Anda di halaman 1dari 9

1.

Departemen Teknik Transportasi Laut

Transportasi laut memberikan konstribusi yang sangat besar bagi perekenomian dunia dimana
pengangkutan barang merupakan bagian terpenting dalam bisnis transportasi laut dimana
lebih dari tujuh miliar ton barang dikirim lewat jalur laut setiap tahunnya. Keefektifan
terhadap operasional pelayaran akan menurunkan biaya operasional yang memberikan
dampak yang besar baik bagi konsumen maupun penyedia layanan transportasi itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa kontribusi transportasi laut menjadi semakin penting karena nilai biaya
yang dikeluarkan adalah paling kecil bila dibandingkan dengan biaya transportasi darat
ataupun udara. Selain itu, efisiensi dalam proses transportasi dan distribusi menjadi salah satu
hal yang penting karena proporsi biaya transportasi bisa mencapai 66% dari keseleruhan biaya
logistik.

Manajemen transportasi yang efektif sangat diperlukan dalam menentukan prosedur suplai
dan distribusi suatu produk. Perencenaan transportasi yang baik secara langsung akan
berdampak pada biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendistribusikan produk
– produknya. Salah satu dampak tidak langsung dari manajemen transportasi yang baik adalah
diperolehnya kepercayaan dari konsumen. Secara sederhana untuk mengurangi biaya total
yang diakibatkan oleh transportasi dapat dicapai dengan mengoptimalkan rute yang ditempuh
oleh tiap kendaraan dengan cara memilih rute yang memiliki jarak terpendek. Efisiensi dari
kapal, muatan yang efektif dan efisien, dan lain – lain yang bersangkutan dengan biaya
operasional.

A. Sejarah Berdirinya Departemen Teknik Transportasi Laut

Berawal dari Teknik Perkapalan yang telah melahirkan satu jurusan baru yaitu Jurusan
Transportasi Laut. Lahirnya jurusan ini terjadi pada saat kepemimpinan Ir. Triwilaswandio
W.P., M.Sc., pada tahun 2011.Pada tahun 1992, Ir. Tri Achmadi, Ph. D (salah satu dosen di
Jurusan Teknik Perkapalan) sepulangnya dari menempuh pendidikan S3 di Newcastle Upon
Tyne University UK, mengusulkan untuk membuka bidang studi (bidang keahlian) baru di
Teknik Perkapalan, yaitu bidang Transportasi Laut. Bidang studi (keahlian) yang telah ada di
Jurusan Teknik Perkapalan saat itu adalah Konstruksi dan Kekuatan Kapal, Hidrodinamika
Kapal, Perancangan Kapal dan Produksi Kapal.

Namun ide untuk membuka bidang keahlian baru yaitu Transportasi Laut di Jurusan
Teknik Perkapalan belum dapat direalisasikan karena kurangnya jumlah dosen dengan minat
yang sama dan juga karena keterbatasan fasilitas jurusan. Oleh karena itu, untuk memulai
mengenalkan bidang keahlian Transportasi Laut kepada mahasiswa dan juga dosen di Jurusan
Teknik Perkapalan, dibukalah laboratorium baru yaitu Laboratorium Perancangan Kapal dan
Transportasi Laut yang diketuai oleh Ir. Setijoprajudo, M.SE. (salah satu dosen Jurusan
Teknik Perkapalan yang juga mendalami bidang transportasi laut) dan beranggotakan Ir. Tri
Achmadi, Ph.D. Pada saat itu, bentuk pengenalan bidang transportasi laut kepada para
mahasiswa dilakukan dengan menawarkan mata kuliah pilihan yaitu Mata Kuliah Sistem
Transportasi Laut.
Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1992, animo mahasiswa yang mendalami
bidang studi transportasi laut terus mengalami peningkatan. Disamping itu, jumlah dosen
yang memiliki minat bidang studi transportasi laut juga bertambah. Berdasarkan kondisi
tersebut dan juga tingginya permintaan pengguna lulusan, maka Jurusan Teknik Perkapalan
(dibawah kepemimpinan Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc.) membuka bidang studi
baru yaitu Bidang Studi Transportasi Laut disamping bidang studi yang telah ada
sebelumnya.Menyadari tingginya permintaan akan sarjana teknik yang memiliki kompetensi
khusus dalam bidang transportasi laut. Dengan pertimbangan tersebut, Jurusan Teknik
Perkapalan memutuskan untuk mengajukan proposal pendirian jurusan baru yaitu Jurusan
Transportasi Laut.

