Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERILAKU

PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA

Oleh:

RARA RESTU AMIROHMANAR

NIM : 1520026

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG

2018
BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

2.1 KONSEP PENGGUNAAN GADGET

2.1.1 DEFINISI GADGET

Gadget adalah suatu alat atau benda yang biasa digunakan

untuk berbagai bidang dalam kehidupan, peralatan elektronik yang

lain seperti handphone, televisi dan laptop. Gadget dapat digunakan

dalam hal positf atau negative.

Menurut Ma’ruf (2015) gadget adalah suatu benda atau alat

elektronik teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus yang semakin

hari memiliki pembaruan. Saat ini gadget sudah tidiak merupakan hal

yang asing lagi bagi semua orang.

Menurut Osa Kurniawan Ilham (2011) gaddet merupakan

sebuah perangkat atau mekanisme kecil yang menarik karena selalu

diperbarui sehingga memberikan kesengangan atau kepuasan bagi

penggunanya.

Menurut Muhammad Risal (Wikipedia.com, 2011) ” gadget

adalah alat elektronik kecil yang memiliki berbagai fungsi”.

Perbedaan gadget dengan perangkat elektronik lainnya yaitu dari

unsur kebaruan.
Berdasarakan definisi-definisi diatas, gadget merupakan

perangkat elektronik yang selalu memunculkan teknologi baru

sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk

menggunakaknnya.

2.1.2 JENIS-JENIS GADGET

Beberapa jenis gadget yang saat ini sangat digemaridan sering

digunakan oleh orang-orang khusunya di kalangan remaja antara lain:

a. iphone

telephone yang didesain memiliki koneksi internet dan multimedia.

b. Ipad

Tampilan hampir menyerupai iphone, hanya saja tampilan ipad lebih

besar dan memiliki berbagai fungsi tambahan

c. Netbook

perpaduan antara computer portable dengan internet

d. Handphone

komunikasi elektronik tanpa menggunakan kanel dan mudah untuk

dibawa kemana mana

2.1.3 DAMPAK DARI PENGGUNAAN GADGET

Dampak dari penggunaan gadget sangatlah bermacam-macam.

Menurut Derry Iswidharmanjaya (2014: 16) dampak dari penggunaan

gadget adalah :

a. Menjadikan pribadi yang tertutup


Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengakibatkan

kurangnya pendekatan dengan orang lain dan lingkungan karena

sebagian besar waktunya digunakan untuk bermain gadget

b. Kesehatan terganggu

Menatap layar gadget yang terlalu lama dan berlebihan,

sehingga mata mejadi lelah dan mngakibatkan mata menjadi minus

c. Gangguan tidur

Mayoritas anak berada didalam kamar untuk ber,ain gadget

hingga larut malam, sehingga jam tidur anak menjadi kurang dan

mengakibatkan gangguan tidur

d. Suka menyendiri

Anak merasa bermain gadget lebih menyenangkan sehingga

anak lebih tertarik untuk bermain gadget dibandingkan bermain

dengan teman sebayanya sehingga interaksi social dengan

lingkungannya menjadi berkurang.

e. Ancaman cyberbullying

Cyberbullying adalah kejadian dimana ketika seseorang

diejek, dihina atau dipermalukan dengan anak atau remaja lain

melalui media internet atau telephone.

2.1.4 TINGKAT PENGGUNAAN GADGET (SMARTPHONE)

Telah dilakukan penelitian bahwa pengguaan gadget terutama

smartphone android dengan lama pemakaian lebih dari 3 jam/hari, lebih

sering digunakan untuk social media dan bermain game, untuk

menggunakan informasi dan belajar. Remaja lebih banyak


menggunakan smartphone ketika berada di rumah, di luar rumah saat

berkumpul dengan teman sebayanya dan saat istirahat sekolah.

Menggunakan smartphone secara berlebihan menyebabkan remaja

lebih dekat smartphone dibandingkan dengan keluarga atau orang tua.

Secara berlebihan menggunakan smartphone akan

mengakibatkan kecanduan. Kecanduan smartphone dapat

menyebabkan remaja tugas belajarnya dan menyebabkan terjadinya

pergaulan bebas.

Remaja menghabiskan waktu 2,5 jam setiap hari unuk browsing

internet dan bermain game online. Remaja menghabiskan waktu 1,5

sampai 3 jam untuk setiap harinya untuk bermain media sosial seperti

facebook, twitter, path, instagram dan whatsapp.

Smartphone pada kalangan remaja tidak hanya digunakan untuk

berkomunikasi tetapi juga digunakan untuk video call, berfoto,

membuka internet, sarana hiburan dan sarana pembelajaran. Remaja

pada saat ini menjadi banyak menyalahgunakan smartphone, misalnya

digunakan untuk membuka situs porno, lupa waktu karena permainan

yang ada pada smartphone akan membawa dampak buruk bagi remaja

(Muflih, el al 2017)

2.2 KONSEP PERILAKU PERGAULAN BEBAS

2.2.1 DEFINISI PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas merupakan perilaku yang dilakukan diluar

batas kewajaran atau norma yang berlaku dimasyarakat. Pergaulan


bebas termasuk dalam perilaku menyimpang yang berkaitan dengan

tata karma masyarakat. Pergaulan bebas disebut juga dengan

perilaku menyimpang. Perilaku pergaulan bebas dianggap sebagai

sumber masalah karena sangat membahayakan tegaknya sistem

social (Pratiwi).

Pergaulan bebas sering dikatakan dengan suatu hal yang

negatif seperti seks bebas, narkoba, merokok dan lain-lain. Perilaku

pergaulan bebas pada remaja ini dipicu karena semakin canggih alat

teknologi, perubahan zaman dan dapat pula karena faktor ekonomi.

Menurut Fitriah (2008) pergaulan bebas yang paling sring ditemui

pada remaja adalah pacaran, seks bebas, narkoba dan merokok.

2.2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas dapat terjadi karena pengaruh dari beberapa

hal yang berawal dari 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Factor eksternal yaitu adanya pengaruh dari pacar, teman

bergaul serta kurangnya pengawasan orang tua. Sedangkan faktor

internal kenapa seseorang terjerumus dalam pergaulan bebas yaitu

karena adanya rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi untuk

mencoba (Nugroho, 2015)

Berikut ini penyebab terjadinya perilaku pergaulan bebas:

a faktor agama

Kurangnya pemahaman tentang agama dan lemahnya iman

b Faktor lingkungan
Kurangnya pengawasan orang tua, pengaruh negatif dari teman dan

media sosial yang memaparkan pornografi dan pornoaksi

c Faktor pengetahuan

Minimnya pengetahuan dan di tambah lagi dengan rasa

keingintahuan yang tinggi

2.2.3 JENIS-JENIS PERILAKU PERGAULAN BEBAS

a Seks bebas

Seks bebas merupakan sumber kejahatan dan sebagai

penyebab pokok kerusakan moral manusia. Hal ini sangat

memprihatinkan karena pelakunya kebanyakan adalah remaja. Para

remaja tidak lepas dari yang namanya percintaan sehingga timbul

yang namanya pacaran. Para pelajar SMP atau SMA berpacaran

hanya untuk bersenang-senang, bukan anggapan suatu hal yang

serius. Telah banyak kasus pemerkosaan yang telah dilakukan oleh

remaja, ini terjadi karena faktor pergaulan.

b Narkoba

Suatu zat apabila dimasukkan kedalam tubuh manusia, baik

dengan cara diminum, dihirup atau disuntikkan, dapat mengubah

pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Narkoba

dapat menimbulkan ketergantungan fisik atau psikologis.

Penyalahgunaan narkoba merupakan pola penggunaan yang bersifat

patologis, yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu sehingga

dapat menimbulkan gangguan fungsi moral dan fungsi sosial.


c Minuman beralkohol

Pada zaman modern, sebagian orang memiliki

kecenderungan untuk mencari kesenangan dengan bebragai cara,

salah satunya yaitu mabuk-mabukan. Orang yang suka mabuk tidak

akan mengerti akibat dari perbuatan yang dilakukannya. Pada saat

ini, telah banyak orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol.

Tidak hanya orang dewasa yang mengkonsumsinya, bahkan anak

remaja juga ikut mengkonsumsi. Orang yang sudah terbiasa mabuk-

mabukan, sangat sulit untuk dihentikan. Mabuk-mabukan

merupakan awal dari segala kejahatan, sehingga kebiasaan mabuk-

mabukan harus dihentikan.

d Perkelahian

Kekerasan dianggap sebagai pemecah masalah bagi remaja.

Hal ini seolah-olah menjadi bukti nyata bahwa seorang terpelajarpun

bebas melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis dan

rimbanis. Perilaku tersebut selain merugikan diri sendiri,

perkelahian juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara

langsung. Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar

usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk dari kenakalan

remaja.

2.2.4 PENCEGAHAN PERILAKU PERGAULAN BEBAS

Berbagai permasalahan yang telah jelaskan diatas, terjadinya

pergaulan bebas pada remaja karena adanya dukungan 2 faktor


diatas, sehingga untuk menanggulangi atau mencegah terjadinya

perilaku pergaulan bebas pada remaja maka harus menghilangkan 2

faktor tersebut dan memberikan penyuluhan kesehatan tentang

pergaulan bebas serta dampak jika dilakukan pergaulan bebas.

Dengan adanya penyuluhan kesehatan ini, sehingga remaja dapat

memahami dan menghindari untuk melakukan perilaku pergaulan

bebas (Nugroho, 2015)

2.3 KONSEP REMAJA

2.3.1 DEFINISI REMAJA

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-

anak ke masa dewasa. Menurut WHO batasan usia remaja yakni usia

12 hingga 24 tahun. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan,

remaja yakni mereka yang berusia 10 hingga 19 tahun dan belum

menikah. Sedangkan menurut BKKBN dikatakan remaja yakni pada

usia 10 samapai 21 tahun (Rahma, 2016).

Pra pubertas adalah sesungguhnya saat terjadinya kematangan

seksual dan perkembangan secara fisiologis sehingga anak dapat

merasakan adanya rangsangan hormonal sehingga menyebabkan

rasa yang tidak enak atau nyaman pada diri anak . Pubertas dianggap

sebagai masa yang sangat membawa pengaruh besar bagi setiap

individu karena pada masa ini terjadinya perubahan pada organ fisik.

Terjadinya kematangan bagi wanita ditandai dengan menstruasi

pertama atau menarche. Sedangkan kematangan pada pria ditandai


dengan keluarnya sperma pertama atau polutsio biasanya bermimpi

merasakan kepuasan seksual (azizah, 2013)

2.3.2 KARAKTERISTIK MASA REMAJA

1. Masa remaja sebagai masa peralihan

Pada setiap periode peralihan, status individu yang kurang

jelas dan terdapat keraguan terhadap peran yang akan dilakukan.

Pada masa ini, remaja sudah bukan lagi menjadi seorang anak dan

bukan pula menjadi seorang yang dewasa. Pada masa yang seperti

ini, akan memberi banyak keuntungan bagi remaja karena status

yang seperti ini memberi kesempatan untuk mencoba gaya hidup

yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang

paling sesuai untuk dirinya.

2. Masa remaja sebagai masa perubahan

Pada awal masa remaja, perubahan fisik, perilaku dan sifat

terjadi dengan cepat. Ada 4 perunahan yang hampir sama, yakin :

meningginya emosi, perubahan tubuh, minat dan pola perilaku,

nilai-nilai perilaku, sebagian remaja bersifat ambivilen yaitu

menuntut kebebasan.

3. Masa remaja sebagai masa usia bermasalah

Masalah remaja yang menjadikan masalah yang sulit untuk

diatasi baik itu oleh remaja laki-laki maupun remaja perempuan.

Disebut masalah yang sulit diatasi karena sebagian besar remaja


merasa dirinya mandiri, sehingga mereka percaya bahwa dapat

menyelesaikan masalahnya sendiri dan menolak bantuan orang tua.

4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Suatu budaya beranggapan bahwa remaja adalah anak-anak

yang tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak.

Membuat orang dewasa selalu dapat membimbing serta

mengawasi kehidupan remaja muda . hal ini menimbulkan

berbagai pertentangan dengan orang tua dan menghalangi anak

untuk meminta bantuan orang tua untuk mengatasi masalahnya.

5. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis

Remaja cenderung memandang kehidupan sesuai dengan

keinginannya. Jika orang lain membuatnya kecewa dan apa yang

menjadi tujuannya tidak tercapai, remaja akan sakit hati dan

kecewa. Dengan adanya pengalaman pribadi dan pengalaman

sosial serta meningkatnya kemampuan untuk berpikir rasional,

remaja lebih besar untuk memandang diri sendiri, keluarga, teman-

teman serta kehidupan pada umunya secara realistis.

6. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Pada masa ini, remaja mulai berpakaian dan berperilaku

seperti orang dewasa sehingga remaja mulai memfokuskan diri

pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu

merokok, minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan

melakukan perbuatan seks. Remaja menganggap bahwa perilaku


tersebut akan memberikan citra sesuai dengan apa yang mereka

inginkan (Janah , 2016)

2.3.3 CIRI-CIRI PERKEMBANGAN FISIK REMAJA

Perubahan dan perkembangan fisik pada remaja terdapat

perbedaan individual yakni terjadinya penurunan dalam laju

pertumbuhan dan perkembangan internal lebih menonjol pada

remaja perempuan yakni : bertambahnya tinggi badan yang cepat,

menstruasi, pertumbuhan buah dada, pertumbuhan rambut

kemaluan. Sedangkan 4 perubahan yang menonjol pada pada

remaja laki-laki yakni pertumbuhan tinggi badan yang cepat,

pertumbuhan penis, pertumbuhan testis, pertumbuhan rambut

kemaluan (Hartini, 2017)

Selain ciri-ciri yang sudah disebutkan diatas, masa remaja

juga dikatakan sebagai masa-masa sulit bagi remaja itu sendirui

maupun bagi orang tuanya. Menurut Jatmika (2008) mengatakan

kesulitan tersebut muncul dari diri remaja itu sendiri dengan

beberapa perilaku khusus, antara lain:

a. Remaja mulai ingin menyampaikan keinginan dan

kebebasannya untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri.

Dari sinilah dapat memicu terjadinya perselisihan dan dapat

menjauhkan remaja dengan keluarga.

b. Remaja sangat mudah terpengaruh oleh teman-temannya

sehingga pengaruh dan peran orang tua menjadi berkurang.


Selain itu menjadikan remaja lebih senang dengan teman-

temannya dibandingkan dengan keluarganya.

c. Remaja mengalami perubahan fisik yang saangat jelas, baik itu

dari pertumbuhannya atau seksualitasnya, perasaan seksual

yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan

menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.

d. Remaja lebih percaya diri dan emosinya menjadi meningkat,

hal ini menjadikan remaja sangat sulit menerima nasehat dan

pengarahan orang tua ()

2.3.4 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

a menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya

b mencapai kemandirian emosional dari orang tua

c mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan

bergaul dengan teman sebaya, baik secara individu maupun

kelompok

d menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap

kemampuan sendiri

e memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas

dasar skala nilai, peinsip-prinsip atau falsafah hidup

f mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap atau

perilaku) kekanak-kanankan (Putro, 2017)

KEBUTUHAN-KEBUTUHAN PADA REMAJA


a. Kebutuhan untuk mencapai sesuatu

b. Kebutuhan atau rasa keinginan untuk menonjol dan ingin

terkenal

c. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan

d. Kebutuhan akan keteraturan

e. Kebutuhan akan adanya kebebasan untuk menentukan sikap

sesuai dengan kehendaknya

f. Kebutuhan untuk menciptakan hubungan persahabatan

g. Adanya keinginan untuk berempati

h. Kebutuhan untuk mencari bantuan dan simpati

i. Keinginan menguasai tetapi tidak ingin dikuasai

j. Menganggap diri sendiri rendah

k. Adanya kesediaan untuk membantu orang lain

l. Kebutuhan adanya variasi dalam kehidupan

m. Adanya keulrtan dalam melaksanakan tugas

n. Kebutuhan untuk bergaul dengan lawan jenis

o. Adanya sikap untuk mengkritik orang lain (Putro, 2017)


2.4 KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konsep “hubungan penggunaan gadget dengan perilaku

pergaulan bebas pada remaja”

Remaja
pertengahan usia
15-18 tahun

Penggunaan
Faktor yang mempengaruhi: gadget:
1. Dukungan keluarga Jenis
2. Keinginan untuk
memiliki Dampak

Tingkat
penggunaan

Faktor- faKtor yang


mempengaruhi:
Perilaku
1. Faktor agama pergaulan
2. Faktor lingkungan bebas
3. Faktor pengetahuan

Keterangan:
= Diteliti

= Tidak diteliti

= Berhubungan

2.4.1 Penjelasan Kerangka Konsep

Kerangka konsep diatas merupakan dari tungkat penggunaan gadget

(jenis, dampak dan tingkat penggunaannya) pada remaja usia 15-18 tahun.

Perilaku pergaulan bebas dapat dilihat dari factor yang mmpengaruhi

terjadinya perilakuergaulan bebas yaitu Faktor agama, faktor lingkungan,

faktor pengetahuan, namun faktor-faktor tersebut tidak diteliti, peneliti hanya

meneliti adakah adakah hubungan penggunaan gadget dengan perilaku

pergaulan bebas pada remaja usia 13-15 tahun.

2.4 HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha diterima : ada hubungan pengaruh penggunaan gadget dengan perilaku

pergaulan bebas pada remaja usia 13-15 tahun


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. “perilaku remaja pengguna gadget”, journal pendidikan, vol 26,

no 2.

Chusna, P. 2017, “Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter

Anak”, Journal Dinamika Penelitian, Vol 17, No 2

Desiningrum, Indriana & Siswati 2017, “Intensi Penggunan Gadget Dan

Kecerdasan Emosional Pada Remaja Awal”, Journal Prosiding

Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia.

Dusra, P. 2017. Pengaruh Media Internet Terhadap Perilaku Menyimpang

Remaja Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Maros. Skripsi.

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Farida 2009, “pergaulan bebas dan hamil pranikah”, Jurnal ‘Analisa’, vol.

XVI, No. 01

Hartini 2017, perkembangan fisik dan body iamge remaja, Jurnal Islamic

Counseling, Vol. 1, No 2
Irawan. J 2013. Pengaruh kegunaan gadget terhadap kemampuan

bersosialisasi pada remaja. Jurnal An-Nafs, Vol. 08 , No. 02

Jannah . M 2016, “reamaja dan tugas-tugas perkembangannya dalam

islam”, Jurnal psikoislamedia, vol. 1, No. 1

Nugroho, C 2015. Pengetahuan remaja kelas XI tentang seks bebas. Jurnal

AKP, Vol. 06, No. 01

Rachmawati, P., rede2, A & jamhari, M 2017, “pengaruh penggunaan

gadget terhadap hasil belajar mahasiswa pendidikan biologi

angkatan 2013 FKIP UNTAD pada mata kuliah desaun media

pembelajaran”, e-JIP BIOL, Vol. 5 (1): 35-40

Rahma. I 2016, Etika pergaulan remaja muslim yang ramah ditinjau dari

konsep peace aducation; study di SMA Islam Al Azhar 14

Semarang, Jurnal pendidikan madrasah. Vol. 1, No 2

Rohmah, C. 2017. Pengaruh penggunan gadget dan lingkungan belajar

terhadap minat belajar siswa kelas XI kompetensi keashlian

administrasi perkantoran SMK Muhammadiyah 02 Yogyakarta.

Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta


Suwuh, F., Rompas, S & Kallo, V 2017, “Hubungan Penggunaan

Smartphone Dengan Perilaku Seksual Remaja Di SMA Negeri 2

Langowan Kecamatan Lawongan Utara”, E-Journal Keperawatan,

Vol 5, No 2

Wulandari, S. 2017. Factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

seksual pada remaja SMA terhadap wanita pekerja seks (WPS) di

purwodadi. Skripsi. Universitas diponegoro Semarang.

Anda mungkin juga menyukai