PIEZOELEKTRIK
PIEZOELEKTRIK
Rawis
14 528 036
Program Studi Fisika
FMIPA, UNIMA
Piezoelektrik adalah tumpukan muatan dalam materi padat (kristal atau keramik)
tertentu dalam menanggapi regangan mekanik yang dikenakan. Kata piezoelektrik yang
berarti memeras atau tekan, dan elektrik yang berarti listrik atau electron. Kata yang
piezoelektrik berarti listrik yang dihasilkan dari tekanan. Sumber muatan listrik piezoelektrik
merupakan akibat dari efek piezoelektrik.[3]
Piezoelektrisitas adalah sebuah fenomena saat sebuah gaya yang diterapkan pada
suatu segment bahan menimbulkan muatan listrik pada permukaan segmen bahan tersebut
yang disebabkan oleh adanya distribusi muatan listrik pada sel sel kristal. Nilai koefisien
muatan piezoelektrik berada pada rentang 1 – 100 pico coloumb/Newton.
Tekanan yang mengenai piezoelektrik kemudian menimbulkan medan listrik. Pada
saat medan listrik melewati material, molekul yang terpolarisasi akan menyesuaikan dengan
medan listrik, dihasilkan dipol yang terinduksi dengan molekul atau struktur kristal materi.
Penyesuaian molekul akan mengakibatkan material berubah dimensi. Fenomena tersebut
dikenal dengan electrostriction (efek piezoelektrik).[4]
2. Efek piezoelektrik
Efek piezoelektrik adalah kemampuan dari suatu material untuk bergetar ketika
diberikan tegangan pada material tersebut dan sebaliknya, apabila material tersebut diberi
tekanan maka material tersebut akan menghasilkan tegangan.[5]
Efek piezoelektrik dapat digambarkan pada gambar 1. Jika material piezoelektrik diberi aliran
listrik maka material tersebut akan bergetar, dan sebaliknya bila diberi tekanan akan
menghasilkan listrik.[5]
Gambar 1. Efek piezoelektrik: Jika material piezoelektrik diberi aliran listrik akan bergetar,
bila ditekan akan menghasilkan listrik
Banyak teknologi modern menggunakan sifat unik dari efek piezoelektrik, seperti oscillator,
sensor temperature, renewable energy dan sebagainya. Salah satu bahan yang mempunyai
efek piezoelektrik ini adalah Quartz Crystal seperti terlihat pada gambar 2. [5]
Material yang mempunyai sifat ini meliputi kuarsa, BatiO3, Pb(TiZr)O3 atau PZT dan
Na atau LiNbO3. Konstanta piezoelektrik d untuk kuarsa, yang menghubungkan regangan ℰ
dengan kekuatan medan F(ℰ = d x F) sama dengan 2,3 x 10-12mV-1, sedang untuk PZT sama
dengan 250 x 10-12mV-1. [6]
3. Bahan Piezoelektrik
Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika dikenai
regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan, maka material
tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis. Bahan piezoelektrik alami
diantaranya: Kuarsa (Quartz, SiO2), berlinite, turmalin dan garam rossel. Bahan piezoelektrik
buatan diantaranya: Barium titanate (BaTiO3), Lead zirconium titanate (PZT), Lead titanate
(PbTiO3) dsb.
Bahan piezoelektrik dapat mengubah deformasi mekanik menjadi medan listrik yang
setara dengan (piezoelectric effect) nya. Bahan PVDF merupakan jenis lapisan tipis atau
sering disebut film PVDF ini mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan, di antaranya
adalah: fleksibel, ringan, mampu bekerja pada frekuensi yang sangat lebar, dan juga tersedia
dalam berbagai bentuk ketebalan dan luasan. Bahan PVDF ini juga sangat mudah serta dapat
meminimalisir kerusakan pada material yang bersangkutan serta kerusakan pada PDVF itu
sendiri.
Apabila film PVDF terdeformasi secara mekanik, misalnya terkena tekanan, maka
partikel penyusunnya menjadi terpolarisasi sehingga menimbulkan konsentrasi muatan
listrik pada masing-masing permukaannya. Semakin besar sensor ini terdeformasi maka
output yang dihasilkan sensor ini juga ikut membesar.
Pada batas frekuensi rendah operasi paling sederhana modus film berperilaku
seperti pengukur regangan yang dinamis,tidak memerlukan sumber daya eksternal dan
menghasilkan sinyal dari hasil tegangan dan regangan.Sensitivitas dari output getaran
disebabkan oleh format bahan film piezo.Ketebalan rendah membuat film, pada gilirannya,
area penampang yang sangat kecil dan kekuatan longitudinal yang relatif kecil sehingga
menciptakan tekanan yang sangat besar dalam materi. Sangat mudah untuk mengeksploitasi
aspek ini untuk meningkatkan sensitivitas sejajar dengan sumbu mesin. Jika elemen
dilaminasi film (untuk contohLDT1-028K). ditempatkan di antara dua lapisan dari bahan
sesuai maka setiap kekuatan tekan yang diubah menjadi jauh lebih besar kekuatan daripada
yang luas memanjang.[7]
Kesebarisan mutualisme antara momen-momen dipol dari suatu sel satuan yang
jumlah nya banyak ini menghasilkan polarisasi dimana muatan positif terkumpul di
salah satu ujung dan muatan negatif diujung yang lainnya. Perhatikan gambar (b)
dan (d). Kompresi (atau tarik) kristal dengan tegangan s. Akan terdapat regangan e,
yang ditentukan oleh modulus elastisnya. Regangan ini akan mengubah panjang dipol
d dan langsung mempengaruhi polarisasinya(=ΣQd/v) karena Q dan V pada dasarnya
adalah konstan. Dengan polarisasi yang lebih kecil (dari kompresi), akan terdapat
kelebihan densitas muatan pada kedua ujung kristal tersebut . jika kedua ujung kristal
tersebut diisolasi , beda tegangan akan terjadi(gambar b). Tidak ada tekanan yang
dikeluar pada gambar (d). Alih-alih, diberikanlah suatu tekanan yang menaikkan
densitas muatan pada kedua ujung . muatan-muatan negatif dalam bahan , tertarik
ke suatu arah yang sama dan muatan-muatan positifnya tertarik ke arah yang
lawannya, sehingga mengubah tidak hanya panjang dipolnya (d), tetapi juga dimensi
bahan(kristalnya). Alat yang memiliki kemampuan seperti ini disebut material
tranduser .[8]
where [d] is the matrix for the direct piezoelectric effect and [dt] is the matrix for the
converse piezoelectric effect. The superscript E indicates a zero, or constant, electric field;
the superscript T indicates a zero, or constant, stress field; and the superscript t stands for
transposition of a matrix.
The strain‐charge for a material of the 4mm (C4v) crystal class (such as a poled piezoelectric
ceramic such as tetragonal PZT or BaTiO3) as well as the 6mm crystal class may also be
written as (ANSI IEEE 176):
where the first equation represents the relationship for the converse piezoelectric effect and
the latter for the direct piezoelectric effect.
where the first set of 4 terms correspond to the direct piezoelectric effect and the second
set of 4 terms correspond to the converse piezoelectric effect [9]. A formalism has been
worked out for those piezoelectric crystals, for which the polarization is of the crystal ‐field
induced type, that allows for the calculation of piezoelectrical coefficients dij from
electrostatic lattice
constants or higher ‐order Madelung constants.[7]
b. Transduser
Transduser adalah alat yang mengubah suatu bentuk energy kedalam bentuk energi yang
lain. Transduser ultrasonic mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk
suara dan sebaliknya. Transduser akan mengeluarkan gelombang ultrasonik dengan
frekuensi di atas 20 kHz. Transduser ultrasonik 40 kHz akan membangkitkan gelombang
dengan frekuensi 40 kHz, transduser akan aktif jika diberi sinyal dengan frekuensi dengan 40
kHz. Transduser ultrasonik terdiri atas dua macam yaitu pengirim (transmitter) Tx dan
penerima (receiver) Rx. Transduser ultrasonik terbuat dari material piezoeletrik, yaitu
terbuat dari material quartz (SiO3) atau barium titanat (BaTiO3) yang akan menghasilkan
medan listrik pada saat material berubah bentuk atau dimensinya sebagai akibat gaya
mekanik.
Beberapa transduser yang bekerja menggunakan bahan piezoelektrik antara
lain:*
· Elemen piezoelektrik juga digunakan dalam deteksi gelombang sonar.
· Pemantauan daya dalam aplikasi daya tinggi (misalnya perawatan medis, sonochemistry
dan pengolahan industri).
· Piezoelectric microbalances digunakan sebagai bahan kimia yang sangat sensitif dan sensor
biologis.
· Piezo kadang-kadang digunakan dalam pengukur regangan. [4]
Aplikasi Piezoelektrik
Sensor piezoelektrik adalah peralatan elektronik pasif berfase padat yang dapat merespon
perubahan temperature, tekanan, dan yang paling penting merespon sifat fisik pada suatu
interface antara permukaan alat dan fluida atau padatan asing. Perubahan pada sifat fisik
antara lain seperti massa jenis, kelistrikan, viskositas dan ketebalan lapisan. Sensor
piezoelektrik beroperasi dengan mengobservasi penyebaran dari suatu gelombang akustik.
1. Penggunaan sensor piezoelektrik untuk menentukan lokasi kerusakan dini pada
komponen mesin melalui analisa penjalaran gelombang tegangan (emisi akustik)
2. Penggunaan piezoelektrik pada ultrasonic tranduser untuk pencitraan medis
3. Penggunaan sensor piezoelektrik di bidang transportasi seperti pada palang pintu rel
kereta yang tanpa penjaga, yang akan menutup otomatis apabila ada kereta api yang
mendekat pada jarak tertentu dan akan terbuka kembali ketika kereta api menjauh.
Kelemahan
Piezoelektrik bukanlah suatu dielektrik yang bagus. Ada sedikit kebocoran muatan
pada material piezoelektrik. Karena fenomena ini, ada suatu konstanta penyimpanan
tegangan pada piezoelektrik setelah diberikan suatu gaya. Konstanta waktu ini tergantung
pada kapasitansi elemenya dan pada resistansi kebocorannya. Konstanta waktunya berada
pada orde 1 detik. Karena efek ini, piezoelektrik kurang bermanfaat untuk mendeteksi
besaran static seperti berat suatu benda.
Aspek penting lainnya dalam penggunaan piezoelektrik adalah adanya kenyataan
bahwa material piezoelektrik dibuat melalui proses kristalissasi kisi-kisi (laticce) dalam
susunan tertentu. Hal tersebut dilakukan dengan memanaskan kristal sampai di atas suhu
curie sambil menerapkan tegangan pada elektrodanya. Jika kristal telah dipanaskan
mendekati suhu curie, material tersebut dapat menjadi de pole yang dapat menghasilkan
pengurangan sensitifitas piezoelektrik. Untuk beragam material, suhu curie ini berada antara
50-600oC. Pemanasan di bawah suhu curie dapat membtasi penggunaan sensor ini.
Kekurangan utama sensing piezoelektrik ini adalah sensitifitasnya hanya bagus untuk
sinyal yang berubah terhadap waktu. Sensing piezoelektrik tidak dapat beroperasi untuk
aplikasi-aplikasi yang membutuhkan sensitivitas terhadap besaran statik. Meskipun demikian
jika ada sinyal yang berubah terhadap waktu perlu adanya pemikiran yang serius pada
penggunaan elemen sensing piezoelektrik.
Kelebihan
Elemen piezoelektrik mempunyai beberapa kelebihan penting dibandingkan
mekanisme sensing yang lain. Pertama adalah fakta bahwa piranti tersebut membangkitkan
sendiri tegangannya. Karena itu elemen ini tidak memerlukan daya dari luar untuk
operasionalnya. Untuk suatu aplikasi dimana konsumsi daya sangat terbatas, piranti
piezoelektrik sangat berguna. Tambahan lagi, efek piezoelektrik memiliki hukum
penyekalaan yang menarik sehingga bermanfaat pada piranti yang kecil.[1]
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/27/material-piezoelektrik-555283.html
(M.Arif Sucipto, 2011, SENSOR DAN TRANSDUSER Sensor Piezoelektrik, Teknik Komputer
Politeknik Negeri Sriwijaya)
https://apiif.wordpress.com/2013/10/20/piezoelektrik/https://apiif.wordpress.com/2013/10
/20/piezoelektrik/
http://budikribo.blogspot.com/2013/05/piezoelectric.html
Soewito, Benfano.2014. Designing Quartz Crystal Oscillator.Link:
http://mti.binus.ac.id/2014/02/27/designing-quartz-crystal-oscillator/
http://iwan78.files.wordpress.com/2010/11/8_piezoelektrik.pdf
H.Lawrence Van Vlack.2001.Elemen-elemen Ilmu dan rekayasa material. Jakarta:Erlangga
http://www.slideshare.net/satriarwijaya/material-piezoelektrik-satria-dhaniswara-rw
telektro-135060300111004