Anda di halaman 1dari 20

Pedoman Remunerasi Jasa Pelayanan di Rumah Sakit Pemerintah

Pembagian jasa pelayanan di rumah sakit atau biasa disebut dengan


INSENTIF adalah kebijakan pimpinan RS dalam hal pemberian insentif
kepada seluruh karyawan RS, sebenarnya bukan hal mudah tetapi juga
bukan hal yang amat sangat sulit. Memang benar kalau dikatakan sangat
kompleks dan berpotensi menimbulkan konflik antar karyawan, juga
penurunan kinerja serta ketidakpuasan antara kayawan dengan pimpinan
RS. Kondisi ini sebenarnya sudah banyak dialami di beberapa RS di
Indonesia khusunya di rumah sakit Pemerintah. Bisa dikatakan bahwa setiap
kali membagi jasa pelayanan selalu membuat galau para karyawan bahkan
dianggap kurang berpihak pada karyawan kecil. Untuk itu perlu dilakukan
penyempurnaan terus menerus sampai pada tahap yang kondusif artinya
bagaimana mengurangi kesenjangan pendapatan antar karyawan itu sendiri.
Melalui upaya dan kebijakan yang mencerdaskan, selalu mencari solusi
terbaik dan tidak berlindung pada alasan klasik (belum tersedianya regulasi
pemerintah secara rinci) mungkin akan lebih baik.
Melalui artikel pendek ini izinkan saya memberikan sedikit
tips/pengalaman saya membagi jasa pelayanan di RS Pemerintah.
A. ATURAN MAIN DALAM PEMBAGIAN JASA PELAYANAN :
1. Adanya perturan Bupati (perbup), Pola Tata Kelola RS dan peraturan lainnya
2. Adanya pedoman teknis pembagian jasa pelayanan yang ditetapkan direktur
3. Adanya Tim yang ditunjuk untuk mengelola tugas tersebut, terdiri satu orang
ketua, Sekretaris, dan beberapa anggota yg mewakili komposisi tenaga di RS
(secara proporsional)

1.
2.
3.
4.

B. PEMBAGIAN TUGAS PADA TIM YANG DITUNJUK, terdiri :


Penilaian indeks point
Pengolahan data
Informasi dan lintas fungsi
Inventarisasi
sumber-sumber
5. Perumusan kebijakan

C. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :


1. Pelajari model pola tarif umum, BPJS dan tarif lainnya
2. Konversi nilai jasa pelayanan antara tarif umum dgn tarif BPJS

pendapatan

3. Tentukan konversi pendapatan perorangan/kelompok dengan nilai bobot


pendapatan dan dengan hasil Penilaian indeks poin
4. Bentuk kelompok-kelompok penerima jasa (misal Direktur, wakil direktur,
Kabid/Kasie, Ka.Subid/ka.Subsie, kelompok bendahara, staf madya, staf
muda, kepala instalasi, kepala bangsal, perawat, penunjang medik, staf
administrasi, Dewan Pengawas, dokter tamu, dst)
5. Penetapan bobot 1 (satu) dan bobot tertinggi serta peruntukannya
6. Tentukan nilai bobot 1 dengan rumus (TJPx90%x5%) / BT
D. PENILAIAN INDEKS POIN :
1. Perlu menetapkan jumlah parameter yang akan dipakai (mis. pendidikan,
jabatan, masa kerja, risiko pekerjaan, profesi, beban kerja, tingkat keaktivan,
indeks pajak, status kepegawaian, golongan dst) masing masing parameter
diikuti dengan nilai indeks poin sesuai dengan pilihan kesesuaian posisi
karyawan.
2. Bagaimana cara menetapkan indeks poin? Jawab : semua parameter
dianggap sebagai pertanyaan atau statement yang harus dijawab misalnya
dengan pilihan-pilihan yang tersedia, contoh parameter pendidikan : terdapat
SD sampai dgn paska sarjana, buat nilai gradasi tsb.
3. Bobot penilaian indeks point diusahakan seimbang, aplikasinya diatur untuk
bahan penjumlahan, pengurangan dan perkalian
E.
Rumus
Pembagian
jasa

1. Rumus penghitungan nilai bobot 1 (satu) poin:


o NB1 = (TJP x 90% x (5-6%)) / BT
o NB1 = Nilai bobot 1
o TJP = Total jasa pelayanan
o BT = Bobot tertinggi (direktur)
2. Rumus penghitungan bobot tenaga fungsional :
o BTF = (PF / NB1) >> PB
o BTF = Bobot pendapatan Fungsional

o PF = Pendapatan Fungsional
o NB1 = Nilai Bobot 1
o PB = pengendalian bobot
3. Rumus penghitungan jasa tenaga fungsional
o JPF = (BPF/TB x TJP80%) + (JIP/TIP x TJP15%)
o JPF = Jasa Pelayanan Fungsional
o TB = Total Bobot
o TJP = Total Jasa Pelayanan
o JIP = Jumlah Indeks Poin
o TIP = Total Indeks poin
4. Rumus penghitungan jasa tenaga non fungsional
o JPNF = (BPNF/TBxTJP80%)+(JIP/TIPxTJP15%)

F. INFORMASI
Contoh riil tentang pedoman pembagain jasa sebagaimana dimaksud di atas
silahkan lihat pada keputusan Direktur di bawah ini , namun bilamana masih
menginginkan penjelasan lebih lanjut bisa hubungi 082137520341, email:
maxmulyadi@ymail.com.
G. CONTOH KEPUTUSAN DIREKTUR
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN ..
NOMOR : ..
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PEMBAGIAN JASA PELAYANAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
....

Menimbang:
a.
b. xxxxxxxxxxxxxx
Mengingat:

xxxxxxxxxxxxxx

1. xxxxxxxxx
2. xxxxxxxxx
3. xxxxxxxxx
4. dst.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
a.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU:
Sumber-sumber pendapatan yang ditetapkan sebagai input jasa pelayanan,
meliputi :
Jasa pelayanan medik;
Jasa pelayanan perawat;
Jasa pelayanan bidan;
Jasa pelayanan penunjang medik;
Jasa pelayanan farmasi dan keuntungan farmasi;
Jasa pelayanan pengujian kesehatan (KIR) dan visum;
Jasa pendidikan dan pelatihan (Diklat);
Jasa pelayanan berdasarkan paket tindakan, paket diagnosis; dan
jasa pelayanan lainnya.
KEDUA:
Pembagian jasa pelayanan, memperhatikan :
Kelompok atau perorangan penerima jasa pelayanan;
Prosentase pembagian jasa langsung maupun tidak langsung;
Bobot pendapatan berdasarkan presentase alokasi langsung;
Kebijakan dan Kesetaraan dan perimbangan bobot;
Jumlah penilaian indeks poin;
Faktor penambahan dan faktor pengurangan nilai indeks poin;
Jumlah dan total jasa Pelayanan serta prosentase kebersamaan;
Penetapan nilai bobot 1 (satu) dan bobot tertinggi serta peruntukannya;
9. analisis beban kerja.
KETIGA:
Persentase induk pembagian jasa pelayanan ditetapkan sebagai berikut:
Persentase induk remunerasi jasa :
15% untuk pembagian menggunakan indeks poin;

b. 85% untuk pembagian menggunakan bobot pendapatan dan presentase alokasi


langsung.
2. Persentase induk dari klaim jaminan asuransi non BPJS :
a. 60% dari total klaim tertanggung untuk biaya operasional non remunerasi jasa
pelayanan;
b. 44% dari total klaim tertanggung untuk remunerasi jasa.
3. Persentase Induk dari klaim Jaminan Kesehatan Nasional:
a. 60%-65% dari total klaim tertanggung untuk biaya operasional non remunerasi JP;
b. 40%-35% dari total klaim tertanggung untuk remunerasi jasa.
4. Persentase keuntungan farmasi :
a. 50% untuk biaya operasional non remunerasi jasa pelayanan;
b. 50% untuk remunerasi jasa.
KEEMPAT:
Penerima jasa pelayanan ditetapkan, sebagai berikut :
1. Direktur.
2. Dewan Pengawas.
3. Kepala Bidang/Kepala Bagian.
4. Kepala Sub.Bidang/Sub.Bagian.
5. Dokter Spesialis.
6. Dokter Umum.
7. Dokter Gigi.
8. Apoteker.
9. Staf Farmasi (Sarjana Farmasi, Analis Farmasi).
10. Perawat, Bidan.
11. Radiografer, Analis Kesehatan, Fisioterpis (Keteknisian Medik).
12. Pelaksana Rekam Medik.
13. Kelompok Bendahara.
14. Kelompok Staf Madya.
15. Kelompok Staf Muda.
16. Staf Administrasi Dan Menejemen.
17. Pelaksana Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
18. Petugas Pemulasaran Jenazah.
19. Petugas Loundry.
20. Pengemudi.
21. Petugas Keamanan / Satpam.
22. Dokter Tamu, Dokter Residen dan Dokter Wiyata Bakti.
23. Pelaksana Pelayanan lainnya.
KELIMA:
Bobot pendapatan penerima jasa pelayanan ditetapkan sebagai berikut :

