Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN STUDI KASUS

MASALAH HARGA DIRI RENDAH

PADA PENERIMA MANFAAT “B”

DI PSMP ANTASENA MAGELANG

DI SUSUN OLEH:

ANDI SAPUTRO

P1337420716015

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG

TAHUN 2019
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan
dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif
maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan
psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak
sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti akan meningkatkan
jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku
orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat
harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang
memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu
beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu
yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan
menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi
mental atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri
dan lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah
keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik,
keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan
dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa permusuhan,
hubungan antara manusia.

B. Tanda dan Gejala


a. Mengejek dan mengkritik diri.
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan
zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.
h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis.
l. Tidak menerima pujian.
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan tehadap kemampuan diri.
o. Kurang memperhatikan perawatan diri.
p. Berpakaian tidak rapi.
q. Berkurang selera makan.
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk.
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

C. Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang
mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang
sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai
dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya
maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan
struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan
anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan
dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang
berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan benci kepada orang tua.
Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas.
Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya,
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak
berdaya.

D. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang
dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat
mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan.
Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan
saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan
kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari
internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

Ada tiga jenis transisi peran:

a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan


dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta
tekanan untuk menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan
ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas
diri, peran dan harga diri.

E. Rentang Respon

Keterangan:

1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang


pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan
aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
F. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
BAB II TINJAUAN KASUS

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : Tanggal 13 – 14 Mei 2019
A. Identitas Pasien
1. Nama : PM B
2. Umur : 18 tahun
3. Suku : Jawa
4. Agama : Islam
5. Jenis Kelamin : Laki – laki
6. Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Dasar / kelas 3 SD DO
7. Alamat : Kota Purwokerto

B. Identitas Pekerja sosial


1. Nama : Tn. M
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : Laki – laki
4. Hubungan dengan klien : pekerja sosial asrama 9

C. Alasan Masuk

Sdr B datang pertama kali pada bulan Desember 2018 bersama kejaksaan karena berkelahi
dan melakukan pemerasan menggunakan senjata tajam mengakibatkan luka – luka. PM
pingsan karena dikroyok oleh ormas tertentu, PM bersalah dan dijatuhi 2 bulan penjara
kemudian dibawa ke panti sosial

D. Riwayat Sekarang

Saat ini PM mengatakan menyesal tentang perbuatannya dan berusaha menjadi lebih baik lagi.
Menurut peksos asramanya PM masih mengeluh pusing dan pernah dibawa ke puskesmas
salaman 1 bulan april 2019. Kamarnya bersih, mandinya tertib, berganti pakaian tertib.
E. Riwayat Dahulu

Sebelum masuk ke BRSAMPK Antasena, PM selama dirumah sering bermain bersama teman-
temannya (liar) dijalanan sampai tidak pulang. PM mengaku merokok. PM sering mencuri
untuk kebutuhan sehari – hari.

F. Faktor Predisposisi
1. Klien sudah pernah hidup di Jakarta hanya dengan temannya

Genogram

Keterangan :

: Perempuan : Meninggal

: Laki-laki : Klien (Penerima Manfaat)

: Tinggal 1 rumah : Garis Keturunan

: Garis Perkawinan
G. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
TD : 130/90 mmHg
S : 0C
N : 82 x / menit
RR : 20 x / menit
2. Ukur
TB : 175 cm
BB : 70 kg

3. Keadaan Umum

a. Keadaan Umum : baik, berpakaian rapi

b. Kepala : bentuk kepala mesocepal, tidak ada lesi

c. Rambut : berwarna hitam, lembab dan sedikit ikal

d. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor

e. Hidung : bersih, fungsi penciuman normal.

f. Mulut : kering, tidak ada somatitis, gigi rapi, bersih.

g. Telinga : pendengaran baik, simetris dengan wajah, daun telinga cukup


bersih, terdapat lubang luka di daun telinga

h. Leher : tidak ada pembesaran tonsil, kelenjar tyroid

i. Dada : bentuk dada kanan dan kiri simetris, tidak ada suara tambahan,
ada tato bertuliskan bayu

j. Abdomen : warna kulit merata, ada luka bekas benda tajam, turgor kulit
elastis

k. Ekstermitas : kekuatan otot baik, tidak ada gangguan pada ekstremitas dan
tidak ada lesi, jari jempol dan telunjuk kaki diamputasi

l. Kulit : kulit kering, turgor kulit baik, warna sawo matang tidak ada
lesi, kuku tangan bersih dan kaki panjang kotor.
H. Psikososial
1. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Sdr B menyukai seluruh bagian dari tubuhnya, penampilannya rapi.
b. Identitas Diri
Sdr B seorang anak berusia 18 tahun, jenis kelamin laki-laki, beragama islam.
c. Peran Diri
PM adalah anak ke dua dari lima bersaudara. PM belum lulus SD
d. Ideal Diri
PM mengatakan ingin segera menyelesaikan program yang ada di BRSAMPK
dan tapi malu jika pulang kerumah
e. Harga Diri
PM memiliki harga diri kurang yang baik hal ini di tandai dengan saat di lakukan
wawancara matanya mau saling menatap dan klien juga sebelum masuk ke panti
sosial selalu minum obat untuk meningkatkan harga dirinya jika tidak minum
seperti tidak punya harga diri
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
PM mengatakan dekat dengan semua yang berada di BRSAMPK
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
PM aktif dalam kegiatan di BRSAMPK Antasena seperti mentoring, pengajian,
pramuka, karate , ketrampilam perkayuan dan pengelasan.
c. Hambatan dalam hubungan
PM mengatakan memiliki hambatan jika berhubungan dengan orang lain yang
baru dikenal

I. Status Mental
1. Penampilan :
Penampilan PM baik. Klien mandi 2 sampai 3 kali sehari. PM mengatakan berganti
pakaian sehari sekali
2. Pembicaraan :
Saat menjawab pertanyaan PM menjawab dengan kooperatif ketika ditanyai mengenai
masalah pribadi. Kontak mata tidak menghindar, serta perbincangan nyambung.
3. Aktifitas Motorik :
PM bergabung kepada teman-temanya untuk melakukan aktifitas, PM ikut serta dalam
setiap aktifitas atau jadwal di BRSAMPK Antasena. ADL dapat dilakukan secara
mandiri.
4. Alam Perasaan
PM mengatakan merasa betah tapi ingin keluar karen kangen dan juga malu dengan
keluarganya
5. Afek
Afek stabil, PM menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata tidak menghindar. PM terlihat beberapa kali menatap tempat lain kadang
– kadang menatap mata
7. Persepsi
PM mempunyai persepsi bahwa dirinya merasa bersalah dan menyesal dengan semua
yang pernah di lakukan.
8. Proses Pikir
Proses pikir PM koheren terbukti saat ditanya dia langsung menjawabnya dan sesuai.
9. Isi pikir
Saat dikaji tidak mengalami halusinasi
10. Tingkat Kesadaran
Composmentis
11. Memori
a. Jangka pendek
klien masih ingat kapan dirinya masuk ke BRSAMPK, serta menceritakan hal –
hal yang pernah dialaminya selama di BRSAMPK Antasena.
b. Jangka panjang
juga normal, klien dapat mengingat awal klien berpacaran, merokok, dan
melakukan tindakan kekerasan
12. Kemampuan Penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sendiri.
13. Daya tilik diri
Tidak cukup baik
J. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Baik/terpenuhi. Dalam sehari makan 3 kali sehari disaat bukan bulan puasa, saat
bulan puasa makan banyak dibuktikan dengan bertambah nya berat badan
2. BAB/BAK
BAK baik mandiri, dan teratur 3-4 kali sehari, BAB 1 atau 2 hari sekali.
3. Mandi
PM mengatakan mandi 2-3 kali sehari. Memakai sabun dan sikat gigi.
4. Berpakaian / berhias
Penampilan agak rapi, berganti pakaian satu hari sekali, memakai sandal ketika
akan sholat ke masjid.
5. Istirahat Tidur
PM mengatakan kalau malam bisa tidur namum jika tidur siang PM tidak bisa tidur
malam.
6. Penggunan Obat
PM mengkonsumsi obat saat diluar sebagai kepercayaan diri. PM mengatakan
merokok, pernah meminum miras.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Kesehatan PM cukup terpelihara, PM belum pernah sakit parah, hanya sering
pusing – pusing dan pernah dibawa ke puskesmas salaman 1
8. Aktivitas dalam rumah
Aktivitas di dalam asrama PM sering tidur, menonton televisi, membersihkan
asrama, bermain gitar
9. Aktifitas luar rumah
PM dapat berinteraksi dengan lingkungan di luar asrama, ikut serta dalam setiap
kegiatan BRSAMPK Antasena. Bisa berinteraksi dengan teman lainya.
K. Mekanisme Koping
1. PM mampu berkomunikasi dengan orang lain namum jika dengan orang baru
sedikit menutup
2. PM mampu untuk mengendalikan emosinya dengan baik
3. PM mampu mengatasi masalah ringan seperti perbedaan pendapat dengan teman.
L. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok
Tidak punya masalah dengan kelompok.
2. Masalah dengan lingkungan
Tidak punya masalah dengan lingkungan di BRSAMPK Antasena di Magelang
3. Masalah Pendidikan
PM belum lulus sekolah dasar
4. Masalah Pekerjaan
PM mengatakan sebelum masuk BRSAMPK Antasena di Magelang pernah
bekerja sebagai pengamen di Jakarta
5. Masalah dengan Pelayanan Kesehatan
Selama di BRSAMPK Antasena PM pernah dibawa ke puskesmas salaman 1
karena sering pusing – pusing
M. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
PM beragama Islam. Selama di BRSAMPK Antasena PM selalu mengikuti sholat
berjamaah di masjid dan tertib.
b. Kegiatan Ibadah
PM rutin mengikuti sholat berjamaah di masjid bergabung dengan teman teman yang
lainya.
Daftar pustaka

Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic Course).
Jakarta: EGC

Mulyono, Andri,.2013. Asuhan Keperawatan dengan HArgaDiri Rendah diakses dari


http://eprints.ums.ac.id/25936/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf Pada 12 Juni 2018

Halifah, Nur Eka,.2016. Bab II Tinjauan Teori diakses dari


http://repository.ump.ac.id/1076/3/EKA%20NUR%20HALIFAH%20BAB%20II.pdf pada
12 Juni 2018

Elinia, Sury,.2016. Tinjauan Tero dan Konsep Harga Diri Rendah diakses dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-eliniasury-8333-2-babii.pdf pada
12 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai