(Zufialdi Zakaria)
Zufialdi Zakaria
Laboratorium Geologi Teknik, FTG – UNPAD
ABSTRACT
Area of Cianjur Regency is represent the part of west Indonesian tectonic. Regional of west Indonesian
tectonics is influenced by two plate, that is Indo-Australa and Eurasia, with plate boundary
characteristic is Java Trench at south Java. Regional of Cianjur Regency have potency of geological
hazard which need to attention from possibility of tsunami in south coast Java, until possibility of
volcano eruption (Mt. Gede) in north region. Early warning system is required to various geology
disaster referring to various project or activity which have developed or will expand.
Keywords : tectonis, geological hazard, early warning system
ABSTRAK
Daerah Kabupaten Cianjur merupakan bagian dari tektonik Indonesia Bagian Barat. Wilayah tektonik
Indonesia Bagian Barat dipengaruhi oleh dua lempeng yaitu Indo-Australa dan Eurasia, dengan ciri
batas lempeng yaitu parit yang sangat dalam (trench) di selatan Pulau Jawa.
Wilayah Kabupaten Cianjur mempunyai potensi kebencanaan geologi yang perlu diperhatikan mulai dari
kemungkinan tsunami di pantai selatan sampai kemungkinan letusan gunung api (Gunung Gede) di
wilayah utara.
Sistem peringatan dini diperlukan untuk berbagai potensi kebencanaan geologi sehubungan dengan
berbagai kegiatan atau proyek yang sudah ataupun akan berkembang.
Kata kunci : tektonik, kebencanaan geologi, sistem peringatan dini
44
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 6, Nomor 1, Agustus 2008: 44-58
nya. Faktor penyebab utamanya bisa ketahui pula untuk melakukan sta-
faktor internal dari material yang bilisasi, yaitu menghilangkan atau
terkena bencana atau faktor eksternal mengurangi faktor-faktor negatif
di luar material yang terkena bencana sebagai kendala bagi pegembangan
atau dua faktor tersebut ikut wilayah, sekaligus memaksimalkan
berperan. atau meningkatkan faktor-faktor posi-
Proses utama yang terlibat bisa tif atau pendukung bagi pengem-
berupa proses endogen (kegiatan bangan wilayah tersebut.
atau gaya-gaya yang berkerja dari Upaya untuk mengurangi atau
dalam bumi, misalnya kegiatan tek- menghilangkan dampak akibat
tonik yang menyebabkan gempa, bencana disebut sebagai mitigasi. Se-
patahan dan/atau letusan gunungapi), cara umum manfaat dari mempelajari
bisa pula berupa proses eksogen kebencanaan geologi adalah untuk
(kegiatan atau gaya-gaya yang mitigasi bencana geologi.
bekerja dari luar bumi, seperti
pelapukan fisika maupun kimia, erosi, Kebencanaan Geologi akibat
abrasi, iklim, dll.). aktivitas tektonik
Kebencanaan geologi terjadi aki-
Daerah-daerah dengan risiko dan
bat proses endogen maupun proses
kebencanaan geologi yang berhu-
eksogen terhadap suatu kondisi geo-
bungan dengan tektonik adalah
logi pada suatu waktu tertentu. Jenis
daerah yang mempunyai potensi ke-
kebencanaan dan intensitas kerusak-
bencanaan alamiah yang berhubung-
an akibat bencana yang timbul sangat
an dengan kondisi setempat. Bebera-
dipengaruhi oleh proses terjadinya
pa kebencanaan geologi yang meli-
bencana, material geologi (batuan
batkan aktivitas tektonik adalah gem-
dan tanah) yang terlibat, kerusakan
pa, tsunami, letusan gunungapi,
infrastruktur yang terkena bencana
gerakan tanah. Aktivitas tektonik
dan waktu kebencanaan berlangsung.
tersebut berkaitan pergerakan lem-
peng-lempeng kulit bumi atau per-
Manfaat mempelajari
geseran sesar-sesar aktif.
kebencanaan geologi
Kebencanaan (hazard) didefinisi-
kan sebagai suatu kondisi atau situasi IDENTIFIKASI KEBENCANAAN
yang memiliki potensi menimbulkan
atau menambah kerusakan, korban a) Gerakan Tanah
jiwa, atau kerugian lain yang ditim-
Kabupaten Cianjur memiliki poten-
bulkannya, baik terhadap manusia,
si bencana, sebagian wilayahnya me-
harta-benda, maupun lingkungan.
rupakan wilayah yang rawan bencana
Risiko (risk) mempunyai pengertian
berupa gerakan tanah, gempa, letus-
sebagai pengaruh yang dikombinasi-
an gunung api dan tsunami. Kabu-
kan antara kemungkinan terjadinya
paten Cianjur menempati peringkat
suatu peristiwa yang tidak diinginkan
teratas daerah yang memiliki kera-
dengan ukuran (besar/kecil) peristiwa
wanan terhadap gerakan tanah atau
itu.
longsor pada musim penghujan.
Kebencanaan geologi perlu diketa-
Beberapa titik yang memiliki kera-
hui untuk pemilihan alternatif terha-
wanan longsor cukup tinggi di Kabu-
dap wilayah-wilayah yang akan di-
paten Cianjur antara lain di kawasan
kembangkan, terutama untuk me-
Kadupandak, Pacet Utara, Pagelaran,
netapkan wilayah-wilayah yang meru-
Cibinong, Cibeber, Cugenang, Suka-
pakan limitasi atau pembatas (daerah
resmi, Bojongpicung, Mande Barat,
dengan tingkat kualitas kebencanaan
Argabinta, Naringgul, Campaka Timur,
tinggi sehingga perlu dihindari). Se-
Cidaun, Cikalongkulon dan Tanggeng.
lain itu kebencanaan geologi perlu di-
Beberapa kawasan yang menjadi
46
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 6, Nomor 1, Agustus 2008: 44-58
pengawasan dan perhatian khusus dengan nilai F < 1,07, longsor biasa
PVMBG adalah kawasan Ciloto Cianjur terjadi, maknanya lereng rawan
dimana tebing di sana mengancam longsor atau relatif labil; b) Pada
jalur utama Bandung - Cianjur – lereng dengan nilai F antara 1,07 s.d.
Bogor (http://siaga-bencana.com/ 1,25, longsor pernah terjadi, makna-
2007/10/22/di-wilayah-jabar-cianjur- nya lereng kritis atau relatif rawan
paling-rawan-longsor/). longsor; c) Pada lereng dengan nilai F
Tahun 2008 ini, sebanyak 126 > 1,25, longsor jarang terjadi,
desa di 19 dari 30 kecamatan di maknanya lereng relatif stabil. Besar
Kabupaten Cianjur rawan bencana nilai F dapat diakibatkan oleh kekuat-
longsor, banjir dan gerakan tanah, an menahan yang menurun atau/dan
terutama pada musim penghujan kali kekuatan mendorong yang bertam-
ini. Gerakan tanah terjadi di Kecamat- bah.
an Takokak, Kab. Cianjur, Jawa Barat, Kekuatan menahan dari tubuh
pada hari Selasa 29 Januari 2008 . lereng dapat menurun akibat kenaik-
kemudian terjadi pula di Kec. an kadar air tanah. Kadar air tanah
Pagelaran Kab. Cianjur, Jawa Barat, meningkat akibat meningkatnya curah
pada hari Minggu, 16 Maret 2008. hujan. Pada beberapa kasus longsor
(http://www.bgl.esdm.go.id). Pada yang terjadi, hujan sering sebagai
bulan Maret 2008 akibat dipicu oleh pemicu karena hujan meningkatkan
hujan deras, sebanyak 15 lokasi kadar air tanah yang menyebabkan
mengalami bencana tanah longsor kondisi fisik/mekanik material tubuh
dan air meluap. Dilaporkan dua warga lereng berubah. Kenaikan kadar air
tewas,dan ratusan hektare sawah dan akan memperlemah sifat fisik-
ladang hancur tergenang banjir. mekanik tanah dan menurunkan
(http://www.seputar-indonesia.com) Faktor Kemanan lereng (Hirnawan &
/edisicetak/jawa-barat/19-kecamat- Zakaria, 1991). Kekuatan menahan
an-rawan-bencana.htm). dapat menurun pula akibat sudut
Jenis dan material maupun gerak- lereng curam atau tinggi lereng
an kecepatan material melongsor bertambah akibat erosi maupun
(jatuh atau merayap) menyebabkan akibat pemangkasan (cut) maupun
longsoran terdiri atas berbagai jenis. penimbunan (fill) lereng. Pada ke-
Gerak longsor dipengaruhi oleh peran jadian di beberapa tempat, gempa
gravitasi. Longsoran yang terjadi pada seringkali menyebabkan Faktor Ke-
dua jenis material (misalnya material amanan lereng menurun, sehingga
kedap seperti lempung dan material longsor timbul. Getaran pada jalan
poros seperti pasir atau lanau) raya di lereng rawan longsor dapat
menyebabkan longsoran melalui pula menurunkan Faktor Keamanan
bidang batas keduanya yang ber- Lereng.
tindak sebagai bidang lemah. Pada Penambahan beban di bagian atas
bidang lemah tersebut material di tubuh lereng, seperti pembangunan
atasnya akan jatuh. Bidang lemah perumahan (villa) di puncak-puncak
tersebut dikenal sebagai bidang atau tepi lereng, seringkali menye-
gelincir. babkan kekuatan mendorong bertam-
Secara umum keamanan suatu le- bah sehingga Faktor Keamanan me-
reng sangat dipengaruhi oleh perban- nurun.
dingan kekuatan yang menahan dan Perlu pula perhatian pada bebe-
kekuatan mendorong dari tubuh rapa daerah dengan kondisi tertentu
lereng tersebut. Secara umum per- misalnya: daerah dilalui zona
bandingan tersebut dikenal sebagai patahan, daerah jalur gempa, daerah
Faktor Keamanan (F). Secara umum berbatuan lepas-lepas, daerah erosi
nilai F (Faktor Keamanan) dan mak- kuat, daerah perbukitan batulempung
nanya diberikan oleh Bowles (1989) dan lapukannya, maupun daerah
sebagai berikut: a) Pada lereng perbukitan dengan tanah residu yang
47
Identifikasi kebencanaan geologi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
(Zufialdi Zakaria)
48
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 6, Nomor 1, Agustus 2008: 44-58
49
Identifikasi kebencanaan geologi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
(Zufialdi Zakaria)
50
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 6, Nomor 1, Agustus 2008: 44-58
52
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 6, Nomor 1, Agustus 2008: 44-56
Sumber lain:
http://siaga-bencana.com/2007/10/22/di-wilayah-jabar-cianjur-paling-rawan-
longsor/.
http://www.bgl.esdm.go.id
http://www.seputar-indonesia.com)/edisicetak/jawa-barat/19-kecamatan-rawan-
bencana.htm
http://www.vsi.esdm.go.id/gunungapiIndonesia/gede/bahaya.html
http://catros.wordpress.com/2007/05/02/sejarah-letusan-gunung-gede/
http://pub.garut.go.id/pub/news/detail/1800-pvmbg-waspadai-g-gede-guntur.html
--> situs_resmi_garut.htm
http://www.bakornaspbp.go.id/html/laporan.php?page=90&per_page=10
http://www.bakornaspbp.go.id/html/cari_laporan.php
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2004/04/23/brk,20040423 -
24,id.html
www.sinarharapan.co.id/berita/0705/22/nus03.html
http://portal.vsi.esdm.go.id/joomla/
53
Identifikasi kebencanaan geologi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
(Zufialdi Zakaria)
Gambar 1. Rekonstruksi lempeng tektonik Indonesia (Hall, 1995)
54
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 6, Nomor 1, Agustus 2008: 44-58
Gambar 2. Peta sismisitas Pulau Jawa berdasarkan data gempa dari NEIC –USGS
1973-2007 (Natawidjaja, D.H., 2007)
BENCANA
GEOLOGI
KERUSAKAN
SIAP SIAGA INFRASTRUKTUR
PENANGGULANGAN
SISTEM
PERINGATAN
DINI REHABILITASI &
REKONSTRUKSI
MITIGASI
55
Identifikasi kebencanaan geologi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
(Zufialdi Zakaria)
Tabel 1.
Jenis peta geologi teknik menurut UNESCO (Dearmant, 1991) yang dapat
dianalogikan untuk peta resiko dan kebencanaan geologi sesuai kondisi dan
keperluan yang dapat dikembangkan untuk Peta Bahaya Gunungapi, Peta
Longsoran, Peta Gerakan Tanah, Peta Wilayah Banjir, Peta Rawan Gempa, dll.
(Zakaria, 2004).
56