materi ujinya adalah:
 Sikap terhadap profesi
 Motivasi
 Kepribadian
3) Kompetensi Sosial materi ujinya adalah:
 Komunikasi
 Hubungan relasi yang baik
4) Kompetensi Profesional
Bagi Pendidik materi ujinya adalah:
 Substansi keilmuan yang terkait dengan materi ajar yang ada dalam
kurikulum
 Pemahaman terhadap hubungan konsep antar mata pelajaran/materi ajar
 Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
 Pengetahuan tentang penelitian dan kajian untuk menambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan /materi yang diajarkan
Bagi Tenaga Kependidik materi ujinya adalah:
 Pemahaman tugas, peran dan fungsi satuan PNF

8
 Konsep manajemen satuan PNF
 Jenis input dan output satuan PNF
 Standar Pelayanan Minimal (SPM)
 Konsep manajemen mutu satuan PNF
 Perencanaan sistem mutu satuan PNF
 Penerapan sistem nanajemen mutu satuan PNF
 Evaluasi sistem manajemen mutu satuan PNF

3. Rambu-rambu Penyusunan Soal Uji Kompetensi


Uji kompetensi dirancang sebagai suatu sistem ujian yang bersifat nasional
dan terstandarisasi, dimana kebijakan umum dan teknis penyelenggaraan mengacu
kepada suatu prosedur baku. Agar tolok ukur mutu akademik lulusan uji
kompetensi seperti yang diharapkan maka, diperlukan kompetensi minimal yang
dirumuskan secara baku. Secara teknis dalam penyusunan soal harus
memperhatikan segi (1) kebenaran/ketepatan isi, (2) pembahasaan soal dan
konstruksi soal. Konstruksi soal memuat aspek ingatan dan pemahaman,
pemecahan masalah, analisis dan aplikasi materi yang diuji. Peran para penulis
dan penelaah soal sangat menentukan dalam memperoleh butir-butir soal bermutu,
untuk itu diperlukan langkah- langkah berikut:
 Membentuk tim penulis dan penelaah soal melalui proses rekrutmen dan
seleksi yang mengutamakan penguasaan materi dan keterampilan calon
penulis dan penelaah soal.
 Memberikan penugasan kepada tim penulis untuk menulis soal secara
independen sebagai kegiatan rutin dan menyerahkan hasilnya kepada pihak
pemberi tugas (Dit. PTK-PNF)
 Memberikan penugasan kepada tim penelaah untuk melakukan penelaahan
secara independen.
 Mengadakan lokakarya atau seminar tentang penulisan dan penelaahan soal
secara insidental
Secara umum tahapan-tahapan proses standarisasi penyusunan soal adalah :

(1) penyusunan spesifikasi soal (kisi-kisi),


(2) penulisan soal,

9
(3) telaah dan revisi soal,
(4) perakitan tes,
(5) ujicoba soal,
(6) ujicoba soal,
(7) validasi dan seleksi soal,
(8) kalibrasi soal,
(9) penyimpanan dan penggunaan soal.

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kelebihan
Didalam kedua buku ini di dalam bukunya sama – sama menjelaskan
mengenai pendahuluan yang dimana di dalamnya dimuat latar belakang serta
tujuan perlunya untuk membaca buku tersebut. Di dalam buku utama dan buku
pembanding juga dimuat peraturan yang mengikatnya seperti di dalam buku
utama peraturan yang dikeluarkan direktorat sementara di dalam buku
pembanding peraturan UU No 14 tahun 2005, peraturan pemerintah dan lain
sebagainya.
Di dalam buku utama mengenai standar kelayakan profesi, buku utama
menyantumkan peraturan yang memuat tentang standar kelayakan profesi
tersebut. Namun jika di dalam buku pembanding penulis buku ini tidak
mengemukakan peraturan yang memperkuat pendapatnya di dalam buku tersebut.
Di dalam buku utama standarisasi kompetensi menyertakan 4 kompetensi yaitu :
pedagogi/andragogi, sosial, kepribadian, dan profesional sementara di dalam buku
pembanding hanya menyertakan 3 kompetensi saja yaitu kompetensi sosial,
kepribadian, dan profesional saja. Hal – hal seperti itu berfungsi untuk menambah
kelengkapan buku.
Jika dikaji berdasarkan mata kuliah buku utama lebih sesuai dengan
mata kuliah ini. Namun jika dikaji mengenai pendidik dan tenaga kependidikan
secara umum maka buku pembanding lebih sesuai untuk itu.
Di dalam buku utama menyertakan bab yang membahas tentang alat
pengukur standar kompetensi pendidik, sementara di dalam buku pembanding
tidak adanya bab yang membahas tentang pengukuran standar kompetensi
pendidik.

B. Kelemahan
Di dalam buku utama memiliki sedikit kekurangan yaitu di dalam buku
utama tidak adanya motif di dalam penjelasan materi sehingga di setiap lembaran
materi hanya menyertakan kertas putih yang berwarna hitam dari tulisannya.

11
Sementara di dalam buku pembanding adanya gradiasi warna dari kertas yang
menambah kemenarikan dari buku tersebut.
Di dalam buku utama tidak menyertakan sama sekali tabel dalam
membahas materi sementara di dalam buku pembanding hal tersebut banyak
dimuat dalam membahas materi.
Di dalam buku utama juga sama sekali tidak menyertakan soal – soal yang
berfungsi dalam mengevaluasi pengetahuan yang telah didapat oleh pembaca,
sementara di dalam buku pembanding hal tersebut dimuat dalam satu bab yaitu
bab 12 yang berisi soal – soal sebagai evaluasi pembaca dari setiap bab.
Di dalam buku utama juga tidak menyertakan data diri dan riwayat
penulis yang berfungsi sebagai komunikasi atau pendekatan diri ataupun wujud
komunikasi secara tidak langsung kepada pembaca. Sementara di dalam buku
pembanding hal tersebut dimuat diakhir buku yaitu di cover belakang.

12
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Baik buku utama maupun buku pembanding sama – sama membahas
tentang kompetensi pendidik dan kependidikan. Namun perbedaannya adalah
buku utama lebih terkhusus mengenai profesi pendidik dan tenaga kependidikan
yang ada di PLS, sementara buku pembanding memuat profesi pendidik dan
tenaga kependidikan secara umum.

B. Saran
Kedua buku ini sangat bagus untuk dimiliki pembaca jika ingin mengetahui
tentang konpetensi tutor terutama kompetensi sosial tutor. Alangkah baiknya jika
ingin menganalisis kompetensi sosial tutor keaksaraan sebaiknya memiliki buku
utama, namun jika profesi pendidik dan tenaga kependidikan tersebut dikaji secara
umum akan lebih baik jika pembaca memiliki buku pembanding.

13

Anda mungkin juga menyukai