Anda di halaman 1dari 17

TIPOLOGI MUSEUM, fachrimuhammadabror

A. Definisi Museum
Museum berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums, adalah institusi permanen,
nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian,
mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk
kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan.
Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat
tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan. Museum merupakan suatu badan yang
mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan
tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan llmu Pengetahuan.

B. Klasifikasi Museum
Di Indonesia, museum yang pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Selain itu dikenal pula
Museum Gajah yang dikenal sebagai yang terlengkap koleksinya di Indonesia, Museum Wayang, Museum
Persada Soekarno, Museum Tekstil, serta Galeri Nasional Indonesia yang khusus menyajikan koleksi seni rupa
modern Indonesia. Di Yogyakarta ada beragam jenis museum. Masing-masing museum menyajikan sekaligus
mendokumentasi jenis simbol kebudayaan yang berbeda. Ada jenis museum yang mengkoleksi simbol
kebudayaan berupa wayang. Ada jenis museum yang menyimpan simbol kebudayaan berupa naskah-naskah
kuno dan seterusnya. Dari beragam jenis museum tersebut, setidaknya, orang bisa mengenal produk
kebudayaan, baik yang telah melewati abad, seperti Kraton misalnya, atau produk kebudayaan yang belum
termasuk lama, misalnya museum lukisan. (www.wikipedia.com). Menurut ICOM, museum dapat diklasifikasikan
dalam enam kategori, yaitu :

1. Art Museum (Museum Seni)


2. Archeologi and History Museum (Museum Sejarah dan Arkeologi)
3. Ethnographical Museum (Museum Nasional)
4. Natural History Museum (Museum Ilmu Alam)
5. Science and Technology Museum (Museum IPTEK)
6. Specialized Museum (Museum Khusus) Menurut penyelenggaraannya, museum dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Museum Pemerintah museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah baik pemerintah pusat atau
pemerintah daerah dan Museum Swasta, yaitu museum yang didirikan dan diselenggarakan oleh
perseorangan.
Berdasarkan tingkatan koleksinya, museum dapat dibagi 3, yaitu :

1. Museum Nasional, yaitu museum yang memiliki benda koleksi dalam taraf nasional atau dari berbagai daerah di
Indonesia.
2. Museum Regional, yaitu museum yang benda koleksinya terbatas dalam lingkup daerah regional.
3. Museum Lokal, yaitu museum yang benda koleksinya hanya terbatas pada hasil budaya daerah tersebut.

C. Tugas dan Fungsi Museum


Tugas Museum:

1. Diarahkan kepada kegiatan untuk menetapkan agar melalui benda, dokumentasi visual dan bahan-bahan
pendukung tambahan lainnya, aspek-aspek kebutuhan, aspek-aspek lingkungan hidup/kombinasi diantara
keduanya, yang menjadi bidang garapan museum tersebut, menjadi sumber informasi yang mantap.
2. Kegiatan yang berkaitan dengan penyerahan/penyampaian sumbersumber informasi yang sudah mantap itu
kepada pengunjung.

Fungsu Museum:

Fungsi utama (standar bangunan museum) yang harus dimiliki oleh sebuah museum (A Good Museum Includes
These Basic Function) (Sumber : Majalah Ilmu Permuseuman, 1988) adalah :

1. Fungsi Kuraterial (Curatorial )


2. Fungsi Pameran (Display)
3. Fungsi Persiapan Pameran (Display Preparation)
4. Fungsi Pendidikan (Education)
D. Kegiatan Museum
1. Kegiatan Pendidikan: mampu memberikan pengetahuan tambahan mengenai koleksi-koleksi yang dipamerkan
kepada masyarakat umum.
2. Kegiatan penelitian dan studi ilmiah: hasil penelitian akan digunakan sebagai bahan acuan tambahan
pengetahuan tentang benda koleksi yang dipamerkan kepada publik pengunjung museum.
3. Kegiatan rekreasi: museum dapat menyajikan benda-benda koleksi yang dipamerkan secara menarik sehingga
tidak membosankan bagi pengunjung bahkan dapat menjadi daya tarik untuk mengunjungi museum.
E. Akomodasi Museum
Akomodasi yang tersedia pada sebuah museum adalah yang bisa memberikan kemudahan bagi pengunjung
yang datang dan juga melengkapi sarana dan prasarana bagi pengunjung museum berupa cafe, restaurant,
bookshop, perpustakaan untuk umum, dan auditorium untuk ceramah ataupun seminar. (building type basics for
museums).

F. Prinsip Tata Pemeran


Prinsip-prinsip umum untuk penataan dan membuat satu desain dalam museum yaitu:

1. Sistematika atau jalan cerita yang akan dipamerkan (story line)


2. Tersedianya benda museum atau koleksi yang akan menunjang jalannya cerita dalam pameran tadi.
3. Teknik dan metode pameran yang akan dipakai dalam pameran.
4. Sarana serta prasarana yang akan dipakai, dana/biaya yang perlu disediakan.
G. Metode Penyajian Koleksi Museum
Pada beberapa bagian dalam memamerkan obyek pameran memerlukan penyajian urutan macam obyek
koleksi secara jelas, baik karya seni rupa dua dimensi maupun tiga dimensi, akan dibagi menurut
pengelompokkan macam koleksi berdasarkan jenisnya dalam satu ruangan. Hal ini dimaksudkan antara lain:

 Agar pengunjung dapat mengetahui secara jelas mengenai jenis-jenis obyek koleksi dari obyek dua dimensi dan
tiga dimensi dari hasil karya seni di Indonesia.
 Agar memudahkan dalam membentuk suasana tiap ruang pamer sesuai dengan jenis obyek koleksi yang
dipamerkan.

Sedangkan besaran materi / obyek koleksi yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran ruangan yang
dibutuhkan untuk fasilitas pameran karya seni rupa sangat relatif. Untuk itu besaran materi pada Museum Seni
Gerabah di Bantul mengacu kepada standar besaran materi koleksi yang dipamerkan dan dapat digunakan
untuk menentukan besaran ruang. Metode penyajian dapat disesuaikan dengan motivasi masyarakat
lingkungan/ pengunjung museum, yakni dengan menggunakan secara terpadu ketiga metode seperti:

1. Metode penyajian artistik, untuk meningkatkan penghayatan terhadap nilai-nilai artistik dari warisan budaya atau
koleksi yang tersedia.
2. Metode penyajian intelektual atau edukatif, dimana benda-benda yang dipamerkan tidaklah bendanya saja,
tetapi dipamerkan juga semua segi yang bersangkutan dengan benda itu sendiri seperti urutan proses terjadinya
benda tersebut sampai pada cara penggunaan atau fungsinya.
3. Metode penyajian romantik atau evokatif, dalam hal ini benda yang dipamerkan harus disertakan dengan
memamerkan semua unsur lingkungan dimana benda-benda tersebut berada.

H. Persyaratan Museum
1. Persyaratan Kebutuhan Fisik Museum

 Ruang kerja untuk konservator, staff perpustakaan dan administrasi


 Memiliki ruang koleksi
 Memiliki ruang pameran tetap dan sementara
 Memiliki laboratorium
 Memiliki studio pemotretan dan studio audio visual
 Memiliki ruang penerangan dan pendidikan
 Menyediakan fasilitas penikmatan dan rekreasi

2. Persyaratan Lokasi Museum

 Lokasi harus strategis. Tidak harus di pusat kota,melainkan tempat yang mudah dijangkau oleh umum.
 Lokasi museum harus sehat. Tidak terletak di daerah industry yang banyak polusi udara,serta tidak bertanah
lumpur, rawa, atau pasir. Elemen- elemen iklim harus terkontrol,setidaknya memiliki kelembaban udara
mencapai kenetralan antara 55% – 65%

3. Persyaratan Bangunan

 Memikirkan ruang-ruang yang diperlukan untuk kepentingan museum (pembagian ruang, jumlah dan ukuran
ruang, factor elemen iklim yang berpengaruh pada benda koleksi dan sirkulasi udara yang baik, juga masalah
system penggunaan cahaya)
 Bangunan harus sanggup menyelamatkan obyek museum, personil museum, dan pengunjung museum dan
memenuhi beberapa persyaratan minimal bangunan.

4. Persyaratan Koleksi Museum

 Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai estetika)


 Dapat diidentifikasikan mengenai wujudnya (morfologi), tipe (tipologi), gaya (style), fungsi, makna, asalnya
secara historis dan geografis, genus atau periode dalam geologi khususnya untuk benda-benda sejarah dan
teknologi.
 Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan kehadirannya (realitas dan eksistensi)
bagi penelitian ilmiah.
 Dapat dijadikan suatu monument atau bakal jadi monument dalam sejarah alam dan budaya.
 Benda asli (realia), replica, atau reproduksi yang sah menurut persyaratan museum.

5. Persyaratan Elemen Pendukung Museum

 Kualitas Cahaya
Pencahayaan alami maupun buatan dapat mengakibatkan kerusakan pada berbagai bahan koleksi.
Batu, logam, keramik pada umumnya tidak peka terhadap cahaya, tetapi bahan organic lainnya seperti tekstil,
kertas, koleksi ilmu hayatu adalah bahan yang peka terhadap cahaya. Cahaya merupakan suat bentuk energy
elektromagnetik. Cahaya memiliki dua jenis unsure sinar yang dapat membahayakan koleksi yaitu sinar
ultraviolet dan sinar inframerah (infrared), yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Sinar ultraviolet dapat membahayakan koleksi karena dapat menimbulkan berbagai perubahan pada bahan
dan warna koleksi. Selain itu, untuk jangka waktu yang lama, sinar ultraviolet ini dapat menyebabkan kerusakan
yang cukup serius terhadap keawetan benda koleksi tersebut. Pencahayaan buatan lebih baik daripada
pencahayaan alami. Supaya tidak merusak, cahaya buatan harus tetap dimodifikasi pada iluminasi (tingkat
keterangan cahaya(, untuk mengurangi radiasi sinar ultraviolet

 Akustik

Akustik bervariasi pada tiap museum. Akustik pada tiap ruang haruslah nyaman bagi perorangan maupun
kelompok. Sangat penting bagi pembimbing tur agar dapat didengar oleh kelompoknya tanpa mengganggu
pengunjung yang lain. Beberapa ruangan untuk fungsi tertentu seperti ruang pertemuan, orientasi, auditorium
harus dirancang oleh ahlinya. Ruang lainnya seperti area sirkulasi utama dan ruang pameran memerlukan
penataan akustik tertentu untuk mencegahnya menjadi terlalu “hidup” sehingga merusak pengalaman yang ingin
diciptakan museum.

 Teknologi

Teknologi nampaknya kan mempunyai pengaruh yang dramatis pada museum-museum modern.
Fleksibilitas untuk menerima teknologi-teknologi baru adalah pertimbangan desain yang penting untuk diingat.
Tergantung pada jenis museumnya, ruang pamer dan ruang-ruang lain seharusnya dilengkapi dengan tata
tanda yang inovatif, informasi, interaksi pengunjung, kunjungan “jarak jauh” dan pameran. Sistem-sistem
teknologi bisa saja diekspos maupun disembunyikan.
British Museum London

A. Sejarah
British Museum di London ialah salah satu museum terbesar dan terpenting dalam sejarah
dan budaya manusia di dunia.Koleksi permanennya berjumlah lebih dari 8 juta benda, yang
merupakan salah satu koleksi dengan jumlah terbesar dan terlengkap di dunia dan berasal dari
seluruh benua, yang memberikan gambaran dan dokumentasi sejarah kebuayaan manusia dari
awal tercipta hingga masa kini.
British Museum didirikan pada tahun 1753, yang bermula dari koleksi milik seorang dokter
dan ilmuwan bernama Sir Hans Sloane. Museum ini pertama kali dibuka kepada publik pada 15
Januari 1759 di Montagu House di Bloomsbury, yang menjadi lokasi museum ini sekarang.
Pengembangan museum tersebut selama dua setengah abad merupakan hasil dari rekaman
berkembangnya kolonial Inggris dan mengakibatkan terciptanya beberapa institusi, yang pertama
adalah British Museum (Natural History) di South Kensington pada tahun 1887. Beberapa koleksi
yang terkenal di antaranya Elgin Marbles dari Parthenon, yang menjadi kontroversi mengenai
kepulangan benda tersebut ke negara asalnya.
Hingga 1997, ketika British Library (sebelumnya merupakan ruang baca British Museum)
pindah ke lokasi yang baru, British Museum merupakan suatu institusi yang unik karena memiliki
museum purbakala nasional dan perpustakaan nasional pada bangunan yang sama. Museum ini
merupakan badan publik non-departemen yang disponsori oelh Departemen Kebudayaan, Media
dan Olahraga, dan seperti museum lainnya di seluruh Britania raya, museum ini tidak menarik
biaya masuk, kecuali untuk peminjaman benda koleksi. Sejak 2002 direktur British Museum
adalah Neil MacGregor.
B. Denah

Lantai 1 – 2
Lantai 3 – 5
C. Potongan

Anda mungkin juga menyukai