Anda di halaman 1dari 23

“PENERAPAN PERJANJIAN ELEKTRONIK DALAM PENGAJUAN

KREDIT TANPA ANGGUNAN (KTA) DI BANK OCBC NISP MELALUI

APLIKASI”.

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Hukum Perikatan

Tugas Individu

Dosen Dr. Urbanisasi, SH., SIP., MH., Dip. Th., CLA.CIL

Disusun oleh :

Shinta Jayanti Permatasari

217191017

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena dengan

segala kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang

“PENERAPAN PERJANJIAN ELEKTRONIK DALAM PENGAJUAN

KREDIT TANPA ANGGUNAN (KTA) DI BANK OCBC NISP MELALUI

SISTEM APLIKASI”. ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Urbanisasi, SH., SIP., MH.,

Dip. Th., CLA.CIL, selaku dosen pengampu yang telah memberikan ilmu kepada

Penulis. Tidak lupa Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah turut serta membantu menyumbangkan pikirannya.

Penulis sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat bagi para

pembaca terutama bagi teman-teman yang akan menjadi pejabat umum sehingga

mereka pun memiliki jalan keluar atas permasalahan yang tengah dihadapinya.

Penulis sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak agar

karya tulis ini bisa menjadi lebih sempurna.

Jakarta, 18 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................... .... 2

Daftar Isi............................................................................ .... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................. ..... 4

1.2 Perumusan Masalah... . . . ................................................... .... 5

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................... ...... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Transaksi Elektronik, Teknologi Informasi, Dokumen

Elektronik, Sistem Elektronik, dan Kontrak Elektronik............. 7

2.2 Pemberlakuan Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUH Perdata.......... 9

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Syarat Sah Perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata........... 14

3.2 Keabsahan Perjanjian Elektronik via Aplikasi OCBC Niaga... 16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan.................................................................. ...... 20

4.2 Saran................................................................................. ...... 22

Daftar Pustaka.......................................................................... ..... 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bentuk perkembangan dari hukum perjanjian adalah munculnya

kontrak elektronik (e-contract) yang diperkenalkan dalam UNCITRAL Model

Law on Electronic Commerce pada tahun 1996. Kemudian pada tahun 2008,

dengan diundangkannya Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11

Tahun 2008 dengan perubahan 19 Tahun 2016 (UU ITE) ketentuan tentang e-

contract diakui dalam hukum positif.1

Semakin berkembang pesatnya teknologi elektronik masa kini membuat

perubahan besar terhadap dunia, lahirnya berbagai macam teknologi

elektronik yang semakin maju telah banyak bermunculan. Berbagai kalangan telah

dimudahkan dalam mengakses suatu informasi melalui banyak cara, serta dapat

menikmati fasilitas dari teknologi elektronik dengan bebas dan terkendali.

Perkembangan teknologi elektronik saat ini memberikan peluang kepada

berbagai bidang usaha, salah satunya adalah di bidang perbankan. Masyarakat kini

dipermudah dengan perkembangan sistem elektronik, pelayanan perbankan yang

diberikan kepada nasabahnya seperti mobile banking, internet banking,

pembukaan rekening baru serta pengajuan kredit tanpa anggunan oleh nasabah

1
Bambang Pratama, Mengenal Kontrak Elektronik, Click-Wrap Agreement dan Tanda Tangan
Elektronik, (Binus University, 2017). Tersedia di https://business-
law.binus.ac.id/2017/03/31/mengenal-kontrak-elektronik-click-wrap-agreement-dan-tanda-
tangan-elektronik/ (20 November 2019).

4
juga dapat diakses melalui aplikasi yang disediakan oleh bank dalam bentuk

perjanjian elektronik.

Berdasarkan perkembangan sistem elektronik tentang penerapan perjanjian

elektronik dalam bidang perbankan, maka Penulis ingin menulis makalah yang

berjudul “PENERAPAN PERJANJIAN ELEKTRONIK DALAM

PENGAJUAN KREDIT TANPA ANGGUNAN (KTA) DI BANK OCBC

NISP MELALUI APLIKASI”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah penerapan perjanjian elektronik dalam pengajuan Kredit Tanpa

Anggunan (KTA) melalui aplikasi di bank OCBC NISP sudah memenuhi

Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata?

2. Bagaimana kebsahan perjanjian elektronik dalam pengajuan KTA di Bank

OCBC NISP jika ditinjau dari Undang-Undang Informasi dan Transaksi

Elektronik Nomor 11 tahun 2008 dan perubahannya Nomor 19 tahun

2016?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penerapan perjanjian elektronik dalam pengajuan

Kredit Tanpa Anggunan (KTA) melalui aplikasi bank sudah memenuhi

Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5
b. Untuk mengetahui kebsahan perjanjian elektronik pengajuan Kredit

Tanpa Anggunan (KTA) melalui aplikasi bank jika ditinjau dari

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 tahun

2008 dan perubahannya Nomor 19 tahun 2016.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

1) Untuk mengetahui penerapan perjanjian elektronik dalam

pengajuan Kredit Tanpa Anggunan (KTA) melalui aplikasi di

bank OCBC NISP apakah susah berdasarkan syarat syarat dalam

Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2) Untuk mengetahui kebsahan perjanjian elektronik pengajuan

Kredit Tanpa Anggunan (KTA) melalui aplikasi di Bank OCBC

NISP jika ditinjau dari Undang-Undang Informasi dan Transaksi

Elektronik Nomor 11 tahun 2008 dan perubahannya Nomor 19

tahun 2016.

b. Secara praktis

Secara praktis penulisan ini diharapkan akan menambah

pengetahuan masyarakat, praktisi, penulis, dosen dan mahasiswa

tentang penerapan perjanjian elektronik jika ditinjau dari Pasal 1320

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang

Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008 dan

perubahannya Nomor 19 Tahun 2016.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Transaksi Elektronik, Teknologi Informasi, Dokumen

Elektronik, Sistem Elektronik, dan Kontrak Elektronik.

Pengertian transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan

dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media

elektronik lainnya, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 2 UU ITE.

Pasal 1 angka 3 UU ITE mengartikan teknologi informasi adalah suatu

teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses,

mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.

Pasal 1 angka 4 UU ITE menjelaskan dokumen elektronik adalah setiap

informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau

disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau

sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui

komputer atau sistem elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,

suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka,

kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat

dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Sistem elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik

yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,

menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau

menyebarkan informasi elektronik (Pasal 1 angka 5 UU ITE).

7
Penyelenggaraan sistem elektronik adalah pemanfaatan sistem

elektronik oleh penyelenggara negara, orang, badan usaha, dan/atau

masyarakat. ( Pasal 1 angka 6 UU ITE).

Perjanjian yang dibuat dalam transaksi elektronik ini disebut juga dengan

kontrak elektronik yang artinya adalah perjanjian para pihak yang dibuat

melalui sistem elektronik (Pasal 1 angka 17 UU ITE). Edmon Makarim

mendefnisikan kontrak elektronik atau online contract sebagai perikatan

ataupun hubungan hukum yang dilakukan secara elektronik dengan

memadukan jaringan (networking) dari sistem informasi berbasiskan

komputer (computer cased information system) dengan sistem komunikasi

yang berdasarkan atas jaringan dan jasa telekomunikasi (telecommunication

based) yang selanjutnya difasilitasi oleh keberadaan komputer global internet

(network of network). Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa

kontrak elektronik atau e-contract adalah kontrak yang dilakukan oleh dua

pihak atau lebih dengan menggunakan media elektronik seperti komputer,

gadget, atau alat komunikasi lainnya melalui internet.2

Pasal 5 ayat (1) UU ITE menegaskan bahwa informasi elektronik

dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti

hukum yang sah, kemudian di ayat ke (2) menjelaskan bahwa informasi

elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana

dimaksud di atas merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan

hukum acara yang berlaku di indonesia. informasi elektronik dan/atau

2
Edmon Makarim , Pengantar Hukum Telematika: Suatu Kompilasi Kajian,( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), 254-255.

8
dokumen elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan sistem elektronik

sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang- undang ini.

2.2 Pemberlakuan Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUH Perdata

Prinsip dalam sebuah perjanjian dapat berjalan baik dengan

memperhatikan proses pengikatan dalam perjanjian tersebut serta memenuhi

syarat sahnya perjanjian yang tertuang dalam pasal 1320 KUHPerdata

menentukan empat syarat untuk sahnya suatu perjanjian, yaitu:

1) sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2) kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3) suatu hal tertentu;

4) suatu sebab yang diperkenankan.

Asas kepercayaan sangat penting dalam membuat kontrak, karena

kepercayaan dapat menimbulkan keyakinan bagi para pihak bahwa kontrak

akan dilaksanakan oleh para pihak yang membuat kontrak tersebut. Oleh

karena itu, para pihak terlebih dahulu harus menumbuhkan kepercayaan

diantara mereka, bahwa satu sama lain akan memenuhi janji yang disepakati

atau melaksanakan prestasinya dikemudian hari. Dengan kepercayaan, kedua

pihak mengikatkan dirinya kepada kontrak yang mempunyai kekuatan

mengikat sebagai Undang-undang sebagaimana ditentukan dalam pasal 1338

ayat (1) KUHPerdata.3

3
Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak, (Bandung: CV Mandar Maju, 2012), 100.

9
Perkembangan teknologi informasi disadari telah memberikan dampak

positif terhadap perkembangan hukum bisnis, terutama sejak

dikembangkannya internet (interconnection networking), yaitu suatu koneksi

antar jaringan komputer, yang dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas

bisnis, karena kontribusinya terhadap efisiensi, cepat, mudah dan praktis.

Internet yang merupakan implementasi dari transmission control

protocol/internet protocol (TCP/IP) telah memberikan kemudahan dalam

berkomunikasi secara lokal, regional, nasional, dan internasional tanpa

batasan geografis antar negara, termasuk komunikasi bisnis yang

mengarahkan terjadinya transaksi bisnis secara elektronik yang kemudian

dituangkan dalam perjanjian elektronik.4

Dengan adanya layanan jasa berupa layanan aplikasi perbankan yang

dapat secara cepat dapat dinikmati oleh calon nasabah maka segala layanan

yang diinginkan oleh calon nasabah dapat segera ditindak lanjuti dengan

secepat mungkin, sehingga Bank mampu memberikan pelayanan yang terbaik

dan tercepat bagi calon nasabah. Salah satu jenis implementasi teknologi

dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk

layanan bank adalah dengan menggunakan aplikasi untuk memasarkan

berbagai produk perbankan, baik dalam bentuk fisik maupun digital.

4
ibid, 238

10
BAB III

PEMBAHASAN

Asas kepercayaan sangat penting dalam membuat sebuah kontrak, karena

kepercayaan dapat menimbulkan keyakinan bagi para pihak bahwa kontrak akan

dilaksanakan oleh para pihak yang membuat kontrak tersebut. Oleh karena itu,

Bank harus terlebih dahulu harus menumbuhkan kepercayaan bagi calon

nasabahnya dalam hal menggunakan layanan perbankannya.

Dengan sifat e-contract yang seolah-olah fait acccompli maka pada

kondisi tertentu, jenis perjanjian ini tentunya bisa dikatakan sebagai klausula

baku, karena seolah-olah pihak penerima dihadapkan pada kondisi take it, or

leave it. Meski demikian, pihak yang ditawarkan tetap memiliki keleluasaan untuk

melakukan penolakan. Hal ini biasanya diatur di dalam sistem elektronik agar

seseorang tetap bisa melakukan pembatalan. Oleh memfasilitasi pilihan

pembatalan, biasanya disediakan pilihan „cancel‟ dan pilihan „kembali/back‟

selain pilihan ‘next/lanjutkan’. Dengan adanya pilihan pembatalan, maka

perjanjian yang ditawarkan akan terhindar dari unsur pemaksaan.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam click-wrap agreement adalah

penempatannya yang harus bisa di lihat secara jelas oleh pihak penerima

perjanjian (user). Selain itu, pihak yang menawarkan harus bisa memastikan

bahwa pihak penerima membaca ketentuan perjanjian yang ditawarkan. Lalu

muncul pertanyaan, bagaimana memastikan user membaca perjanjian itu? Secara

sistem, pihak yang menawarkan harus mengatur sistem elektroniknya sedemikian

11
rupa agar tidak bisa melakukan „click‟ sebelum ia membaca perjanjian yang

ditawarkan. Hal ini biasanya diatur dengan cara melakukan „scrolling‟ terhadap

dialogue box yang muncul pada sistem elektronik. Jika pihak yang menawarkan

tidak merancang sistemnya seperti di atas, maka perjanjian yang dibuat dapat

dibatalkan karena melanggar syarat subjektif.5

Calon nasabah wajib membaca dengan seksama isi dari perjanjian elektronik

baik dalam bentuk aplikasi maupun syarat dan ketentuan yang terlampir, sebab

seringkali nasabah menyesal ketika suatu kontrak yang dibuatnya bermasalah

dikemudian hari. Padahal, persoalan hukum tersebut timbul karena ketidak hati-

hatian pelaku bisnis ketika menyetujui kontrak tersebut. Umumnya, kesadaran

hukum baru terbangun ketika kontrak bermasalah. Padahal, pemahaman isi

kontrak saat kontrak tersebut dirancang merupakan suatu keharusan, bukan

setelah kontrak yang disepakati tersebut bermasalah.6

Berikut tahapan pengajuan Kredit Tanpa Anggunan (KTA) melalui aplikasi

OCBC NISP.

5
Bambang Pratama, op.,cit.
6
Muhammad Syaifuddin, op.cit., 1.

12
Gambar 1 Produk-Produk OCBC Gambar 2 Produk KTA Nyala Bisnis
NISP

Gambar 3 Persyaratan Dokumen Gambar 4 Persyaratan Dokumen

13
Gambar 5 Pengisian data informasi nasabah Gambar 6 verifikasi data calon nasabah

3.1 Syarat Sah Perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata

Pada saat calon nasabah melengkapi dokumen yang dipersyaratkan oleh

Bank pada saat mengajukan KTA maka mereka wajib menyetujui syarat dan

ketentuan yang ditentukan dalam aplikasi, ketika calon nasabah menyetujui

dengan mengklik pilihan lanjutan (lihat Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6)

maka dinyatakan telah sepakat mengikatkan dirinya pada perjanjian

elektronik ini.

Bagi calon nasabah yang ingin mengajukan KTA secara elektronik, dari

pihak bank akan meminta untuk meng-upload dokumen salah satunya

adalah Kartu Tanda Penduduk (Gambar 3 dan Gambar 4) di sana akan

14
dilihat identitas calon nasabah, apakah umurnya sudah cukup umur atau

tidak, apabila calon nasabah belum cukup umur maka calon nasabah itu

belum cakap secara hukum, karena berdasarkan Pasal 1320 ayat 2 setiap

orang harus cakap untuk melakukan perbuatan hukum yang salah satu

syaratnya harus berusia dewasa, berdasarkan pra syarat dari Bank OCBC

yang dapat mengajukan kredit adalah Warga Negara Indonesia yang berusia

21 tahun sampai dengan 55 tahun untuk karyawan, kemudian untuk

pengusaha atau professional yaitu 21 tahun hingga 70 tahun, syarat tersebut

merupakan pemenuhan salah satu syarat subjektif yaitu para pihak cakap

untuk membuat suatu perikatan.

Pasal 1320 ayat (3) mengatur tentang suatu hal tertentu, dalam hal ini

pihak calon nasabah ingin mengajukan KTA pada Bank OCBC NISP, oleh

karena itu terdapat objek yang diperjanjian berupa peminjaman uang dengan

syarat – syarat yang ditentukan oleh pihak Bank.

Maksud dan tujuan dari pengajuan KTA oleh calon nasabah tidak boleh

bertentangan dengan Pasal 1320 ayat (4) yaitu tentang suatu sebab yang

halal, hal ini artinya calon nasabah tidak boleh mempergunakan atau tidak

bermaksud melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Apabila syarat syarat dalam Pasal 1320 KUH Perdata tidak terpenuhi

maka:

1. Perjanjian dapat dibatalkan, apabila tidak memenuhi syarat subjektif

yaitu ayat 1 dan ayat 2 Pasal ini.

15
2. Perjanjian batal demi hukum, apabila tidak memenuhi syarat objektif

yaitu ayat 3 dan ayat 4 Pasal ini.

3.2 Keabsahan Perjanjian Elektronik via Aplikasi OCBC Niaga

Suatu kontrak timbul berdasarkan apa yang oleh para pihak dapat

disimpulkan dari pernyataan atau perbuatan mereka berkaitan dengan

maksud dan tujuan (kehendak) yang bertimbal balik serta dari akibat-akibat

hukum yang dapat dipertanggungjawabkan kepada para pihak sebagai

akibat dari perbuatan mereka tersebut. Asas kepercayaan sangat penting

dalam membuat kontrak, karena kepercayaan dapat menimbulkan keyakinan

bagi para pihak bahwa kontrak akan dilaksanakan oleh para pihak yang

membuat kontrak tersebut. Oleh karena itu, para pihak terlebih dahulu harus

menumbuhkan kepercayaan diantara mereka, bahwa satu sama lain akan

memenuhi janji yang disepakati atau melaksanakan prestasinya dikemudian

hari. Dengan kepercayaan, kedua pihak mengikatkan dirinya kepada kontrak

yang mempunyai kekuatan mengikat sebagai Undang-undang sebagaimana

ditentukan dalam pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.

