Anda di halaman 1dari 18

Seri Draft Pedoman Teknis

DRAFT 01 Kendali Mutu (Quality Control, QC)


Pesawat Radiologi Diagnostik dan Intervensional

Pedoman Teknis
Program QC Fisika Rutin
Radiografi Mobile

Penyusun Draft Awal:


Lukmanda Evan Lubis
M. Roslan Abdul Gani
Daftar Isi

Pendahuluan .................................................................................................................................... 3
Tujuan .............................................................................................................................................. 3
Ruang Lingkup ................................................................................................................................. 4
Definisi .............................................................................................................................................. 4
Metode Pengukuran ......................................................................................................................... 5
1. Iluminansi ............................................................................................................................... 5
2. Lapangan Kolimasi................................................................................................................. 6
3. Ketegaklurusan Berkas .......................................................................................................... 7
4. Akurasi Tegangan .................................................................................................................. 8
5. Akurasi Waktu Penyinaran ..................................................................................................... 9
6. Linearitas Keluaran Radiasi.................................................................................................. 10
7. Reproduksibilitas Keluaran Radiasi ...................................................................................... 11
8. Reproduksibilitas Tegangan Puncak (kVp) ........................................................................... 12
9. Reproduksibilitas Waktu Penyinaran .................................................................................... 13
10. Kualitas Berkas Sinar-X (HVL) ............................................................................................. 14
11. Kebocoran Wadah Tabung .................................................................................................. 16
12. Informasi Dosis Pasien......................................................................................................... 17
Referensi ........................................................................................................................................ 18
Pendahuluan
Kendali mutu (quality control, QC) merupakan tahapan tak terpisahkan dari program jaminan mutu
(quality assurance, QA) layanan Radiologi. Sebagai salah satu komitmen manajemen Rumah Sakit
dalam memberikan layanan terbaik bagi pasien, QC merupakan aspek wajib yang harus
dilaksanakan secara rutin dengan melibatkan partisipasi aktif berbagai profesi multidisiplin. Pada
layanan radiologi, dimana radiasi pengion digunakan, program jaminan kualitas juga melibatkan
aspek Fisika yang secara nasional diatur dalam Peraturan Kepala BAPETEN No. 8 tahun 2009 dan
No. 9 tahun 2011. Dalam kedua peraturan tersebut, disebutkan bahwa performa Fisika peralatan
wajib diperiksa secara rutin oleh Penguji Berkualifikasi dan hasilnya dievaluasi (disertifikasi) oleh
BAPETEN.

Disamping pengujian dari pihak luar (Penguji Berkualifikasi yang ditunjuk BAPETEN), proses yang
lebih penting adalah pelaksanaan QC oleh Fisikawan Medik sebagai perwakilan Rumah Sakit
(kendali mutu internal). Merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2015,
tahapan QC peralatan merupakan standar layanan Fisika Medis yang pelaksanaannya menjadi
tugas Fisikawan Medik. Dengan kedudukan pelaksanaan QC sebagai standar layanan, maka
panduan teknis ini disusun sebagai upaya awal standarisasi metode QC Fisika di lingkungan klinis
demi mencapai keseragaman persepsi dan metoda QC.

Dokumen panduan ini disusun atas kerjasama para anggota Asosiasi Fisikawan Medik Indonesia
(AFMI) yang diangkat berdasarkan SK Nomor XXXXXXXXXXX, dan dibuat berdasarkan
pengalaman di lapangan serta rujukan dari literatur mengenai pengujian Fisika rutin untuk pesawat
radiografi mobile. Dokumen awal ini terdiri atas prosedur teknis untuk uji Fisika rutin harian,
mingguan, bulanan, dan tahunan, dengan dokumen evaluasi dalam bentuk digital (MS Excel) yang
mendampingi. Jika sewaktu-waktu terdapat perubahan ataupun perkembangan teknologi yang
menyebabkan sebagian atau seluruh isi dari panduan teknis ini menjadi kurang relevan secara
ilmiah, maka panduan lain akan disusun untuk melengkapi dan/atau memperbaiki panduan ini.

Tujuan
Dokumen ini disusun sebagai acuan bagi Fisikawan Medik dalam melaksanakan program QC Fisika
rutin. Secara umum, Program QC Fisika Rutin bertujuan untuk;
(1) memenuhi kewajiban akan pengecekan dengan frekuensi dan dokumentasi yang disyaratkan
oleh program jaminan kualitas,
(2) penilaian akan degradasi performa sistem dengan membandingkannya dengan nilai baseline,
(3) evaluasi dari setiap penyesuaian, upgrade, perbaikan, dan penggantian sparepart yang
dilakukan selama pesawat dioperasikan,
(4) menilai konsistensi kualitas citra dan tingkat dosis radiasi,
(5) menentukan komponen yang memerlukan perbaikan,
(6) menjaga aspek keselamatan radiasi, dan
(7) memelihara interaksi dengan staf terkait mengenai kondisi peralatan dan permasalahan yang
timbul.

DRAFT-01 Halaman 3 dari 18


Ruang Lingkup
Prosedur QC Fisika Rutin yang tercakup dalam dokumen ini dibagi berdasarkan frekuensi
pelaksanaannya, yakni Mingguan, Bulanan, dan Tahunan. Dokumen meliputi prosedur teknis dari
12 (dua belas) poin pengukuran seperti tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Lingkup QC Fisika untuk pesawat Radiografi Mobile


Frekuensi
No. Item
Mingguan Bulanan Tahunan
1 Iluminasi   
2 Lapangan Kolimasi   
3 Ketegaklurusan Berkas   
4 Akurasi Tegangan  
5 Akurasi Waktu Penyinaran  
6 Linearitas Keluaran Radiasi  
7 Reproduksibilitas Keluaran Radiasi  
8 Reproduksibilitas Tegangan Puncak  
9 Reproduksibilitas Waktu Penyinaran  
10 Kualitas Berkas Sinar-X (HVL)  
11 Kebocoran Wadah Tabung 
12 Informasi Dosis Pasien 

Definisi
 Pesawat Sinar-X Radiografi Mobile adalah Pesawat Sinar-X yang dilengkapi denga baterai
charger atau tersambung langsung dengan catu daya dan roda sehingga mudah digerakkan
untuk dibawa ke beberapa ruangan pemeriksaan.
 Source to Image Distance yang selanjutnya disingkat SID adalah jarak focal spot ke image
receptor.
 Source to Skin Distance yang selanjutnya disingkat SSD adalah jarak focal spot ke permukaan
kulit pasien pada saat eksposi.
 Source to Detector Distance yang selanjutnya disingkat sebagai SDD adalah jarak focal spot
ke detektor pada saat pengujian.

DRAFT-01 Halaman 4 dari 18


Metode Pengukuran

1. Iluminansi

Tujuan:
Memeriksa pencahayaan lampu kolimator yang digunakan selama pemeriksaan

Peralatan:
- Luxmeter
- Meteran

Metode:
1. Tempatkan luxmeter pada jarak 100 cm dari titik fokus, sejajar dengan sumbu anoda katoda
2. Ukur intensitas cahaya latar dengan luxmeter, cahaya latar diatur pada kondisi yang
digunakan harian
3. Buka ukuran kolimator sebesar 25 x 25 cm
4. Nyalakan lampu kolimator dan ukur pencahayaan pada ke-empat kuadran lapangan radiasi,
dan buat rata-rata bacaan.

Analisa:
- Ukur intensitas cahaya lampu kolimator (ICkolimator ):
ICkolimator = ICukur − IClatar
- Intensitas cahaya lampu kolimator ≥ 100 lux pada jarak 100 cm.

DRAFT-01 Halaman 5 dari 18


2. Lapangan Kolimasi

Tujuan:
Memastikan kesesuaian ukuran antara lapangan berkas Sinar-X dengan ukuran lapangan
berkas cahaya lampu kolimator

Peralatan:
- Kaset film/CR
- Penanda koin/collimator test tool
- Beam alignment
- Meteran

Metode:
1. Posisikan sumbu anoda-katoda sejajar dengan meja pasien atau posisi rutin
2. Atus focal spot tabung dan meja pada jarak 100 cm
3. Letakkan kaset film/CR di atas meja
4. Buka kolimasi berkas cahaya dengan ukuran 10 x 10 cm
5. Letakkan koin di atas permukaan film sebagai penanda sisi lapangan kolimasi cahaya
6. Apabila menggunakan collimator test toolI, atur kolimasi cahaya sesuai dengan ukuran
collimator test tool dan catat nilainya
7. Berikan faktor ekposi 50 kVp, 10 mAs atau faktor ekposi rendah atau tergantung pada
kombinasi film/screen sehingga akan menghasilkan densitas film yang cukup
8. Cuci atau cetak film

Analisa:
- Ukur perbedaan panjang ke-empat sis segiempat berkas radiasi dengan segiempat yang
ditunjukkan lampu kolimator:

∆(X anoda ), ∆(Xkatoda ), ∆(Yatas ), ∆(X bawah )

- Jika jarak fokus ke meja (SID) tidak menggunakan 100 cm maka normalisasikan deng jarak
100 cm, dengan
∆(X) × 100
∆(X anoda ) =
SID
- Batas lolos uji
∆(X anoda ) dan ∆(Xkatoda ) dan ∆(Yatas ) dan ∆(Xbawah ) ≤ 2% SID
∆(X anoda ) + ∆(X katoda ) + ∆(Yatas ) + ∆(X bawah ) ≤ 3% SID

DRAFT-01 Halaman 6 dari 18


3. Ketegaklurusan Berkas

Tujuan:
Menentukan akurasi kongruensi Sinar-X dan mengevaluasi ketegaklurusan terhadap titik tengah
penyinaran.

Peralatan:
- Kaset film/CR
- Penanda koin/collimator test tool
- Beam alignment
- Meteran

Metode:
1. Letakkan kaset film/CR pada jarak 100 cm dari tabung pesawat
2. Letakkan beam alignment test tool di atas kaset film/CR pada pusat lapangan penyinaraan.
3. Berikan faktor eksposi 50 kVp, 10 mAs atau faktor eksposi rendah atau tergantung pada
kombinasi film/screen sehingga akan menghasilkan densitas film yang cukup
4. Cuci atau cetak film

Analisa:
- Periksan penanda atas dan bawah beam alignment test tool pada film, ukur jarak antara
kedua penanda (X) tersebut
- X ≤ 5 mm dengan tinggi beam alignment test tool 20 cm

DRAFT-01 Halaman 7 dari 18


4. Akurasi Tegangan

Tujuan:
Memeriksa akurasi kVp pada panel kendali dibandingkan dengan kVp hasil pengukuran dengan
dosimeter

Peralatan:
- Dosimeter
- Meteran

Metode:
1. Hidupkan detektor
2. Letakkan detektor di atas meja dengan posisi tegak lurus terhadap sumbu anoda-katoda
dan kolimasikan lapangan penyinaraan seluas ukuran detektor
3. Berikan ekposi dengan pengaturan 10 mAs dan beberapa variasi kVp yakni sebesar 50, 60,
70, 80, 90, dan 100 kVp
4. Catat data hasil pengukuran

Analisa:
- Hitung nilai error setiap data
kVp set − kVp ukur
error = | | × 100%
kVp set

- Perhatikan nilai error maksimum, error ≤ 10%

DRAFT-01 Halaman 8 dari 18


5. Akurasi Waktu Penyinaran

Tujuan:
Memeriksa akurasi waktu eksposi pada panel kendali dibandingkan dengan waktu eksposi hasil
pengukuran.

Peralatan:
- Dosimeter
- Meteran

Metode:
1. Hidupkan detektor
2. Letakkan detektor di atas meja dengan posisi tegak lurus terhadap sumbu anoda-katoda
dan kolimasikan lapangan penyinaraan seluas ukuran detektor
3. Pada pengaturan yang tetap, berikan eksposi 100 mA dan 70 kVp dengan 5 variasi waktu
eksposi 0,05; 0,1; 0,2; 0,3; dan 0,5 sekon
4. Catat data hasil pengukuran

Analisa:
- Hitung nilai error setiap data
waktu eksposi set − waktu eksposi ukur
error = | | × 100%
waktu eksposi set

- Perhatikan nilai error maksimum, error ≤ 10%

DRAFT-01 Halaman 9 dari 18


6. Linearitas Keluaran Radiasi

Tujuan:
Memeriksa linearitas keluaran radiasi pada rentang pengaturan mA atau mAs

Peralatan:
- Dosimeter
- Meteran

Metode:
1. Hidupkan detektor
2. Letakkan detektor di atas meja dengan posisi tegak lurus terhadap sumbu anoda-katoda
dan kolimasikan lapangan penyinaraan seluas ukuran detektor
3. Pada pengaturan yang tetap, berikan eksposi 70 kVp dengan 5 variasi mAs : 10, 15, 20, 25
dan 30.
Catatan, jika mA dapat diatur maka variasikan mA pada waktu eksposi tetap
4. Catat data hasil pengukuran

Analisa:
μGy
- Hitunglah dosis hasil pengukuran dalam (mAs)
- Jika menggunakan variasi mA, gunakan:
μGy μGy
=
mAs (mA . s)
μGy μGy
- Tentukan ( ) dan ( )
mAs max mAs min
- Hitung CL (Coefficient Linerity),
μGy μGy
( ) − ( )
mAs max mAs min
CL = | |
μGy μGy
(mAs) + (mAs)
max min

μGy
- Atau dengan perangkat lunak pengolah data (kalkulator, Ms. excel) hitung nilai (mAs),
μGy
lakukan plotting data antara list mA atau mAs dengan (mAs), kemudian buat grafik garis
lurus (linear) dan hitung/tampilkan koefisien regresi linear (R)
- Nilai R adalah Coefficient Linerity (CL)
- Batas nilai lolos uji CL ≤ 0.1

DRAFT-01 Halaman 10 dari 18


7. Reproduksibilitas Keluaran Radiasi

Tujuan:
Memeriksa konsistensi keluaran radiasi pada beberapa eksposi dalam pengaturan generator
yang tetap

Peralatan:
- Dosimeter
- Meteran

Metode:
1. Hidupkan detektor
2. Letakkan detektor di atas meja dengan posisi tegak lurus terhadap sumbu anoda-katoda
dan kolimasikan lapangan penyinaraan seluas ukuran detektor
3. Berikan eksposi pada 70 kVp dan 20 mAs
4. Ukur nilai keluaran radiasi (μGy atau mGy), dan lakukan pengulangan sebanyak 5 kali
5. Catat data hasil pengukuran

Analisa:
- Hitung nilai standar deviasi dari list hasil pengukuran keluaran radiasi μGy
- Standar deviasi,
n
(μGyi − ̅̅̅̅̅
μGy)2
SD = √∑
n−1
i=1

- Hitung koefisien variasi,


SD
CV =
̅̅̅̅̅
μGy
Atau dengan perangkat lunak pengolah data (kalkulator, Ms. Excel) hitung nilai SD dan CV
dari hasil pengukuran kVp.
- Batas lolos uji CV ≤ 0,05

DRAFT-01 Halaman 11 dari 18


8. Reproduksibilitas Tegangan Puncak (kVp)

Tujuan:
Memeriksa konsistensi tegangan (kVp) pada beberapa eksposi dalam pengaturan tegangan
yang tetap.

Peralatan:
- Dosimeter
- Meteran

Metode:
1. Hidupkan detektor
2. Letakkan detektor di atas meja dengan posisi tegak lurus terhadap sumbu anoda-katoda
dan kolimasikan lapangan penyinaraan seluas ukuran detektor
3. Berikan eksposi pada 60 kVp dan 20 mAs
4. Ukur nilai tegangan (kVp), dan lakukan pengulangan sebanyak 5 kali
5. Catat data hasil pengukuran

Analisa:
- Hitung nilai standar deviasi dari list hasil pengukuran tegangan kVp
- Standar deviasi,
n
(kVpi − ̅̅̅̅̅
kVp)2
SD = √∑
n−1
i=1

- Hitung koefisien variasi,


SD
CV =
̅̅̅̅̅
kVp
Atau dengan perangkat lunak pengolah data (kalkulator, Ms. Excel) hitung nilai SD dan CV
dari hasil pengukuran tegangan (kVp)
- Batas lolos uji CV ≤ 0,05

DRAFT-01 Halaman 12 dari 18


9. Reproduksibilitas Waktu Penyinaran

Tujuan:
Memeriksa konsistensi waktu eksposi pada beberapa eksposi dalam pengaturan genetaor yang
tetap.

Peralatan:
- Dosimeter
- Meteran

Metode:
1. Hidupkan detektor
2. Letakkan detektor di atas meja dengan posisi tegak lurus terhadap sumbu anoda-katoda
dan kolimasikan lapangan penyinaraan seluas ukuran detektor
3. Berikan eksposi pada 60 kVp, 100 mA, dan 0,1 s
4. Ukur nilai waktu eksposi, lakukan pengulangan sebanyak 5 kali
5. Catat data hasil pengukuran

Analisa:
- Hitung nilai standar deviasi dari list hasil pengukuran waku eksposi
- Standar deviasi,
n
(si − s̅ )2
SD = √∑
n−1
i=1

- Hitung koefisien variasi,


SD
CV =

Atau dengan perangkat lunak pengolah data (kalkulator, Ms. Excel) hitung nilai SD dan CV
dari hasil pengukuran waktu eksposi
- Batas lolos uji CV ≤ 0,05

DRAFT-01 Halaman 13 dari 18


10. Kualitas Berkas Sinar-X (HVL)

Tujuan:
Memeriksa kualitas berkas Sinar-X dan kecukupan filtrasi untuk menyaring radiasi Sinar-X
energi rendah

Peralatan:
- Dosimeter
- Meteran
- Filter Aluminum

Metode:
1. Lepaskan filter tambahan yang memungkinkan orang dengan mudah melepaskan filtrasi.
Jika filter tambahan terpasang tetap atau tidak dapat dilepas, maka pengujian HVL
dilanjutkan sesuai kondisi yang ada
2. Aktifkan detektor
3. Posisikan detektor di atas meja dengan posisi tegak lurus terhadap sumbu anoda-katoda
dan kolimasikan lapangan penyinaraan seluas ukuran detektor
4. Pengukuran HVL:
Secara langsung, pada pengaturan 70 kVp
 Ukur langsung nilai HVL pada tengangan 70 kVp
 Catat nilai HVL yang terukur
Secara langsung dan tidak ada pengaturan untuk tegangan 70 kVp
 Buat pengukuran paparan radiasi untuk beberapa eksposi misalnya 65 kVp, 75 kVp,
85 kVp, 90 kVp dengan mAs tetap
 Catat nilai HVL yang terukur
Secara tidak langsung
 Ukur paparan radiasi tanpa menggunakan filter tambahan dengan faktor eksposi 70
kVp dan mAs tetap
 Perhatikan nilai HVL yang terukur
 Ukur kembali paparan radiasi pada faktor eksposi yang sama dengan menambahkan
filter Al
Catatan: lakukan penambahan filter Al hingga diperoleh nilai paparan lebih kecil dan
lebih besar dari nilai setengah paparan tanpa filter tambahan
 Catat nilai HVL

Analisa:
1. Secara langsung, pada pengaturan 70 kVp
 Nilai HVL = nilai HVL yang terbaca pada alat ukur dosimeter
2. Secara langsung dan tidak ada pengaturan untuk tegangan 70 kVp
 Lakukan plotting kVp terukur versus HVL terukur
 Menggunakan perangkat lunak pengolah data (kalkulator atau Ms. excel) buatlah
grafik garis lurus
 Tentukan persamaan liniearitas
 Hitung HVL pada 70 kVp
3. Secara tidak langsung
 Lakukan plotting paparan radiasi yang terukur versus ketebalan filter yang digunakan
 Menggunakan perangkat lunak pengolah data (kalkulator atau Ms. excel) buatlah
grafik garis lulus

DRAFT-01 Halaman 14 dari 18


 Nilai HVL adalah nilai ketebalan filter pada titik tengah (separo) dari paparan radiasi
yang terukur
 Atau dapat juga menggunakan rumus:

t1 ln(2D1 /D0 ) − 𝑡2 ln(2𝐷2 /𝐷0 )


HVL =
ln(2D1 /D2 )

Dengan:
t1 = ketebalan filter 1
t 2 = ketebalan filter 2
D0 = paparan yang terukur tanpa filter
D1 = paparan yang terukur tanpa filter 1
D2 = paparan yang terukur tanpa filter 2
 Perhatikan nilai HVL yang diperoleh,
HVL ≥ 2,1 mmAl pada 70 kVp atau
HVL ≥ 2,3 mmAl pada 80 kVp

DRAFT-01 Halaman 15 dari 18


11. Kebocoran Wadah Tabung

Tujuan:
Memeriksa kebocoran radiasi dari tabung Sinar-X

Peralatan:
- Dosimeter
- Meteran
- Plat Pb

Metode:
Catatan: pengukuran dilakukan pada kVp maksimum atau 100 mAs dengan waktu tidak
boleh melebih 1 sekon. Pasikan rating tegangan tabung tidak terlampui.
1. Tutup kolimator pada tabung Sinar-X
2. Tutup kembali kolimator dengan plat Pb
3. Atur posisi detektor pada jarak 100 cm dari focal spot
4. Lakukan pengukuran pada sisi anoda, katoda, depan tabung, depan kolimator dan atas
tabung
5. Catat nilai arus kontinyu
6. Catat data dan hasil yang terukur

Analisa:
Lakukan perhitungan nilai kebocoran (L)

kVmax 2 mAcont 1 mGy


L = X .( ) . . .
kVset mAset 1000 jam

dengan:
X : laju dosis terukur (μGy/jam)
kVmax : kVp rating maksimum tabung (kV)
kVset : kVp saat eksposi dilakukan (kV)
mAcont : arus kontinu alat (mA)
mAset : pengaturan mA saat eksposi dilakukan (mA)

Nilai lolos uji, L ≤ 1 mGy.jam

DRAFT-01 Halaman 16 dari 18


12. Informasi Dosis Pasien

Tujuan:
Menentukan ESD (Entrance Surface Dose) udara pada kondisi operasi normal AP
(Abdominal Projection)

Peralatan:
- Dosimeter
- Meteran

Metode:
1. Atur jarak focal spot dengan detektor (SDD) sesuai pemeriksaan klinis pasien
2. Posisikan detektor di udara pada jarak 23 cm di atas permukaan meja
3. Buka kolimasi seluas volume aktif detektor
4. Lakukan eksposi menggunakan mAs untuk organ abdomen AP
5. Cata data dan hasil pengukuran dosis organ abdomen
6. Lakukan eksposi menggunakan mAs untuk organ toraks
7. Cata data dan hasil pengukuran dosis organ toraks

Analisa:
Berdasarkan guide level IAEA dosis pasien untuk organ abdomen AP ≤ 10 mGy dan organ
torak AP ≤ 0,4 mGy

DRAFT-01 Halaman 17 dari 18


Referensi

[1] American Association of Physicists in Medicine. (2002). Quality Control In Diagnostic


Radiology. Madison, USA: Medical Physics Publishing, AAPM.
[2] Badan Pengawas Tenaga Nuklir. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional . Jakarta: BAPETEN.
[3] Badan Pengawas Tenaga Nuklir. (2014). Pedoman Uji Pesawat Sinar-X: Radiografi Umum dan
Mobile. Jakarta: Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir, BAPETEN.
[4] International Atomic Enegry Agency. (2007). Technical Reports Series No. 457, Dosimetry in
Diagnostic Radiology: An International Code of Practice. Vienna, Austria : IAEA.
[5] Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika, Universitas Indonesia. (2013). Metode Uji Kesesuaian
Radiografi Mobile. Depok: Divisi Pengujian Sinar-X LFMB UI.

DRAFT-01 Halaman 18 dari 18

Anda mungkin juga menyukai