Salah satu persyaratan persyaratan agar sebuah bidang studi dapat berdiri secara mandiri
sebagai sebuah jurusan adalah telah memiliki lulusan, maka pengelolaan bidang studi
transportasi laut di Teknik Perkapalan sedikit berbeda dengan bidang studi lainnya. Oleh
karena itu, khusus untuk bidang studi transportasi laut dikembangkan kurikulum tersendiri
yang terpisah dari kurikulum Teknik Perkapalan. Hal ini dilakukan sebagai persiapan untuk
mengajukan bidang studi transportasi laut sebagai jurusan tersendiri. Dengan demikian, pada
saat penyusunan kurikulum 2004-2009, di Jurusan Teknik Perkapalan berlaku 2 (dua)
kurikulum, yaitu kurikulum Teknik Perkapalan (untuk bidang studi konstruksi dan kekuatan
kapal, hidrodinamika kapal, perancangan kapal dan produksi kapal) serta kurikulum Teknik
Perkapalan khusus untuk bidang studi transportasi laut.

Sejak pertama kali meluluskan sarjana dengan kompetensi khusus dalam bidang
Transportasi Laut pada tahun 2007 dan diikuti dengan tahun-tahun berikutnya, maka pada
tahun 2010 Jurusan Teknik Perkapalan mengajukan proposal pendirian Jurusan Transportasi
Laut. Upaya ini akhirnya terwujud setelah melalui serangkaian proses administrasi dan
presentasi keberbagai pihak terkait. Pada tanggal 24 Maret 2011 berdasarkan Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 55/E/O/2011 Transportasi Laut dinyatakan resmi
sebagai Jurusan Transportasi Laut dengan Program Studi Sarjana Transportasi Laut. Pada
tahun ajaran 2011/2012 Jurusan Transportasi Laut berhak untuk menerima mahasiswa baru
melalui proses seleksi seperti peraturan yang berlaku

Pada tanggal 24 Juni 2011, Jurusan ke-4 sekaligus jurusan termuda di lingkungan
Fakultas Teknologi Kelautan ini menggelar acara upacara peresmian jurusan. Peresmian
Jurusan Transportasi Laut dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan bersama dengan Rektor ITS. Acara peresmian ini dihadiri oleh para pemangku
kepentingan (stakeholders) sektor transportasi laut baik dari instansi pemerintah seperti
otoritas pelabuhan dan dinas perhubungan, serta oleh industri baik BUMN maupun swastas
seperti perusahaan pelayaran, pelabuhan, freight forwarder dan lain-lain.
Pada tahun 2011, jumlah mahasiswa yang diterima sebagai mahasiswa angkatan pertama
Jurusan Transportasi Laut sebanyak 37 mahasiswa. Nomor Registrasi Pokok (NRP)
mahasiswa Jurusan Transportasi Laut adalah 44-11-100-0XX dimana digit pertama adalah
nomor fakultas (FTK), digit kedua adalah nomor jurusan di fakultas, digit ke tiga dan empat
adalah tahun masuk mahasiswa dan selanjutnya adalah nomor urut mahasiswa.

B. Kurikulum Teknik Transportasi Laut

Pada saat transportasi laut resmi berdiri sebagai jurusan yang mandiri, kurikulum yang
berlaku saat itu adalah kurikulum yang dikembangkan pada saat transportasi laut masih
sebagai bidang studi di Jurusan Teknik Perkapalan. Pada saat itu, kurikulum yang berlaku
adalah kurikulum untuk periode 2009-2014.

Pada tahun 2014, Jurusan Transportasi Laut untuk pertama kalinya mengembangkan
kurikulum secara mandiri sebagai sebuah jurusan. Kurikulum 2014 – 2019 dirancang
berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Penyusunan kurikulum diawali dengan
penentuan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) program studi yang merupakan representasi
kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki oleh para lulusan.

Rangkaian proses pelaksanaan evaluasi kurikulum 2014 – 2019 bertepatan pula dengan
salah satu agenda dalam program hibah nuffic. Oleh karena itu, proses evaluasi kurikulum
Jurusan Transprotasi Laut dilakukan dengan melibatkan beberapa universitas yang tergabung
dalam konsorsium pelaksana program hibah nuffic sebagai benchmark. dalam penyusunan
kurikulum baru Jurusan Transportasi Laut. Disamping itu, evaluasi kurikulum juga dilakukan
dengan melibatkan alumni (alumni Teknik Perkapalan dengan bidang keahlian transportasi
laut), industri sektor transportasi laut dan Instansi pemerintahan guna mengakomodasi
beberapa masukan agar lulusan dari Jurusan Transportasi Laut dapat memenuhi kebutuhan
dari pengguna lulusan.

C. Akreditasi Teknik Transportasi Laut

ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) secara resmi berstatus sebagai Perguruan
Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) terhitung sejak 17 Oktober 2014 berdasarkan
Peraturah Pemerintah No. 83 tahun 2014. Dengan status sebagai PTNBH, ITS mengemban
amanah baru yaitu harus mampu melakukan pengelolaan secara otonom di bidang akademik,
norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan organisasi, keuangan, kemahasiswaan,
ketenagaan serta sarana dan prasarana. Untuk mengaplikasikan PTNBH secara penuh, ITS
menerapkan masa transisi selama kurang lebih 2 (dua) tahun (2015 – 2016).

Sejalan dengan proses transformasi ITS menuju Perguruan Tinggi Negeri Berbadan
Hukum tersebut, pada tahun 2016 diterbitkan Organisasi Tata Kelola (OTK) ITS yang baru
berdasarkan Peraturan Rektor No. 10 tahun 2016 untuk menggantikan OTK lama tahun 2013
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 86 tahun 2013 tentang OTK
ITS. Perubahan ITS menjadi PTNBH membawa banyak dampak, dimana salah satunya adalah
restrukturisasi fakultas dan jurusan di lingkungan ITS. Terkait dengan OTK baru ini,
diterbitkan Keputusan Rektor ITS Nomor 300/IT2/HK.00.01/2017 tanggal 23 Januari 2017
tentang Perubahan Nama Jurusan Transportasi Laut menjadi Departemen Teknik Transportasi
Laut

Program Studi Sarjana Teknik Transportasi Laut yang resmi berdiri pada tahun 2011
telah terakreditas oleh BAN-PT sejak 2014 dan telah mengalami perubahan sebanyak 2 (dua)
kali. Pada saat masih bernama Jurusan Transportasi Laut, prodi telah terakreditasi “B” yang
berlaku 2014 – 2019. Pada Januari 2017 ketika terjadi perubahan nama menjadi Departemen
Teknik Transportasi Laut, akreaditasi tersebut diperbaharui dengan dengan periode 2017 –
2017. Pada tahun 2017 Dept. Teknik Transportasi Laut melakukan proses reakreditasi dan
memperoleh nilai “A” dengan periode 2017 – 2022.

D. Bidang studi teknik transportasi laut

Mahasiswa Teknik Transportasi Laut disiapkan untuk menjadi lulusan yang mampu
menyelesaikan permasalahan di bidang rekayasa transportasi laut, mencakup perancangan
konseptual kapal, perencanaan dan manajemen jaringan transportasi laut, armada kapal laut,
pelabuhan dan terminal serta transportasi alih-moda (multimoda). Berikut merupakan
penjabaran dari program studi penjurusan yang ada di teknik transportasi laut :

1. Pelayaran

Pelayaran ialah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,
kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan di lingkungan maritim.
Indonesia sendiri memiliki peranan dalam pelayaran yaitu

1. Dengan letak yang strategis, Indonesia menjadi pintu gerbang lalu lintas perdagangan dan pelayaran di
asia
2. pusat-pusat perdagangan di Indonesia muncul sebagai pemasok barang komoditi ekspor bagi bangsa-
bangsa di asia
3. negara-negara di nusantara dapat mengamankan wilayah perairannya, sehingga memberi jaminan
keamanan kepada setiap bangsa yang ingin berhubungan dagang dengan Indonesia
4. pusat-pusat perdagangan di Indonesia banyak disinggahi kapal-kapal asing, karena memiliki sejumlah
sarana yang dibutuhkan oleh para pedagang
5. dengan kepandaian dan keberanian mengarungi samudera yang luas, bangsa Indonesia ikut
berperan dalam meramaikan hubungan perdagangan internasional.

2. Logistik maritim

Logistik maritim adalah sistem yang yang mencakup semua kegiatan yang terlibat dalam
transportasi maritim dan manajemen.

Menurut Rodrigo A. Chaves “Logistik maritim yang efisien penting bagi pertumbuhan yang
lebih tinggi di sektor manufaktur, pertanian dan jasa,” kata Rodrigo A. Chaves, Kepala
Perwakilan Bank Dunia di Indonesia dan Timor-Leste. “Logisitk yang lebih baik akan
meningkatkan daya saing Indonesia juga membantu mengurangi tingkat kemiskinan dengan
menurunkan harga barang dan jasa di daerah pelosok, terutama di kawasan timur Indonesia.”

Operasi pelabuhan yang tidak efisien, pasar layanan logistik yang tidak kompetetif, serta
prosedur perdagangan yang panjang, menghambat daya saing Indonesia. Pelabuhan sering
menjadi titik penghambat dalam rantai logistik Indonesia, akibat infrastruktur yang terbatas,
regulasi, dan produktivitas yang rendah.

Hambatan-hambatan tersebut berkontribusi pada biaya logistik lebih tinggi bagi sektor
manufaktur Indonesia dibanding Thailand dan Vietnam, juga lebih rendahnya kinerja logistik
Indonesia dibanding negara-negara di kawasan, seperti yang terukur dalam World Bank’s
Logistics Performance Index.

“Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar, dengan sekitar 17.000 pulau, saat ini memiliki
rantai logistik yang panjang dan terfragmentasi. Proyek ini akan membantu mengatasi
beberapa hambatan utama di berbagai titik rantai persediaan,” kata Massimiliano Calì, World
Bank Senior Economist.

3. Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang,
berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan
intra-dan antarmoda transportasi.

Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari
gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :

1. dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.

2. crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.

3. gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di
pindah ke kapal.

Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan
sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. (Triatmodjo,
2009)
A. Peranan pelabuhan

1. Transito, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan transhipment cargo, seperti Pelabuhan


Tanjung Pelepas di Johor, Malaysia.

2. Ferry, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan penyebrangan, seperti Pelabuhan Merak.

Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan
perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan
serta menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan.

B. Fungsi pelabuhan

Dalam hal ini ada 4 fungsi pelabuhan

1. Gateway (pintu gerbang)

2. Link (mata rantai)

3. Interface (antar muka)

4. Industrial Entity

Kami akan menjelaskan satu persatu dari 4 fungsi pelabuhan tersebut.

1. Gateway (pintu gerbang), pelabuhan berfungsi sebagai pintu yang di lalui orang dan
barang ke dalam maupun ke luar pelabuhan yang bersangkutan. Disebut sebagai pintu karenan
pelabuhan adalah jaran atau area resmi bagi lalu lintas perdagangan. Masuk dan keluarnya
barang harus melalui prosedur kepabeanan dan kekarantinaan, jadi ada proses yang sudah
tertata di pelabuhan. Dan jika lewat di luar jalan resmi itu tidak dibenarkan.

2. Link (mata rantai), keberadaan pelabuhan pada hakikatnya memfasilitasi pemindahan


barang muatan antara moda transportasi darat (inland transport) dan moda transportasi laut
(maritime transport) menyalurkan barang masuk dan keluar daerah pabean secepat dan
seefisien mungkin. Fungsinya sebagai link ini terdapat setidaknya ada tiga unsure penting,
yaitu :

a. Meyalurkan atau memindahkan barang muatan dari kapal kr truk.

b. Operasi pemindahan berlangsung cepat artinya minimum delay

c. Efisien dalam arti biaya

3. Interface (tatap muka), yang di maksud interface di sini adalah dalam arus distribusi
suatu barang mau tidak mau harus melewati area pelabuhan dua kali, yakni satu kali di
pelabuhan muat dan satu kali di pelabuhan bongkar. Dalam kegiatan tersebut pastinya
membutuhkan peralatan mekanis maupun non mekanis. Peralatan untuk memindahkan
muatan menjembatani kapal dengan truk atau kereta api atau truk dengan kapal. Pada kegiatan
tersebut fungsi pelabuhan adalah antar muka (Interface).

4. Industry Entity, dalam industry entity ini jika pelabuhan yang diselenggarakan secara
baik akan bertumbuh dan akan mengembangkan bidang usaha lain, sehingga area pelabuhan
menjadi zona industry terkait dengan kepelabuhanan, diantaranya akan tumbuh perusahaan
pelayaran yang bergerak di bidang, keagenan, pergudangan, PBM, truking, dan lain
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=pengertian+kepelabuhanan&source=lmns&bih=559&biw=360&client=ms-android-
xiaomi&prmd=ismvn&safe=strict&hl=id&ved=2ahUKEwiB1tDTpKzlAhV3z3MBHRV4DJgQ_
AUoAHoECAAQAw

https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-android-
xiaomi&sxsrf=ACYBGNQ2jQ6BoMmUSGRDi0gKUOEzcW1o0Q
%3A1571623873043&ei=wROtXaGcAsemwgPF_6D4Dw&q=pengertian+logistik+maritim&oq
=pengertilogistik+maritim&gs_l=mobile-gws-wiz-
serp.1.0.0i7i30.9756.14057..14749...0.0..0.358.2164.3j10j0j2......0....1.........35i39i19j33i22i29i30
j0i22i30j0i203j0i8i7i30.Wzt7S4ZcHzg

https://www.google.com/search?q=pengertian+pelayaran&safe=strict&client=ms-android-
xiaomi&prmd=ivsn&sxsrf=ACYBGNSemF_K1uAdsOc13DkPNHxb8uMSlA:1571623734070&
source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiP-
I7ToqzlAhUHMo8KHenMBNUQ_AUoAXoECA0QAQ&cshid=1571623743286&biw=360&bi
h=559&dpr=2

https://www.its.ac.id/seatrans/id/akademik/program-studi/

Suyono, RP, Capt. Shipping, Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut,2003,
Jakarta: Penerbit PPM.

Triatmodjo, Bambang, 2009, Perencanaan Pelabuhan, Yogyakarta: Beta Offset.

Soedjono Kramadibrata, 1985, Perencanaan Pelabuhan, Bandung: Ganeca Exact

Alonzo DeF. Quinn, 1972, Design and Construction of Ports and Marine Structures, USA:
McGraw-Hill, Inc.

http://danyonasrofi.blogspot.com/2016/01/pengertian-peran-dan-fungsi-pelabuhan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai