Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM KERJA

Pengembangan Diri
KOMPOSTING

Disusun Oleh
PEMBINA PENGEMBANGAN KOMPOSTING
SMP NEGERI 1 CIGOMBONG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR


DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 1 CIGOMBONG


Jalan Mayjen H. R. Edi Sukma, Cigombong 16740 Bogor
Telepon (0251) 8223405 e-mail:smpnegeri1cigombong@gmail.com
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 CIGOMBONG
Jalan Mayjen H. R. Edi Sukma, Cigombong 16740 Bogor
Telepon (0251) 8223405 E-mail:smpn1cigombong@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI KOMPOSTING


SMP NEGERI 1 CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Atas berkat Rahmat Allah SWT, setelah mempertimbangkan masukan Komite SMP
Negeri 1 dan Kepala SMP Negeri 1 Cigombong Kabupaten Bogor, Program Kerja
Pengembangan Diri Komposting SMP Negeri 1 Cigombong Kabupaten Bogor disahkan dan
mulai berlaku pada Tahun Pelajaran 2013/2014.

Pada akhir tahun pelajaran tersebut program tersebut akan dievaluasi dan atau
ditinjau ulang yang hasilnya akan digunakan untuk bahan penyusunan program pada
tahun pelajaran berikutnya.

Ditetapkan di : BOGOR
Pada Tanggal : JULI 2013

PEMBINA PENGEMBANGAN DIRI KOMPOSTING


SMP NEGERI 1 CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Pembina Komposting I, Pembina Komposting II,

Hermawan, S.Pd, S.Si, MM.Pd. Niwan Herniwan, S.Pd.


NIP. 196106171984121001 NIP. 197010062008011006

Mengetahui/Menyetujui : Wakil Kepala Bidang


Kepala SMP Negeri 1 Cigombong, Kesiswaan,

Sumirta Adhi, M.Pd. Sri Mujiyati, S.Pd, MM.Pd.


NIP. 19560605 198602 1 003 NIP. 19600516 198203 2 010
KATA PENGANTAR

Jika kita membicarakan sampah pasti tidak akan ada habisnya. Semakin hari
volume sampah di dunia semakin bertambah banyak. Pada tahun 2012, Kementerian
Lingkungan hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter
sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk.
Sampah tersebut termasuk dari sampah organik dan anorganik. Hal tersebut
sungguh memprihatinkan jika mengingat untuk mendaur ulang sampah anorganik
membutuhkan waktu yang cukup lama.Salah satu bentuk kepedulian sederhana kita
terhadap lingkungan dapat kita lakukan secara sederhana dengan mengelola sampah
organik rumah tangga menjadi kompos. Kompos dan pupuk kandang merupakan salah
satu pupuk alami yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kompos
merupakan pupuk yang dibuat dari sampah organik. Cara pembuatannya pun tidak terlalu
rumit, murah, serta tidak perlu banyak peralatan atau tempat luas. tidak memerlukan
tempat luas dan tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya.
Dengan membuat kompos sendiri ternyata dapat mengurangi masalah pembuangan
sampah dan dapat membuat kompos yang dapat digunakan sendiri tanpa harus membeli
lagi. Kompos mempunyai manfaat untuk memperbaiki struktur tanah sehingga zat-zat
makanan yang diperlukan tumbuhan semakin tersedia lebih banyak. Selain itu, mikroba
yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan
tanaman.
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan
baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu
yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan
energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan
dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan
sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam
manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R (Reuse,
Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam,
tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya
menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan
sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa
didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar,
daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan
pemprosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang
yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas
harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus
menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena
lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kini kian banyak saja sekolah yang mengajarkan anak didiknya untuk peduli
lingkungan yang salah satunya ditempuh dengan mengenalkan bagaimana seharusnya
sampah dikelola. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu
pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk
masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri
biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe
zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Pelestarian
lingkungan merupakan elemen kunci dari strategi bisnis dan visi "Menciptakan Masa
Depan yang Lebih Baik Setiap Hari" seperti yang juga tercermin pada program kerja
pengembangan diri Komposting SMP Negeri 1 Cigombong Kabupaten Bogor.
Urusan sampah di Indonesia belum menggembirakan. Gunung sampah semakin
menjulang di tempat pembuangan akhir (TPA). Mencoba inovasi baru pengelolaan sampah
terjangkau menjadi sangat penting.
Dalam kehidupan sehari-hari kita, di taman kota yang luas, sering tidak disediakan
tempat pembuangan sampah umum untuk keindahan. Kalaupun ada, itu berupa tempat
sampah ukuran biasa. Bagaimana menangani karakter sampah di Indonesia yang sudah
telanjur campur, tidak dipisah-pisah dalam pengelolaannya.
Mengolah sampah yang awalnya tercampur menjadi produk bermanfaat yang
homogen. Di tempatnya menimbal ilmu, Bayu diperkenalkan dengan teknologi
hydrothermal bernama Resource Recycling System (RRS). Teknologi RRS ini hak paten Prof
Kunio Yoshikawa dari Tokyo Institute of Technology.

A. Nama Kegiatan Komposting


Nama Komposting SMP Negeri 1 Cigombong Kabupaten Bogor Surat Keputusan
Kepala SMP Negeri 1 Cigombong Kabupaten Bogor tentang Pengukuhan Anggota
Pengembangan Diri Komposting Tahun Pelajaran 2013/2014 dan Penetapan Nama yaitu
“KOSOR”.

B. Dasar Pemikiran
1. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya:
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indoensia Nomor 28 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Dasar;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah;
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 0461/U/1984 tentang
Pembinaan Kesiswaan;
6. Keputusan Dirjen Dikdasmen Depdikbud Nomer 206/C/Kep/E/1981;
7. Keputusan Dirjen Dikdasmen Depdikbud Nomer 226/C/Kep/O/1992.

C. Dasar Kegiatan
1. Program kerja ekstrakurikuler sekolah;
2. Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Cigombong Tahun Pelajaran 2013/2014;
3. Keputusan Rapat Kerja Sekolah Tahun Pelajaran 2013/2014;
4. Program kerja Persatuan Drum Band Indonesia;
5. Program kejuruan Grand Prix drum band yang diselenggarakan setiap tahun

D. Maksud dan Tujuan


Pelaksanaan pembelajaran komposting bertujuan untuk menambah wawasan teoritis
dan ilmiah bagi peserta didik, pelatih dan kegiatan pengembangan komposting pada
umumnya tentang pembelajaran lingkungan hidup:
1. Sebagai sarana penciptaan rasa tanggung jawab baik secara kelompok ataupun
individu;
2. Pembinaan mental dan kepribadian;
3. mengembangkan nilai-nilai ketrampilan;
4. Menanamkan dan menumbuhkan kesadaran generasi muda dalam kehidupan
bernegara, memperkokoh kepribadian, mempertinggi budi pekerti, membentuk
disiplin diri, serta membina kesegaran jasmani dan daya kreasi;
5. Meningkatkan ketekunan dan rasa “Spirit de corps” (semangat corps);
6. Membina rasa tanggung jawab dan meningkatkan kerjasama antaranggota.
7. mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (Lihat:
Pemanfaatan sampah), atau
8. mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup.

E. Lingkup Sasaran
1. Peserta didik SMP Negeri 1 Cigombong Kabupaten Bogor;
2. Semua unsur yang ada di lingkungan SMP Negeri 1 Cigombong

F. Waktu Kegiatan
Jadwal latihan satu hari dalam satu minggu, apabila diperlukan diadakan latihan
tambahan sesuai dengan yang dibutuhkan.

G. Keanggotaan
Komposisi keanggotaan yang dibutuhkan relatif, semakin banyak anggota semakin
baik.
H. Struktur dan pembagian tugas Organisasi Gita Persada
a. Struktur organisasi

1. Pengarah : Kepala SMP Negeri 1 Cigombong


( Sumirta Adhi, M.Pd )
2. Penanggung Jawab : PKS Kesiswaan
(Sri Mujiyati, S.Pd, MM.Pd.)
3. Pelaksana :
Pembina 1 : Niwan Herniwan, S.Pd.
Pembina 2 :
Sekretaris :
Anggota
Anggota
4. Ketua Komposting :
Sekretaris :
Bendahara :
Bidang Pelatihan :
Bidang Peralatan :
Bidang Akomodasi :

b. Pembagian Tugas
1. Pengarah : 1. Sebagai penanggungjawab utama kegiatan di SMP
Negeri 1 Cigombong.
2. Sebagai penasehat dan pembimbing kegiatan
komposting.
2. Penanggung Jawab : 1. Sebagai penanggungjawab kegiatan komposting
di SMP Negeri 1 Cigombong
2. Sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan

3. Tim Pelatih :
Ketua : 1. Menyusun program kerja tahunan ,bulanan dan
latihan;
2. Menyusun laporan kegiatan rutin dan insidental;
3. Memimpin rapat evaluasi rutin bulanan
Anggota : 1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan latihan
rutin
2. menyusun tata tertib latihan
3. bertanggung jawab atas pemeliharaan
peralatan inventaris.
4. Ketua Drumband : 1. Bertanggung jawab atas kedisiplinan anggota.
2. kordinator / pelaksana harian;
3. Penanggungjawab atas tugas pengurus dan
kordinator perlatan;
4. bertanggung jawab terhadap pemeliharaan alat
inventaris;
5. penanggung jawab ruang/tempat.
Sekretaris : 1. bertanggung jawab atas daftar hadir latihah, rapat
evaluasi.
2. penanggung jawab administrasi surat menyurat
dan berkas lainnya seperti data anggota, data
inventaris, dll.
3. mengarsipkan laporan dan dokumen kegiatan.
Bendahara : 1. bertanggung jawab atas keuangan kas latihan
2. menyusun laporan bulanan keuangan bulanan
dan tahunan
3. membukukan pengeluaran untuk kegiatan
operasional kegiatan
Bidang Pelatihan : 1. bertanggung jawab atas pelaksanaan
2. bertanggung jawab atas persiapan latihan rutin
Bidang Peralatan : 1. bertanggung jawab terhadap ruang penyimpanan
alat inventaris
2. bertanggung jawab terhadap pemeliharaan alat
inventaris
Bidang Akomodasi : 1. bertanggung jawab terhadap persiapan kegiatan
seperti peralatan pendukung di antaranya ; alat
untuk pengerjaan(karung, sekup, dsb)
2. bertanggung jawab terhadap akomodasi yang
dibutuhkan kelompk.
BAB II
VISI, MISI, DAN SASARAN
A. Visi
Visi SMP Negeri 1 Cigombong Kabupaten Bogor adalah :
“TERWUJUDNYA INSAN BERIMAN, BERTAQWA, CERDAS, BERPRESTASI, DAN
BERBUDAYA LINGKUNGAN”.
B. Misi
Untuk mewujudkan Visi, maka ditetapkan Misi SMP Negeri 1 Cigombong Kabupaten
Bogor sebagai berikut:
1. Mengerjakan setiap perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi larangannya
sesuai agama yang dianut;
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan;
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang Paikem;
4. Meningkatnya efektifitas proses pembelajaran;
5. Memotivasi peserta didik mengenali potensi dirinya untuk berprestasi;
6. Memotivasi peserta didik untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
7. Memotivasi perserta didik untuk berprestasi di bidang olah raga dan seni;
8. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkarakter dan berbudaya
lingkungan;
9. Menumbuhkembangkan rasa cinta dan memiliki terhadap lingkungannya.
C. Tujuan
1. Mampu mengerjakan setiap perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi
larangannya sesuai agama yang dianut;
2. Mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan;
3. Mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang Paikem;
4. Mampu meningkatnya efektifitas proses pembelajaran;
5. Mampu memotivasi peserta didik mengenali potensi dirinya untuk berprestasi;
6. Mampu memotivasi peserta didik untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
7. Mampu memotivasi perserta didik untuk berprestasi di bidang olah raga dan seni;
8. Mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkarakter dan berbudaya
lingkungan;
9. Mampu Menumbuhkembangkan rasa cinta dan memiliki terhadap lingkungannya.
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

I. Konsep Pengelolaan Sampah


Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam
penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum,
multikonsep yang digunakan adalah:
 Hierarki Sampah - hierarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah,
menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi
pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah.
Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi
minimalisasi sampah. Tujuan limbah hierarki adalah untuk mengambil
keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan
jumlah minimum limbah.
 Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah/Extended Producer
Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk
mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk
mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke
dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan
untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan
diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan/atau
menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna
setelah kehidupan serta selama manufaktur.
 prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana
pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan
dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah
untuk membayar sesuai dari pembuangan

J. Pendidikan dan Kesadaran


Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin
penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires
merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah
terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam.
Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun,
penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari
"rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup
spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari
generasi masa depan.
Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan
pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan
sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh
berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.

K. Pembinaan Organisasi
Pengembangan diri komposting di SMP Negeri 1 Cigombong merupakan suatu
organisasi yang telah mempunyai susunan kepengurusan. Guna pemantapan pembinaan di
lingkungan sekolah, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah
tersebut adalah :
1. Mengadakan pertemuan secara rutin dengan pengurus dan konsultasi dengan
pihak sekolah;
2. Menyusun Program Kerja Tahunan dan Program Anggaran untuk kegiatan per
tahunnya;
3. Membangun jaringan sinergis dengan Pemerintah Daerah, pihak Sekolah dan
elemen masyarakat dalam masalah pendanaan;
4. Monitoring dan mengevaluasi program pembinaan dan pelatihan yang telah
berjalan;
5. Menyusun Tata tertib Organisasi untuk mengoptimalkan tercapainya program
yang telah disusun;
6. Rekruitmen dan pendataan kepada siswa vang berminat pada pengembangan
diri komposting di lingkungan sekolah;
7. Membangun hubungan kerjasama dengan satuan-satuan kegiatan yang ada di
daerah maupun di luar daerah.

L. Pelayanan Bimbingan
Program pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan kepada
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

M. Fungsi Bimbingan
a. Prestasi yang diperoleh dari kegiatan komposting ini dapat digunakan untuk
melanjutkan pendidikan ke sekolah-sekolah favorit melalui jalur prestasi, dari
tingkat SMP, SMA bahkan sampai tingkat perguruan tinggi;
b. Bekal keterampilan mengolah sampah dapat digunakan untuk meniti karir di
bidang lingkungan hidup sebagai profesional ataupun untuk memperoleh
penghasilan sampingan;
c. Kemampuan manajerial (organisasi) yang diperoleh dari kegiatan komposting
dapat dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaannya di masa yang
akan datang;
d. Manfaat bagi sekolah adalah sebagai media promosi yang efektif dan
meningkatkan citra dan/atau image dan nama baik sekolah melalui kegiatan
pengembangan diri komposting.

N. Pola Kerja Bimbingan


Langkah-langkah pembelajaran pengembangan diri komposting :
I. Kegiatan pendahuluan
a) mengabsen siswa;
b) memberi motivasi kepada peserta didik;
c) mengulas materi dari pertemuan sebelumnya.
II. Kegiatan Inti
a) mempraktekkan pengenalan dan pengolahan sampah kepada masing-
masing peserta didik;
III. Kegiatan penutup
a) menyimpulkan materi pembelajaran;
b) evaluasi materi yang sudah diberikan.

O. Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik


1. Longsor tumpukan sampah
2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan
4. Menyebabkan banjir

P. Material Yang dapat Didaurulang


Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya di antaranya adalah:
1. Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin
penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan
batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal
dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru
semacam bata.
2. Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini
relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki
perhatian khusus dalam pemprosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih
mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi
mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.
Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
3. Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan telepon genggam
umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat
ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya
adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja,
silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip,
processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur
ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan
diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya
masih belum jelas.
4. Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia.
Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari
sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada
umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak
mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah aluminium, yang merupakan bahan daur ulang paling
efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang
tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan
yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
5. Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya
dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan
material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan.
Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30%
material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah
dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu
mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan
kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru,
atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya
saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk
plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut
sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang
berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah
contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan
kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly
Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur
ulang.

Q. Metode Pembuangan
1. Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya
untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas
pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang
dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang
dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan,
di antaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya
genangan air sampah.
Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida
yang juga sangat berbahaya. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang
modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan
bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk
menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama
(biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi
gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan
dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau
dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2. Metode Daur Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang,
pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau
mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan di
bawah.
3. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan
dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai
yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah
khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum, kaleng baja
makanan/minuman, Botol dan kertas karton, majalah, dan kardus. Jenis plastik
lain seperti klorida dan juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang
kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya
harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
4. Pengolahan
Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan
istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai
pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah di
mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan
tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.

5. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan
cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan
panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak
atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator.
Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan,
ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen.
Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa
dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair.
Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan
menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk
seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih
digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis
(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar
untuk menghasilkan listrik dan uap.
6. Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki
barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa
digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik),
mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai
(contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang
lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng
minuman).
R. Pembinaan Kreatifitas Dan Ketrampilan
Dalam upaya memperoleh anggota drum band yang berkualitas dan kreatif
dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengadakan kegiatan latihan rutin di lingkungan sekolah sebagai langkah dari
proses pembinaan;
2. Mengikuti kegiatan latihan bersama dengan satuan-satuan lain untuk menambah
jiwa kompetisi dan penyegaran dalam latihan;
3. Mengikuti kegiatan perlombaan dan kejuaraan drum band untuk mengasah
ketrampilan dan kreatifitas anggota;
4. Melibatkan dalam kegiatan rutin Pemerintah Daerah dan Instansi untuk acara
upacara atau acara seremonial lainnya, yaitu mengasah kemampuan Team Korsik
dan unjuk gelar/display;
5. Mengadakan klinik pelatihan yang melibatkan pelatih-pelatih yang telah
berkompeten dengan bidangnya.

S. Pembinaan Sumber Daya Manusia


Meningkatkan sumber daya manusia merupakan tujuan utama dibentuknya
satuan Drum Band di SMP Negeri 1 Cigombong Kabupaten Bogor. Bentuk-bentuk
pembinaan yang dilakukan adalah :
1. Orientasi anggota tentang :
 Keorganisasian dalam Drum Band SMP Negeri 1 Cigombong;
 Pengenalan alat-alat dan asesoris yang dipakai dalam drum band.
2. Pembinaan rutin :
 Menciptakan rasa memiliki dan menjaga nama baik organisasi;
 Menumbuhkan rasa peduli dan persaudaraan sesama anggota;
 Mengembangkan sikap tanggung jawab dan sportifitas tinggi dalam setiap
kegiatan;
 Mengingatkan agar selalu menjaga keseimbangan antara belajar rutin di kelas
dengan kegiatan drum band;
 Mengikuti latihan rutin yang telah terjadwal.
3. Pengembangan Diri :
 Menumbuhkan kreatifitas seni dalam setiap latihan;
 Memberikan hak bertanya;
 Memberikan kesempatan kepada anggota dalam mengungkapkan ide atau
gagasan untuk perbaikan organisasi.

T. Pengembangan Sarana Dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan bagian yang penting dalam setiap kegiatan drum
band SMP Negeri 1 Cigombong. Dalam hal ini perlu koordinasi dan bekerja sama dengan
Pemerintah Daerah, Instansi terkait, Orang tua siswa, swasta dan alumni untuk mendukung
tersedianya sarana prasarana yang diperlukan. Langkah-langkah yang perlu diambil
adalah :
1. Pendataan spesifikasi alat yang ada;
2. Perbaikan terhadap alat-alat yang kurang berfungsi dengan baik;
3. Pengadaan alat-alat baru untuk menggantikan alat yang rusak;
4. Perawatan dan packing pakaian drum band;
5. Perawatan rutin alat sesuai dengan spesifikasinya;
6. Tempat penyimpanan alat yang memadai, karena alat-alat drum band termasuk
jenis alat yang harganya mahal;
7. Membuat daftar inventaris alat dan pakaian drum band;
8. Membuat daftar peminjaman alat dan pakaian drum band.

U. Pembiayaan
Pembiayaan atas pelaksanaan program kerja komposting “KOHOR’ SMP Negeri 1
Cigombong Kabupaten Bogor bersumber dari :
1. Uang pembinaan dan transport kegiatan dari pihak luar yang membutuhkan
(disesuaikan dengan kontrak kerjasama/musyawarah)
2. Sumber APBN melalui DIPA SMP Negeri 1 Cigombong.
BAB IV
PENUTUP

Perencanaan manajemen komposting dilaksanakan dengan cara membuat program


kerja mingguan, tahunan dan program kerja insidental. Program kerja mingguan
mencakup kegiatan rutin yang dilakukan selama satu minggu yaitu latihan rutin,
pengkondisian peralatan apabila hendak latihan dan evaluasi sesudah latihan.
Program kerja bulanan meliputi rapat pengurus untuk mengetahui perkembangan
kemampuan anggota serta inventarisasi peralatan untuk mengetahui kondisi peralatan
yang ada. Program kerja tahunan antara lain adalah reorganisasi pengurus dan pendidikan
dasar untuk memberi bekal pengetahuan tentang drum band kepada anggota baru.
Program insidental adalah kegiatan pementasan yang dilakukan apabila ada undangan.
Pelaksanaan dari program kerja merupakan wujud dari penggerakan atau motivasi
yang telah dilaksanakan antara lain dengan melaksanakan serangkaian pelaksanaan
penerimaan anggota baru dan pendidikan dasar. Sistem pembinaan dengan tidak
memisahkan antara anggota lama dan baru sehingga proses pembelajaran berjalan dengan
cepat. Pembina dan/atau penyuluh menjadi faktor penting dalam kemajuan pembinaan
komposting. Pembina komposting menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan
pemberian tugas dalam penyampaian materi latihan. Penyampaian materi menggunakan
notasi angka agar anggota mudah dalam menyerap materi.
Kegiatan dapat terus eksis apabila ada dana untuk membiayai kebutuhan yang
diperlukan. Komposting mendapat dana dari hasil kunjungan dan penjualan baik dari dari
masyarakat maupun dari hasil kunjungan. Dana tersebut digunakan untuk pengeluaran
harian dan pembelian peralatan ringan atau pembelian alat dalam jumlah sedikit,
sedangkan untuk penambahan alat dalam jumlah besar biasanya ada sumbangan dari
donatur para orang tua anggota.
Langkah-langkah manajemen yang telah berjalan dalam kepengurusan komposting
diimbangi oleh pembina dengan melakukan pengawasan berjenjang antara lain dengan
melakukan pengawasan pembukuan yang lebih ditekankan untuk mendekati anggota
komposting secara persuasif. Pendekatan tersebut dilakukan agar iklim latihan berjalan
dengan kondusif. Pengawasan juga dilakukan pembina ketika pengurus melakukan
program kerja yang telah disusun. Pengawasan terakhir dengan mengadakan evaluasi
kegiatan.
Saran yang dapat dikemukakan dalam penyusunan program ini adalah Kepala SMP
Negeri 1 Cigombong hendaknya lebih mengembangkan program-program yang berkaitan
dengan layanan khusus yang diberikan kepada peserta didik. Pembina komposting di SMP
Negeri 1 Cigombong hendaknya untuk selalu meningkatkan, menjaga dan memelihara
kegiatan pengelolaan pengembangan diri komposting yang sudah berjalan baik. Kepada
peserta didik di SMP Negeri 1 Cigombong hendaknya agar dapat melaksanakan kegiatan
pengembangan diri sesuai dengan karakterisitik kegiatan pengembangan diri komposting
ini, yaitu berdasarkan pengelolaan pengembangan diri . Sehingga tujuan diadakannya
pengembangan diri ini dapat meningkatkan prestasi serta mengembangkan kepribadian
dan rasa tanggungjawab.

Anda mungkin juga menyukai