BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hemofilia PDF
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hemofilia PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hemofilia
dari bahasa Yunani, yaitu haima yang artinya darah dan philein yang artinya
mencintai atau suka. Walaupun sebenarnya maknanya tidak sesuai, namun kata
abad kedua oleh Kerajaan Babilonia.2 Namun baru pada abad ke 18 dilaporkan
adanya kemungkinan basis genetik untuk kelainan perdarahan ini dan mulai tahun
1950an transfusi fresh frozen plasma (FFP) digunakan. Pada tahun 1980an teknik
rekombinan DNA untuk menproduksi faktor VIII (F VIII) dan faktor IX (F IX)
mulai diterapkan.1
resesif berdasarkan hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit
ini terjadi akibat kelainan sintesis salah satu faktor pembekuan, dimana pada
yang bersangkutan.5
2.2. Epidemiologi
000 penduduk untuk hemofilia A dan 1 dalam 50 000 penduduk untuk hemofilia
B.1
(WFH) pada tahun 2010, terdapat 257 182 penderita kelainan perdarahan di
seluruh dunia, di antaranya dijumpai 125 049 penderita hemofilia A dan 25 160
perdarahan yang kedua terbanyak dalam survei ini setelah hemofilia yaitu sebesar
39.9%.11
2.3. Patofisiologi
darah, pembatasan bekuan darah pada tempat cedera oleh regulasi antikoagulan,
pembuluh darah.12
granul yang berada di dalam trombosit dan menyebabkan agregasi trombosit dan
perekrutan trombosit lebih lanjut. Cedera pada pembuluh darah juga melepaskan
kaskade pembekuan darah dan menghasilkan fibrin. Selanjutnya bekuan fibrin dan
Kaskade pembekuan darah klasik diajukan oleh Davie dan Ratnoff pada
tahun 1950an dapat dilihat pada Gambar 1. Kaskade ini menggambarkan jalur
kelemahan, kaskade ini masih dipakai untuk menerangkan uji koagulasi yang
pembentukan bekuan darah terlambat dan tidak stabil. Oleh karena itu penderita
hemofilia tidak berdarah lebih cepat, hanya perdarahan sulit berhenti. Pada
perdarahan dalam ruang tertutup seperti dalam sendi, proses perdarahan terhenti
akibat efek tamponade. Namun pada luka yang terbuka dimana efek tamponade
tidak ada, perdarahan masif dapat terjadi. Bekuan darah yang terbentuk tidak kuat
dan perdarahan ulang dapat terjadi akibat proses fibrinolisis alami atau trauma
ringan.13
Defisit F VIII dan F IX ini disebabkan oleh mutasi pada gen F8 dan F9.
gen F9 terletak di regio Xq27.2,14 Terdapat lebih dari 2500 jenis mutasi yang dapat
terjadi, namun inversi 22 dari gen F8 merupakan mutasi yang paling banyak
ditemukan yaitu sekitar 50% penderita hemofilia A yang berat. Mutasi gen F8 dan
F9 ini diturunkan secara x-linked resesif sehingga anak laki-laki atau kaum pria
dari pihak ibu yang menderita kelainan ini. Pada sepertiga kasus mutasi spontan
dapat terjadi sehingga tidak dijumpai adanya riwayat keluarga penderita hemofilia
sukar berhenti. Secara klinis hemofilia dapat dibagi menjadi hemofilia ringan
(konsentrasi FVIII dan F IX 0.01-0.5 IU/mL atau 1-5%) dan hemofilia berat
perdarahan terjadi setelah trauma berat atau operasi,. Pada hemofilia sedang,
perdarahan spontan dapat terjadi atau dengan trauma ringan. Sedangkan pada
Perdarahan dapat mulai terjadi semasa janin atau pada proses persalinan.
Umumnya penderita hemofilia berat perdarahan sudah mulai terjadi pada usia di
bawah 1 tahun. Perdarahan dapat terjadi di mukosa mulut, gusi, hidung, saluran
kemih, sendi lutut, pergelangan kaki dan siku tangan, otot iliospoas, betis dan
lengan bawah. Perdarahan di dalam otak, leher atau tenggorokan dan saluran
laboratorium. Anamnesis diarahkan pada riwayat mudah timbul lebam sejak usia
dini, perdarahan yang sukar berhenti setelah suatu tindakan, trauma ringan atau
spontan, atau perdarahan sendi dan otot. Riwayat keluarga dengan gangguan
perdarahan terutama saudara laki-laki atau dari pihak ibu juga mendukung ke arah
hemofilia.15
hemofilia A dan B. Darah rutin biasanya normal, sedangkan masa pembekuan dan
Secara klinis, hemofilia A tidak dapat dibedakan dengan hemofilia B, oleh karena
kadar F VIII yang bisa di bawah normal, analisis mutasi gen hemofilia atau rasio
F VIII dengan antigen faktor von Willebrand (FVIII/vWF:Ag ratio) yang kurang
faktor koagulasi lain seperti FV, FVII, FX, FXI, atau fibrinogen, atau kelainan
2.5. Tatalaksana
hemofilia B, perawatan dan rehabilitasi terutama bila ada sendi, edukasi dan
Bila terjadi perdarahan akut terutama daerah sendi, maka tindakan RICE
dimana untuk perdarahan sendi, otot, mukosa mulut dan hidung kadar 30-50%
susunan saraf pusat maupun trauma dan tindakan operasi dianjurkan kadar 60-
100%.15
Untuk pencabutan gigi atau epistaksis, diberikan selama 2-5 hari, sedangkan
operasi atau laserasi luas diberikan 7-14 hari. Untuk rehabilitasi seperti pada
Aspirin dan obat antiinflamasi non steroid harus dihindari karena dapat
mengganggu hemostasis.4,15
sendi. WHO dan WFH merekomendasikan profilaksis primer dimulai pada usia 1-
Malmö yang pertama kali dikembangkan di Swedia yaitu pemberian F VIII 20-40
U/kg selang sehari minimal 3 hari per minggu atau F IX 20-40 U/kg dua kali per
minggu.1,17
untuk hemofilia berat. Mekanisme kerja sampai saat ini masih belum jelas, diduga
peralatan pelindung yang sesuai untuk olahraga, menghindari olahraga berat atau
kontak fisik. Berat badan harus dijaga terutama bila ada kelainan sendi karena
berat badan yang berlebih memperberat arthritis.15,18 Kebersihan mulut dan gigi
merupakan hal yang terpadu dalam tatalaksana hemofilia. Konseling genetik perlu
itu sendiri, terapi dan prognosis, pola keturunan, deteksi pembawa sifat dan
hemofilia pada janin dapat dilakukan terutama bila jenis mutasi gen sudah
diketahui. Sampel dapat diperoleh melalui tindakan sampling villus khorionik atau
amnionsintesis.1,5
Sampai sekarang masih belum jelas mengapa perdarahan sendi atau hemarthrosis
sering terjadi pada penderita hemofilia, namun diduga bahwa hal ini disebabkan
mudah terjadi. Darah dan deposit besi dalam sendi mengiritasi sinovium dan
setan. Sendi yang mengalami perdarahan berulang ini disebut sebagai sendi target.
Hasil akhirnya adalah suatu arthropati hemofilik dimana sendi menjadi kaku,
serta hipotrofi otot yang berdekatan. Cacat sendi ini merupakan salah satu
hemofilia disebabkan oleh perdarahan ini, terutama di usia balita dimana 11 dari
kematian 30%.2
Perdarahan otot terutama terjadi di otot paha, betis, dinding perut bagian
posterior dan bokong. Tekanan akibat perdarahan otot ini dapat mengakibatkan
darah dan faktor pengganti merupakan masalah besar terutama pada tahun 1980
an. Upaya penapisan yang lebih baik saat ini telah sangat mengurangi risiko
rekombinan DNA.4,5
Pembentukan antibodi atau inhibitor F VIII dapat timbul pada sekitar 20%
penderita hemofilia A. Adanya inhibitor ini perlu dicurigai bila seorang penderita
pengganti dengan dosis yang cukup. Dalam hal ini dosis F VIII harus dinaikkan
usia 35, 55 dan 75 tahun adalah 89%, 68% dan 23%, dengan median usia harapan
hidup 63 tahun. Untuk penderita hemofilia sedang harapan hidup untuk kategori
usia yang sama adalah 96%, 88% dan 49% dengan median usia harapan hidup 75
tahun. Sebagai perbandingan harapan hidup rerata pria di Inggris adalah 97%,
tertentu dan hal ini sangat dipengaruhi oleh kerusakan sendi yang banyak dialami
trauma ringan di sendi dan otot pada penderita hemofilia mengakibatkan kelainan
sendi kronis dan kecacatan. Meski dengan kemajuan tatalaksana hemofilia dan
di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Namun regimen profilaksis ini sangat mahal
dimana faktor pengganti diberikan tiga kali dalam seminggu selama bertahun-
tahun.6,10
lainnya. Penyakit yang langka seperti hemofilia sering kali terabaikan akibat
hemofilia di negara yang sedang berkembang hampir selalu terjadi. Studi di India
menunjukkan bahwa hanya 9 dari 148 orang penderita hemofilia yang bebas
dapat dioptimalisasi.7
tahun 1950an dengan pemeriksaan radiologis terutama pada sendi lutut, siku dan
pergelangan kaki. Skor radiologis oleh Petersson diadopsi oleh WFH menjadi
pemeriksaan radiologis ini tidak sensitif pada sendi dengan kerusakan minimal
pada MRI atau skor radiologis dengan fungsional sendi dan muskuloskeletal
berdasarkan klinis, antara lain Physical Examination (PE) scale oleh badan WFH.
wasting, instabilitas dan deformitas aksial pada 6 sendi utama. Kekurangan skala
ini adalah kurang akurat di kalangan anak dan tidak menilai kekuatan otot.6
Outcome Study (SF 36) untuk penyakit secara general, Western Ontario McMaster
untuk penderita hemofilia sendiri instrumen yang dapat digunakan antara lain
aktivitas yang dinilai dapat dilihat di Tabel 2.1. Aktivitas-aktivitas ini merupakan
sehari-hari penderita.8,9
Berpakaian
Ada 7 kategori aktivitas yang dinilai dalam instrument ini. Tiap kategori
diberi nilai 1 sampai 4 menurut kemampuan penderita. Nilai 1 bila penderita tidak
mampu melakukan aktivitas atau perlu bantuan penuh. Nilai 2 bila penderita
bantuan namun dengan rasa ketidaknyamanan atau nyeri. Nilai 4 bila penderita
yang baik (Cronbach’s alpha 0.85). FISH berkorelasi baik dengan HAQ (r = -
0.90) dan berkorelasi sedang dengan skor klinis WFH atau PE scale (r = -0.68)
dan skor radiologis Pettersson (r = -0.44)8,9 Sebuah studi yang lain juga
defisit F VIII, skor radiologis (skor Pettersson) dan skor MRI sendi.22
PedHAL adalah pada FISH kemampuan pasien dinilai secara objektif dimana
penderita diminta untuk melakukan aktivitas tertentu, sedangkan pada HAL dan
sehingga dapat dikerjakan oleh pegawai yang terlatih. Oleh karena itu instrumen
ini cocok digunakan pada negara yang sedang berkembang dengan keterbatasan
Hemofilia
A
Gangguan pembekuan
Ringan, darah
sedang, berat
Hemofilia
B HEMOFILIA
Atasi perdarahan
Transfusi produk
darah
Terapi faktor Rehabilitasi
pengganti Edukasi
Kemandirian hidup
sehari-hari KOMPLIKASI Perdarahan
(Functional
sendi
independence score in
Hemophilia)
- Perawatan diri Reaksi inflamasi,
- Perubahan posisi kerusakan sendi, atrofi
- Lokomosi otot
Kecacatan