Anda di halaman 1dari 2

Nama : Reza Ilham Salas

No : 24
Kelas : XII MIPA 2

Takabur Perbuatan Hina, Tawakal Perbuatan Mulia

Takabur adalah suatu perbuatan yang sangat hina. Mengapa demikian?


Dampak dari perbuatan takabur ini akan menimbulkan perbuatan tercela. Sedangkan
perbuatan tercela hanya akan mendapatkan dosa. Takabur atau sombong itu hanya
akan mengakibatkan kerugian bagi kita dan tidak ada keuntungannya sama sekali.

Orang yang takabur cenderung menganggap orang lain tidak berarti sama
sekali. Ia merasa dirinya hebat sehingga sering mencibir dan menghina orang lain. Ia
akan selalu menyombongkan dirinya dimana saja ia berada dan dengan siapa saja ia
bergaul. Orang takabur selalu mendambakan pujian dari orang lain. Dengan dipuji
dan disanjung, ia merasa lebih dari siapapun. Namun jika ia tidak mendapat
sanjungan maupun pujian, timbul rasa benci dan sakit hati.

Orang takabur cenderung gila hormat, ia selalu mendambakan untuk


dihormati orang lain. Sehingga untuk bisa mendapatkan sikap hormat dari orang lain,
ia tak segan-segan menceritakan kelebihannya, ilmunya, hartanya, keturunannya,
amal ibadahnya dan lain sebagainya. Jika ada orang yang dirasa lebih pintar darinya,
lebih kaya, lebih terhormat, maka ia akan membencinya. Tak perduli ia saudara,
teman atau lawan, jika ia merasa dikalahkan dalam segala hal, maka ia akan menjadi
musuh.

Orang takabur selalu ingin melebihi orang lain dan tidak mau diremehkan.
Itulah sebabnya, ia akam memaksakan diri untuk menjadi orang nomor satu meskipun
hal tersebut sampai membutakan mata dan menutup pintu hatinya. Mereka yang
takabur tidak akan menerima jika diberi suatu nasehat yang baik. Mereka justru
malah membantahnya hingga terjadi perdebatan. Hal ini dikarenakan jika ia
diingatkan atau diberi nasehat, maka ia akan tersinggung. Ia merasa diremehkan
Karena ia menganggap dirinya tidak membutuhkan nasihat orang lain. Bukankah
perbuatan seperti itu justru akan merusak amal ibadahnya saja?

Padahal sebenarnya orang yang baik dan mulia itu bukan hanya menurut
pandangan manusia saja. Manusia hanya bisa memandang dan menilai yang tampak
oleh mata saja. Namun Allah memandang dan menilai lahir maupun batin
mahkluknya. Derajat kemuliaan yang dipuji Allah ialah derajat manusia yang sama
sekali tidak takabur, tetapi tawadlu’ yaitu merendahkan diri terhadap sesama makhluk
maupun kepada pencipta dengan tawakal yaitu menyerahkan segala keputusan dan
segala sesuatu, ikhtiar, serta berusaha hanya kepada Allah SWT. Dia yang Maha Kuat
dan Maha Kuasa, sedangkan kita manusia yang sangat lemah dan tidak punya daya
sama sekali. Dengan keyakinan yang demikian maka sesungguhnya kita telah
menyerahkan segala urusan kepada Allah, sehingga akan membuat hati menjadi
tenang dan tenteram serta tidak menimbulkan rasa curiga maupun kekurangan.

Kita sebagai manusia harus sadar bahwa diri kita lemah, hal ini terbukti
dengan seringnya kita mengalami kegagalan. Keberhasilan usaha manusia ada pada
kuasa dan kehendak Allah semata-mata. Oleh sebab itu, manusia harus mau
bertawakal kepada Allah setelah melakukan usaha secara sungguh-sungguh. Hanya
Allah-lah yang mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu. Segala usaha dan kerja
keras tidak akan berarti apa-apa, jika Allah tidak menghendaki keberhasilan atas
usaha itu. Manusia boleh berharap dan harus terus berusaha dengan seganap daya
upaya, namun jangan lupa bahwa manusia tidak dapat menentukan suatau usaha itu
berhasil atau gagal.

Anda mungkin juga menyukai