1. Bobot pendapatan Direktur ditetapkan sebagai berikut;

a. minimal 86 (delapan puluh enam) poin; dan


b. maksimal 99 (sembilan puluh sembilan) poin.
2. Bobot pendapatan Dewan Pengawas Rumah Sakit ditetapkan
maksimal setara dengan rata-rata bobot pendapatan Kepala
Bidang/Bagian;
3. Bobot pendapatan Kepala Bidang /Bagian ditetapkan maksimal setara
dengan rata-rata bobot pendapatan dokter umum, dengan
pengendalian sebagai berikut :
a. minimal10 (sepuluh) poin; dan
b. maksimal15 (lima belas) poin.
4. Bobot pendapatan Kepala Sub Bidang/Sub Bagian ditetapkan sebesar 5
(lima) sampai 6 (enam) poin atau setara dengan 50% dari bobot Kepala
Bidang / Kepala Bagian;

5. Bobot pendapatan kelompok bendahara ditetapkan sebesar 3 (tiga) sampai 6


(enam) poin atau setara dengan bobot pendapatan Kepala Sub.Bidang/Sub.
Bagian;

6. Bobot pendapatan staf madya ditetapkan sebesar 3 (tiga) sampai 4 (lima)


poin;

7. Bobot pendapatan staf muda ditetapkan sebesar 1,5 (satu setengah) sampai
2,5 ( dua koma lima) poin;

8. Bobot pendapatan staf pelaksana administrasi dan menejemen ditetapkan


sekurang-kurangnya 1 (satu) poin;

9. Bobot pendapatan apoteker ditetapkan setara dengan rata-rata bobot


pendapatan dokter umum;

10. Bobot pendapatan rata-rata staf farmasi ditetapkan setara dengan rata-rata
bobot pendapatan perawat (paramedik) atau setara dengan 0,25 (nol koma
dua lima) kali bobot apoteker;

11. Bobot pendapatan dokter spesialis memperhatikan alokasi pendapatan


langsung dengan pengendalian sebagai berikut:

a. minimal 6 (enam) poin; dan


b. maksimal 86 (delapan puluh enam) poin.

14. Bobot pendapatan dokter umum dan dokter gigi memperhatikan alokasi
pendapatan langsung dengan pengendalian sebagai berikut:
a. minimal 5 (lima) poin; dan
b. maksimal 75 (tuju puluh lima) poin.

15. Bobot pendapatan perawat dan penunjang medik memperhatikan alokasi


pendapatan langsung dengan pengendalian sebagai berikut:
a. minimal 2 (dua) poin; dan
b. maksimal 4,5 (empat koma lima) poin.

16. Bobot pendapatan tenaga fungsional dan tenaga non fungsional yang
mendapat tugas tambahan bersifat ekstra diberikan tambahan dengan
pengendalian sebagai berikut :
a. minimal 0,5 (nol koma lima) poin; dan
b. maksimal 2,5 (dua koma lima) poin.
KEENAM:
Persentase pendapatan langsung bagi pelaksana fungsional , pelaksana pelayanan
non fungsional dan kebersamaan ditetapkan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan medik di poliklinik :


a. jasa medik sebesar 60%;
b. jasa perawat/asisten maksimal sebesar 20%;
c. kebersamaan sebesar 20%.

2. Tindak medik di poliklinik :


a. jasa medik sebesar 60%;
b. jasa perawat/asisten sebesar 20%;
c. kebersamaan sebesar 20%.

3. Penunjang medik di poliklinik :


a. jasa medik sebesar 60%;
b. jasa perawat /asisten sebesar 20%;
c. kebersamaan sebesar 20%.

4. Konsultasi medik di poliklinik :


a. jasa medik sebesar 60%;
b. jasa perawat /asisten sebesar 20%;
c. kebersamaan sebesar 20%.

5. Konsultasi gizi di poliklinik :


a. jasa pelaksana gizi sebesar 75%;
b. kebersamaan sebesar 25%.

6. Visite di ruang rawat inap/ IGD /ICU/VK/ ruang pemulihan/ruang isolasi :


a. jasa medik sebesar 48%;
b. jasa perawat /asisten sebesar 34%;
c. kebersamaan sebesar 18%.

7. Tindak medik di ruang rawat inap :


a. jasa medik sebesar 46%;
b. jasa perawat /asisten sebesar 34%;
c. kebersamaan sebesar 20%.

8. Konsultasi medik di ruang rawat inap/IGD/ICU/Kamar operasi :


a. jasa medik sebesar 50%;
b. jasa perawat /asisten sebesar 30%;
c. kebersamaan sebesar 20%.

9. Tindak medik operatif di kamar operasi :


a. jasa operator sebesar 52%;
b. jasa perawat/asisten operator sebesar 34%;
c. kebersamaan sebesar 14%.

10. Tindak medik anestesi di kamar operasi :


a. jasa medik sebesar 52%;
b. jasa perawat/asisten anestesi sebesar 34%;
c. kebersamaan sebesar 14%.

11. Tindak medik di IGD/ICU/VK/ruang pemulihan/ruang isolasi :

a. jasa medik sebesar 48%;


b. jasa perawat/asisten sebesar 34%;
c. kebersamaan sebesar 18%.

12. Asuhan keperawatan di ruang rawat inap/IGD/ICU/ VK/kamar operasi/ruang


pemulihan/ruang isolasi :
a. jasa perawat sebesar 75%;
b. kebersamaan sebesar 25%.

13. Persalinan normal oleh bidan :


a. jasa bidan sebesar 70%;
b. jasa dokter penanggung jawab sebesar 15%;
c. kebersamaan sebesar 15%.

14. Konsultasi gizi di ruang rawat inap/IGD/ICU/ VK/ ruang isolasi;


a. jasa pelaksana gizi sebesar 75%;
b. jasa kebersamaan sebesar 25%.

15. Pelayanan laboratorium dan rehab. medik:


a. jasa medik sebesar 36%
b. jasa analis medis sebesar 46%;
c. jasa kebersamaan sebesar 18%.

16. Pelayanan Radiologi dan USG :


a. jasa tenaga medik sebesar 48%;
b. jasa Radiografer sebesar 36%;
c. kebersamaan sebesar 16%.

17. Pelayanan elektromedik :


a. jasa medik sebesar 52%;
b. jasa pelaksana/asisten sebesar 30%;
c. kebersamaan sebesar 18%.

18. Peresepan obat (embalase) :


a. jasa staf farmasi sebesar 70%;

b. jasa medik sebesar 15%;


c. kebersamaan sebesar 15%.

19. Asuhan Farmasi :


a. jasa staf farmasi sebesar 75%;
b. kebersamaan sebesar 25%.

20. Pendampingan/pengiriman/penjemputan pasien dengan ambulan :


a. jasa perawat sebesar 45%;
b. jasa pengemudi sebesar 40%;
c. kebersamaan sebesar 15%.

21. Sanitasi /Keamanan :


a. jasa sanitasi/keamanan sebesar 75%;
b. kebersamaan sebesar 25%.

22. DIKLAT /mahasiswa praktek/penelitian :


a. jasa instruktur sebesar 80%;
b. jasa staf diklat sebesar 10%
c. kebersamaan sebesar 10%.

23. Pelayanan lainnya :


a. besarnya jasa pelayanan untuk pelaksana disesuaikan dengan pembagian jasa
sejenis dalam keputusan ini;
b. besarnya jasa kebersamaan disesuaikan dengan alokasi kebersamaan yang sejenis
dalam keputusan ini.
KETUJU:
1. Parameter indeks poin untuk bahan penjumlahan ditetapkan, sebagai berikut:
a. beban kerja;
b. risiko;
c. jabatan;
d. masa kerja;
e. profesi;
f. jam kerja;
g. pendidikan;
h. status kepegawaian;
i. golongan;

j. kompetensi/ketrampilan;
k. indeks masuk kerja;
l. indeks pemotongan pajak berdasarkan golongan;
m. tugas tambahan.
2. Parameter indeks poin untuk bahan pengurangan ditetapkan, sebagai berikut:
a. indeks izin tidak masuk kerja;
b. indeks tidak masuk kerja tanpa izin;
c. indeks cuti/izin belajar;
d. indeks belum memenuhi standar kompetensi/profesi/ketrampilan/pendidikan.
KEDELAPAN:

1.Pengolahan data dari sumber-sumber pendapatan dilakukan secara bertahap


dan berkesinambungan, meliputi:
a.
input;
b.
validasi dan konversi;
c.
proses; dan
d.
hasil.
2. Rumus Pembagian jasa pelayanan, sebagai berikut :
a. Rumus penghitungan nilai bobot 1 (satu) poin:
NB1 = (TJP x 80% x (5-6%)) / BT
NB1 = Nilai bobot 1
TJP = Total jasa pelayanan
BT = Bobot tertinggi (direktur)
b. Rumus penghitungan bobot tenaga fungsional :
BPF = (PF / NB1) >> PB
BPF = Bobot pendapatan Fungsional
PF = Pendapatan Fungsional
NB1 = Nilai Bobot 1
PB = pengendalian bobot
c. Rumus penghitungan jasa tenaga fungsional
JPF = (BPF/TB x TJP80%) + (JIP/TIP x TJP15%)
JPF
=
Jasa
Pelayanan
Fungsional
BPF = Bobot pendapatan fungsional
TB = Total Bobot
TJP = Total Jasa Pelayanan
JIP = Jumlah Indeks Poin
TIP = Total Indeks poin
d. Rumus penghitungan jasa tenaga non fungsional
JPNF
=
(BPNF/TBxTJP80%)+(JIP/TIPxTJP15%)
JPNF
=
Jasa
pendapatan
non
fungsional
BPNF = Bobot pendapatan non fungsional

3. Tugas menyusun draf pedoman teknis pembagian jasa, membuat usulan


perbaikan dan evaluasi pelaksanaan pembagian jasa, sosialisasi tentang
pedoman teknis/prosedur teknis kepada seluruh unit/bagian/ instalasi di
RSUD Kabupaten .............., melakukan penetapan penilaian/evaluasi
terhadap perubahan data indeks poin dan penerapan bobot pendapatan
serta entry data dilaksanakan oleh tim pembagian jasa pelayanan
KESEMBILAN:
1. Apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam penetapan keputusan ini akan
dilakukan peninjauan kembali dan dilakukan perbaikan seperlunya.
2. Dengan berlakunya keputusan ini maka ... dinyatakan ..
KESEPULUH:
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di ..............
Pada tanggal . 2013

Sebebelum membagi jasa pelayanan, hendaknya :


1. pisahkan dulu jenis jasa yang akan dibagi, misal jasa
pelayanan pasien umum dengan jasa pelayanan pasien BPJS
(INA CBG)
2. bentuk tim untuk membuat perumusan dan pedoman
teknisnya, tim ini sangat penting karena akan membuat
kebijakan dan kesepakatan tentang pembagian jasa
berdasarkan
persen,
berdasarkan bobot pendapatan,
penilaian Indeks poin, pengendalian nilai absolut, dan
mengangkat pendapatan staf RS yang biasanya kecil menjadi
lebih memenuhi standar kelayakan (tetapi tidak banyak
menganggu pendapatan para dokter dan direktur
3. Membagi jasa pelayanan tidak cukup dengan persen dan
indek poin saja, ujung-ujungnya hanya akan membuat
keresahan.
4. pelajari tarif pelayanan pasien umum sebagai dasar konversi
tarif BPJS.

5. Coba perhatikan kolom di bawah ini

Nama
Pelaksana
(dr.by
name)

Dr. A
Dr. A

Lokasi
Pelayanan
Jenis
(input
utk
pelayanan
prmdk
/asisten)
Bangsal
Melati
Bangsal
Melati

Dr. B

IGD

Dr. B
Askep

IGD
Bsl Melati

Laborat

laborat

Radiologi

Radiologi

Jml jasa
pelayana
n

visite

40.000

Tindak
medik
Pemeriksaa
n
Tindak Mdk
Askep

50.000

Alokasi
lsg
Utk medik
(sesuai
kesepakatan
)
misal 52%
per org

Alokasi lsg
Paramedis
(sesuai kesepakatan)

Sisa
alokasi
Langsung

misal 31%
per lokasi

40.000
60.000
0%
35%
(utk 1 org)
50% utk
(dr. RO)

75%
40%
(utk 10 org)
35%
(utk
staf
RO)

25%

dst

Anda jangan terjebak atau risau dengan nilai prosentase di atas


karena hasil penghitungan di tsb hanya akan menghantar pada
sistim bobot, indek poin, dan pengendalian bobot
Selanjutnya akumulasi hasil-hasil di atas kita masukkan pada sistim
bobot caranya lihat alur yang sudah saya buat di bawah. Yaitu
tentukan dulu nilai bobot satu. Hasil nilai bobot satu adalah utk
membagi masing-masing pendapatan dokter atau perawat
sehingga didapatkan nilai bobot sementara. Lihat kebijakan
penetapan bobot dan pengendalian bobot, intisari dari bobot ini
adalah Jangan sampai pendapatan/bobot dokter A melebihi direktur,
atau dokter C yang pasiennya sedikit di bawah kepala bangsal,
perawat bangsal A dengan bangsal B ada kesejangan yang sangat
besar, jangan sampai pendapatan staf keuangan dibanding direktur
1:90 dst.

Kemudian kita masukkan hasinya untuk ditambahkan dengan sistim


indeks poin .dst
sampai di masih OK atau tambah bingung, memang agak susah
kalau menjelaskan secara tertulis, akan lebih efektif kalau
presentasi langsung.
Sistim ini memungkinkan anda dapat melihat hasil sementara
setiap hari dan tidak perlu adanya rapat yang melelahkan, bahkan
setiap tanggal tertentu sudah bisa dibagi.
Untuk sesi awal sampai di sini dulu nanti akan saya
lanjutkan, masuk pada JP utk dokter direktur, perawat,
pejabat struktural dll
Contoh Nilai Indeks Poin Bagi Penerima Jasa Pelayanan
di Rumah Sakit Umum ABC
JABT
ADM
ADMK
STUTM
PU
PA
SUBID
KABID
KARU
KAIN
APT
DG
DU
APTA
DGS
DS
DSS
WADIR
DIR

N
0,56
1,11
1,67
1,67
2,22
2,22
2,22
2,78
2,78
2,78
2,78
2,78
3,33
3,33
3,33
3,89
4,44
5,00

PEND
SD
SLTP
SLTA
D3U
D3K
D4K
S1U
S1K
S2U
S2K
S3U
S3K

N
0,63
1,25
1,88
2,50
3,13
3,75
3,13
3,75
3,75
4,38
4,38
5,00

STATS
WB
KON
CPNS
PNS

N
1,00
1,50
2,00
3,00

MK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

N
0,18
0,36
0,54
0,72
0,90
1,08
1,26
1,44
1,63
1,81
1,99
2,17
2,35
2,53
2,71
2,89
3,07
3,25
3,43
3,61
3,79
3,97
4,15

GOL
1A
1B
1C
1D
2A
2B
2C
2D
3A
3B
3C
3D
4A
4B
4C
4D
4E
4C
4D
4E

N
0,56
0,83
1,11
1,39
1,67
1,94
2,22
2,50
2,78
3,06
3,33
3,61
3,89
4,17
4,44
4,72
5,00
4,44
4,72
5,00

KOMP
KRG
SDG
STD
CT
TRAM
PRO

N
0,5
1,5
2,5
2,5
3,5
4,5

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

4,33
4,51
4,69
4,88
5,06
5,24
5,42
5,60
5,78
5,96
6,14
6,32
6,50

Note. penggunaan indeks poin ada caranya tidak hanya dengan


penjumlahan saja
Arti singkatan : ADM (administrasi) ADMK (administrasi Khusus)
STUM (staf Utama) PU (paramedis utama) APT (apoteker) APTA
(apoteker ahli) DG (dokter gigi) DU (dokter umum) DS (dokter
spesialis) DSS (dokter sub spesialis) D3U (diploma 3 umum) D3K
(diploma 3 kesehatan) S1U (S1 Umum) S2K ( S2 Kesehatan) KRG
(kurang) STD (standar) CT (cukup trampil) TRAM (trampil) PRO
(profesional)

Nilai Indeks Poin Bagi Penerima Jasa Pelayanan


Di Rumah Sakit Umum ABC
RISK
RNG
SDG
CT
TNG
ST

N
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0

BK
RNG
SDG
CB
BRT
SB

N
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0

JK
PAGI
PO
SHIFT
TJ24

N
1,0
1,5
2,0
3,0

PROFES
ADM
ADMK
PU
PA
DU
DG
APTU
APTA
DS
DGS
DSS

N
0,83
1,67
2,50
3,33
3,33
3,33
3,33
4,17
4,17
4,17
5,00

IZIN
MK
ITM1H
ITM2H
ITM3H
ITM4H
ITM5H
ITM6H
ITM7H
TM1H
TM2H
TM3H

N
1,00
0,98
0,95
0,93
0,91
0,89
0,86
0,84
0,95
0,89
0,82

GOL
1A
1B
1C
1D
2A
2B
2C
2D
3A
3B
3C

PJK
0,0%
0,0%
0,0%
0,0%
0,0%
0,0%
0,0%
0,0%
5,0%
5,0%
5,0%

TM4H
TM5H
TM6H
TM7H
CTML
CTNH
CT3H
CT6H
CT12H
TB1B
TB2B
TB3B

0,75
0,68
0,61
0,55
0,50
0,50
0,93
0,86
0,73
0,73
0,63
0,53

3D
4A
4B
4C
4D
4E
4C
4D
4E

5,0%
15,0%
15,0%
15,0%
15,0%
0,0%
15,0%
15,0%
15,0%

Keterangan.
1. penggunaan indeks poin ada caranya tidak hanya dengan
penjumlahan saja
2. penilaian indeks poin khusus pajak dan izin dipisahkan dulu
karena merupakan perkalian terhadap jml indek poin lainnya
3. maksudnya jangan sampai penerima jasa setelah dipotong
pajak 15% pendapatannya di bawah yg lain,
4. khusus indeks poin izin adalah penalti bagi karywan bilamana
tidak masuk atau izin atau cuti dsb
5. Indeks poin juga dipakai pada awal rumus dan dan akhir
pembagian jasa

Arti singkatan :
RISK (resiko) N (nilai)
RNG (ringan) CT (cukup tinggi) TNG (tinggi) ST (sangat tinggi) ITH1H
(izin tidak masuk 1 hari) TM1H (tidak masuk 1 hari) CTML (cuti
melahirkan) CTNH (cuti naik haji) CT3H (cuti3hari) TB1B (tugas
belajar 1 bulan)

Contoh Membagi JP Perawat Pada Ruang A


(Setelah Proses Remunerasi - Alokasi Sebesar Rp.10.686.865)
Nama

Penilaian Indeks Poin

No.

Peg.

JABT

PENDI

STATS

MK

GOL

KOM

RISK

BK

JK

PRO

SM

Karu

S1K

PNS

27

3C

STD

TNG

BRT

pagi

PA

HS

PU

D1K

PNS

27

3B

STD

TNG

BRT

pagi

PU

SN

PU

D1K

PNS

22

3B

STD

TNG

BRT

pagi

PU

SR

PU

S1K

PNS

14

3B

STD

TNG

CB

shift

PA

WR

PU

S1K

PNS

12

3A

STD

TNG

CB

shift

PA

AS

PU

S1K

PNS

2D

STD

TNG

CB

shift

PA

DE

PU

S1K

PNS

10

2D

STD

TNG

CB

shift

PA

WG

PU

D3K

PNS

10

2D

STD

TNG

CB

shift

PU

SU

PU

D3K

PNS

11

2A

STD

TNG

CB

shift

PU

10

DN

PU

D3K

CPNS

2C

STD

CT

CB

shift

PU

11

SK

PU

D3K

CPNS

2C

STD

CT

CB

shift

PU

Contoh penggunaan indek poin untukmembagi jasa pelayanan


Hasil Penilaian Indeks Poin Berdasar Alokasi JP
No.

JIP1

ID PJK

IZIN

JIP2

PJK

TTIP

JML JP

JS PELAY

HASIL

32,07

1,05

1,00

33,67

5,0%

299,13

10.686.865

1.203.032

1.142.880

28,11

1,05

1,00

29,52

5,0%

299,13

10.686.865

1.054.482

1.001.758

27,20

1,05

1,00

28,56

5,0%

299,13

10.686.865

1.020.345

969.328

28,34

1,05

1,00

29,76

5,0%

299,13

10.686.865

1.063.110

1.009.954

27,70

1,05

1,00

29,09

5,0%

299,13

10.686.865

1.039.102

987.146

26,51

1,00

1,00

26,51

0,0%

299,13

10.686.865

947.106

947.106

27,06

1,00

1,00

27,06

0,0%

299,13

10.686.865

966.756

966.756

25,61

1,00

1,00

25,61

0,0%

299,13

10.686.865

914.952

914.952

24,96

1,00

1,00

24,96

0,0%

299,13

10.686.865

891.730

891.730

10

22,20

1,00

1,00

22,20

0,0%

299,13

10.686.865

793.125

793.125

11

22,20

1,00

1,00

22,20

0,0%

299,13

10.686.865

793.125

793.125

Jumlah

299,13

Keterangan :
Total indeks poin misal ruang A juga berperan terhadap
remunerasi/alokasi JP baik secara langsung maupun tidak langsung.

JIP1: jumah indeks poin sebelum dinekapan pajak dan penalti


(izin/cuti)
JIP2: jumlah indeks poin akhir utk membagi jasa
TTIP: total indek poin ruang A

Data yang diperlukan untuk pembagian jasa pelayanan


1. Data tentang kebijakan RS
Agar tidak terjadi permasalahan dengan BPK, Bawas, dll, tolong cari
klausul (Perda) yang menyebutkan ,misal total pendapatan RS
diperuntukan :
Jasa rumah sakit sebesar
: ............ % (untuk operasional RS non
JP)
Jasa pelayanan sebesar : ............ % (untuk JP)
Kalau ada tetapi dalam bentuk naskah yang lain tolong sebutkan.
2. Data kepegawaian (jumlah dan jenis pegawai mohon dicermati)
Nama
Lengkap
& Gelar

Lokasi/
Instalasi/
Unit/ Dll

Jabatan
Strutkral/
Fungsional

Gol/
Ruan
g

Dr. A
Dr.
B,Sp.OG
Dr. C, Sp.B

RJ,IGD
.

Jabung
Jabung

III/b
III/c

jabung

IV/a

Dr. D

Kantor

struktural

III/d

Amir,
Skp,Nes
Budi

Jabung/Kar
u
Jabung

Ambar,SKM

Bsl.
Bedah
Bsl.
P.Dalam
Laborat

Ani

Laborat

Indah, Sst

Radiologi

Pendidika
n

Profesi

III/b

S1,Nes

III/a

DIII Akper

Jabung/Kar
u
Jabung

III/d

S1

II/c

DIII

Dr. umum
Dr. Sp.
Obsgyn
Dr.
sp.
bedah
Medik &
Strktrl
Perawat
utama
Perawat
madya
Analis
utama
Analis
madya

Jabung/Kar
u

III/d

S1

Mas
a
Ket.
Kerja
(Th)
10
PNS
9
11
14

15
13
11
8
9

CPNS

Hanafi

Satpam

Staf umum

STM

10

kontra
k
Qusnul, SE Kantor
Staf Keu
S1
6
WB
Ket. Kalau tidak bisa memberi data seperti contoh di atas pokoknya diisi saja, nanti akan
saya kaji
3. Data tentang pendapatan jasa pelayanan
Kalau RS anda sudah menggunakan SIMRS atau billing system maka
akan lebih cepat menyajikan data yang saya minta meskipun dalam
jml ribuan baris, misal :
No.

Nama
Pelaksana
Dr. A
Dr. B
Dr. C
Dr. E
Dr. pengirim
Dr. radiologi
Dr. radiologi
Dr. obsgyn .
Perawat
Tim dokter

Tempat
Pelayanan
Poli Anak
Bsl mawar
Bsl melati
Bsl Utama
Laborat
RO
RO
Poli Obsgyn
Bsl Mawar
IBS

Jenis
Pelayanan
Pemeriksaan
Tindak medik
Visite
Konsul
Laborat
Rontgen
USG
USG
askep
Caesar

Jumlah
Jasa Pelay
50.000
60.000
50.000
40.000

Ket.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
20.000
10
900.000
dr. amir, dr.budi,dr.ida

1500
Ket. Kalau tidak bisa memberi data seperti contoh di atas pokoknya diisi saja, nanti akan
saya kaji
4. Data/kebijakan dalam pelayanan gabungan (kolaborasi):
Beberapa hal menjadi krusial antara pelayanan gabungan dengan
pembagian jasa pelayanan, anda perlu membuka kembali pola tarif
RS, apakah dlm bentuk angka atau persen, dll
operasi kecil s/d khusus alokasi utk : operator, dr. anesthesi,
ass.operator, ass.anesthesi (biasanya sudah tertulis dalam Rp)
operasi caesar alokasi utk : operator, anesthesi, dr.anak, asisten
operator, ass. Anesthesi
Kuretage alokasi utk : dr.obsgyn, penang.jawab anesthesi, bidan
Tindakan aborsi
Persalinan normal alokasi utk bidan, dan dr. penang.jawab.
Persalinan patologis alokasi utk dr.obsgyn, ass tindakan (bidan)

Pelayanan laborat (bilamana tidak ada dr. PK) kebijakan untuk dr.
pengirim?
dll
kalau anda kesulitan utk membagi jasa pelayanan khususnya
kolaborasi, saya sarankan tulis saja jumlahnya, misal JP operasi
caesar 960.000, nanti akan saya alokaskan tersendiri sesuai nama
dan tempat pelayanan, namun saya perlu membaca/mendapatkan
informasi terlebih dahulu tentang pola tarif anda.
Kalau semua persyaratan di atas hanya membuat kesulitan dan
berbeda dengan persyaratan tabulasi silahkan kirim data apa
adanya.
5. Data Total jasa pelayanan pasien umum dan pasien BPJS yang akan
dibagi
6. Data tentang pelayanan BPJS (INA CBG)
Silahkan kirim data INA CBG anda yang penting ada informasi
mengenai pelaksana pelayanan, tempat pelayanan dan jenis
pelayanan dalam kondisi dan jumlah apapun nanti akan saya
carikan solusinya.
7. Data tentang Pola tarif RS
Saya akan bertanya beberapa hal untuk membuat solusi yang
tepat.
8. Penutup
Kiranya ini dulu surat yang dapat saya sampaikan .
Saya sangat yakin bahwa semua usaha yang dilakukan dengan niat
baik dan demi kepentingan banyak orang pasti dapat jalan keluar
dan dijauhkan dari segala kesulitan

Anda mungkin juga menyukai