Calon nasabah yang telah menyetujui dengan mengklik pilihan lanjutan

(gambar 4, gambar 5, dan gambar 6) dan meng-upload dokumen elektronik

yang dipersyaratkan serta telah memverifikasi (gambar 6) berarti telah

sepakat pada kontrak elektronik yang disediakan oleh Bank OCBC Niaga,

sebagaimana yang diatur pada Pasal 1 angka 17 UU ITE tentang kontrak

Elektronik dimana perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem

16
Elektronik. Maka disaat itu juga perjanjian elektronik antara Bank dan

nasabah mulai berlaku.

Transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak elektronik

mengikat para pihak, dalam hal ini calon nasabah yang setuju dalam kontrak

elektronik dapat dilihat dari gambar 6 di atas, ketika kode verifikasi telah

dimasukkan di dalam aplikasi hal ini berarti calon nasabah telah sepakat

untuk mengikatkan diri dalam kontrak elektronik.

Keabsahan suatu kontrak bergantung pada terpenuhinya syarat-syarat

kontrak. Apabila syarat-syarat pembentukan kontrak telah terpenuhi,

kontrak dapat dinyatakan sah. Namun, dalam konteks kontrak elektronik,

permasalahan menjadi lebih rumit karena kontrak elektronik diantaranya

dibentuk tanpa ada pertemuan langsung diantara para pihak dan tanpa

menggunakan dokumen-dokumen berbasis kertas. Oleh karena itu,

kemudian munculah permasalahan tentang keabsahan dan keautentikan

dokumen elektronik yang dipergunakan dalam membentuk kontrak

elektronik. Permasalahan tersebut berkaitan erat dengan wujud dokumen

dan tanda tangan elektronik yang cenderung untuk tidak tertulis langsung di

atas kertas tetapi lebih bersifat abstrak (intangible).7

Syarat dan ketentuan fitur yang ditentukan oleh Bank OCBC NISP

salah satunya sebagai berikut

1. Instruksi Nasabah atau kuasanya yang disampaikan melalui sarana

elektronik adalah sah dan mengikat dan berlaku sebagai bukti yang

7
M. Arsyad Sanusi, Hukum Teknologi & Informasi, (Jakarta: Tim Kemas Buku, 2005), 79

17
sah dan sempurna serta mempunyai kekuatan hukum yang sama

dengan perintah/Instruksi tertulis yang ditandatangani oleh

Nasabah.

2. Nasabah menyadari dan setuju bahwa atas setiap Instruksi Nasabah

atau kuasanya yang disampaikan melalui sarana elektronik yang

diatur dalam Syarat dan Ketentuan ini, Bank tidak bertanggung

jawab dan akan bertindak berdasarkan itikad baik menjalankan

Instruksi tersebut. Bank tidak berkewajiban untuk melakukan

pemeriksaan lebih lanjut apapun atas setiap Instruksi yang diterima

oleh Bank.

3. Nasabah dengan ini mengesahkan, menjamin serta menerima

tanggung jawab secara penuh untuk setiap Instruksi yang

disampaikan melalui sarana elektronik yang diberikan oleh

Nasabah kepada Bank atau diterima oleh Bank, baik Instruksi

tersebut diberikan oleh Nasabah maupun orang yang dianggap

diberi kewenangan oleh Nasabah.

Kelebihan dari sistem aplikasi ini adalah nasabah tidak perlu hadir ke

Bank untuk mengajukan pendaftaran produk dalam hal ini KTA, tetapi

dapat dilakukan dimana saja asalkan dokumen yang diperlukan lengkap.

Kekurangan dari aplikasi ini adalah tingkat keamanannya sulit untuk

dikendalikan, sebab syarat yang diperlukan untuk mengajukan KTA (nyala

bisnis) yaitu berupa dokumen elektronik dan kode verifikasi kode melalui

nomor ponsel yang terdaftar. Oleh karena ini perlu tingkat kewaspadaan

18
yang tinggi agar dokumen-dokumen (gambar 4) tidak disalahgunakan oleh

pihak yang tidak berkepentingan sebab Bank tidak akan bertanggung jawab

apabila terjadi penyimpangan dalam proses pengaplikasian layanan

dikarenakan berdasarkan syarat dan ketentuan Bank tidak berkewajiban

untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut apapun atas setiap Instruksi yang

diterima oleh Bank.

19
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan adanya layanan jasa berupa sistem aplikasi yang dapat secara cepat

dapat dinikmati oleh calon nasabah, segala layanan yang diinginkan oleh calon

nasabah dapat segera ditindak lanjuti dengan secepat mungkin, sehingga Bank

tersebut mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tercepat bagi calon

nasabah. Pihak-pihak yang mengadakan perjanjian juga perlu memperhatikan

tentang syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata.

Maupun harus sesuai dengan peraturan dalam UU ITE. Apabila syarat syarat

dalam Pasal 1320 KUH Perdata tidak terpenuhi maka akibat hukumnya

perjanjian tersebut dapat dibatalkan, karena tidak memenuhi syarat subjektif yaitu

ayat 1 dan ayat 2 Pasal ini. Kemudian apabila ayat 3 dan ayat 4 Pasal ini tidak

dipenuhi maka perjanjian batal demi hukum karena tidak memenuhi syarat

objektif.

Perjanjian yang dibuat antara Bank dan Calon nasabah KTA pada umumnya

merupakan perjanjian baku. Agar kontrak elektronik antara nasabah bank dan

Bank OCBC dapat berjalan dengan baik maka harus dibuat berdasarkan aturan

perundang-undangan, Bank sebagai pihak yang menawarkan layanan harus

merancang sistem aplikasinya dengan memberikan pilihan pembatalan, jika tidak

maka perjanjian yang ditawarkan memiliki unsur pemaksaan , dan perjanjian yang

dibuat dapat dibatalkan karena melanggar syarat subjektif.

20
Calon nasabah yang telah menyetujui dan telah memverifikasi data di aplikasi

berarti telah sepakat pada kontrak elektronik yang disediakan oleh Bank OCBC

Niaga, sebagaimana yang diatur pada Pasal 1 angka 17 UU ITE tentang kontrak

Elektronik dimana perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik,

maka disaat itu juga perjanjian elektronik antara Bank dan nasabah mulai berlaku.

Aplikasi perbankan ini perlu ditingkatkan keamanannya, sebab syarat yang

diperlukan untuk mengajukan KTA (nyala bisnis) yaitu berupa dokumen

elektronik dan kode verifikasi kode melalui nomor ponsel yang terdaftar dan

persetujuan pada kontrak hanya sejauh “klik” pilihan. Oleh karena ini perlu

tingkat kewaspadaan yang tinggi agar dokumen-dokumen dan persetujuan

(gambar 4 dan gambar 5) tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak

berkepentingan sebab Bank tidak akan bertanggung jawab apabila terjadi

kesalahan/kelalaian dalam proses pengaplikasian layanan dikarenakan

berdasarkan syarat dan ketentuan Bank tidak berkewajiban untuk melakukan

pemeriksaan lebih lanjut apapun atas setiap Instruksi yang diterima oleh Bank.

B. Saran

1. Peningkatan sistem keamanan oleh OJK bagi konsumen (nasabah) harus lebih

diperhatikan, karena pengajuan KTA atau layanan perbankan tanpa

pertemuan fisik dikhawatirkan disalahgunakan oleh orang lain.

2. Perjanjian Elektronik perbankan pada umumnya merupakan perjanjian baku,

sehingga seringkali nasabah tidak dapat melakukan bernegosiasi dalam

membuat perjanjian. Terkadang syarat dan ketentuan Bank memberatkan

21
nasabah. Diharapkan kepada pemerintah dapat memberikan perhatian kepada

nasabah yang dirugikan akibat dari perjanjian baku yang dibuat oleh Bank.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Makarim, Edmon. Pengantar Hukum Telematika: Suatu Kompilasi Kajian,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Sanusi, M. Arsyad. Hukum Teknologi & Informasi, Jakarta: Tim Kemas Buku,

2005.

Syaifuddin, Muhammad. Hukum Kontrak, Bandung: CV Mandar Maju, 2012.

Sumber Informasi Via Internet

Pratama, Bambang. Mengenal Kontrak Elektronik, Click-Wrap Agreement dan

Tanda Tangan Elektronik, (Binus University, 2017). Tersedia di

https://business-law.binus.ac.id/2017/03/31/mengenal-kontrak-elektronik-

click-wrap-agreement-dan-tanda-tangan-elektronik/ (20 November 2019).

23

Anda mungkin juga menyukai