Anda di halaman 1dari 13

CATHODE RAY OSCILOSCOPE ( CRO )

DISUSUN
OLEH:

Nama : Meta Sari Lumban Gaol


NIM : 4203321015
Dosen Pengampu : Budiman Nasution, S.Pd., M.Si.
Mata Kuliah : ALAT – ALAT UKUR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugrah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
waktu. Adapun tugas ini makalah ini berisi tentang Cathode Ray Osciloscope
(CRO). Saya juga berterima kasih kepada Bapak Budiman Nasution, S.Pd., M.Si.
selaku dosen mata kuliah Alat – alat ukur.

Saya menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saya mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semua kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan akan diterima dengan senang
hati. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan atau wawasan bagi pembaca.

Medan, 28 November 2020


Penulis,

Meta Lumban Gaol

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Tujuan ......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Cathode Ray Osciloscope (CRO) .............................................................2
B. Bagian-bagian Cathode Ray Osciloscope (CRO) dan fungsinya .............4
C. Fungsi Cathode Ray Osciloscope (CRO) .................................................6
D. Prinsip Kerja Cathode Ray Osciloscope (CRO) .......................................6
E. Pengukuran Menggunakan Cathode Ray Osciloscope (CRO) .................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osiloskop merupakan alat ukur (instrument) elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital sehingga
sinyal-sinyal tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung dan dianalisa sesuai dengan
bentuk keluaran sinyal yang diharapkan. Osiloskop memegang peran yang sangat
penting dalam bidang perkembangan teknologi karena untuk menciptakan suatu
perangkat elektronika dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk
menganalisis perangkat yang akan dibuat sehingga perangkat tersebut dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuatnya.
Secara sederhana osiloskop dapat menunjukkan bentuk dari suatu sinyal listrik
dan sinyal listrik ini dinamakan dengan bentuk gelombang sinyal. Osiloskop
memiliki sebuah layar serupa dengan sebuah layar televisi dan hanya jauh lebih
kecil. Osiloskop tersebut menampilkan suatu garis yang terang yang menunjukkan
perubahan-perubahan tegangan untuk perioda waktu garis yang terletak pada
layar. Nama lengkap dari osiloskop adalah Osiloskop Sinar Katoda (Cathode Ray
Oscilloscope) dan singkatan umumnya adalah CRO. Cathode Ray Oscilloscope
lebih dikenal dengan sebutan CRO atau ada yang menyebut sebagai Osiloskop
Sinar Katoda atau Osiloskop.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui arti Cathode Ray Osciloscope (CRO)
2. Untuk memahami Prinsip Kerja Cathode Ray Osciloscope (CRO)
3. Untuk mengetahui Fungsi Cathode Ray Osciloscope (CRO)
4. Untuk Bagian-bagian Cathode Ray Osciloscope (CRO) dan fungsinya
5. Untuk Pengukuran Menggunakan Cathode Ray Osciloscope (CRO)
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cathode Ray Osciloscope (CRO)


CRO (Cathode Ray Oscilloscope) biasa hanya disebut dengan Oscilloscope,
adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat, dipelajari dan dianalisa. Oscilloscope pada dasarnya
menampilkan grafik sinyal listrik, biasanya berupa tegangan (Vp-p) dan fungsi
waktu (T). Biasanya ada alat bantunya yaitu audio frequency.

Oscilloscope atau osiloskop dibagi menjadi 2 yaitu:


1. Osiloskop analog

- Menggunakan teknologi CTR (Cathode Ray Tube) untuk menampilkan sinyal


listriknya.
- Jenis osiloskop analog biasa disebut juga dengan osiloskop tabung kaca.
Osiloskop jenis ini memiliki respon yang lebih cepat daripada Osiloskop Digital.
- Menggunakan metode dasar pengukuran berupa perbandingan tidak langsung.
Kekurangan:
Tidak bisa mengukur sesuatu dengan cukup teliti. Karena hal ini disebabkan
kemampuan mereka untuk secara konsisten terus – menerus merekam perubahan
yang terus menerus terjadi.
2
dalam setiap pengukuran yang dilakukan oleh teknologi analog ini selalu ada
peluang keragu – raguan akan hasil yang dicapai, dalam sebuah teknologi yang
membutuhkan ketepatan kordinasi dan ketepatan angka – angka yang benar dan
pas, kesalahan kecil akibat kesalahan menghitung akan berdampak besar dalam
hasil akhirnya. Dan teknologi ini butuh ketepatan dan ketelitian yang akurat.

Kelebihan:
Sistem analaog memiliki potensi jumlah tak terbatas resolusi sinyal.
Dibandingkan dengan sinyal-sinyal digital, sinyal analog kepadatan tinggi, dapat
dilakukan pengolahan lebih sederhana dibandingkan dengan setara digital. Sinyal
analog dapat diproses secara langsung oleh komponen analog, meskipun beberapa
proses tidak tersedia kecuali dalam bentuk digital.

2. Osiloskop Digital

- Menggunakan LCD untuk menampilkan sinyal listrik dan gelombang.


- Osiloskop Digital atau yang sering disebut juga sebagai osiloskop LCD lebih
banyak digemari untuk dipakai di era modern ini dan dapat menentukan bandwith
dengan lebih fleksibel.
- Mengambil bentuk gelombang yang diukur, lalu dengan menggunakan ADC
(Analog to Digital Coverter), besaran tegangan yang diambil dirubah menjadi
besaran digital.
3
Kelebihan:
- Teknologi digital menawarkan biaya lebih rendah, keandalan (reability) lebih
baik, pemakain ruang yang lebih kecil dan konsumsi daya yang lebih rendah
- Teknologi digital membuat kualitas komunikasi tidak tergantung pada jarak
- Jaringan digital ideal untuk komunikasi data yang semakin berkembang
- Teknologi digital memungkinkan pengenalan layanan-layanan baru
- Teknologi digital menyediakan kapasitas transmisi yang besar
Kekurangan:
Sistem digital memerlukan bandwidth yang besar. Sebagai contoh, sebuah
kanal suara tunggal dapat ditransmisikan menggunakan single – sideband AM
dengan bandwidth yang kurang dari 5 kHz. Dengan menggunakan sistem digital,
untuk mentransmisikan sinyal yang sama, diperlukan bandwidth hingga empat
kali dari sistem analog. Kerugian yang lain adalah selalu harus tersedia
sinkronisasi. Ini penting bagi sistem untuk mengetahui kapan setiap simbol yang
terkirim mulai dan kapan berakhir, dan perlu meyakinkan apakah setiap simbol
sudah terkirim dengan benar.

B. Bagian-bagian Cathode Ray Osciloscope (CRO) dan fungsinya

- Saklar ON / OFF : untuk mengaktifkan/menon-aktifkan CRO


- Tombol kontrol Volts / Div: pengatur tambahan untuk kalibrasi

4
- Tombol Time / Div: pengatur tambahan untuk kalibrasi.
- Tombol fokus: mengatur tampilan trace dan layar pengukuran.
- Tombol intensitas: mengatur tingkat kecerahan layar sedangkan tombol fokus
untuk mengatur tingkat ketajaman trace.
- Pengatur frekuensi: untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range frekuensi
yang dipilih.
- Lampu indikator : untuk menandai bahwa CRO sedang aktif
- Trace rotation : merupakan sebuah trimpot untuk mengatur posisi signal yang
dapat diatur menggunakan obeng.
- Intensity of the trace : untuk mengatur tingkat kecerahan/ intensitas cahaya pada
layar.
- Focus control : untuk mengatur fokus tampilan sinyal pada layar CRO
- Calibration point : tempat dihubungkannya probe pada saat kalibrasi
- Posisi Y : digunakan untuk mengatur posisi tampilan sinyal arah vertikal
- Inv (inverts the relevant channel) : untuk menampilkan tegangan negatif dan
sinyal yang terbalik.
- Volt / div : digunakan untuk mengatur besarnya tampilan amplitudo untuk
mempermudah pembacaan dan ketelitian hasil pengukuran.
- AC/DC toggle : untuk mengatur sinyal yang dikehendaki, AC atau DC
- GND toggle : jika tombol ini ditekan maka sinyal input diabaikan, selain itu
berguna untuk mengukur tegangan atau menghilangkan jejak di di layar.

5
C. Fungsi Cathode Ray Osciloscope (CRO)
Adapun Fungsi Cathode Ray Osciloscope (CRO) adalah:
- Memperlihatkan bentuk gelombang listrik.
- Mengukur tegangan listrik (AC atau DC).
- Mengukur impedansi suatu rangkaian secara dinamis.
- Mengukur frekuensi gelombang listrik.
- Mengukur beda fase gelombang listrik.
- Menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
- Memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.
- Memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.
- menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu, yang
ditampilkan pada layar.
- Menghitung nilai frekuensi dari suatu sinyal yang berosilasi.

D. Prinsip Kerja Cathode Ray Osciloscope (CRO)


Prinsip kerja dari osiloskop sinar katoda atau Cathode Ray Osciloscope (CRO)
adalah diketahui osiloskop terdapat tabung sinar katoda yang didalamnya
memiliki penembak elektron yang menembakkan elektron yang berasal dari
katoda yang dipanasi sehingga elektron dapat melepaskan diri dan dengan cepat
menuju ke anoda sehingga menimbulkan energi kinetik pada elektron yang juga
mengarah ke arah layar pendek sehingga terlihat dilayar osiloskop pendaran sinar
ketika elektron-elektron menabrak layar.

E. Pengukuran Menggunakan Cathode Ray Osciloscope (CRO)


Untuk mengukur arus listrik dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan
mengukur tegangan, kemudian membaginya dengan tahanan (hambatan) yang
ujung-ujungnya diukur tegangannya dengan CRO.

6
Dua masukan (dual chanel) dapat digunakan untuk mengukur dua gejala listrik
sekaligus sedangkan CRO dengan bedil sumber elektron (dual beam) dapat
digunakan untuk mengukur tiga gejala listrik sekaligus.
Ketepatan pengukuran tegangan sangat bergantung pada tahanan dalam alat
ukur dari alat yang dipergunakan (voltmeter, CRO). Makin besar tahanan dalam
alat ukur yang dipergunakan, makin kecil kesalahan akibat pembebanan dalam
alat ukur ini. CRO mempunyai tahanan dalam jauh lebih besar dibandingkan
dengan voltmeter pada umumnya. Jika alat ukur adalah CRO maka akan
memberikan kesalahan yang lebih kecil dari hitungan teoritis, dibandingkan
dengan jika alat ukurnya adalah voltmeter AC.

7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Osiloskop merupakan alat ukur (instrument) elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital sehingga
sinyal-sinyal tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung dan dianalisa sesuai dengan
bentuk keluaran sinyal yang diharapkan. Nama lengkap dari osiloskop adalah
Osiloskop Sinar Katoda (Cathode Ray Oscilloscope) dan singkatan umumnya
adalah CRO. Cathode Ray Oscilloscope lebih dikenal dengan sebutan CRO atau
ada yang menyebut sebagai Osiloskop Sinar Katoda atau Osiloskop.
CRO (Cathode Ray Oscilloscope) biasa hanya disebut dengan Oscilloscope,
adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat, dipelajari dan dianalisa. Oscilloscope atau osiloskop dibagi
menjadi 2 yaitu Oscilloscope analog dan Oscilloscope digital.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agung P. (2016). Pengertian Osiloskop, Fungsi, Jenis dan Spesifikasinya. Diakses


1 Jul 2019, dari https://serviceacjogja.pro/pengertian-osiloskop-fungsi-jenis-dan-
spesifikasinya

Julius i. kusuma.( 2013, 23 Juni ). Sekilas Tentang Cathode Ray Oscilloscope


(CRO). Tulisan pada https://juliusspot.blog.uns.ac.id/

Yusrizal Panjaitan.( 2018, 14 November ). Manfaat dan Fungsi Alat ukur


Oscilloscope (CRO). Tulisan pada https://kriyaelektronika.blogspot.com

Sinau. ( 2020, 24 Juni ), Cathode Ray Oscilloscope (CRO). Tulisan pada


https://ayosinauonline.blogspot.com

Marlina Lina. OSILOSKOP SINAR KATODA. JURNAL PRKATIKUM


OSILOSKOP SINAR KATODA (CRO) .1-5. Diakses dari
https://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai