Anda di halaman 1dari 5

Nama : Evi Wiela Astuti

NIM : 051911133096
Kelas : B

IKATAN KOVALEN

Atom-atom dalam mempertahankan kestabilannya pada umumnya ingin mencapai


kaidah oktet seperti gas mulia yaitu memiliki 8 elektron pada kulit terluarnya, kecuali atom-
atom H, He, Li, dan Be yang hanya ingin memiliki 2 elektron pada kulit terluarnya. Untuk
mencapai kaidah oktet tersebut, maka atom-atom tersebut membentuk suatu ikatan kimia.
Ikatan kimia yang terjadi dapat berupa ikatan ion dan ikatan kovalen.

Ikatan kovalen berbeda dengan ikatan ion. Ikatan ion terjadi ketika dua unsur yang
berikatan memiliki perbedaan keelektronegatifan relatif besar, yaitu sekitar 1,7 atau lebih.
Misalnya seperti atom Natrium yang memiliki keelektronegatifan sebesar 0,9 dan atom Chlor
yang memiliki keeletronegatifan sebesar 3,0, maka perbedaan keelektronegatifan diantara
kedua unsur tersebut relatif besar, yaitu 2,1. Oleh karena itu, atom Natrium dan Chlor dapat
membentuk ikatan ion. Pada ikatan ion terjadi proses serah-terima elektron untuk mencapai
kestabilan. Sedangkan ikatan kovalen terjadi apabila terdapat dua unsur yang memiliki
perbedaan keelektronegatifan relatif kecil, yaitu kurang dari 1,7. Atom-atom yang memiliki
ikatan kovalen mencapai kestabilan dengan tidak melalui proses serah-terima elektron, tetapi
dengan pemakaian bersama satu pasangan elektron atau lebih. Ikatan kovalen ini terjadi antara
unsur non-logam dengan unsur non-logam. Contohnya adalah ikatan yang terjadi pada HCl.
Atom Cl memiliki keelektronegatifan sebesar 3,0 dan atom H memiliki keelektronegatifan
sebesar 2,1. Kedua atom tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan relatif kecil yaitu
sebesar 0,9.

Cl H

Atom Cl memiliki 7 elektron valensi pada kulit terluarnya, sehingga memerlukan 1


elektron untuk mencapai kestabilan. Sedangkan atom H memiliki 1 elektron pada kulit
terluarnya dan memerlukan 1 elektron untuk mencapai kestabilan. Sehingga atom Cl dan atom
H mencapai kestabilan dengan pemakaian elektron bersama.
Cl H

Berdasarkan pembentukannya, ikatan kovalen polar dapat dibedakan menjadi ikatan


kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan ikatan kovalen rangkap tiga. Ikatan kovalen
tunggal yaitu ikatan antara dua atom nonlogam atau lebih yang hanya memiliki 1 PEI atau
pasangan elektron ikatan. Contohnya adalah pada senyawa H₂O. Atom H memiliki
keelektronegatifan sebesar 2,1 dan atom O memiliki keelektronegatifan sebesar 3,5, sehingga
memiliki perbedaan keelektronegatifan sebesar 1,4. Atom O memiliki 6 elektron valensi dan
membutuhkan 2 elektron untuk stabil.

H O H

Ikatan kovalen rangkap dua yaitu ikatan antara dua atom nonlogam atau lebih yang
memiliki 2 pasang PEI atau pasangan elektron ikatan. Contohnya adalah senyawa CO₂. Atom
C memiliki keelektronegatifan sebesar 2,5 dan atom O memiliki keelektronegatifan sebesar
3,5, sehingga perbedaan keelektronegatifannya sebesar 1,0. Atom O memiliki 6 elektron
valensi dan membutuhkan 2 elektron untuk stabil, sedangkan atom C memiliki 4 elektron
valensi dan membutuhkan 4 elektron supaya stabil.

O C O

Ikatan kovalen rangkap tiga yaitu ikatan antara dua atom nonlogam atau lebih yang
memiliki 3 pasang PEI atau pasangan elektron ikatan. Contohnya adalah molekul N₂. Atom N
memiliki 5 elektron valensi, sehingga membutuhkan 3 elektron supaya stabil.

N N

Ikatan kovalen juga dapat dibedakan menjadi ikatan kovalen polar, ikatan kovalen
nonpolar, dan ikatan kovalen koordinasi. Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang terjadi antara
dua atom nonlogam atau lebih yang memiliki keelektronegatifan yang berbeda. Atom yang
memiliki keelektronegatifan lebih besar akan menarik atom yang memiliki keelektronegatifan
lebih kecil. Dimana keelektronegatifan merupakan kemampuan suatu atom untuk menarik
elektron dalam ikatan kovalen. Contoh dari ikatan kovalen polar yaitu ikatan yang terjadi antara
atom H dan atom Cl seperti pada contoh sebelumnya.

Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan yang terjadi antara dua atom nonlogam atau lebih
yang tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan, sehingga PEI atau pasangan elekttron
ikatannya tertarik sama kuat ke atom-atom yang berikatan. Contohnya adalah ikatan yang
terjadi antara molekul F₂. Dua atom O ini memiliki keelektronegatifan yang sama, yaitu sebesar
4,0. Atom F juga memiliki 7 elektron valensi, sehingga memerukan 1 elektron untuk stabil.

F F

Ikatan kovalen koordinasi terjadi ketika hanya ada salah satu atom yang bertindak
sebagai donor PEI untuk digunakan bersama. Contoh ikatan kovalen koordinasi adalah pada
senyawa SO₃. Atom S memiliki keelektronegatifan sebesar 2,5 dan atom O memiliki
keelektronegatifan sebesar 3,5, sehingga perbedaan keelektronegatifannya sebesar 1,0. Atom
S dan O sama-sama memiliki 6 elektron valensi, sehingga akan 1 atom S akan berikatan dengan
3 atom O untuk mencapai kestabilan.

Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen


Koordinasi Koordinasi
O S O

Senyawa kovalen memiliki sifat-sifat yang khas, yaitu :

1. Senyawa kovalen cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah daripada
senyawa ion. Karena senyawa kovalen memiliki gaya tarik menarik antar molekul yang
lemah.
2. Tidak banyak senyawa kovalen yang dapat larut dalam pelarut polar.
3. Senyawa kovalen polar mampu menghantarkan listrik, sedangkan senyawa kovalen
nonpolar sebagian besar tidak mampu untuk menghantarkan listrik baik dalam bentuk
padatan, leburan, atau larutannya.

Dalam kehidupan sehari-hari ikatan kovalen ini berperan penting. Contoh :

1. Air atau H₂O, digunakan oleh makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan mineralnya,
digunakan sebagai bahan pembuatan obat, dan lain-lain.
2. NH₃, dalam industri diolah menjadi pupuk urea, membuat baterai, dan pendingin dalam
pabrik es.
3. O₂, memegang peranan penting dalam kehidupan, yaitu untuk pernapasan makhluk hidup.
4. Nitrogen atau N₂, dalam industri penyulingan, pabrik petrokimia, dan tanker laut
menggunakan nitrogen (N₂) untuk tangki pembersihan peralatan dan pipa uap berbahaya.
5. Hidrogen atau H₂ dalam jumlah besar digunakan sebagai bahan baku dalam sintesis kimia
amonia, metanol, hidrogen peroksida, polimer, dan pelarut. Dalam penyulingan,
digunakan untuk menghapus belerang yang terkandung dalam minyak mentah.
6. Asam klorida atau HCl, dalam farmasi sering digunakan sebagai bahan obat penetralisir
asam lambung. HCl juga digunakan dalam pembuatan plastik PVC.
Daftar Pustaka

Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden. 1996. Dasar-Dasar Kimia Organik. Terjemahan : Dra.
Sukmariah Maun, Dra. Kamianti Anas & Dra. Tilda S. Sally. Jakarta : Binarupa Aksara.

Mc Murry, John, et al. 2010. Fundamentals of General, Organic and Biological Chemistry, 6th
ed. Boston : Pearston Education, Inc.

Carey, Francis A. and Robert M. Giuliano. 2010. Organic Chemistry, Eighth Edition. New
York : McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai