Oleh:
YAYASAN AN NASHER
AKADEMI ANALIS KESEHATAN AN NASHER
CIREBON
2018
ABSTRAK
Supermarket X Kabupaten Majalengka menjual produk-produk dengan jumlah yang banyak, sehingga ada
sebagian produk yang disimpan digudang. Termasuk bumbu pecel instan. Bumbu pecel instan tersebut disimpan
digudang yang lembab, dan penyimpanan bumbu pecel instan yang bertumpuk-tumpuk memungkinkan
terjadinya kerusakan pada kemasan yang menyebabkan udara masuk sehingga akan terjadi kontaminasi kapang
pada bumbu pecel..Bumbu pecel adalah semacam saus bumbu berbahan utama kacang tanah goreng yang
digiling dan dihaluskan. Perubahan hidup masyarakat yang semakin maju, ikut serta merubah kebutuhan
masyarakat yang menginginkan sesuatu dalam bentuk instan, termasuk juga dengan bumbu pecel. Banyak
berbagai merk bumbu pecel instan yang dijual dipasar-pasar. Kapang adalah kelompok mikroba yang tergolong
dalam fungi, dan ilmu mengenai fungi disebut mikologi. Bagian kapang yang menyolok adalah miselium yang
terbentuk dari kumpulan hifa yang bercabang-cabang membentuk suatu jala yang umumnya berwarna putih.
Reproduksi kapang terdiri dari dua macam, yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi seksual. Spora aseksual
kapang diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui koloni kapang pada bumbu pecel dan untuk mengetahui
perbedaan yang signifikan angka kapang pada bumbu pecel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif. Hasil penelitian dilihat dari banyaknya kapang yang tumbuh dimedia SDA dihitung secara
makroskopis. Berdasarkan data uji One Sampel Test dengan Hasil thitung -11,637> ttabel 2,039 maka H1 diterima
dan H0 ditolak, Hal ini menunjukan bahwa terdapat angka kapang yang memenuhi SNI 7388:2009 pada bumbu
pecel berbagai merk yang dijual di Supermarket X Kabupaten Majalengka.
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
Ilmiah ini, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini
1. Bapak KH. Abdul Mujib, selaku ketua Yayasan An Nasher Cirebon dan
2. Bapak Hery Prambudi, S.Si., M.Si., Apt selaku Direktur Akademi Analis
Kesehatan An Nasher
3. Ibu Pipin Supenah, S.Si., M.Si, selaku pembimbing I yang dengan sabar dan
Ilmiah
5. Bapak dr.H. Heri Purwanto, selaku penguji I yang telah memberikan kritik dan
saran
ii
6. Bapak H. Tasmin, M.Pdi, selaku penguji II yang telah memberikan kritik dan
saran
8. Kedua orang tua,adik-adik serta keluarga yang penulis sayangi, terima kasih
atas segala do’a dan dorongan, baik moral maupun materil yang diberikan
9. Seluruh staf AAK An Nasher yang telah memberikan bantuan dan ilmu kepada
10. Teman-teman angkatan 12 yang telah membantu dalam penelitian dan saling
memberikan semangat.
masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna karena keterbatasan ilmu yang
penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sangat penulis harapkan. Semoga
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... i
iv
2.6.1. Kebutuhan Air............................................................ 11
2.6.4. Makanan..................................................................... 12
v
3.5. Alat dan Bahan.................................................................... 22
3.5.1. Alat............................................................................. 22
4.3 Pembahasan........................................................................... 32
Daftar Pustaka
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.8.2. Aspergillus..................................................................................... 17
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Spora kapang tahan terhadap pemanasan selama 1 menit pada 92°C dalam
kondisi asam atau pada makanan yang diasamkan. Akan tetapi untuk
sporanya.
1
2
pecel instan. Bumbu pecel instan tersebut disimpan digudang yang lembab,
tekstur, warna aroma dan rasa, sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi.
konsumen.
Majalengka”
3
berikut :
1.2.1. Apakah terdapat angka kapang yang memenuhi SNI 7388:2009 pada
Kabupaten Majalengka ?
Kabupaten Majalengka ?
Kabupaten Majalengka
bagi :
1.4.1. Peneliti
1.4.2. Intitusi
bumbu pecel.
1.4.3. Masyarakat
Observasi
Penanganan sampel
Hasil
Pencatatn hasil
Analisa data
Kesimpulan
Pelaporan
1.7 Hipotesa
Majalengka
Majalengka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seperti bawang putih, bawang merah, dan garam yang ditambahkan pada
citra rasa alami dari bahan pangan, sehingga bumbu yang dicampur ke dalam
masakan akan menimbulkan efek selera dan memberikan ciri khas tersendiri
flavor alami dari bahan pangan. Menurut Hanas (1994) secara tradisional,
bumbu yang dipergunakan pada pangan tradisional dapat dibuat dengan cara
perasa pada manusia pada saat bahan pangan dikonsumsi. Rasa adalah kesan
Bumbu pecel atau sambal pecel adalah bumbu atau sambal yang
terbuat dari campuran cabai, gula merah, dan kacang tanah sebagai bahan
6
7
diolah dari bahan baku lokal dan biasa dikonsumsi masyarakat sekitar
(Anonim, 2017).
f. 2 daun jeruk
Cara mengolah :
sampai halus dan rata. Sebelum dihidangkan seduh dengan air panas untuk
(Anonim, 2009)
12.6 Saus tomat, saus cabe dan ALT (30 oC, 72 jam ) 1x104 koloni/g
untuk masakan tertentu. Ada dua jenis bumbu instan yaitu dalam bentuk
basah (pasta) dan dalam bentuk kering (bubuk). Bumbu instan basah adalah
bumbu yang masih segar tanpa pengeringan sedangkan bumbu instan kering
adalah bumbu basah yang dikeringkan. Bumbu instan dalam bentuk kering
lebih mudah dalam pemakaian dan tidak mengotori tangan pada saat hendak
malas mengolah makanan tersebut. Contohnya saja rawon, soto, sate, rendang
dan lainya. Oleh karena itu, dibutuhkan bumbu instan untuk mempermudah
9
ilmu mengenai fungi disebut mikologi. Bagian kapang yang menyolok adalah
Hifa dikelilingi oleh dinding sel tegar yang terdiri dari polisakarida.
selulosa, tetapi pada beberapa kapang dinding selnya terdiri dari kitin. Hifa
dinding sel tebal. Struktur ini disebut sklerotium yang bersifat tahan terhadap
pemanasan dan keadaan kering. Oleh karena itu, perlu mendapatkan perhatian
yaitu hifa tidak bersekat (nonseptat) dan hifa bersekat (septat). Dinding
penyekat yang disebut septat tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih
banyak, berukuran kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering.
10
b. Spora yang terjadi karena ujung satu hifa berbelah-belah seperti tasbih
klamidospora (Fardiaz,1992).
d. Bila bagian miselium tidak menjadi besar seperti aslinya,maka bagian itu
1. Askospora yaitu spora bersel satu terbentuk didalam kantung yang disebut
basidium
3. Zigospora yaitu spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila
4. Oospora yaitu spora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut
oosfer (Waluyo,2016).
bakteri. Kadar air bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada
adalah sekitar 25-30 oC, tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-
bersifat psikrotrofik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu lemari es,
kapang juga bersifat termofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu tinggi
(Fardiaz,1992).
2.6.4. Makanan
proteinase dan lipase. Oleh karena itu, dapat tumbuh pada makanan-
(Waluyo,2016).
Subandi, 2010 )
Neurospora.
Pestalozzia.
2004).
2.8.1. Rhizopus
Kasifikasi Rizopus
Kingdom : Mycetae
Divisi : Amastigomycota
Subdivis :Zygomycotina
14
Class : Zygomicetes
Orda : Mucorales
Family : Mucoraeceae
Genus : Rhizopus
menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu, kapang ini juga sering
a. Hifa nonseptat
b. Mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua
sporangiofora
(Wardah, 2004).
15
2.8.1. Rhizopus
(Morgellons Central, 2014)
2.8.2. Aspergillus
Klasifikasi Aspergillus
Kingdom : Myceteae
Devisi : Amastigomycota
Subdivisi : Ascomycotina
Class : Ascomycetes
Subclass : Plectomycetidae
Ordo : Eurotiales
Famili : Eurotiaceae
Genus : Aspergillus
dan garam tinggi, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan dengan
kadar air rendah. Kapang ini mempunyai konidia berwarna hijau, dan
yang besar yang dipak secara padat, bulat dan berwarna hitam, coklat
(Fardiaz,1992).
b. Koloni berkelompok
c. Konidiofora septat dan nonseptat, muncul dari “foot cell” (yaitu sel
( Subandi, 2010 )
2.8.5. Aspergillus
(Ireas, 2010)
2.8.3. Penicillium
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichomaceae
Genus :Penicillium
17
b. Konidiofora septat
2.8.3. Penicillium
(SteinsplitterBot,2016)
2.8.4. Neurospora
yang umum dijumpai pada makanan dan disebut kapang roti merah
atau kapang nasi merah, karena pertubuhannya yang cepat pada roti
Ciri-cirispesifikNeurosporaadalah:
18
1.4 Neurospora
(Sugiharningsih,2013)
2.5. Mikotoksin
hasil metabolisme beracun dari kapang atau jamur. Dari kedua golongan
dansebagainya(Fardiaz,1992).
19
Senyawa racun yang diproduksi oleh fungi disebut mikotoksin. Toksin ini
METODE PENELITIAN
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
r = Jumlah replikasi
(Sujarweni, 2012)
20
21
4r-4 > 15
4r > 15+4
r> 19/4
r > 4,75
r≈5
sampel.
dengan penelitian.
22
3.5.1. Alat
berikut :
3. Erlenmeyer 250 ml : 15
4. Erlenmeyer 1000 ml :4
5. Pipet ukur 10 ml :2
6. Pipet ukur 1 ml :4
7. Ball filler :3
8. Oven :2
9. Sendok sundip :5
11. Bunsen :3
13. Autoklave :2
3.5.2. Bahan
berikut :
3. Aquades :2.4Liter
23
kasa
gram
kasa
1. Teknik pengenceran
2. Prosedur pemeriksaan
JP
JP = Jumlah Pengenceran
26
27
sampel Kapang
1-a 0 0 0 00,00
1-b 0 0 0 00,00
00,00
1 1-c 0 0 0 00,00
1-d 0 0 0 00,00
1-e 0 0 0 00,00
2-a 0 0 0 00,00
2-b 0 0 0 00,00
6,67
2 2-c 0 0 0 00,00
2-d 0 0 0 00,00
2-e 1 0 0 33,33
3-a 0 0 0 00,00
3-b 0 0 0 00,00
18,0
3 3-c 1 0 0 33,33
3-d 1 0 0 33,33
3-e 1 0 0 33,33
4-a 0 0 0 00,00
4-b 0 0 0 00,00
13,33
4 4-c 1 0 0 33,33
4-d 0 0 0 00,00
31
4-e 1 0 0 33,33
5-a 0 0 0 00,00
5-b 0 0 0 00,00
18,0
5 5-c 1 0 0 33,33
5-d 1 0 0 33,33
5-e 1 0 0 33,33
berikut :
Tabel 4.2 Hasil Analisa Data Menggunakan Uji Statistik One-Sampel Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kapang 25 11,9988 16,32830 3,26566
32
Test Value = 50
95% Confidence Interval
Sig. (2- Mean of the Difference
T df tailed) Difference Lower Upper
-11,637 24 ,000 -38,00120 -44,7412 -31,2612
4.3 Pembahasan
SNI 7388:2009. Hal tersebut menandakan bahwa dari 25 sampel bumbu pecel
instan memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Hal ini dapat disebabkan oleh
mengemas bumbu pecel instan menggunakan plastik yang tidak mudah sobek
transportasi bumbu pecel instan dari produsen kepada para pedagang yang
uji statistik One Sampel Test diperoleh nilai signifikan (sig 2-tailed) adalah
0,000 dan sig standar 0,05 (0,000 < 0.05) dan nilai thitung -11,637> ttabel 2,039
terdapat angka kapang yang memenuhi SNI 7388:2009 pada bumbu pecel
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut
-11,637> ttabel 2,039 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukan
Majalengka.
2. Dari 25 sampel bumbu pecel instan yang diteliti, sebanyak 100% sampel
5.2 Saran
sebagai berikut :
3. Untuk konsumen agar lebih teliti memilih produk bumbu pecel instan
sekaligushabis.
34
35
Dewi, M.(2016). Uji Angka Kapang/Khamir (AAK) dan Angka Lempeng Total
(ALT) pada Jamu Gendong Temulawak Di Pasar Tarumanegara.
Magelang
Reva.D,. (2016). 120 Resep Sambal & Saus Nusantara. Jakarta : pedar kindy
Sjamsuridzal, w,. (2006). Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta : Yayasan Pustaka
Obor Indonesia
36
Subandi. (2010).Mikrobiologi Perkembangan, Kajian, dan Pengamatan Dalam
Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
37
Lampiran 1 Penghitungan Angka Kapang
Angka Kapang = (JKx102) + (JKx103) + (JKx104)
JP
38
3
13. Sampel 3-c = (1x10 ) + (0x103) + (0x104) = 33,33
2
3
14. Sampel 3-d = (1x102) + (0x103) + (0x104) = 33,33
3
15. Sampel 3-e = (1x102) + (0x103) + (0x104) = 33,33
3
16. Sampel 4-a = (0x102) + (0x103) + (0x104) = 0
3
17. Sampel 4-b = (0x102) + (0x103) + (0x104) = 0
3
18. Sampel 4-c = (1x102) + (0x103) + (0x104) = 33,33
3
19. Sampel 4-d = (0x102) + (0x103) + (0x104) = 0
3
20. Sampel 4-e = (1x102) + (0x103) + (0x104) = 33,33
3
21. Sampel 5-a = (0x102) + (0x103) + (0x104) = 0
3
22. Sampel 5-b = (0x102) + (0x103) + (0x104) = 0
3
23. Sampel 5-c= (1x102) + (0x103) + (0x104) = 33,33
3
24. Sampel 5-d= (1x102) + (0x103) + (0x104) = 33,33
3
25. Sampel 5-e= (1x102) + (0x103) + (0x104) = 33,33
3
39
Lampiran 2 . Hasil Penelitian
1-a 0 0 0 00,00
1-b 0 0 0 00,00
1 1-c 0 0 0 00,00
1-d 0 0 0 00,00
1-e 0 0 0 00,00
2-a 0 0 0 00,00
2-b 0 0 0 00,00
2 2-c 0 0 0 00,00
2-d 0 0 0 00,00
2-e 1 0 0 33,33
3-a 0 0 0 00,00
3-b 0 0 0 00,00
3 3-c 1 0 0 33,33
3-d 1 0 0 33,33
3-e 1 0 0 33,33
4-a 0 0 0 00,00
4-b 0 0 0 00,00
4 4-c 1 0 0 33,33
4-d 0 0 0 00,00
40
4-e 1 0 0 33,33
5-a 0 0 0 00,00
5-b 0 0 0 00,00
5 5-c 1 0 0 33,33
5-d 1 0 0 33,33
5-e 1 0 0 33,33
Laboran Peneliti
41
Lampiran 3. Data Uji Statistik One Sampel Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kapang 25 11,9988 16,32830 3,26566
One-Sample Test
Test Value = 50
95% Confidence Interval of
Sig. (2- Mean the Difference
t df tailed) Difference Lower Upper
-11,637 24 ,000 -38,00120 -44,7412 -31,2612
42
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
43
Gambar 3 Menimbang Media SDA
44
Gambar 5 Memimet Pepton Kedalam Tabung Reaksi
45
Gambar 7 Kontrol SDA+ Pepton
Gambar 8 Sampel A
Gambar 9 Sampel B
46
Gambar 10 Sampel C
Gambar 11 Sampel D
Gambar 12 Sampel E
47
RIWAYAT HIDUP
Kabupaten Majalengka, putri dari pasangan Bapak Abdul Mu’in,S.Ag dan Ibu
Pada tahun 2009 lulus dari Sekolah Dasar di SDN Ujung Berung 1
Kecamatan Sindang wangi. Lulus dari Sekolah Menengah Pertama di MTs Al-
Hikmah 2 Benda pada tahun 2012. Tahun 2015 lulus dari sekolah Menengah Atas
48