Anda di halaman 1dari 2

DALAM KERETA

Dalam kereta.

Hujan menebal jendela

Semarang, Solo…, makin dekat saja

Menangkup senja.

Menguak purnama.

Caya menyayat mulut dan mata.

Menjengking kereta. Menjengking jiwa.

Sayatan terus ke dada.

Semarang solo makin dekat saja menangkup senja. Blog ini merupakan
sebuah penghormatan kepada sosok chairil anwar seorang penyair yang
dianggap sebagai pelopor angkatan 45. Hujan menebal jendela semarang solo
makin dekat saja menangkup senja.

Caya menyayat mulut dan mata. Pada puisi penerimaan karya chairil anwar
terdapat enam bait dengan pola 2 1 2 1. Menjengking jiwa sementara wan
anwar menggambarkn kereta sebagai penegas ruang dan waktu.

15 maret 1944 dalam kereta. 2 masih pula keretanya diguyuri hujan yang
menebali jendela. Dalam kereta puisi karya.

Caya menyayat mulut dan mata. Caya menyayat mulut dan mata. Caya
menyayat mulut dan mata.

Sayatan terus ke dada. Aku ini binatang jalang. Hujan menebal jendela
semarang solo makin dekat saja menangkup senja.

Hi bloggers berikut analisis puisi dalam kereta karya chairil anwar. Semarang
solo makin dekat saja menangkup senja. Sebuah kereta ruang yang
seharusnya melaju ke timur namun ternyata kembali ke masa silam waktu.
Sudah berada 1 di dalam kereta ealah. Dalam kereta oleh. 15 maret 1944
chairil anwar buku.

Hujan menebal jendela semarang solo makin dekat saja menangkup senja.
Dalam puisinya chairil melukiskan dukanya yang menjerit seperti lengking
kereta. Dalam puisi karya karya chairil anwar irama sudah diciptakan secara
kreatif artinya tidak hanya berupa pemotongan baris baris puisi menjadi dua
frasa namun dapat berupa pengulangan kata kata tertentu untuk mengikat
beberapa baris puisi.

Tiap bait puisinya berbeda pada bait pertama ketiga dan kelima terdapat dua
larik sedangkan bait kedua keempat dan keenam terdapat satu larik. Chairil
anwar dalam kereta. Chairil menggambarkan suasana yang dikurung oleh dua
lapisan sekaligus.

Anda mungkin juga menyukai